• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode yang digunakan dalam mengolah dan menganalisis data adalah : 1. Metode deskriptif, yaitu pengumpulan data mengenai informasi profil

kelompok, prospek pasar dan keuangan yang berkaitan dengan pakan ikan, pembenihan dan pendederan ikan nila. Data lain yang dibutuhkan adalah permintaan pasar dan kelompok usaha pesaing di bidang pembudidayaan ikan nila. Analisis data yang digunakan dalam kajian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif, meliputi tahap transfer data, editing data, pengolahan data dan interpretasi data secara deskriptif.

Analisis kualitatif digunakan untuk mengetahui aspek manajemen, aspek teknis dan produksi, serta aspek pemasaran. Aspek analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui aspek kelayakan usaha dengan menggunakan metode analisis kelayakan investasi, disamping analisa tekno-ekonomi seperti nilai investasi, anggaran yang direncanakan, arus kas, nilai penjualan, rugi/laba dan Return on Investment (ROI), serta Analisis kegiatan usaha dengan berbagai kriteria (Giatman, 2006) yaitu :

a. Laba usaha. Yang diperhitungkan adalah keuntungan kotor yang diperoleh untuk kegiatan budidaya selama 1 periode tanam, yaitu selisih antara pendapatan dengan total biaya (biaya tidak tetap dan biaya tetap). Sedangkan keuntungan bersih adalah keuntungan setelah dikurangi bunga pinjaman 15% efektif

b. Kelayakan usaha (B/C) Ratio

Kelayakan usaha yang ditentukan oleh perbandingan antara pendapatan dengan total biaya (biaya tetap dan biaya tidak tetap). Bila nilai B/C ratio< 1, maka usaha tidak layak untuk dilanjutkan.

c. Titik impas usaha (BEP)

Titik impas usaha (Break Event Point atau BEP) terbagi 2 jenis analisis, yaitu (1) titik impas produksi yang merupakan perbandingan antara total biaya dengan harga satuan produk sebagai perhitungan titik impas usaha dicapai pada jumlah produksi ekor ikan tertentu dan (2) Titik impas harga produksi yang merupakan perbandingan antara total biaya dengan total produksi, sebagai perhitungan titik impas usaha yang dapat dicapai pada harga produk tertentu per kg ikan.

Laba = Pendapatan – total biaya

Kelayakan usaha = Pendapatan Total biaya

d. Pengembalian modal

Modal yang dikeluarkan sebagai modal biaya untuk usaha akan kembali dalam waktu berapa kali periode panen yang merupakan perbandingan antara total biaya (biaya tetap dan tidak tetap) dengan laba bersih.

e. Efisiensi Modal

Keuntungan yang diperoleh dalam usaha dapat mencapai presentase tertentu dari total biaya yang dikeluarkan merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total biaya (biaya tetap dan tidak tetap) dikalikan 100%.

f. Daya laba (ROI)

Perhitungan jangka waktu pengembalian investasi yang dapat dikembalikan berdasarkan laba yang diperoleh.

BEP Produksi = Total biaya

Harga satuan produk

BEP harga Produksi = Total biaya Total produksi

Pengembalian Modal = Total biaya Laba bersih

Efisiensi modal = Laba bersih X 100 % Total biaya

Daya laba = Laba bersih x 100 % Total investasi

2. Metode analisis. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif kelayakan usaha, Matriks External Factor Evaluation (EFE), Internal Factor Evaluation (IFE) dan Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats (SWOT).

1) Analisis Titik Impas dan Profit Margin

Satuan yang digunakan dalam perhitungan impas (Break Event point) dinyatakan dalam satuan rupiah penjualan, dengan menggunakan rumus :

Biaya Tetap BEP =

Harga Satuan – Biaya Variabel

Analisis imbangan penerimaan dan biaya dinamakan R/C rasio, yang secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

Total Penerimaan R/C ratio = Total pengeluaran Keterangan: R = Revenue (penerimaan) C = Cost (Biaya)

Total biaya yang diperhitungkan dalam perhitungkan R/C rasio, meliputi biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan (nilai input keluarga yang dipakai dalam usaha). Rasio R/C menunjukkan besarnya penerimaan untuk setiap rupiah biaya yang dilakukan dalam usaha kelompok petani ikan, semakin tinggi nilai R/C, maka semakin menguntungkan usaha tersebut.

2) Matriks EFE dan IFE

Matriks EFE membantu pengambil keputusan untuk meringkas dan mengevaluasi informasi lingkungan eksternal, yaitu ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan, politik, pemerintah, teknologi,

dan sebagainya. Sedangkan matriks IFE digunakan untuk meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama yang dihadapi perusahaan (David, 1995).

David (1995) menyebutkan 5 langkah yang diperlukan untuk menyusun matrik EFE dan IFE (Tabel 2), yaitu :

(1) Daftar faktor-faktor eksternal dan internal, termasuk peluang, ancaman, kelemahan, dan kekuatan, yang berpengaruh terhadap Kelompok Petani Ikan Mekar Jaya.

(2) Berikan pembobotan untuk setiap faktor yang menunjukkan kepentingan relatif setiap faktor. Pembobotan berkisar antara 0,0 (tidak penting) hingga 1,0 (sangat penting).

(3) Tentukan rating setiap faktor untuk menunjukkan keefektifan strategi perusahaan dalam merespon faktor-faktor tersebut. Rating tersebut adalah 1 (lemah), 2 (rataan), 3 (di atas rataan) dan 4 (superior).

(4) Setiap rating digandakan dengan masing-masing bobot untuk setiap pembagi.

(5) Skor yang diperoleh dijumlahkan, sehingga diperoleh total skor organisasi.

(6) Total skor berkisar antara 1,0 – 4,0 dengan rataan 2,5. Total skor 4,0 menunjukkan organisasi merespon peluang maupun ancaman yang dihadapinya dengan sangat baik. Sedangkan total skor 1,0 menunjukkan organisasi tidak dapat memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang ada.

Tabel 3. Matriks IFE/EFE a. Matriks IFE

Faktor Internal Bobot

(a) Rating (b) Total Skor (axb) Kekuatan 1. 2. Kelemahan 1. 2. Sumber : David, 1995.

b. Matriks EFE

Faktor Eksternal Bobot (a) Rating (b) Total Skor (axb) Peluang 1. 2. Ancaman 1. 2. Sumber : David, 1995.

3) Matriks Internal dan Eksternal (IE)

Matriks IFE dan EFE digunakan untuk mengumpulkan infromasi yang akan digunakan pada tahap pemaduan. Matriks IE didasarkan pada dua dimensi, yaitu total skor IFE pada sumbu total skor IFE dibagi tiga kategori, yaitu 1,0 – 1,99 menunjukkan posisi eksternal lemah, 2,0 – 2,99 menunjukkan kondisi eksternal rataan dan 3,0 – 4,0 menunjukkan kondisi eksternal yang kuat. Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 1.

Matriks IE dibagi menjadi tiga daerah utama yang mempunyai implikasi strategi berbeda. Tiga daerah utama tersebut adalah :

(1) Daerah 1 meliputi sel I, II atau IV termasuk dalam daerah grow and build. Strategi yang sesuai dengan daerah ini adalah strategi intensif, misalnya penetrasi pasar, pengembangan pasar, atau pengembangan produk dan strategi integratif, misalnya integrasi horizontal dan integrasi vertikal.

(2) Daerah II meliputi sel III, V atau VII. Strategi yang paling sesuai adalah strategi-strategi hold and maintain. Yang termasuk dalam strategi ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. (3) Daerah III, meliputi sel VI, VIII atau IX adalah daerah harvest dan