• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PENATALAKSANAAN UMUM 12 3.1 Identitas Pasien

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi hernia

4.1 Pembahasan Tanggal 14April

4.1.1 Pengkajian Tepat Pasien

Terapi diberikan kepada pasien, RH dengan nomor MR : 00.95.85.12. Pengobatan yang diberikan telah sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan dokter, dalam hal ini sudah tepat pasien.

4.1.2 Pengkajian Tepat Indikasi

Infus ringer laktat dinyatakan tepat indikasi, karena infus ringer laktat diindikasikan untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit pada kondisi dehidrasi, mengatasi kehilangan cairan ekstraseluler abnormal yang akut, dan mengembalikan volume cairan tubuh yang hilang. Tetapi ringer laktat digunakan juga untuk membantu jalannya / pemberian obat, sudah tepat indikasi.

Ceftriaxone adalah antibiotik spectrum luas yang diindikasikan untuk mengobati infeksi struktur kulit, infeksi intraabdomen (Depkes RI, 2007).Pemberian antibiotik Ceftriaxone dalam hal ini sudah tepat indikasi karena berdasarkan hasil pemeriksaan patologi klinik menunjukkan adanya peningkatan kadar leukosit.

Injeksi Ketorolak merupakan golongan NSAID yang memiliki efek analgetik yang kuat dan diindikasikan untuk pengobatan nyeri sedang sampai berat paska operasi. Ketorolak memilki efek analgetik yang sama dengan morfin

102

dan petidin (Katzung, 2004). Injeksi Ketorolak tepat indikasi dengan keadaan pasien yang mengalami nyeri skala 4.

Injeksi Ranitidin diindikasikan untuk pengobatan dan pemeliharaan terhadap ulkus duodenal, penanganan refluks esofagitis, pengobatan jangka pendek ulkus gaster benign, pengobatan pada kondisi hipersekretori patologik dan hipersekresi pasca bedah (Depkes RI, 2007).Injeksi Ranitidin tepat indikasi, yaitu untuk pemeliharaan terhadap ulkus duodenal.

4.1.3 Pengkajian Tepat Obat

Pemberian ringer laktat sudah tepat obat karena kondisi pasien yang lemah. Cairan infus tersebut mengandung elektrolit yang merupakan bahan utama untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, sudah tepat obat.

Pemberian Ceftriaxone tidak tepat obat karena tidak ada dilakukan uji sensitivitas kultur kuman terlebih dahulu. Uji kultur harus dilakukan sebelum suatu antibiotik diberikan, sebelum uji kultur dilakukan boleh diberikan antibiotik empirik, tetapi selanjutnya harus mengikuti hasil uji kultur. Kelompok bakteri, meskipun berasal dari jenis yang sama, dapat bervariasi sensitifitasnya terhadap antibiotik. Informasi tentang antibiotik terhadap mikroorganisme penginfeksi menjadi sangat penting untuk seleksi obat yang tepat (Brunton,et al., 2006).

Injeksi Ketorolak telah diberikan kepada pasien dari tanggal 14 April 2015 semenjak pasien masuk RSUD dr. Pirngadi Medan Pemberian Ketorolak tepat obat karena ketorolak dianjurkan untuk penggunaan pada pasien dengan skala nyeri 4.

Ranitidin adalah suatu histamin antagonis reseptor H2 yang menghambat

103

lambung (Dewoto, 2007).Kondisi pasien dalam keadaan sedikit mendapat asupan makanan, maka untuk mencegah adanya jumlah asam lambung yang berlebih, dokter memberikan Ranitidin sebagai pencegahan.Dengan demikian pemberian Ranitidin sudah tepat.

4.1.4 Pengkajian Tepat Dosis

Sesuai dengan tanggung jawabnya untuk menjamin tercapainya penggunaan dan pengelolaan obat secara rasional maka seorang farmasis perlu melakukan pengkajian obat dalam hal ketepatan dosis. Ketepatan dosis meliputi ketepatan cara pemberian, lama pemberian, saat pemberian dan interval dosis, kajian ketepatan dosis dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2 Pengkajian Tepat Dosis pada tanggal 14 April 2015

Tanggal Jenis Obat

Paten/Generik

Sediaan

Dosis Sehari Rute

Bentuk Kekuatan

14 April 2015

IVFD RL Injeksi 500 ml 20 tetes/menit i.v Keterolac Injeksi 30 mg/ml 30 mg/8 jam i.v Ceftriaxone Injeksi 1000 mg/ml 1 g/ 12 jam i.v Ranitidine Injeksi 50 mg/ml 50 mg/12 jam i.v

Ketorolac berbentuk injeksi dengan kekuatan sediaan 30 mg/ampul. Dosis lazim untuk dewasa 10-30 mg setiap 4-6 jam maksimum 120 mg per hari. Lama pemberian 2 hari dengan interval setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan(Mc Evoy, 2011). Berdasarkan literatur pemberian injeksi Ketorolac seharusnya 30 mg/6 jam, Dosis pemberian pada pasien injeksi Ketorolac adalah 30 mg/8 jam. Dalam hal ini pemberian Ketorolak tidak tepat dosis.

Ceftriaxone berbentuk injeksi dengan kekuatan sediaan 1 g/vial. Dosis lazim untuk dewasa = 1-2 g setiap 12 jam (Mc Evoy, 2011).Dosis pemberian pada pasien 1 g/12 jam. Jadi dosis yang diberikan sudah tepat.

104

Ranitidin berbentuk injeksi dengan kekuatan sediaan 50 mg/ampul. Dosis lazim untuk dewasa 50 mg setiap 6-8 jam. Lama pemberian 2 minggu dengan interval setiap 6-8 jam(Mc Evoy, 2011).Dosis pemberian pada pasien 100 mg/24 jam atau 50 mg/12 jam.Jadi dosis yang diberikan sudah tidak tepat.

4.1.5 Pengkajian Waspada Efek Samping

Setiap obat memiliki efek samping dan interaksi obat yang tidak diinginkan dalam terapi sehingga pengkajian terhadap efek samping dan interaksi obat oleh apoteker menjadi sangat penting untuk membantu dalam mengoptimalkan terapi pasien. Efek samping dan interaksi obat dari obat yang digunakan dalam terapi dapat dilihat pada tabel 4.3

Tabel 4.3 Pengkajian Efek Samping dan interaksi obat pada tanggal 14 April

2014.

Jenis Obat

Paten/Generik Efek Samping Interaksi Obat

Ketorolac Diare, Nyeri gastrointestinal, Sakit

kepala, Pusing, ngantuk. •obat-hasil laboratorium: 1. Pemakaian Ceftriaxone dapat meningkatkan kreatinin. 2. Ranitidin dapat meningkatkan kreatinin (McEvoy,2011)

Ceftriaxone Diare, mual dan muntah, sakit

kepala, alergi berupa ruam, demam, gangguan fungsi hati, anemia hemolitik, pusing. (Depkes RI, 2000)

Ranitidin Sakit kepala, insomnia, vertigo,

konstipasi, mual, muntah dan rasa tidak nyaman atau nyeri abdomen (Depkes RI, 2007; McEvoy, 2005)

105

4.1.6 Rekomendasi untuk Dokter

Rekomendasi untuk dokter mengenai terapi pasien yang dipantau meliputi pengkajian dan perencanaan dan penggunaan obat oleh apoteker

− Pemberian antibiotik tidak tepat karena pemberian antibiotik harus diikutin uji kultur untuk mengikuti sensitivitas bakteri.

− Pemberian ketorolak dan ranitidine tidak tepat dosis.

4.1.7 Rekomendasi untuk Perawat

Rekomendasi untuk perawat oleh apoteker dimaksudkan untuk menjaga kestabilan obat-obat yang digunakan dalam terapi dan menjaga kebersihan lingkungan ruangan pasien dari wadah/sisa obat-obatan. Saran yang diberikan pada perawat yaitu:

a. Memberikan antibiotik tepat waktu sesuai jam yang ditentukan. b. Pembuangan sampah infeksi pada tempat yang sesuai.

4.2 Pembahasan Tanggal 15 April 2015 dan 16 April2015

Keadaan pasien dengan kondisi kesadaran penuh. Pemeriksaan objektif yang dilakukan adalah toC = 36,0oC; respiratory rate (RR) = 22 x/i; heart rate (HR) = 85 x/i; BB = 60 kg, pasien di assement Hernia Inguinal Lateral Stragulata, Pasien diberikan terapi berupa obat-obat yang dapat dilihat pada Tabel 4.4

Tabel 4.4 Daftar Obat-Obat yang Digunakan Tanggal 15dan 16 April 2014

Tanggal Jenis Obat

Paten/Generik

Sediaan

Dosis Sehari Rute

Bentuk Kekuatan

15 dan 16 April

2015

IVFD RL Injeksi 500 ml 20 tetes/menit i.v Keterolac Injeksi 30 mg/ml 30 mg/8 jam i.v Ceftriaxone Injeksi 1000 mg/ml 1 g/ 12 jam i.v Ranitidine Injeksi 50 mg/ml 50 mg/12 jam i.v Gentamisin Injeksi 80 mg/Ampul 80 mg/12 Jam i.v

106

Metronidazol Injeksi 500mg/ml 500 mg/8 jam i.v

Obat-obatan yang digunakan pada tanggal 15 dan 16 April 2014 sebagian besar sama dengan obat yang digunakan tanggal 14, Tetapi ada penambahan obat pada tanggal 15 April 2015-16 April 2015, tetapi belum juga dibuat hasil kultur.

4.2.1 Pengkajian Tepat Pasien

Terapi diberikan kepada pasien, RH dengan nomor MR : 00.95.85.12. Pengobatan yang diberikan telah sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan dokter, dalam hal ini sudah tepat pasien.

4.2.2 Pengkajian Tepat Indikasi

Infus ringer laktat dinyatakan tepat indikasi, karena infus ringer laktat diindikasikan untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit pada kondisi dehidrasi, mengatasi kehilangan cairan ekstraseluler abnormal yang akut, dan mengembalikan volume cairan tubuh yang hilang. Tetapi ringer laktat digunakan juga untuk membantu jalannya / pemberian obat, sudah tepat indikasi.

Ceftriaxone adalah antibiotik spectrum luas yang diindikasikan untuk mengobati infeksi saluran (Depkes RI, 2007).Pemberian antibiotik Ceftriaxone dalam hal ini sudah tepat indikasi karena berdasarkan hasil pemeriksaan patologi klinik menunjukkan adanya peningkatan kadar leukosit.

Pemberian injeksi keterolak sudah tepat indikasi karena sebagai obat analgetik pasca operasi.Keterolak termasuk golongan obat AINS dengan kerja analgetik.AINS bekerja menghambat enzim siklooksigenase yang secara langsung menghambat biosintesis prostaglandin dan tomboksan dari asam arakidonat (Depkes RI, 2007).

107

Injeksi Ranitidin diindikasikan sudah tepat indikasi, bekerja dengan menghambat reseptor H2 yang merangsang sekresi asam lambung. Ranitidin bekerja cepat spesifik dan reversible melalui pengurangan kadar ion hydrogen cairan lambung (hardjosaputra, 2008).

Injeksi Gentamisin diberikan dengan indikasi untuk infeksi gram positif dan negatif, infeksi saluran kemih, infeksi saluran nafas, infeksi kulit dan jaringan lunak (Depkes RI, 2007). Pemberian gentamisin sudah tepat karena ada luka pada bekas operasi belum sembuh, jadi penggunaan injeksi gentamisin sudah tepat indikasi. .

Injeksi metronidazole diindikasikan untuk pengobatan infeksi anaerobik, infeksi protozoa, infeksi kulit eradikasi Helicobacter pylori.Pengobatan untuk infeksi anaerobik digunakan selama 7 sampai 10 hari (Depkes RI, 2007).Penggunaan metronidazole sebagai terapi kombinasi dengan ceftriaxone dan gentamisin sudah tepat indikasi karena terapi antibiotik kombinasi digunakan untuk mencegah resistensi dari mikroba patogen.

4.2.3 Pengkajian Tepat Obat

Pemberian ringer laktat sudah tepat obat karena kondisi pasien yang lemah. Cairan infus tersebut mengandung elektrolit yang merupakan bahan utama untuk menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, sudah tepat obat.

Pemberian Ceftriaxone tidak tepat obat karena tidak ada dilakukan uji sensitivitas kultur kuman terlebih dahulu. Uji kultur harus dilakukan sebelum suatu antibiotik diberikan, sebelum uji kultur dilakukan boleh diberikan antibiotik empirik, tetapi selanjutnya harus mengikuti hasil uji kultur. Kelompok bakteri, meskipun berasal dari jenis yang sama, dapat bervariasi sensitifitasnya terhadap

108

antibiotik. Informasi tentang antibiotik terhadap mikroorganisme penginfeksi menjadi sangat penting untuk seleksi obat yang tepat (Brunton,et al., 2006).

Injeksi Ketorolak telah diberikan kepada pasien dari tanggal 15 dan 16 April 2015 semenjak pasien masuk Pemberian Ketorolak tepat obat karena ketorolak dianjurkan untuk penggunaan pada pasien dengan skala nyeri sedang sampai berat, sedangkan pasein masih skala 3.

Ranitidin adalah suatu histamin antagonis reseptor H2 yang menghambat

kerja histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam lambung (Dewoto, 2007).Kondisi pasien dalam keadaan sedikit mendapat asupan makanan, maka untuk mencegah adanya jumlah asam lambung yang berlebih, dokter memberikan Ranitidin sebagai pencegahan.Dengan demikian pemberian Ranitidin sudah tepat obat.

Pemberian injeksi Gentamisin yang bersifat bakterisida dapat sebagai antibiotik. Gentamisin termasuk golongan aminoglikosida yang bekerja dengan cara mengikat secara reversibel subunit ribosom 30S bakteri, yaitu dengan menghambat sinstesis protein dan menyebabkan kesalahan translokasi kode genetik (Hardjosaputra, dkk., 2008). Pemberian Gentamisin tidak tepat karena pasien menjadi mendapatkan antibiotika ganda,karena sudah diberikan antibiotika ceftriaxone.

Pemberian injeksi metronidazol memiliki spektrum anti protozoa dan antibakterial yang lebar.Berkhasiat kuat terhadap semua entamoeba, juga terhadap protozoa patogen anaerob lainnya, seperti Trichomonas dan Giardia.Obat ini juga aktif terhadap semua cocci dan basil anaerob gram positif dan negatif, tetapi tidak aktif terhadap kuman aerob (Tjay dan Kirana, 2002). Pemberian metronidazol

109

tidak tepat obat karena pasien tidak melakukan uji kultur dan pasien sudah mendapatkan antibiotika ceftriaxone.

4.2.4 Pengkajian Tepat Dosis

Pengkajian ketepatan dosis dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.5 Pengkajian Tepat Dosis pada tanggal 15April 2015 dan 16 April 2015

Tanggal Jenis Obat

Paten/Generik

Sediaan

Dosis Sehari Rute

Bentuk Kekuatan

15 dan 16 April 2015

IVFD RL Injeksi 500 ml 20 tetes/menit i.v Keterolac Injeksi 30 mg/ml 30 mg/8 jam i.v Ceftriaxone Injeksi 1000 mg/ml 1 g/ 12 jam i.v Ranitidine Injeksi 50 mg/ml 50 mg/12 jam i.v Gentamisin Injeksi 80 mg/Ampul 80 mg/12 Jam i.v Metronidazol Injeksi 500mg/ml 500 mg/8 jam i.v

Ketorolac berbentuk injeksi dengan kekuatan sediaan 30 mg/ampul. Dosis lazim untuk dewasa 10-30 mg setiap 4-6 jam maksimum 120 mg per hari. Lama pemberian 2 hari dengan interval setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan(Mc Evoy, 2011). Berdasarkan literatur pemberian injeksi Ketorolak seharusnya 30 mg/6 jam, Dosis pemberian pada pasien injeksi Ketorolac adalah 30 mg/8 jam. Dalam hal ini pemberian Ketorolak tidak tepat dosis.

Ceftriaxone berbentuk injeksi dengan kekuatan sediaan 1 g/vial. Dosis lazim untuk dewasa = 1-2 g setiap 12 jam (Mc Evoy, 2011).Dosis pemberian pada pasien 1 g/12 jam. Jadi dosis yang diberikan sudah tepat.

Ranitidin berbentuk injeksi dengan kekuatan sediaan 50 mg/ampul. Dosis lazim untuk dewasa 50 mg setiap 6-8 jam.Lama pemberian 2 minggu dengan interval setiap 6-8 jam(Mc Evoy, 2011).Dosis pemberian pada pasien 100 mg/24 jam atau 50 mg/12 jam.Jadi dosis yang diberikan sudah tidak tepat.

110

Dosis lazim gentamisin yaitu 1-2,5 mg/kgBB tiap 8-12 jam berdasarkan dosis lazim 1-2 mg/kgBB, 60 kg(60-150), dosis 1 kali dipakai 60-150 mg sekali pakai, dosis 1 hari 3 (60-150 mg) = 180 – 450 mg. dosis 1 kali pakai yang diberikan 80 mg. dosis 1 hari yang diberikan 80 kali 3 = 240 mg tepat dosis.

Dosis dewasa metronidazol 7,5 mg/kgBB, setiap 6-8 jam 2000 mg/hari (Mc Evoy, 2011).Dosis yang diberikan 500 mg kali 3 = 1500 mg/24 jam.

4.2.5 Pengkajian Waspada Efek Samping

Setiap obat memiliki efek samping dan interaksi obat yang tidak diinginkan dalam terapi sehingga pengkajian terhadap efek samping dan interaksi obat oleh apoteker menjadi sangat penting untuk membantu dalam mengoptimalkan terapi pasien. Efek samping dan interaksi obat dari obat yang digunakan dalam terapi dapat dilihat pada tabel 4.6

Tabel 4.6 Pengkajian Efek Samping dan interaksi obat pada tanggal 15 dan 16

April 2015

Jenis Obat

Paten/Generik Efek Samping Interaksi Obat

Obat-Makanan:

Obat-Obat:

1.Penggunaan

Ceftriaxone dengan gentamisin dapat miningkatkan resiko gagal

ginjal •obat-hasil laboratorium: 2.Pemakaian Ceftriaxone dapat meningkatkan kreatinin. METRONIDAZ OLE

Sakit kepala, pusing, urin berwarna gelap.

111

3.Ranitidin dapat meningkatkan kreatinin (McEvoy,2005)

Ceftriaxone Diare, mual dan

muntah, sakit kepala, alergi berupa ruam, demam, gangguanfungsi hati, anemia hemolitik (Depkes RI, 2007). Gentamisin ototoksisitas, nefrotoksisitas, blokade neuromuskular, superinfeksi(Pramudianto dan Evaria, 2009).

Ranitidin Sakit kepala,

insomnia, vertigo, konstipasi, mual, muntah

dan rasa tidak nyaman atau nyeri abdomen.

Reaksi hipersensitif dapat terjadi diantaranya bronkospasme dan demam (Depkes RI, 2007).

Ketorolac Diare, Nyeri

gastrointestinal, Sakit kepala, Pusing, ngantuk.

4.2.6 Rekomendasi untuk Dokter

Rekomendasi untuk dokter mengenai terapi pasien yang dipantau meliputi pengkajian dan perencanaan dan penggunaan obat oleh apoteker.

− Pemberian antibiotik tidak tepat karena pemberian antibiotik harus diikutin uji kultur untuk mengikuti sensitivitas bakteri.

112

− Pantau ginjal pasien.

4.2.7 Rekomendasi untuk Perawat

Rekomendasi untuk perawat oleh apoteker dimaksudkan untuk menjaga kestabilan obat-obat yang digunakan dalam terapi dan menjaga kebersihan lingkungan ruangan pasien dari wadah/sisa obat-obatan. Saran yang diberikan pada perawat yaitu:

− Pemberian antibiotik harus sesuai jadwalnya untuk menghindari terjadinya resistensi.

− Pembuangan sampah setelah penyuntikan harus dibuang pada tempat sampah infeksi yaitu warna kuning.

4.3 Pembahasan Tanggal 17 April 2015

Keadaan pasien dengan kondisi subjektif mengalami gangguan rasa nyaman dan nyeri dan pasien mengalami mual. Pemeriksaan objektif yang dilakukan adalah toC = 36oC; respiratory rate (RR) = 22 x/i; heart rate (HR)= 82 x/i; BB =60 kg, pasien di assement mengalamihernia inguinal lateral stragulata. Pasien diberikan terapi berupa obat-obat yang dapat dilihat pada Tabel 4.7

Tabel 4.7 Daftar Obat-Obat yang Digunakan Tanggal 17 April 2015

Tanggal Jenis Obat

Paten/Generik

Sediaan

Dosis Sehari Rute

Bentuk Kekuatan

17 April 2015

Aminofusin Injeksi L 600 ml 20 tetes/menit i.v Ceftriaxone Injeksi 1000 mg/ml 1 g/ 12 jam i.v Ranitidine Injeksi 50 mg/ml 50 mg/12 jam i.v Gentamisin Injeksi 80 mg/Ampul 80 mg/12 Jam i.v Metronidazol Injeksi 500mg/ml 500 mg/8jam i.v

Obat-obatan yang digunakan pada tanggal 17 April 2015 sebagian besar sama dengan obat tanggal 15 April 2015 dan 16 April 2015 tetapi karena pasien

113

kelihatan lemah dan nyeri, dokter gizi memberikan penambahan obataminofusin dan keterolak diberhentikan.

4.3.1 Pengkajian Tepat Pasien

Terapi diberikan kepada pasien, RH dengan nomor MR : 00.95.85.12. Pengobatan yang diberikan telah sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan dokter, dalam hal ini sudah tepat pasien.

4.3.2 Pengkajian Tepat Indikasi

Aminofusin diindikasikan untuk penambahan nutrisi, perbaikan dan regenerasi sel - sel. pemberian aminofusin tepat indikasi karena pasien lemah.

Ceftriaxone adalah antibiotik spectrum luas yang diindikasikan untuk mengobati infeksi besar.Pemberian antibiotik Ceftriaxone dalam hal ini sudah tepat indikasi karena berdasarkan hasil pemeriksaan patologi klinik menunjukkan adanya peningkatan kadar leukosit (Depkes, 2007).

Injeksi Ranitidin diindikasikan sudah tepat indikasi, bekerja dengan menghambat reseptor H2 yang merangsang sekresi asam lambung. Ranitidin bekerja cepat spesifik dan reversible melalui pengurangan kadar ion hydrogen cairan lambung (hardjosaputra, 2008).

Injeksi Gentamisin diberikan dengan indikasi untuk infeksi gram positif dan negatif, infeksi saluran kemih, infeksi saluran nafas, meningitis, infeksi kulit dan jaringan lunak (Depkes RI, 2007). Pemberian gentamisin sudah tepat karena ada luka pada bekas operasi belum sembuh, jadi penggunaan injeksi gentamisin sudah tepat indikasi.

114

Injeksi metronidazole diindikasikan untuk pengobatan infeksi anaerob, infeksi protozoa, infeksi kulit eradikasi Helicobacter pylori.Pengobatan untuk infeksi anaerobik digunakan selama 7 sampai 10 hari (Depkes RI, 2007).Penggunaan metronidazole sebagai terapi kombinasi dengan ceftriaxone dan gentamisin sudah tepat indikasi karena terapi antibiotik kombinasi digunakan untuk mencegah resistensi dari mikroba patogen.

4.3.3 Pengkajian Tepat Obat

Pemberian Aminofusin untuk penambahan nutrisi, perbaikan dan regenerasi sel – sel karena pasien mengalami lemah dan lemas sehingga pemberian aminofusin tepat obat.

Pemberian Ceftriaxone tidak tepat obat karena tidak ada dilakukan uji sensitivitas kultur kuman terlebih dahulu. Uji kultur harus dilakukan sebelum suatu antibiotik diberikan, sebelum uji kultur dilakukan boleh diberikan antibiotik empirik, tetapi selanjutnya harus mengikuti hasil uji kultur. Kelompok bakteri, meskipun berasal dari jenis yang sama, dapat bervariasi sensitifitasnya terhadap antibiotik. Informasi tentang antibiotik terhadap mikroorganisme penginfeksi menjadi sangat penting untuk seleksi obat yang tepat (Brunton,et al., 2006).

Ranitidin adalah suatu histamin antagonis reseptor H2 yang menghambat

kerja histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam lambung (Dewoto, 2007).Kondisi pasien dalam keadaan sedikit mendapat asupan makanan, maka untuk mencegah adanya jumlah asam lambung yang berlebih, dokter memberikan Ranitidin sebagai pencegahan.Dengan demikian pemberian Ranitidin sudah tepat obat.

115

Pemberian injeksi Gentamisin yang bersifat bakterisida dapat sebagai antibiotik. Gentamisin termasuk golongan aminoglikosida yang bekerja dengan cara mengikat secara reversibel subunit ribosom 30S bakteri, yaitu dengan menghambat sinstesis protein dan menyebabkan kesalahan translokasi kode genetik (Hardjosaputra, dkk., 2008). Pemberian Gentamisin tidak tepat karena pasien tidak melakukan uji kultur.

Pemberian injeksi metronidazol memiliki spektrum anti protozoa dan antibakterial yang lebar.Berkhasiat kuat terhadap semua amoeba, juga terhadap protozoa patogen anaerob lainnya, seperti Trichomonas dan Giardia.Obat ini juga aktif terhadap semua cocci dan basil anaerob gram positif dan negatif, tetapi tidak aktif terhadap kuman aerob (Tjay dan Kirana, 2002).

4.3.4 Pengkajian Tepat Dosis

Pengkajian ketepatan dosis dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.8 Pengkajian Tepat Dosis pada tanggal 17 April 2015

Tanggal Jenis Obat

Paten/Generik

Sediaan

Dosis Sehari Rute

Bentuk Kekuatan

17April 2015

Aminofusin Injeksi L 600 ml 20 tetes/menit i.v Ceftriaxone Injeksi 1000 mg/ml 1 g/ 12 jam i.v Ranitidine Injeksi 50 mg/ml 50 mg/12 jam i.v Gentamisin Injeksi 80 mg/Ampul 80 mg/12 Jam i.v Metronidazol Injeksi 500 mg/ml 500 mg/8 jam i.v

Ceftriaxone berbentuk injeksi dengan kekuatan sediaan 1 g/vial. Dosis lazim untuk dewasa = 1-2 g setiap 12 jam (Mc Evoy, 2011).Dosis pemberian pada pasien 1 g/12 jam. Jadi dosis yang diberikan sudah tepat.

Ranitidin berbentuk injeksi dengan kekuatan sediaan 50 mg/ampul. Dosis lazim untuk dewasa 50 mg setiap 6-8 jam.Lama pemberian 2 minggu dengan

116

interval setiap 6-8 jam(Mc Evoy, 2011).Dosis pemberian pada pasien 100 mg/24 jam atau 50 mg/12 jam.Jadi dosis yang diberikan sudah tidak tepat.

Dosis lazim gentamisin yaitu 1-2,5 mg/kgBB tiap 8-12 jam berdasarkan dosis lazim 1-2 mg/kgBB, 60 kg(60-150), dosis 1 kali dipakai 60-150 mg sekali pakai, dosis 1 hari 3 (60-150 mg) = 180 – 450 mg. dosis 1 kali pakai yang diberikan 80 mg. dosis 1 hari yang diberikan 80 kali 3 = 240 mg tepat dosis.

Dosis dewasa metronidazol 7,5 mg/kgBB, setiap 6-8 jam 2000 mg/hari (Mc Evoy, 2011).Dosis yang diberikan 500 mg kali 3 = 1500 mg/24 jam.

4.3.5 Pengkajian Waspada Efek Samping

Setiap obat memiliki efek samping dan interaksi obat yang tidak diinginkan dalam terapi sehingga pengkajian terhadap efek samping dan interaksi obat oleh apoteker menjadi sangat penting untuk membantu dalam mengoptimalkan terapi pasien. Efek samping dan interaksi obat dari obat yang digunakan dalam terapi dapat dilihat pada Tabel 4.9

Tabel 4.9 Pengkajian Efek Samping dan interaksi obat pada tanggal 17 April

2015.

Jenis Obat

Paten/Generik Efek Samping Interaksi Obat

Aminofusin Hiperkalemia

Obat-Obat:

1. Penggunaan Ceftriaxone dengan gentamisin dapat miningkatkan resiko gagal ginjal •obat-hasil laboratorium: 2. Pemakaian Ceftriaxone dapat meningkatkan kreatinin. 3. Ranitidin dapat meningkatkan kreatinin (McEvoy,2005)

Ceftriaxone Diare, mual dan muntah, sakit

kepala, alergi berupa ruam, demam, gangguan fungsi hati, anemia hemolitik (Depkes RI, 2007)

Gentamisin Ototoksisitas, nefrotoksisitas,

blokade neuromuskular, superinfeksi(Pramudianto dan Evaria, 2009).

Metronidazole Sakit kepala, pusing, urin

117

4.3.6 Rekomendasi untuk Dokter

Rekomendasi untuk dokter mengenai terapi pasien yang dipantau meliputi pengkajian dan perencanaan dan penggunaan obat oleh apoteker.

− Pemberian antibiotik tidak tepat karena pemberian antibiotik harus diikutin uji kultur untuk mengikuti sensitivitas bakteri.

− Pemberian ketorolak dan ranitidine tidak tepat dosis.

− Pantau ginjal pasien.

4.3.7 Rekomendasi untuk Perawat

Rekomendasi untuk perawat oleh apoteker dimaksudkan untuk menjaga kestabilan obat-obat yang digunakan dalam terapi dan menjaga kebersihan lingkungan ruangan pasien dari wadah/sisa obat-obatan. Saran yang diberikan pada perawat yaitu:

− Pemberian antibiotik harus sesuai jadwalnya untuk menghindari terjadinya resistensi.

− Pembuangan sampah setelah penyuntikan harus dibuang pada tempat sampah infeksi yaitu warna kuning.

− Penyimpanan obat sesuai dengan suhunya.

4.4 Pembahasan Tanggal 18 April 2015 -19 April 2015

Keadaan pasien dengan kondisi subjektif: Compos Mentis, nyeri, kembung. Pemeriksaan objektif yang dilakukan adalah toC = 36,1oC; respiratory rate (RR) =

Ranitidin Sakit kepala, insomnia, vertigo,

konstipasi, mual, muntah dan rasa tidak nyaman atau nyeri abdomen.

Reaksi hipersensitif dapat terjadidiantaranya

118

20 x/i; heart rate (HR)= 94 x/i; BB = 60 kg, tapi pada tanggal 19 April 2015 dilakukan test patologi klinik

Tabel 4.10 Daftar Obat-Obat yang Digunakan Tanggal 18 April 2015 – 19 April

2015 Tanggal 18-19 April 2015 Jenis Obat Paten/Generik Sediaan

Dosis Sehari Rute

Bentuk Kekuatan

IVFD RL Injeksi 500 ml 20 tetes/menit i.v Ceftriaxone Injeksi 1000 mg/ml 1 g/ 12 jam i.v Ranitidine Injeksi 50 mg/ml 50 mg/12 jam i.v

Dokumen terkait