Untuk menguji apakah aturan yang telah diperoleh pada tahap-tahap sebelumnya sudah berlaku umum atau tidak, maka dilakukan pengujian terhadap sebuah teks berbahasa Indonesia. Teks yang digunakan
adalah teks yang berjudul “Meng-INSENTIF-
kan PETANI” sebagai teks D. Teks ini dapat dilihat dalam Lampiran 40.
Langkah pertama setelah memiliki sebuah teks berbahasa Indonesia adalah menghitung banyak kalimat per paragraf. Kemudian setiap kalimat per paragraf dihitung banyak kata benda sesuai algoritme yang dibuat untuk mengambil kalimat tertentu dari teks tersebut.
Teks ini memiliki jumlah kalimat sebanyak 34 kalimat untuk 8 paragraf dan kalimat yang terambil sebanyak 18 kalimat. Rinciannya dapat dilihat di Lampiran 41. Kemudian kalimat-kalimat tersebut dipotong- potong berdasarkan chunk indicator untuk mendapatkan kata ataupun frasa benda yang akan menjadi sebuah konsep.
Selanjutnya setiap konsep yang telah diperoleh akan dikelompokkan menjadi tiga tahap pengelompokan berturut-turut, yaitu: a makna sebab-akibat antarkonsep,
b makna umum-khusus (hiponimi-hipernimi), c kesamaan makna kata (sinonim).
Berikut kelompok konsep yang
terkelompokkan sedangkan kelompok konsep yang tidak terkelompokkan dihapus karena pada pengujian ini menggunakan threshold 2.
Tabel 11 Kelompok konsep berdasarkan makna sebab-akibat antarkonsep pada teks D
Kelompok Konsep Kelompok Konsep
segelintir informasi pemberian insentif
hal insentif
kutipan pola insentif
pemberitaan saat minat menanam padi
pertanian padi
harga pasaran produk-produk pertanian
kita anggaran
perbedaan masalah pendataan hasil-hasil
pertanian pendapatan negara
banyak petani pemerintah
kondisi petani komitmen pemerintah
Petani nilai tambah
penambahan produktivitas hasil tani Tabel 12 Kelompok konsep berdasarkan makna umum-khusus antarkonsep pada teks D
Kelompok Konsep Kelompok Konsep
belahan Indonesia setiap individu
Tabel 12 Kelompok konsep berdasarkan makna umum-khusus antarkonsep pada teks D (lanjutan)
Kelompok Konsep Kelompok Konsep
Indonesia hijau segelintir orang
frame Indonesia harga pokok pembelian beras
culture Indonesia harga pokok pembelian hasil tani
permadani hijau Nusantara harga pokok pembelian kedelai
bentangan hijau Nusantara Himpunan Keluarga Tani Indonesia
wilayah Jawa institusi-institusi
banyak warga negara
Tabel 13 Kelompok konsep berdasarkan makna sinonim antarkonsep pada teks D
Kelompok Konsep Kelompok Konsep
alat langkah
alat pemuas langkah-langkah
bangsa belahan Eropa
bangsa kita negara-negara maju
unsur daerah-daerah
faktor penentu propinsi
kesejahteraan hidup petani kesejahteraan petani
Selanjutnya kelompok-kelompok konsep diberikan label digunakan sebagai verteks.
Berikut kelompok verteks beserta
pelabelannya:
Tabel 14 Daftar verteks-verteks pada hasil pengambilan kalimat tertentu teks D
Label Kelompok Konsep Label Kelompok Konsep
v1
belahan Indonesia
v7
banyak petani
Indonesia kondisi petani
Indonesia hijau petani
frame Indonesia
v8 alat
culture Indonesia alat pemuas
permadani hijau Nusantara
v9 bangsa
bentangan hijau Nusantara bangsa kita
wilayah Jawa
v10 unsur
v2
setiap individu faktor penentu
peneliti-peneliti kita
v11 kesejahteraan hidup petani
banyak warga negara kesejahteraan petani
segelintir orang
v12 langkah
v3
segelintir informasi langkah-langkah
hal
v13 belahan Eropa
kutipan negara-negara maju
pemberitaan
v14 daerah-daerah v4
pemberian insentif propinsi
insentif
v15 Himpunan Keluarga Tani Indonesia
pola insentif institusi-institusi
v5
harga pokok pembelian beras
v16 saat minat menanam padi
harga pokok pembelian hasil tani padi
harga pokok pembelian kedelai
v17 pemerintah
v6
pertanian komitmen pemerintah
harga pasaran produk-produk
pertanian kita v18
nilai tambah
penambahan produktivitas hasil tani perbedaan masalah pendataan
Kelompok konsep yang telah diperoleh ini digunakan dalam pembentukan graf pada setiap kalimat yang terpilih dalam teks D. Setiap kalimat terpilih akan dipotong-potong menggunakan chunk indicator untuk mempermudah dalam pembentukan word graph.
Kalimat pertama: “Petani sebenarnya
merupakan salah satu faktor penentu kemajuan suatu bangsa,|1 apalagi|4 culture|5 atau|2 frame Indonesia|5 sebagai|2 sebuah Negara Agraris|5 yang mungkin|4 sekarang|5 hampir|3 hilang citra tersebut.|1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat pada kalimat, diperoleh word graph sebagai berikut:
CAU SUB
7 10 9 1
Gambar 95 Word graph kalimat
pertama pengambilan
kalimat tertentu Teks D. Kalimat ke-2: “Kutipan|5 di|2 atas,|1 benar- benar menggelitik bangsa kita,|1 bagaimana tidak.|1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat pada kalimat, diperoleh word graph sebagai berikut:
CAU
3 9
Gambar 96 Word graph kalimat ke-2
pengambilan kalimat
tertentu Teks D.
Kalimat ke-3: “Jika|2 kita tinjau,|1 pemerintah berfikir bahwa|2 dengan|4 menaikkan Harga Pokok Pembelian kedelai,|1 beras,|1 dan|2 hasil tani lainnya itu|2 merupakan salah satu cara|5 untuk|4 memberikan insentif|5 bagi|4 petani|5 sehingga|2 berdampak|5 bagi|4 penambahan produktivitas hasil tani.|1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat pada kalimat, diperoleh word graph sebagai berikut: SUB CAU 17 5 7 4 18 SUB CAU
Gambar 97 Word graph kalimat ke-3
pengambilan kalimat
tertentu Teks D.
Kalimat ke-4: “Hal tersebut memang bukanlah langkah yang salah|5 dari|4 pemerintah!|1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat pada kalimat, diperoleh word graph sebagai berikut:
SUB CAU
3 12 17
Gambar 98 Word graph kalimat ke-4
pengambilan kalimat
tertentu Teks D.
Kalimat ke-5: “Di|4 belahan Indonesia,|1 terutama wilayah Jawa,|1 banyak petani|5 hanya|3 menjadikan petani|5 sebagai|2 alat|5 bagi|4 segelintir orang yang mengaku dirinya berperan penting|5 untuk|4 kesejahteraan hidup petani.|1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat pada kalimat, diperoleh word graph sebagai berikut:
CAU SUB
1 11 2 8 7
Gambar 99 Word graph kalimat ke-5
pengambilan kalimat
tertentu Teks D.
Kalimat ke-6: “Banyak oknum yang menyebabkan hal tersebut terjadi.|1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat pada kalimat, diperoleh word graph sebagai berikut:
3
Gambar 100 Word graph kalimat ke-6
pengambilan kalimat
tertentu Teks D.
Kalimat ke-7: “Peneliti-peneliti kita mengatakan hal tersebut|5 dikarenakan adalah kurang|3 terorganisirnya petani,|1 walaupun|2 kenyataannya|5 sudah|3 Himputan Keluarga Tani Indonesia (HKTI),|1 atau|2 terlalu banyak para Eksportir|5 /|2 Importir Indonesia yang justru|5 malah|3 mempermainkan harga pasaran produk-produk pertanian kita,|1 kemudian tumpang tindihnya|5 atau|2 perbedaan masalah pendataan hasil-hasil pertanian|5 (terutama gabah dan beras)|1 sebagai|2 bahan makanan pokok rakyat Indonesia.|1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat pada kalimat, diperoleh word graph sebagai berikut: EQU CAU 2 3 7 CAU 15 6
Gambar 101 Word graph kalimat ke-7
pengambilan kalimat
Kalimat ke-8: “Sehingga|2 data yang terpublikasikan|5 oleh|4 institusi-institusi tersebut|5 jadi|2 membingungkan (sumber Bali Pos, Artikel, 17 Februari 2007).|1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat pada kalimat, diperoleh word graph sebagai berikut:
15
Gambar 102 Word graph kalimat ke-8
pengambilan kalimat
tertentu teks D.
Kalimat ke-9: “Kejadian-kejadian tersebut|5 hanya|3 segelintir informasi yang menunjukkan carut-marutnya kondisi petani|5 di|4 Indonesia tercinta ini.|1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat pada kalimat, diperoleh word graph sebagai berikut:
SUB CAU
3 7 1
Gambar 103 Word graph kalimat ke-9
pengambilan kalimat
tertentu teks D.
Kalimat ke-10: “Tapi sinergi yang kuat|5 dari|4 unsur manapun|5 harus|3 dilibatkan|5 supaya|2 tidak|3 terjadinya simpang siur pemberitaan.|1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat pada kalimat, diperoleh word graph sebagai berikut:
10 3
Gambar 104 Word graph kalimat ke-10
pengambilan kalimat
tertentu teks D.
Kalimat ke-11: “Berbicara insentif,|1 tentunya salah satu alat pemuas|5 bagi|4 setiap individu.|4”
Berdasarkan kata benda yang terdapat pada kalimat, diperoleh word graph sebagai berikut:
SUB
4 8 2
Gambar 105 Word graph kalimat ke-11
pengambilan kalimat
tertentu teks D.
Kalimat ke-12: “Sebagai|2 contoh|5 di|4 Jepang,|1 saat minat menanam padi mengalami penurunan,|1 para petani memperoleh insentif|5 ketika|2 bersedia menanam padi.|1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat pada kalimat, diperoleh word graph sebagai
CAU
7 CAU 16 4
Gambar 106 Word graph kalimat ke-12
pengambilan kalimat
tertentu teks D.
Kalimat ke-13: “Kalau|2 ada petani|5 yang mau|3 menanami lahan pertanian nonpadi,|1 insentifnya|5 akan|2 bertambah besar lagi.|1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat pada kalimat, diperoleh word graph sebagai berikut:
7 4
Gambar 107 Word graph kalimat ke-13
pengambilan kalimat
tertentu teks D.
Kalimat ke-14: “Apakah kita berani menerapkan hal|5 seperti|2 itu?|1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat pada kalimat, diperoleh word graph sebagai berikut:
3
Gambar 108 Word graph kalimat ke-14
pengambilan kalimat
tertentu teks D.
Kalimat ke-15: “Jika|2 pemerintah berani mengambil langkah-langkah lain yang kongkret|5 untuk|4 kesejahteraan petani,|1 mungkin|2 masa-masa|5 yang akan|4 datang,|1
banyak Warga Negara yang berani
mengatakan|5 jika|2 Petani|5 adalah sebuah profesi yang menjanjikan|5 atau|2 profesi yang berperan penting dalam memberikan nilai tambah|5 (added value)|1 bagi|4 Pendapatan Negara.|1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat pada kalimat, diperoleh word graph sebagai berikut: CAU SUB CAU CAU 17 12 11 2 7 19 18
Gambar 109 Word graph kalimat ke-15
pengambilan kalimat
tertentu teks D.
Kalimat ke-16: “Hal tersebut|5 sangat mungkin|4 terjadi,|1 jika|2 komitmen pemerintah yang kuat|5 untuk|4 pemberian insentif|5 lebih|3 gencar dilakukan,|1 Indonesia Hijau|5 dengan|4 daerah-daerah|5 /|2 propinsi|5 sebagai|2 bentangan|5 /|2 permadani hijau Nusantara|5 tentu akan|2 terwujud.|1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat pada kalimat, diperoleh word graph sebagai berikut:
CAU SUB
CAU CAU
3 17 4 CAU 1 14
Gambar 110 Word graph kalimat ke-16
pengambilan kalimat
tertentu teks D.
Kalimat ke-17: “Anggaran|5 bagi|4 pertanian|5 tentunya harus|3 ditingkatkan.|1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat pada kalimat, diperoleh word graph sebagai berikut:
SUB
19 6
Gambar 111 Word graph kalimat ke-17
pengambilan kalimat
tertentu teks D.
Kalimat ke-18: “Toh,|1 negara-negara maju|5 di|4 belahan Eropa|5 juga|3 menerapkan pola Insentif|5 bagi|4 petani|5 sebagai|2 salah satu cara|5 untuk|4 memakmurkan sebuah bangsa|5 (Publikasi Babel Pos April 2008).|1”
Berdasarkan kata benda yang terdapat pada kalimat, diperoleh word graph sebagai berikut:
CAU
13 4 CAU 7 9
Gambar 112 Word graph kalimat ke-18
pengambilan kalimat
tertentu teks D.
Selanjutnya akan dihitung banyaknya hubungan yang terjadi pada setiap graf yang telah terbentuk, kemudian akan dilakukan tahapan analisis.
Analisis Hubungan Searah
Analisis pertama pada hubungan searah yang terjadi dalam teks, dan pada Teks D terdapat dua buah relasi hubungan searah yang terjadi, yaitu:
a v4 SUB v7 dan v4 CAU v7, dimana v4={pemberian insentif, insentif, pola insentif}, dan v7={banyak petani, kondisi petani, petani}
b v8 SUB v2 dan v8 CAU v2, dimana v8={alat, alat pemuas}, dan v2={setiap
individu, peneliti-peneliti kita, banyak warga negara, segelintir orang}
SUB CAU 4 7 SUB CAU 8 2
Gambar 113 Relasi hubungan searah pada pengambilan kalimat tertentu teks D.
Berdasarkan hukum penambahan, relasi di atas dapat disederhanakan menjadi: a v4 SUB v7 karena insentif sebagai
motivasi petani untuk semangat bekerja. b v8 SUB v2 karena alat pemuas kebutuhan
digunakan oleh masyarakat.
Langkah selanjutnya adalah analisis relasi SUB dan CAU yang terjadi pada setiap hasil dari pengambilan kalimat tertentu dengan menggunakan prinsip logika matematika untuk mereduksi relasi SUB dan CAU, diperoleh: 7 10 4 8 1 2 14 5 12 17 18 19 6 Relasi SUB
Relasi SUB yang dihapus
Gambar 114 Graf relasi SUB pada teks D. 7 3 18 2 16 4 17 12 5 9 10 11 13 1 14 15 6 Relasi CAU
Relasi CAU yang dihapus
Gambar 115 Graf relasi CAU pada teks D.
Tahap selanjutnya adalah
menggabungkan seluruh graf hasil analisis, diperoleh:
Relasi CAU Relasi SUB 7 3 18 2 12 9 10 1 14 8 17 15 11 13 4 16 5 19 6
Gambar 116 Graf hasil analisis pada Teks D.
Dengan graf yang diperoleh dari hasil analisis teks D diperoleh pembahasan, yaitu:
Negara maju (v13) seperti di belahan Eropa memberikan insentif (v4) kepada petani (v7) untuk meningkatkan kinerja dan semangat untuk menanam padi (v16). Insentif (v4) ini sangat diperlukan petani (v7) untuk meningkatkan penghasilannya, sehingga memotivasi petani (v7) untuk meningkatkan penambahan produktivitas hasil tani (v18). Pemerintah (v17) membuat suatu langkah (v12) untuk mengatur harga pokok pembelian
(HPP) (v5) yang bertujuan untuk
meningkatkan kesejahteraaan petani (v11) dan masyarakat. Semua itu dilakukan sebagai alat pemuat (v8) kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (v2), di setiap tingkat regional (v14) yang ada di Indonesia (v1).
Untuk mengetahui kebutuhan masyarakat telah terpenuhi, media massa sering melakukan pemberitaan (v3) mengenai kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat khususnya para petani (v7) yang bertujuan memberikan perhatian dan kepedulian terhadap nasib petani serta menuntut pemerintah untuk membuat suatu langkah (v12) yang membantu meningkatkan derajat dan penghasilan petani.
Selain pemerintah, institusi-institusi (v15) juga ikut berperan aktif meningkatkan kualitas dan kuantitas pertanian (v6) di Indonesia seperti melakukan penelitian- penelitian berhubungan dengan pertanian untuk menghasilkan bibit unggul serta melakukan pembinaan, penyuluhan dalam pertanian. Anggaran dan pendapatan Negara (v19) di Indonesia (v1) digunakan untuk bidang pertanian. Hal ini dilakukan agar mendapatkan hasil pertanian salah satunya padi (v16) yang baik dan dengan jumlah yang banyak dengan cara memberikan insentif (v4) kepada petani agar mereka lebih giat bertani.
4.8 Pembandingan teknik penelitian