• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3. Pengolahan Data a Analisis Citra

Citra Landsat TM dianalisis dengan tujuan untuk memperoleh peta luasan ruang terbuka hijau dari kawasan yang diteliti. Analisis citra dapat dilakukan dalam enam tahap yang digambarkan dalam diagram alir seperti gambar 2, yang mencakup :

Selvi L. Lehurlawal : Analisis Spasial Dan Preferensi Pemilik Lahan Terhadap Perencanaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

a. Mosaik Image

Mosaik image adalah penggabungan dua citra yakni citra landsat 129/57 dan citra landsat 129/58 sehingga gambaran pada kedua citra tersebut bertampalan.

b. Subset Image

Subset image adalah memotong (cropping) citra untuk menentukan daerah kawasan yang diteliti dari kedua citra tersebut.

c. Koreksi Citra

Koreksi citra merupakan prosedur operasi agar diperoleh data yang sesuai dengan aslinya. Sebab citra hasil rekaman sensor penginderaan jauh mengalami berbagai distorsi yang disebabkan oleh gerakan sensor, faktor media antara, dan faktor objeknya sendiri, sehingga perlu dibetulkan atau dipulihkan kembali.

Koreksi citra terdiri dari : 1. Koreksi Geometris

Koreksi geometris dilakukan sesuai dengan atau penyebab kesalahannya, yaitu kesalahan sistematik dan kesalahan random dengan sifat distorsi geometrik pada citra. Tujuan koreksi geometrik antara lain :

- Melakukan rektifikasi (pembetulan) citra agar koordinat citra sesuai dengan koordinat geografi

- Mencocokkan (registrasi) posisis citra dengan citra lainnya ataua mentransformasikan sistem koordinat citra multispektral atau multitemporal

Selvi L. Lehurlawal : Analisis Spasial Dan Preferensi Pemilik Lahan Terhadap Perencanaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

- Registrasi citra ke peta atau transformasi sistem koordinat citra ke peta, yang menghasilkan citra dengan sistem proyeksi tertentu.

2. Koreksi Radiometrik

Koreksi radiometrik merupakan perbaikan akibat cacat atau kesalahan radiometrik, yaitu kesalahan pada sistem optik, kesalahan karena gangguan energi radiasi elektromagnetik pada atmosfer dan kesalahan karena pengaruh sudut elevasi matahari.

d. Klasifikasi Citra (Image classification)

Klasifikasi citra bertujuan untuk pengelompokan atau segmentasi terhadap kenampakan-kenampakan yang homogen dengan menggunakan teknik kuantitaif. Klasifikasi citra yang digunakan yakni klasifikasi terbimbing (supervised classification). Klasifikasi terbimbing adalah proses klasifikasi dengan pemilihan kategori informasi yang diinginkan dan memilih training area untuk tiap kategori penutup lahan yang mewakili sebagai kunci interpretasi. e. Uji Ketelitian

Uji ketelitian dilakukan dengan menggunakan metode maksimum

likelihood Uji ketelitian bertujuan untuk menguji kebenaran dari

hasil interpretasi yang diperoleh dengan cara pengecekan di lapangan serta pengukuran beberapa titik (sampel area) yang dipilih dari setiap bentuk penutup/penggunaan lahan yang homogen.

Selvi L. Lehurlawal : Analisis Spasial Dan Preferensi Pemilik Lahan Terhadap Perencanaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Dari hasil uji ketelitian akan diperoleh akurasi yang dihitung dari matriks analisis akurasi dengan formulasi sebagai berikut:

Producer’s accuracy = x100% X X kt kk User’s accuracyi = x100% X X tk kk Kappa accuracy = 100% 2 x X X N X X X N tk r k kt r k r k tk kt kk

− − Overall accuracy = x100% N X r k kk

Dimana :

N = Jumlah semua piksel yang digunakan untuk pengamatan r = Jumlah baris/lajur pada matriks kesalahan (jumlah kelas) Xkk= Jumlah piksel pada kelas bersangkutan (diagonal matriks)

Xkt = ∑Xij (jumlah semua kolom pada baris ke i)

Xtk = ∑Xij (jumlah semua kolom pada lajur ke j)

f. Penentuan kawasan RTH yang ada di kota Medan

Setelah dilakukan pengecekan lapangan, langkah selanjutnya adalah menentukan kawasan dan luasan ruang terbuka hijau yang ada di kota Medan

Selvi L. Lehurlawal : Analisis Spasial Dan Preferensi Pemilik Lahan Terhadap Perencanaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Tahapan analisis citra

Gambar 1. Diagram Alir Analisis Penutupan Lahan

Interpretasi visual Groundcheck Klasifikasi Terbimbing (Supervised) Uji Akurasi Subset Image Koreksi Radiometri, Geometrik Citra Landsat 129/58 Citra Landsat 129/57 Peta Tutupan Lahan Mosaik Image

Selvi L. Lehurlawal : Analisis Spasial Dan Preferensi Pemilik Lahan Terhadap Perencanaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

b. Analisis Kesesuaian Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Medan Dengan Kondisi Sebenarnya RTH kota Medan

Analisis dilakukan untuk mengetahui kesesuaian kondisi sebenarnya RTH kota Medan berdasarkan kondisi dan luasan ruang terbuka hijau yang telah diperoleh dari analisis citra satelit kemudian di bandingkan dengan rencana tata ruang wilayah kota (RTRWK) Medan. Secara teknis, prosesnya dilakukan dengan bantuan perangkat lunak Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan tumpangsusun (overlay) data spasial kota Medan dengan data spasial rencana tata ruang wilayah kota Medan. Hal yang menjadi perhatian utama adalah keberadaan lahan RTH yang sesuai RTRWK dan lahan RTH yang tidak sesuai RTRWK

c. Analisis Deskriptif

Teknik analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil kuisioner. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (Nawawi, 1983). Data yang terkumpul dari hasil kuisioner dinyatakan dalam bentuk tabel (tabulasi) frekuensi silang yang berupa data karakteristik responden dan data perencanaan penghijauan.

d. Analisis Regresi Binari Logistik

Analisis regresi binari logistik yaitu salah satu pendekatan model matematis yang digunakan untuk menganalisis hubungan satu atau beberapa variabel independen dengan sebuah variabel dependen yang bersifat binari

(variabel yang mempunyai dua nilai variasi, ya atau tidak) (Sabri dan Hastono, 2008).

Selvi L. Lehurlawal : Analisis Spasial Dan Preferensi Pemilik Lahan Terhadap Perencanaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Pada regresi logistik (Logistic Regression) bila regresi dengan variabel bebas (X) berupa variabel dummy, maka dikatagorikan sebagai regresi dummy. Regresi logistik digunakan jika variabel terikatnya (Y) berupa variabel masuk katagori klasifikasi. Misalnya, variabel Y berupa dua respon yakni gagal (dilambangkan dengan nilai 0) dan berhasil (dilambangkan dengan nilai 1). Seperti pada analisis regresi berganda, untuk regresi logistik variabel bebas (X) bisa juga terdiri lebih dari satu variabel (Pusdatin, 2008).

Dalam Trihendradi (2007) model regresi logistik dinyatakan sebagai berikut:

Y = Zi

e

+ 1

1

atau Log Preferensi = Zi

Zi = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5+ b6X6+ b7X7+ b8X8+b9X9

Dimana : Zi = preferensi pemilik lahan

b0 = intercept

b = koefisien penduga dari X X1 = umur responden

X2 = tingkat pendidikan responden

X3 = pendapatan responden

X4 = harga jual tanah

X5 = luas lahan

X6 = jarak lahan dengan jalan raya

X7 = Persepsi ekonomi

X8 = Persepsi kualitas lingkungan

Selvi L. Lehurlawal : Analisis Spasial Dan Preferensi Pemilik Lahan Terhadap Perencanaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Kota Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Analisis data yang dilakukan menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Program for Social Science) Versi 12.0. Model ini dipilih karena ingin mengetahui besarnya kontribusi pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas.

Dokumen terkait