• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENATALAKSANAAN UMUM 12 3.1 Identitas Pasien

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi hernia

4.1 Pembahasan Tanggal 14April

4.4.2 Pengkajian Tepat Indikas

Infus ringer laktat dinyatakan tepat indikasi, karena infus ringer laktat diindikasikan untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit pada kondisi dehidrasi, mengatasi kehilangan cairan ekstraseluler abnormal yang akut, dan mengembalikan volume cairan tubuh yang hilang. Tetapi ringer laktat digunakan juga untuk membantu jalannya / pemberian obat, sudah tepat indikasi.

119

Ceftriaxone adalah antibiotik spectrum luas yang diindikasikan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang sensitif terhadap cefriaxon antara lain: infeksi saluran pernafasan bawah (pneumonia), infeksi kulit dan struktur kulit, infeksi tulang dan sendi, infeksi intraabdomen, infeksi saluran kemih. (Depkes RI, 2007).Pemberian antibiotik Ceftriaxone dalam hal ini sudah tepat indikasi karena berdasarkan hasil pemeriksaan patologi klinik menunjukkan adanya peningkatan kadar leukosit.

Injeksi Ranitidin diindikasikan sudah tepat indikasi, bekerja dengan menghambat reseptor H2 yang merangsang sekresi asam lambung. Ranitidin bekerja cepat spesifik dan reversible melalui pengurangan kadar ion hydrogen cairan lambung (hardjosaputra, 2008) .

Injeksi Gentamisin diberikan dengan indikasi untuk infeksi gram positif dan negatif, infeksi saluran kemih, infeksi saluran nafas, infeksi kulit dan jaringan lunak (Depkes RI, 2007). Pemberian gentamisin sudah tepat karena ada luka pada bekas operasi belum sembuh, jadi penggunaan injeksi gentamisin sudah tepat indikasi. .

Injeksi metronidazole diindikasikan untuk pengobatan infeksi anaerobik, infeksi protozoa, infeksi kulit eradikasi Helicobacter pylori.Pengobatan untuk infeksi anaerobik digunakan selama 7 sampai 10 hari (Depkes RI, 2007).Penggunaan metronidazole sebagai terapi kombinasi dengan ceftriaxone dan gentamisin sudah tepat indikasi karena terapi antibiotik kombinasi digunakan untuk mencegah resistensi dari mikroba patogen.

120

4.4.3 Pengkajian Tepat Obat

Pemberian ringer laktat sudah tepat obat karena kondisi pasien yang lemah. Cairan infus tersebut mengandung elektrolit yang merupakan bahan utama untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, sudah tepat obat.

Pemberian Ceftriaxone tidak tepat obat karena tidak ada dilakukan uji sensitivitas kultur kuman terlebih dahulu. Uji kultur harus dilakukan sebelum suatu antibiotik diberikan, sebelum uji kultur dilakukan boleh diberikan antibiotik empirik, tetapi selanjutnya harus mengikuti hasil uji kultur. Kelompok bakteri, meskipun berasal dari jenis yang sama, dapat bervariasi sensitifitasnya terhadap antibiotik. Informasi tentang antibiotik terhadap mikroorganisme penginfeksi menjadi sangat penting untuk seleksi obat yang tepat (Brunton,et al., 2006).

Ranitidin adalah suatu histamin antagonis reseptor H2 yang menghambat

kerja histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam lambung (Dewoto, 2007).Kondisi pasien dalam keadaan sedikit mendapat asupan makanan, maka untuk mencegah adanya jumlah asam lambung yang berlebih, dokter memberikan Ranitidin sebagai pencegahan.Dengan demikian pemberian Ranitidin sudah tepat.

Pemberian injeksi Gentamisin yang bersifat bakterisida dapat sebagai antibiotik. Gentamisin termasuk golongan aminoglikosida yang bekerja dengan cara mengikat secara reversibel subunit ribosom 30S bakteri, yaitu dengan menghambat sinstesis protein dan menyebabkan kesalahan translokasi kode genetik (Hardjosaputra, dkk., 2008). Pemberian Gentamisin tidak tepat karena pasien tidak melakukan uji kultur.

121

Pemberian injeksi metronidazol memiliki spektrum anti protozoa dan antibakterial yang lebar.Berkhasiat kuat terhadap semua entamoeba, juga terhadap protozoa patogen anaerob lainnya, seperti Trichomonas dan Giardia.Obat ini juga aktif terhadap semua cocci dan basil anaerob gram positif dan negatif, tetapi tidak aktif terhadap kuman aerob (Tjay dan Kirana, 2002). Pemberian metronidazol tidak tepat obat karena pasien tidak melakukan uji kultur.

4.4.4 Pengkajian Tepat Dosis

Pengkajian ketepatan dosis dapat dilihat pda tabel di bawah ini:

Tabel 4.11 Pengkajian Tepat Dosis pada tanggal 18 April 2015 dan 19 April 2015

Tanggal 18-19 April 2015 Jenis Obat Paten/Generik Sediaan

Dosis Sehari Rute

Bentuk Kekuatan

IVFD RL Injeksi 500 ml 20 tetes/menit i.v Ceftriaxone Injeksi 1000 mg/ml 1 g/ 12 jam i.v Ranitidine Injeksi 50 mg/ml 50 mg/12 jam i.v Gentamisin Injeksi 80 mg/Ampul 80 mg/12 Jam i.v Metronidazol Injeksi 500mg/ml 500 mg/8 jam i.v

Ceftriaxone berbentuk injeksi dengan kekuatan sediaan 1 g/vial. Dosis lazim untuk dewasa = 1-2 g setiap 12 jam (Mc Evoy, 2011). Dosis pemberian pada pasien 1 g/12 jam. Jadi dosis yang diberikan sudah tepat.

Ranitidin berbentuk injeksi dengan kekuatan sediaan 50 mg/ampul. Dosis lazim untuk dewasa 50 mg setiap 6-8 jam.Lama pemberian 2 minggu dengan interval setiap 6-8 jam(Mc Evoy, 2011). Dosis pemberian pada pasien 100 mg/24 jam atau 50 mg/12 jam. Jadi dosis yang diberikan sudah tidak tepat.

Dosis lazim gentamisin yaitu 1-2,5 mg/kgBB tiap 8-12 jam berdasarkan dosis lazim 1-2 mg/kgBB, 60 kg(60-150), dosis 1 kali dipakai 60-150 mg sekali pakai, dosis 1 hari 3 (60-150 mg) = 180 – 450 mg. dosis 1 kali pakai yang

122

diberikan 80 mg. dosis 1 hari yang diberikan 80 kali 3 = 240 mg tepat dosis (Mc Evoy, 2011).

Dosis dewasa metronidazol 7,5 mg/kgBB, setiap 6-8 jam 2000 mg/hari (Mc Evoy, 2011).Dosis yang diberikan 500 mg kali 3 = 1500 mg/24 jam. Tepat dosis (Mc Evoy, 2011).

4.4.5 Pengkajian Waspada Efek Samping

Setiap obat memiliki efek samping dan interaksi obat yang tidak diinginkan dalam terapi sehingga pengkajian terhadap efek samping dan interaksi obat oleh apoteker menjadi sangat penting untuk membantu dalam mengoptimalkan terapi pasien. Efek samping dan interaksi obat dari obat yang digunakan dalam terapi dapat dilihat pada Tabel 4.12

Tabel 4.12 Pengkajian Efek Samping dan interaksi obat pada tanggal 18 April

2015-19 April 2015.

Jenis Obat

Paten/Generik Efek Samping Interaksi Obat

Obat-Obat:

1.Penggunaan Ceftriaxone dengan gentamisin dapat miningkatkan resiko gagal ginjal •obat-hasil laboratorium: 2.Pemakaian Ceftriaxone dapat meningkatkan kreatinin. 3.Ranitidin dapat meningkatkan kreatinin (McEvoy,2005)

Ceftriaxone Diare, mual dan muntah, sakit

kepala, alergi berupa ruam, demam, gangguan fungsi hati, anemia hemolitik, pusing (Depkes RI, 2007)

Gentamisin Ototoksisitas, nefrotoksisitas,

blokade neuromuskular, superinfeksi(Pramudianto dan Evaria, 2009).

Metronidazole Sakit kepala, pusing, urin berwarna

gelap.

Ranitidin Sakit kepala, insomnia, vertigo,

konstipasi, mual, muntah dan rasa tidak nyaman atau nyeri abdomen. Reaksi hipersensitif dapat terjadi diantaranya bronkospasme dan demam (Depkes RI, 2007; McEvoy,

123

4.4.6 Rekomendasi untuk Dokter

Rekomendasi untuk dokter mengenai terapi pasien yang dipantau meliputi pengkajian dan perencanaan dan penggunaan obat oleh apoteker.

− Pemberian antibiotik tidak tepat karena pemberian antibiotik harus diikutin uji kultur untuk mengikuti sensitivitas bakteri.

− Pemberian ketorolak dan ranitidine tidak tepat dosis.

− Pantau ginjal pasien.

4.4.7 Rekomendasi untuk Perawat

Rekomendasi untuk perawat oleh apoteker dimaksudkan untuk menjaga kestabilan obat-obat yang digunakan dalam terapi dan menjaga kebersihan lingkungan ruangan pasien dari wadah/sisa obat-obatan. Saran yang diberikan pada perawat yaitu:

− Pemberian antibiotik harus sesuai jadwalnya untuk menghindari terjadinya resistensi.

− Pembuangan sampah setelah penyuntikan harus dibuang pada tempat sampah infeksi yaitu warna kuning.

4.5 Pembahasan Tanggal 20 April 2015

Keadaan pasien dengan kondisi subjektif Compos mentis. Pemeriksaan objektif yang dilakukan adalah toC = 36,5oC; respiratory rate (RR) = 18 x/i; heart

rate (HR)= 88 x/i; BB = 60 kg, pasien di assement menagalami hernia inguinal lateral stragulata. Pasien diberikan terapi berupa obat-obat yang dapat dilihat

pada Tabel dibawah ini : 2005)

124

Tabel 4.13 Daftar Obat-Obat yang Digunakan Tanggal 20 April 2015

Tanggal Jenis Obat

Paten/Generik

Sediaan

Dosis Sehari Rute

Bentuk Kekuatan

20 April 2015

IVFD RL Injeksi 500 ml 20 tetes/menit i.v Keterolac Injeksi 30 mg/ml 30 mg/8 jam i.v Ceftriaxone Injeksi 1000 mg/ml 1 g/ 12 jam i.v Ranitidine Injeksi 50 mg/ml 50 mg/12 jam i.v

Obat-obatan yang digunakan pada tanggal 20 April 2015 sebagian besar sama dengan obat yang digunakan tanggal 18-19 April 2015. Tetapi obat-obat pada tanggal 20 dikurangi karena pasien sudah mulai sehat tetapi pasien masih merasa nyeri pada skala 3 dan obat yang ditambah ketorolak.

4.5.1 Pengkajian Tepat Pasien

Terapi diberikan kepada pasien, R.H dengan nomor MR : 00.95.85.12. Pengobatan yang diberikan telah sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan dokter, dalam hal ini sudah tepat pasien.

4.5.2 Pengkajian Tepat Indikasi

Infus ringer laktat dinyatakan tepat indikasi, karena infus ringer laktat diindikasikan untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit pada kondisi dehidrasi, mengatasi kehilangan cairan ekstraseluler abnormal yang akut, dan mengembalikan volume cairan tubuh yang hilang. Tetapi ringer laktat digunakan juga untuk membantu jalannya / pemberian obat, sudah tepat indikasi.

Ceftriaxone adalah antibiotik spectrum luas yang diindikasikan untuk mengobati infeksi infeksi saluran pernafasan bawah (pneumonia), infeksi kulit dan struktur kulit, infeksi tulang dan sendi, infeksi intraabdomen, infeksi saluran kemih(Depkes RI, 2007). Pemberian antibiotik Ceftriaxone dalam hal ini sudah

125

tepat indikasi karena berdasarkan hasil pemeriksaan patologi klinik menunjukkan adanya peningkatan kadar leukosit.

Injeksi Ketorolak merupakan golongan AINS yang memiliki efek analgetik yang kuat dan diindikasikan untuk pengobatan nyeri sedang sampai berat paska operasi. Ketorolak memilki efek analgetik yang sama dengan morfin dan petidin (Katzung, 2004). Injeksi Ketorolak tepat indikasi dengan keadaan pasien yang mengalami nyeri skala 3.

Injeksi Ranitidin diindikasikan untuk pengobatan dan pemeliharaan terhadap ulkus duodenal, penanganan refluks esofagitis, pengobatan jangka pendek ulkus gaster benign, pengobatan pada kondisi hipersekretori patologik dan hipersekresi pasca bedah (Depkes RI, 2007).Injeksi Ranitidin tepat indikasi, yaitu untuk pemeliharaan terhadap ulkus duodenal.

4.5.3 Pengkajian Tepat Obat

Pemberian ringer laktat sudah tepat obat karena kondisi pasien yang lemah. Cairan infus tersebut mengandung elektrolit yang merupakan bahan utama untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, sudah tepat obat.

Pemberian Ceftriaxone tidak tepat obat karena tidak ada dilakukan uji sensitivitas kultur kuman terlebih dahulu. Uji kultur harus dilakukan sebelum suatu antibiotik diberikan, sebelum uji kultur dilakukan boleh diberikan antibiotik empirik, tetapi selanjutnya harus mengikuti hasil uji kultur. Kelompok bakteri, meskipun berasal dari jenis yang sama, dapat bervariasi sensitifitasnya terhadap antibiotik. Informasi tentang antibiotik terhadap mikroorganisme penginfeksi menjadi sangat penting untuk seleksi obat yang tepat (Brunton,et al., 2006).

126

Injeksi Ketorolak telah diberikan kepada pasien dari tanggal 20 Mei 2014 semenjak pasien masuk RSUD dr. Pirngadi Medan Pemberian Ketorolak tepat obat karena ketorolak dianjurkan untuk penggunaan pada pasien dengan skala nyeri ringan sampai berat.

Ranitidin adalah suatu histamin antagonis reseptor H2 yang menghambat

kerja histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam lambung (Dewoto, 2007).Kondisi pasien dalam keadaan sedikit mendapat asupan makanan, maka untuk mencegah adanya jumlah asam lambung yang berlebih, dokter memberikan Ranitidin sebagai pencegahan.Dengan demikian pemberian Ranitidin sudah tepat.

4.5.4 Pengkajian Tepat Dosis

Sesuai dengan tanggung jawabnya untuk menjamin tercapainya penggunaan dan pengelolaan obat secara rasional maka seorang farmasis perlu melakukan pengkajian obat dalam hal ketepatan dosis. Ketepatan dosis meliputi ketepatan cara pemberian, lama pemberian, saat pemberian dan interval dosis, kajian ketepatan dosis dapat dilihat pada tabel 4.13

Tabel 4.13 Pengkajian Tepat Dosis pada tanggal 20 April 2015

Tanggal

Jenis Obat Paten/Generik

Sediaan

Dosis Sehari Rute

Bentuk Kekuatan

20 April 2015

IVFD RL Injeksi 500 ml 20 tetes/menit i.v Keterolac Injeksi 30 mg/ml 30 mg/8 jam i.v Ceftriaxone Injeksi 1000 mg/ml 1 g/ 12 jam i.v Ranitidine Injeksi 50 mg/ml 50 mg/12 jam i.v

Ketorolac berbentuk injeksi dengan kekuatan sediaan 30 mg/ampul. Dosis lazim untuk dewasa 10-30 mg setiap 4-6 jam maksimum 120 mg per hari. Lama

127

pemberian 2 hari dengan interval setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan(Mc Evoy, 2011). Berdasarkan literatur pemberian injeksi Ketorolac seharusnya 30 mg/6 jam, Dosis pemberian pada pasien injeksi Ketorolac adalah 30 mg/8 jam. Dalam hal ini pemberian Ketorolak tidak tepat dosis.

Ceftriaxone berbentuk injeksi dengan kekuatan sediaan 1 g/vial. Dosis lazim untuk dewasa = 1-2 g setiap 12 jam(Mc Evoy, 2011). Dosis pemberian pada pasien 1 g/12 jam. Jadi dosis yang diberikan sudah tepat.

Ranitidin berbentuk injeksi dengan kekuatan sediaan 50 mg/ampul. Dosis lazim untuk dewasa 50 mg setiap 6-8 jam. Lama pemberian 2 minggu dengan interval setiap 6-8 jam(Mc Evoy, 2011). Dosis pemberian pada pasien 100 mg/24 jam atau 50 mg/12 jam. Jadi dosis yang diberikan sudah tidak tepat.

4.5.5 Pengkajian Waspada Efek Samping

Setiap obat memiliki efek samping dan interaksi obat yang tidak diinginkan dalam terapi sehingga pengkajian terhadap efek samping dan interaksi obat oleh apoteker menjadi sangat penting untuk membantu dalam mengoptimalkan terapi pasien. Efek samping dan interaksi obat dari obat yang digunakan dalam terapi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.14 Pengkajian Efek Samping dan interaksi obat pada tanggal 20 April

2015.

Jenis Obat

Paten/Generik Efek Samping Interaksi Obat

Ketorolac Diare, Nyeri gastrointestinal, Sakit

kepala, Pusing, ngantuk.

Obat-hasil laboratorium: 1.Pemakaian Ceftriaxone dapat meningkatkan

Ceftriaxone Diare, mual dan muntah, sakit

kepala, alergi berupa ruam, demam, gangguan fungsi hati, anemia hemolitik, pusing, gangguan darah. (Depkes RI, 2000)

128

4.5.6 Rekomendasi untuk Dokter

Rekomendasi untuk dokter mengenai terapi pasien yang dipantau meliputi pengkajian dan perencanaan dan penggunaan obat oleh apoteker

− Pemberian antibiotik tidak tepat karena pemberian antibiotik harus diikutin uji kultur untuk mengikuti sensitivitas bakteri.

− Pemberian keterolak dan ranitidin tidak tepat dosis, jadi nya ditingkatkan.

− Pantau fungsi ginjal.

4.5.7 Rekomendasi untuk Perawat

Rekomendasi untuk perawat oleh apoteker dimaksudkan untuk menjaga kestabilan obat-obat yang digunakan dalam terapi dan menjaga kebersihan lingkungan ruangan pasien dari wadah/sisa obat-obatan. Saran yang diberikan pada perawat yaitu:

a. Memberikan antibiotik tepat waktu sesuai jam yang ditentukan. b. Pembuangan sampah infeksi pada tempat yang sesuai

c. Penyimpanan obat sesuai dengan suhu obatnya.

4.6 Pelayanan Konseling, Informasi dan Edukasi Pasien

Pemahaman dan kepatuhan dalam menggunakan obat menjadi hal yang penting dalam mengoptimalkan terapi pasien.Seorang apoteker secara sistieatik mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah pasien yang berkaitan dengan

Ranitidin Sakit kepala, insomnia, vertigo,

konstipasi, mual, muntah dan rasa tidak nyaman atau nyeri abdomen. Reaksi hipersensitif dapat terjadi diantaranya bronkospasme dan demam (Depkes RI, 2007; McEvoy, 2005) kreatinin. 2.Ranitidin dapat meningkatkan kreatinin (McEvoy,2005)

129

penggunaan obat melalui konseling, informasi obat dan edukasi kepada pasien. Beberapa informasi yang disampaikan kepada pasien:

1. Perlunya seorang anggota keluarga sebagai pengawas menelan obat (PMO) untuk menjamin kepatuhan pasien dalam menggunakan obat, kepatuhan pasien menelan obat merupakan kunci keberhasilan pengobatan penyakit pasien.

2. Memberikan informasi mengenai kegunaan obat-obat yang diterima pasien. 3. Memberikan informasi tentang efek samping dan informasi lain mengenai

130

BAB V

Dokumen terkait