PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1 Pengumpula Data
Data yang diperlukan dalam analisis adalah data primer (data lapangan) dan data sekunder. Data primer (data lapangan) merupakan data-data yang diperoleh langsung dari survei lapangan guna mencapai tujuan penelitian. Sedangkan data sekunder merupakan data dikumpulkan melalui studi kepustakaan sesuai dengan kebutuhan pada penelitian ini, berupa literatur-literatur, jurnal-jurnal hasil penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini atau informasi yang diperoleh dari sumber lain yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Data sekunder biasanya berasal dari instansi pemerintah maupun swasta, yang berupa hasil survei, misalnya, data statistik dari Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Perhubungan Darat Sumatera Utara dan lain-lain sebagainya.
Mengingat keterbatasan waktu dan biaya, maka survei pengumpulan data volume lalu lintas pada ruas jalan dilaksanakan hanya selama satu minggu dimulai pada awal bulan maret 2010, pelaksanaannya dimulai pada tanggal 6 maret 2010 sampai dengan tanggal 13 maret 2010 dengan interval waktu pengumpulan data 3 jam arus volume tertinggi pagi (06.30-09.30), dan 3 jam siang (11.30-14.30) dan 3 jam sore (15.30-18.30), dengan metode ikut arus lalu lintas.
5.1.1 Data Geometrik Jalan
ruas jalan, yang digunakan untuk penentuan kapasitas dasar jalan. Pengukuran dimensi komponen potongan melintang jalan dilakukan dengan menggunakan pita meter. Data ini merupakan data primer yang didapat dari survei kondisi geometrik jalan secara langsung. Data geometrik jalan Ngunban Surbakti Kota Medan dapat diperlihatkan pada (gambar 5.1).
1. Kondisi Geometrik dan Fasilitas Jalan: a. Tipe jalan : 4/2 D b. Panjang segmen jalan : 500 meter c. Lebar lajur : 4,00 meter d. Lebar jalur : 11,00 meter e. Median jalan : 2,0 meter f. Lebar trotoar : 3,0 meter g. Tipe alinyemen : datar h. Marka jalan : ada i. Rambu lalu lintas : ada
j. Jenis perkerasan : Asphalt Concrete (AC)
Gambar 5.1 Typical cross Section Jalan Ngumban Surbakti Kota Medan. Sumber: Hasil survey 2010.
Komposisi lalu lintas yang melewati ruas jalan Ngumban Surbakti adalah sebagai berikut ini:
a. Kendaraan ringan (Light Vehicle/LV), yaitu kendaraan bermotor beroda empat dengan dua gardan berjarak 2,0 – 3,0 m (termasuk mobil penumpang, oplet, mikro bis, pick up, truk kecil).
b. Kendaraan berat (Heavy Vehicle/HV), yaitu kendaraan bermotor dua garden berjarak lebih dari 3,50 m, biasanya beroda lebih dari empat (termasuk bis truk 2 as, truk 3 as dan truk kombinasi).
c. Sepeda motor (Motor Cycle/MC), 3. Hambatan samping
Hambatan samping dalam hal ini meliputi: a. Pejalan kaki (Pedestrian = PED),
b. Parkir dan kendaraan berhenti (parking and slow vehicles = PSV), c. Kendaraan keluar dan masuk (Exit and entry vehicles = EEV), d. Kendaraan lambat (Slow moving vehicles = SMV).
5.1.2 Data Volume Arus lalu Lintas
Variasi lalu lintas biasanya berulang (cyclical) mungkin, harian, atau musim. Pemilihan waktu survey yang pantas tergantung dari tujuan survey. Untuk menggambarkan kondisi lalu lintas pada jam puncak, maka survey dilakukan pada jam-jam sibuk seperti pagi hari yang dimulai pada pukul 06.30 wib s/d 09.30 wib, pada siang hari pada pukul 11.30 wib s/d 14.30 wib, pada sore hari pukul 15.30 wib s/d 18.30 wib. Survei tidak dilakukan pada saat lalu lintas dipengaruhi oleh kejadian
yang tidak biasanya, seperti pada saat terjadinya kecelakaan lalu lintas, hari libur nasional, perbaikan jalan dan bencana alam.
Untuk mendapatkan fluktuasi arus lalu lintas di ruas-ruas jalan didalam jaringan jalan yang di tinjau idealnya dilakukan survei diseluruh ruas jalan selam satu tahun penuh, namun ini hanya bisa dilakukan dengan alat pencacah otomatis dan untuk menyediakan alat tersebut sangat mahal harganya dan biaya perawatan yang sangat besar, sebagai jalan keluar survey pencacahan arus lalu lintas ini di lakukan berdasarkan pertimbangan bahwa arus lalu lintas tidak berubah sepanjang tahun sehingga dapat dipilih satu bulan yang ideal dalam satu tahun dan minggu yang ideal dalam satu bulan dan hari yang ideal dalam satu minggu serta akhirnya ditetapkan waktu yang ideal dalam satu hari.
Survei pencacahan lalu lintas manual dilakukan dengan menghitung setiap kendaraan yang melewati pos-pos survey yang telah ditentukan dan dicatat dalam formulir yang sudah disediakan. Pengisian formulir disesuaikan dengan klasifikasi kendaraan dengan interval waktu setiap 15 menit secara terus menerus selama 3 jam.
Berdasarkan Tata cara Pelaksanaan Survei Perhitungan lalu lintas cara manual, No.016/T/BNKT/1990” adalah berikut:
a. Kendaraan ringan (LV), meliputi: sedan, taksi, mini bus (mikrolet), serta kendaraan lain yang dapat dikategorikan dengan kendaraan ringan yang mempunyai berat kosong kurang dari 1,5 ton.
b. Kenderaan berat (HV), meliputi: bus, truk 2 as, truk 3 as dan kendaraan lain sejenisnya yang mempunyai berat kosong lebih dari 1,5 ton.
c. Spead motor (MC), yaitu: kendaraan beroda dua yang digerakan dengan mesin.
5.2 Pengolahan Data
5.2.1 Survei Volume Arus Lalu Lintas
Rangkaian kegiatan pada pengelolahan data meliputi perhitungan untuk menentukan kinerja ruas jalan kondisi saat ini (eksisting) dengan mengacu pada prosedur perhitungan yang ditetapkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI-1997). Prosedur perhitungan diatas memuat instruksi langkah demi langkah yang dikerjakan untuk analisa ruas jalan dengan bantuan formulir UR-1, UR-2 dan UR-3.
Dari hasil survei pengumpulan data volume lalu lintas yang dilkakukan selanjutnya data-data tersebut di olah dan ditabulasi ditentukan arus kapasitas tertinggi pagi, siang dan sore pada segmen ruas jalan yang diamati berdasarkan volume yang terbesar dan di rata-ratakan dengan satuan kenderaan per jam (Kend/jam).
Tabel 5.1 Hasil survei Arus Lalu Lintas saat puncak pada ruas jalan satuan kendaraan per-jam (Kend./jam), Sabtu, 06- Maret-2010.
Waktu
Arah Utara Arah Selatan Total Dua Arah
LV HV MC LV HV MC LV HV MC
Kend/ Kend/ Kend/ Kend/ Kend/ Kend/ Kend/ Kend/ Kend/ Jam jam Jam jam jam jam jam jam jam 06.30 - 07.30 256 66 1360 231 47 1332 487 113 2692 13.00 - 14.00 264 64 1247 310 57 1459 574 121 2706 15.45 - 16.45 247 66 1521 349 61 1684 596 127 3205
Sumber: Hasil survey volume lalu lintas Maret, 2010.
Keterangan:
*LV= Kendaraan Ringan, *HV= Kendaraan Berat *MC=Sepeda Motor
Tabel 5.2 Hasil survei Arus Lalu Lintas saat puncak pada ruas jalan satuan kendaraan per-jam (Kend./jam), Minggu, 07-Maret-2010.
Waktu
Arah Utara Arah Selatan Total Dua Arah
LV HV MC LV HV MC LV HV MC
Kend/ Kend/ Kend/ Kend/ Kend/ Kend/ Kend/ Kend/ Kend/ Jam jam Jam jam jam jam jam jam jam 08.00 - 09.00 192 51 1200 223 69 1177 415 120 2377 12.15 - 13.15 108 39 1186 210 37 1374 318 76 2560 17.00 - 18.00 176 33 1358 233 31 1498 409 64 2856
Sumber: Hasil survey volume lalu lintas Maret, 2010
Keterangan:
*LV= Kendaraan Ringan, *HV= Kendaraan Berat *MC=Sepeda Motor
Tabel 5.3 Hasil survei Arus Lalu Lintas saat puncak pada ruas jalan satuan kendaraan per-jam (Kend./jam), Senin, 08-Maret-2010.
Waktu
Arah Utara Arah Selatan Total Dua Arah
LV HV MC LV HV MC LV HV MC
Kend/ Kend/ Kend/ Kend/ Kend/ Kend/ Kend/ Kend/ Kend/ Jam jam Jam jam jam jam jam jam jam 06.30 - 09.30 246 54 2143 207 51 2235 453 105 4378 12.15 - 13.15 324 55 1377 332 34 1640 656 89 3017 16.00 - 17.00 318 41 1420 239 33 2273 557 74 3693
Sumber: Hasil survey volume lalu lintas Maret, 2010
Keterangan:
*LV= Kendaraan Ringan, *HV= Kendaraan Berat *MC=Sepeda Motor
Tabel 5.4 Arus Volume Lalu Lintas Total (Q) Kend./jam
Hari
Arus Volume lalu lintas rata-rata Total
LV HV MC LV HV MC Waktu
Kend./jam Kend./jam Kend./jam Kend./jam Kend./jam Kend./jam Kend./jam
Sabtu
256 65 1375 291 55 1492 3534
Minggu 231 41 1248 222 46 1350 3137
Senin 296 50 1647 259 39 2049 4341
Sumber: Hasil survey volume lalu lintas Maret, 2010
Keterangan:
Gambar 5. 2 Arus Volume Lalu Lintas Rata-rata Total (Q) (Kend./jam)
Volume lalu lintas pada ruas jalan arus total yang satuannya masih kendaraan per-jam harus dirubah menjadi satuan mobil penumpang per-jam (smp/jam), untuk merubah satuan volume lalu lintas dari kendaraan per-jam (kend./jam) menjadi satuan mobil penumpang per-jam (smp/jam) terlebih dahulu dikalikan dengan angka ekivalen mobil penumpang (emp) yang ditetapkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI-1997), angka ekivalen mobil penumpang untuk ruas jalan dapat dilihat pada tabel 5.5 dari pengalian angka ekivalen mobil penumpang (emp) dengan volume lalu lintas kendaraan per-jam (kend./jam) maka diperoleh hasil dari pengalian seperti dapat dilihat pada (tabel 5.5).
Tabel 5.5 Hasil survei Arus Lalu Lintas saat puncak pada ruas jalan satuan mobil penumpang per-jam (smp./jam), Sabtu, 06- Maret-2010.
Waktu
Arus Volume lalu lintas rata-rata Total LV=1,0 HV=1,2 MC=0,25 LV=1,0 HV=1,2 MC=0,25 Dua Arah
smp/jam smp/jam smp/jam smp/jam smp/jam smp/jam smp/jam
06.30-07.30 256 79 340 231 56 333 963
13.00-14.00 264 77 311 299 68 365 1019
15.45-16.45 247 79 380 342 73 421 1122
Tabel 5.6 Hasil survei Arus Lalu Lintas saat puncak pada ruas jalan satuan mobil penumpang per-jam (smp./jam), Minggu, 07- Maret-2010.
Waktu
Arus Volume lalu lintas rata-rata Total LV=1,0 HV=1,2 MC=0,25 LV=1,0 HV=1,2 MC=0,25 Dua Arah
smp/jam smp/jam smp/jam smp/jam smp/jam smp/jam smp/jam
06.30-07.30 192 61 300 223 83 294 859
13.00-14.00 325 47 297 210 44 344 923
15.45-16.45 176 40 340 233 37 375 825
Sumber: Hasil survey volume lalu lintas Maret, 2010
Keterangan:
*LV = Kendaraan Ringan, *HV= Kendaraan Berat, *MC= Sepeda Motor
Tabel 5.7 Hasil survei Arus Lalu Lintas saat puncak pada ruas jalan satuan mobil penumpang per-jam (smp./jam), Senin, 08- Maret-2010.
Waktu
Arus Volume lalu lintas rata-rata Total
LV=1,0 HV=1,2 MC=0,25 LV=1,0 HV=1,2 MC=0,25 Dua Arah smp/jam smp/jam smp/jam smp/jam smp/jam smp/jam smp/jam
06.30-07.30 246 65 536 207 61 559 1115
13.00-14.00 324 66 344 332 41 410 1107
15.45-16.45 318 49 355 239 40 568 1001
Sumber: Hasil survey volume lalu lintas Maret, 2010
Keterangan:
*LV = Kendaraan Ringan, *HV= Kendaraan Berat, *MC= Sepeda Motor
Dari hasil analisis data lapangan didapat volume total lalu lintas/hari dan rata-rata dalam satuan mobil penumpang per jam (smp/jam), perhitungan dapat di lihat pada (di formulir UR-4 , tabel 645 ).
Tabel 5.8 Arus volume Lalu Lintas rata-rata total pada ruas jalan satuan mobil penumpang per-jam (smp./jam).
Hari
Arus Volume lalu lintas rata-rata Total
LV HV MC LV HV MC Waktu
smp/jam smp/jam smp/jam smp/jam smp/jam smp/jam smp/jam
Sabtu 256 78 344 291 66 373 1407
Minggu 231 49 312 222 55 337 1206
Senin 296 60 412 259 47 512 1587
Volume arus lalu lintas rata-rata total tertinggi kondisi untuk saat ini (eksisting) selama pengamatan pada segmen di ruas jalan Ngumban Surbakti saat arus volume total dalam kondisi satuan kendaraan per-jam sebesar 3671 kendaraan per-jam (Kend./jam), dapat dilihat pada gambar 5.2, dan dalam kondisi satuan mobil penumpang per –jam adalah sebagai berikut: sebesar 1401 satuan mobil penumpang per-jam (smp/jam), dan dapat dilihat pada (Gambar 5.3).
Gambar 5. 3 Arus Volume Lalu Lintas Rata-rata Total (Q) (smp/jam)
Kepadatan lalu lintas hasil pengamatan yang terbesar terjadi di segmen ruas jalan Ngumban Surbakti saat arus puncak hari senin dan aktifitas pinggir jalan yang menyebabkan hambatan samping seperti parkir kendaraan, pedagang kaki lima yang berjualan atas trotoar dan kendaraan yang keluar masuk area parkir dan kendaraan keluar masuk pada permukiman (kompleks) seperti dapat dilihat pada (Gambar 5.4).
Gambar 5.4 Kepadatan lalu lintas di jalan Ngumban Surbakti saat arus total aktivitas pinggir yang sibuk
5.2.2 Survei Hambatan Samping Pada Ruas jalan
Survei ini dilakukan dengan cara visualisasi atau pengamatan langsung yang bertujuan untuk menentukan frekwensi kejadian hambatan samping pada ruas jalan yang ada pada lokasi studi, yang nantinya dipergunakan untuk menentukan kelas hambatan samping pada ruas jalan. Pada pelaksanaan yang ditetapkan oleh Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI-1997), bahwa jarak pengamatan untuk ruas jalan pada survey ini sepanjang 200 m dengan pengelompokan tipe kejadian faktor berbobot seperti pada (tabel 5.9).
No Type kejadian hambatan samping Faktor bobot 1 Pejalan kaki 0,5 2 Parkir, Kendaraan berhenti 1,0 3 Kendaraan masuk dan keluar dari sisi jalan atau parkir 0,7 4 Kendaraan lambat, angkutan menaikan dan menurunkan barang Penumpang 0,4
Sumber: Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI-1997)
Dengan mengalikan jumlah hambatan samping pada pengamatan langsung dilapangan dengan faktor bobot, maka diperoleh frekwensi bobot untuk tipe kejadian yang selanjutnya di totalkan sehingga angka frekwensi bobot kejadian. Besarnya total frekwensi yang diperoleh merupakan penentu kelas hambatan samping pada ruas jalan, Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI-1997).
Bentuk kelas hambatan samping yang ditetapkan Manual Kapasitas Jalan Indonesia 1997 (MKJI-1997) dapat dilihat pada (tabel 5.10).
Tabel 5.10 Penentuan kelas hambatan samping berdasarkan frekwensi bobot kejadian
Frewensi Kelas hambatan Berbobot Kondisi khusus samping kejadian
1 2 3 4 < 100 Permukiman, hamper tidak ada kejadian Sangat rendah VL 100 – 299 Permukiman, beberapa angkutan umum, dll Rendah L 300 – 499 Daerah industry dengan took-toko di sisi jalan Sedang M 500 – 899 Daerah niaga dengan aktivitas sisi jalan yg tinggi Tinggi H 900 > Daerah niaga dg aktivitas pasar sisi jalan yg sangat tinggi Sangat tinggi VH
Sumber : MKJI-1997
Tabel 5.11 Hasil Survey kelas hambatan samping rata-rata frekwensi berbobot pada ruas jalan lokasi studi, Sabtu, 06-Maret-2010.
Waktu Utara Selatan Total
PED PSV EEV SMV PED PSV EEV SMV
Dua Arah 0.5 1 0.7 0.4 0.5 1 0.7 0.4
06.00-07.00 8 23 108 88 14 35 96 44 416 11.00-12.00 4 36 112 57 14 44 99 56 423 16.00-17.00 17 30 100 50 5 42 87 50 380
Sumber: Hasil survey volume lalu lintas Maret, 2010
Tabel 5.12 Hasil Survey kelas hambatan samping rata-rata frekwensi berbobot pada ruas jalan lokasi studi, Minggu, 07-Maret-2010.
Waktu
Utara Selatan Total
PED PSV EEV SMV PED PSV EEV SMV
Dua Arah 0.5 1 0.7 0.4 0.5 1 0.7 0.4
06.00-07.00 4 7 49 54 3 16 26 50 209
11.00-12.00 3.5 16 73 56 29 34 102 60 373
16.00-17.00 8 12 94 46 52 36 97 74 418
Sumber: Hasil survey volume lalu lintas Maret, 2010
Keterangan:
*PED(Pendestrian) = Pejalan kaki , *PSV=(Parking and slow vehicle)=Kendaraan Parkir *EEV(Exit entry vehicle)=Kend.keluar Masuk, *SMV(Slow moving vehicle)=Kend. .Lambat.
Tabel 5.13 Hasil Survey kelas hambatan samping rata-rata frekwensi berbobot pada ruas jalan lokasi studi, Senin 08-Maret-2010.
Waktu
Utara Selatan Total
PED PSV EEV SMV PED PSV EEV SMV
Dua Arah
0.5 1 0.7 0.4 0.5 1 0.7 0.4
06.00-07.00 8 38 103 90 21 44 139 65 508 11.00-12.00 9 47 93 91 42 38 109 56 484 16.00-17.00 22 43 98 77 29 99 92 52 512
Sumber: Hasil survey volume lalu lintas Maret, 2010
Tabel 5.14 Kelas Hambatan Samping Rata-rata frekwensi berbobot pada ruas jalan dilokasi studi
Simbol
PED PSV EEV SMV
Total Pejalan Kendaraan Kendaraan Kendaraan
Kaki parkir keluar+masuk lambat
Volume Total 32 71 186 124 413
Sumber: Analisa perhitungan
Gambar 5.5 Volume kelas hambatan samping berdasarkan faktor dan frekwensi berbobot pada ruas jalan di lokasi studi
Jika dilihat dari hasil perhitungan kelas hambatan samping pada ruas jalan dan dirata-ratakan, maka kelas hambatan samping rata-rata pada ruas jalan dilokasi studi
sebesar 413 frekwensi kejadian yang mengindikasikan bahwa hambatan samping rata-rata diruas jalan pada dilokasi studi tergolong sedang atau mendekati tinggi (M ).
Bentuk-bentuk kejadian hambatan samping dan permasalahan lalu lintas lainnya pada ruas jalan di lokasi studi dapat dilihat pada gambar hasil survey dokumentasi berikut ini;
Kendaraan yang keluar dan masuk pada lokasi parkir area pertokoan, perkantoran, pusat perbelanjaan/perdagangan dan parkir kendaraan umum didepan pintu keluar dan masuk area parker. Parkir kendaraan pada badan jalan yang menyebabkan penyempitan jalan dan memperkecil kapasitas ruas jalan serta mengganggu laju kendaraan lain saat akan keluar area parker.
Menggunakan pasilitas badan jalan untuk kegiatan perdagangan, disamping menggunakan sisi jalan sebagai bedagang/jualan, juga menggunakan trotoar sebagai tempat perdagangan/jualan.
Menggunakan sarana jalan untuk tempat berjualan seperti pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar yang bukan pada tempatnya ini sehingga memperlambat laju kendaraan lain yang akan melewati ruas jalan.
Gambar 5.6 Bentuk-bentuk hambatan samping yang terjadi pada di segmen jalan lokasi studi.