• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengkajian Keperawatan

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN (Halaman 70-75)

70 BAB IV

PEMBAHSAN

Pada bab ini akan dijelaskan kesenjangan antara teori dan asuhan keperawatan secara langsung pada Ny.M dengan diagnosa Ketuban Pecah Dini diruang Nifas RSUD Bangil pasuruan yang meliputi pengkajian, perencanaa, pelaksanaan dan evaluasi.

71

lebih bergetar pada lapang kanan), suara nafas : vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan ronchi / wheezing areola mamae : hiperpigmentasi, putting susu : puting susu vertid ( menonjol/keluar ), terdapat perak, colostrums : belum keluar. Lain – lain : palpasi payudara teraba keras hal yang sama seperti tinjauan pustaka. Pada tinjauan pustaka dan tinjauan kasus tidak ditemukan adanya perbedaan.

Pada pengkajian B2 (Blood ) dari tinjuan pustaka didapatkan inspeksi:

Anemis (jika terjadi syok perdarahan post partum ). Palpasi : CRT < 2 detik, akral hangat, takikardi ( jika terjadi syok ). Auskultasi : Bunyi S1 dan S2 tunggal, suara jantung reguler, tidak ada bunyi jantung abnormal seperti murmur dan gallop.

Sedangkan pada tinjuan kasus didapatkan data yaitu nyeri dada : tidak ada nyeri dada, irama jantung : teratur pulsasi : kuat diposisi ICS V ictus cordis bunyi jantung : S1 dan S2 tunggal, tidak ada bunyi jantung abnormal seperti murmur dan gallop, CRT : < 2 detik, cianosis : tidak ada sianosis , clubbing finger : tidak ada clubbing finger. Saat pengkajian didapatkan TD : 120/80 mmHg, N: 80x/menit. Pada pengkajian tinjauan pustaka dan tinjauan kasus ditemukan sedikit perbedaan yaitu tidak ditemukannya anemis apalagi syok akibta penadarhan hal ini dikarenakan kontraksi uterus yang kuat dan normal yang tidak menyebabkan pendarahan post sectio caesarea.

Pada pengkajian B3( Brain ) dari tinjauan pustaka didapatkan inspeksi : pasien post terlihat cemas, cek kesadaran dan nilai GCS ( nomal 4-5-6 ), wajah tampak menyeringai karena adanya bekas luka operasi. Palpasi : CRT : kembali <

2 detik, nyeri pada luka bekas post operasi. Sedangkan pada tinjauan kasus didapatkan data yaitu kesadaran : composmentis, GCS 4-5-6, orientasi : baik ( orang/waktu/tempat), kejang : tidak ada kejang, kaku kuduk : tidak ada kaku kuduk,

72

brudksy : tidak ada, nyeri kepala : tidak ada nyeri kepala, istirahat/tidur siang saat dirumh : siang 4 jam/hari,malam 8jam/hari, tidak ada masalah pada istirahat / pola tidur. kelainan nervus carnialis : tidak ada kelainan nervus cranialis. Semua indra masi berfungsi dengan normal dan baik. Wajah tampak menyeringai. Ekspresi sedikit datar. Pada tinjauan pustaka adanya cemas karena klien dengan post op.

Pada tinjauan kasus klien terlihat cemas karena klien belum perna melakukan SC pada anak pertamanya.

Pada pengkajian B4 ( Bladder ) dari tinjauan pustaka didapatkan inspeksi : lihat menggunakan kateter apa BAK spontan, biasanya terpasang kateter karena hal itu merupakan sala satu prosedur operasi. Periksa pengeluaran lochea, warna, bau dan jumlahnya, cek warna urin dan baunya .Palpasi : terdapat nyeri tekan atau tidak, biasanya ada nyeri tekan. Sedangkan pada tinjauan kasus didapatkan data yaitu bentuk alat kelamin : normal, libido : normal, kemampuan : normal, kebersihan : terdapat darah nifas berwarna merah segar, tidak ada pendarahan, lochea rubra frekuensi berkemih : warna urin kuning 500 cc/8 jam, bau amonik, terpasang kateter. Lain-lain : palpasi terdapat nyeri tekan karena ada luka operasi . tidak ditemukan kesenjangan karena tinjauan pustaka dan tinjauan kasus didapatkan data yang sama.

Pada pengkajian B5 ( Bowel ) dari tinjauan pustaka didapatkan Inspeksi : lihat mukosa bibir kering atau lembab. Palpasi : terdapat nyeri pada abdomen.

Perkusi : normal didapat tympani dan redup bila terdapat cairan abdomen, terdapat nyeri tekan pada abdomen. Auskultasi : hitung bising usu ( normal 5-15x/menit).

Biasanya terjadi penurunan bising usus sehingga terjadi konstipasi. Pada tinjauan kasus didapatkan data yaitu mulut : bersih, mukosa : sedikit kering, bibir : normam,

73

gigi : bersih tidak ada caries, tenggorokan : tidak ada kesulitaan menelan, abdomen : nyeri tekan, peristaltic : 7x/menit, kebiasaan BAB : di rumah sakit belum BAB, dirumah 1 x/hari, konsistensi : -, warna : -, bau: -, tempat yang biasa digunakan:

WC , pemakaian obat pencahar : tidak menggunakan obat pencahar, lain lain : inspeksi :terdapat luka jahitan ±10 cm tertutup kasa, tidak ada pus pada luka jahitan, berwarna kemerahan. Palpasi : TFU 2 jari dibawah pusat, teraba keras, fluksus (+), ada nyeri tekan pada luka post operasi SC. Klien tidak mandi dan gosok gigi karena nyeri saat bergerak. Tidak ditemukam kesenjangan antara tinjauan kasus dan tinjauan pustaka karena keduanya didapatkan data yang sama.

Pada pengkajian B6 ( Bone ) dari tinjauan pustaka didapatkan Inspeksi : ada fraktur atau tidak, ada edema atau tidak, warna kulit kemerahan/tidak. Pergerakan pasien bebas/terbatas. Palpasi : lihat turgor kulit elastis/ tidak, raba akralnya, biasanya pasien post operasi terjadi hipotermi kemudia hepertemi. Sedangkan pada tinjauan kasus didapatkan data yaitu kemampuan pergerakan pada sendi dan tungkai : bebas, kekuatan otot : pada tangan nilai 5, pada kaki nilai 5, fraktur : tidak ada fraktur, dislokasi : tidak ada, kulit : coklat : akral :hangat, turgor : baik, kelemababan : lembab, oedema : tidak ada oedema, lain-lain : tidak ada varises, ADL dibantu keluarga, aktivitas diatas tempat tidur dan hanya diseka oleh keluarga, klien mengatakan takut untuk bergerak karena nyeri sehingga meminimalkan pergerakannya. Pada tinjauan pustaka dan tinjauan kasus tidak ditemukan perbedaan klien tidak mengalami hipotermi ataupun karena kondisi klien sudah stabil dan suda hilang dari pengaruh anastesi.

Pada pemeriksaan B7 ( Penginderaan ) menurut william (2011) tinjauan pusataka didapatkan data sklera tidak ada masalah. Pada tinjauan kasus didapatkan

74

data mata simetris, pupil isokor, reflek cahaya normal, konjungtiva anemis, skelera putih, palbebra normal, ketajaman penglihatan normal, hidung normal, mukosa hidung tidak ada, sekret tidak ada, ketajaman penciuman normal, bentuk telinga normal, ketajaman pendengaran normal, perasa manis, pahit,asam, asin, peraba normal.

Pada pemeriksaan B8 ( Endokrin ) menurut William (2011) tinjauan pustaka didapatkan data tidak terjadi gangguan pada sistem endokrin. Pada tinjauan kasus didapatkan data tidak terjadi pembesaran kelenjar thiroid, tidak ada pembesaran kelenjar parotis, tidak ada luka gangren, tidak ada pus, tidak ada bau. Menurut opini penulis, pada tinjauan kasus tidak ditemuan adanya pebedaan pada tinjauan pustaka yang ada, sehingga tinjauan kasus dan tinjauan pustaka tidak ada masalah.

Pada pengkajian keluhan utama dari tinjauan pustaka didapatkan keluhan gangguan kenyamanan (nyeri) disebabkan oleh trauma pembedahan (Wikinson, 2006) sedangkan pada tinjauan kasus didapatkan pasien mengeluh nyeri pada daerah luka bekas operasi sectio caesarea tepatnya dibagian bawah perut karena insis ringan. Tidak ada perbedaan pada tinjauan pustaka dan kasus karena sama-sama didapatkan keluhan nyeri pada luka pembedahan operasi sectio caesarea pada daerah abdomen.

Pada pemeriksaan uterus ditinjauan pustaka didapatkan Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus. Aliran lockea sedang (Arifin, 2014). Setelah plasentah lahir tinggi fundus uteri 1-2 jari dibawa pusat (Nurbaeti,2015). Pada tinjauan kasus didapatkan hasil yang sama yaitu, kontaksi uterus kuat, TFU 2 jari

75

dibawa pusat, hal ini disebabkan karena pasien belim mampu mobilisasi dengan cara duduk, miring kiri dan miring kanan.

Pada pengkajian aktivitas dari tinjauan pustaka pasien post sectio caesarea belim dapat melakukan aktivitas seperti biasanya, terbatas pada aktivitas ringan, tidak membutuhkan tenaga banyak, cepat lelah, pada klien nifas didapatkan keterbatasan aktivitas karena mengalami kelemahan dan nyeri (Faiz, 2015). Pada tinjauan kasus didapatkan hasil yang sama karena akibat tindakan anastesi dan pembedahan insisi ringan aktivitas ibu terbatas karena mengalami kelemahan fisik da nyeri pada luka insisi abdomen. Dengan data obyektif yang mendukung yaitu aktivitas ibu diatas tempat tidur, ADL dibantu oleh keluarga dan ibu belum bisa miring kanan dan miring kiri.

Pada tinjauan pustaka didapatkan pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu baru mendapatkan anak pertama, bisanya ibu kurang mengetahui bagaimana cara menyusui dan merawat payudara dan jika memutuskan tidak menyusui maka dianjurkan untuk memasang pembalut payudara yang mengencangkan payudara tanpa banyak menimbulkan kompesi, dan biasanya mengurangi rasa nyeri (Rheldayani, 2014). Pada tinjauan kasus ibu memutuskan untuk menyusui bayinya dengan ASI, klien telah mengetahui bagaimana cara perawatan payudara dengan benar karena ini merupakan kelahiran anak keduanya.

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN (Halaman 70-75)

Dokumen terkait