• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penguasaan Tanah Timbul Menurut Kebiasaan Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN

C. Penguasaan Tanah Timbul Menurut Kebiasaan Masyarakat

Secara umum penguasaan berasal dari kata dikuasi, sedangkan dikuasai merupakan suatu tujuan untuk memiliki. Sebagaimana dalam bukunya Supriyadi, Satjipto Rahardjo menyatakan bahwa penguasaan adalah hubungan yang nyata antara

49Sunahan Yosua,Op.Cit., hlm.5.

50G. Kartasapoetra, dkk, 1998,Hukum Tanah Jaminan UUPA Bagi Keberhasilan Pendayaan

seseorang dengan barang yang ada dalam kekuasaannya, dimana saat itu ia tidak memerlukan legitimasi lain kecuali bahwa barang itu ada di tangannya.51

Kebiasaan dapat diartikan suatu perbuatan yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama, yang menunjukkan suatu bukti bahwa seseorang atau sekelompok orang menyukai perbuatan tersebut. Sebagaima dikutip Ishaq dalam bukunya J.B. Daliyo menyatakan bahwa kebiasaan adalah perbuatan manusia mengenai hal tertentu yang

dilakukan secara berulang-ulang.52Berdasarkan apa yang telah disebutkan, maka

dalam pembahasaan ini akan diuraikan penguasaan atas tanah endapan (tanah timbul) menurut kebiasaan warga masyarakat pada lokasi penelitianini.

Sebagaimana persepsi masyarakat hukum adat pada umumnya, menurut keterangan warga masyarakat setempat, Pembukaaan lahan baruadalah merupakan salah satu cara lahirnya penguasaan atas sebidang tanah, yaitu apabila sebuah tanah kosong yang tidak ada pemiliknya, misalnya hutan desa, apabila digarap dan kerjakan maka tanah tersebut nantinya akan menjadi miliknya.53

Ketentuan pembukaan lahan kosong berupa hutan desa sebagaimana dimaksud menurut warga setempat sama halnya dengan pembukaan tanah timbul. Perbedaannya hanya terlihat pada tata cara pembukaannya saja, yaitu apabila tanah tersebut berbentuk hutan, maka orang yang ingin mengusakannya harus terlebih dahulu menebang pepohonan dan membersihkannya dari akar belukar, sehingga

51Supriyadi, 2010,Aspek Hukum Tanah Aset Daerah, Menemukan Keadilan, Kemanfaatan,

Dan Kepastian Atas Eksistensi Tanhah Aset Daerah, Prestasi Pustaka, Jakarta, hlm.50.

52Ishaq,op.cit., hlm.102.

53Hasil wawancara dengan Dedi Putra (RT), dan warga Desa Teluk Erong, Kelurahan

Kampung Dagang, Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Propinsi Riau, pada tanggal 4 Desember 2011.

tanah tersebut dapat digunakan untuk keperluannya, misalnya untuk bercocok tanam,

dijadikan tempat beternak, mendirikan rumah ataupun dijadikan tempat

untukkeperluan lainnya.54

Sedangkan terhadap tanah tanah timbul, orang yang ingin menguasainya hanyaberupaya untuk mengerjakan agar tanah timbul tersebut bisa seperti tanah pada umumnya, yaitu dengan cara menimbun atau menanaminya dengan beberapa jenis tumbuhan yang dapat mempercepat tumbuhnya lapisan tanah timbul tersebut.55

Menurut keterangan warga, tindakan awal yang dibutuhkan untuk

mempercepat penambahan lapisan endapan lumpur selain dengan cara menimbun adalah dengan cara menanaminya dengan berbagai jenis rumput, seperti glagahan, rumput gajah dan berbagai jenis tanaman liar lainnya diatas tanah timbul tersebut. Dengan demikian maka akan dapat mempercepat proses lapisan permukaan tanah timbul dan menambah kesuburannya. Sebagaimana menurut sumadi, berbagai jenis tanaman itu selain berfungsi untuk menambah kesuburan tanah juga berfungsi untuk menahan endapan lumpur ketika musim hujan.56

54Hasil wawancara dengan Dedi Putra (RT), dan warga Desa Teluk Erong, Kelurahan

Kampung Dagang, Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Propinsi Riau, pada tanggal 4 Desember 2011.

55Hasil wawancara dengan Dedi Putra (RT), dan warga Desa Teluk Erong, Kelurahan

Kampung Dagang, Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Propinsi Riau, pada tanggal 4 Desember 2011.

56Hasil wawancara dengan Dedi Putra (RT), dan warga Desa Teluk Erong, Kelurahan

Kampung Dagang, Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Propinsi Riau, pada tanggal 4 Desember 2011.

Warga yang berhak untuk melakukan pembukaan lahan tanah timbul dibedakan menjadi dua, yaitu:57

1. Warga masyarakat yang mempunyai bidang tanah yang berbatasan secara langsung dengan tanah timbul tersebut; dan

2. Warga masyarakat yang tidak mempunyaibidang tanah yang berbatasan secara langsung dengan tanah timbul.

Warga yang mempunyai tanah berbatasan langsung dengan tanah timbul tersebut adalah merupakan orang yang memiliki hak prioritas untuk mengusai tanah timbul tersebut, jika ia hendak mengerjakan dan mengelola lahan baru tersebut,ia hanya cukup memberitahukan maksudnya kepada warga lain yang juga memiliki

tanah berbatasan dengannya, baik tetangga yang berada di sebelah

kanannyamaupuntetangga di sebelah kirinya.58

Adapun tujuan pemberitahuan ini dimaksudkan agar mereka (kedua belah pihak) mengetahui secara jelas batas-batas tanah yang merupakan bagian dari tanahnya. Sehingga dikemudian hari tidak menjadi perselisihan atau sengketa antara kedua belah pihak yang berbatasan. Dan setelah adanya kesepakatan antara kedua

57Hasil wawancara dengan Dedi Putra (RT), dan warga Desa Teluk Erong, Kelurahan

Kampung Dagang, Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Propinsi Riau, pada tanggal 4 Desember 2011.

58Hasil wawancara dengan Dedi Putra (RT), dan warga Desa Teluk Erong, Kelurahan

Kampung Dagang, Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Propinsi Riau, pada tanggal 4 Desember 2011.

belah pihak (warga yang berbatasan) maka orang yang hendak membuka tanah timbul tersebut dapatmemulai pekerjaannya.59

Menurut keterangan Dedi Putra, adapun tatacara yang biasanya dilakukan oleh warga (pihak yang bersangkutan) sebelum melakukan pembukaan lahan adalah dengan memberikan tanda-tanda batas, seperti menancapkan bambu atau kayu padakeempat sudut tanah timbul yang diusahakannya, yaitu dengan cara menarik lurus dari bidang tanah yang telah dia miliki sebelumnya, baik dari sisi kanan maupun sisi kiri batas tanahnya.60

Gambar 1 : Tanah Timbul (Endapan Tua) Serta Contoh Penanda Batas Lahan di Desa Teluk Erong, Kecamatan Rengat Kabupaten Indragiri Hulu

59Hasil wawancara dengan Dedi Putra (RT), dan warga Desa Teluk Erong, Kelurahan

Kampung Dagang, Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Propinsi Riau, pada tanggal 4 Desember 2011.

60Hasil wawancara dengan Dedi Putra (RT), dan warga Desa Teluk Erong, Kelurahan

Kampung Dagang, Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Propinsi Riau, pada tanggal 4 Desember 2011.

Gambar 2 : Tanah Timbul (Endapan Tua) Serta Contoh Penanda Batas Lahan di Desa Teluk Erong, Kecamatan Rengat Kabupaten Indragiri Hulu.

Pada tahap permulaan pengolahan tanah timbul biasanya dilakukan

penanaman tanaman yang berusia pendek seperti palawija, sayur-sayuran, dan diikuti dengan penanaman bibit pohon pinang yang nantinya bisa dijadikan sebagai penanda batas. Setelah beberapa tahunkemudian,tanaman yang berusia pendek tersebut diganti lagi dengan tanaman lainnya yang dianggap layak untuk ditanam diatas tanah tersebut.61

Namun, apabila orang yang mempunyai tanah yang berbatasan tidak berniat untuk membuka tanah timbul tersebut, maka ia dapat memberikannya kepada orang lain yang ingin mengerjakannya (warga yang tidak berbatasan secara langsung dengan tanah timbul). Akan tetapi menurut Dedi Putra, mengingat lemahnya perekonomian warga masyarakat, sangat jarang sekali ada warga pemilik tanah yang berbatasan menolak untuk membuka tanah timbul, apalagi menurutnya sebagai

61Hasil wawancara dengan Dedi Putra (RT), dan warga Desa Teluk Erong, Kelurahan

Kampung Dagang, Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Propinsi Riau, pada tanggal 4 Desember 2011.

daratan yang berada dipinggir sungai tanah timbul merupakan tanah yang cukup berpotensi untuk usaha pertanian dan tambak.62

Gambar 3 : Tanah timbul (Endapan Tua) Yang Dijadikan Tambak dan Lahan Pertanian di Desa Teluk Erong, Kecamatan Rengat Kabupaten Indragiri Hulu.

Jikapun ada warga (pemilik tanah yang berbatasan) yang tidak

mengusahainya, menurutnya itu hanya disebabkan oleh beberapa faktor saja, antara lain:63

1. Tanah timbul tersebut keadaannya masih terlalu labil dalam artian belum layak untuk diusahai.

2. Tanah timbul tersebut luasnya belum memadai dalam artian luasnya belum cukup untuk diusahai.

62 Hasil wawancara dengan Dedi Putra (RT), dan warga Desa Teluk Erong, Kelurahan

Kampung Dagang, Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Propinsi Riau, pada tanggal 4 Desember 2011.

63Hasil wawancara dengan Dedi Putra (RT), dan warga Desa Teluk Erong, Kelurahan

Kampung Dagang, Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Propinsi Riau, pada tanggal 4 Desember 2011.

3. Tanah timbul tersebut belum mampu dikerjakan atau diusahai oleh pihak yang bersangkutan.

Namun dalam hal sebagaimana dimaksud pada angka 3 diatas, jikapun ada pihak yang tidak mampu untuk mengerjakan tanah timbul tersebut, biasanya tanah timbul tersebut diserahkan kepada warga ataupun kerabat dekatnya untuk membuka dan mengusahai tanah timbul tersebut.64

64Hasil wawancara dengan Dedi Putra (RT), dan warga Desa Teluk Erong, Kelurahan

Kampung Dagang, Kecamatan Rengat, Kabupaten Indragiri Hulu, Propinsi Riau, pada tanggal 4 Desember 2011.

Dokumen terkait