• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lima Bank Terbesar di Indonesia

5. Bank CIMB Niaga, Tbk

4.3. Pengujian Hipotesis

4.3.1. Uji signifikansi koefisien regresi secara serempak (uji F)

Dari gambar 4.3, dapat kita lihat bahwa nilai probabilitas F sebesar 0,0000< 0,05, maka Ho ditolak. Artinya dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%, Inflasi,BI-rate, pertumbuhan ekonomi, LIBOR, ROA, LDR, dan CAR secara simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka 3 bulan.

4.3.2. Uji signifikansi koefisien regresi secara parsial (uji t)

Untuk menentukan signifikansi dari masing-masing koefisien secara parsial dapat dilihat dari gambat 4.3dengan tingkat kesalahan 0,05 atau 5% dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Inflasi memiliki nilai probabilitas sebesar 0,0000<0,05, maka Ho ditolak, artinya secara parsial inflasi berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan.

2. BI-ratememiliki nilai probabilitas 0,0000< 0,05, maka Ho ditolak, artinya secara parsial BI-rate berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka 3 bulan.

3. Pertumbuhan ekonomi memiliki nilai probabilitas sebesar 0,0000< 0,05, maka Ho ditolak, yang artinya secara parsial pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan. 4. LIBOR memiliki nilai probabilitas sebesar 0,0003<0,05, maka Ho ditolak,

yang artinya adalah LIBOR berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan.

5. ROA memiliki nilai probabilitas sebesar 0,0241 < 0,05, maka Ho ditolak, yang artinya adalah ROA berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan.

6. LDR memiliki nilai probabilitas sebesar 0,1336 > 0,05, maka Ho tidak ditolak yang artinya LDR memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan.

7. CAR memiliki nilai probabilitas sebesar 0,0281 < 0,05 maka Ho ditolak yang artinya CAR berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan.

4.3.3. Koefisien Determinasi (R2)

R2 menjelaskan proporsi variasi dalam variabel terikat (Y) yang dijelaskan oleh variabel bebas secara bersama-sama dan nilainya selalu positif. Persamaan regresi linear berganda semakin baik apabila nilai koefisien determinasi (R2) mendekati 1. Dari gambar 4.3, dapat dilihat bahwa koefisien determinasi (R2) sebesar 0,9234, artinya variabel bebas yang terdiri dari Inflasi, BI-rate, LIBOR, pertumbuhan ekonomi, ROA, LDR, dan CAR mampu menjelaskan variabel

tingkat suku bunga deposito sebesar 92,34%, sisanya sebesar 7,66% dijelaskan oleh variabel-variabel lain.

4.3.4.Regresi Linear Berganda

Regresi linier berganda adalah regresi antara variabel dimana variabel bebasnya lebih dari satu. Model estimasi yang digunakan adalah Fixed Effect

Model (FEM). Persamaan dari regresi linear berganda adalah sebagai berikut:

TSBD = 5,6019 – 0,2007X1+ 1,3392X2 – 0,6984X3 – 0,2894X4– 0,1336X5– 0,0097X6– 0,0546X7 + e

Keterangan:

Y = Tingkat suku bunga deposito 3 bulan

A =Konstanta X1 = Inflasi X2 = BI-Rate X3 = Pertumbuhan Ekonomi X4 = LIBOR X5 = ROA X6 = LDR X7 = CAR e = variabel pengganggu

Interpretasi persamaan di atas adalah sebagai berikut:

1. Konstanta sebesar 5,6019 menunjukkan bahwa jika variabel independen yaitu Inflasi, BI-rate, pertumbuhan ekonomi, LIBOR, ROA, LDR, dan

CAR dianggap konstan maka tingkat suku bunga deposito 3 bulan akan meningkat sebesar 5,6019%.

2. Koefisien regresi Inflasi adalah sebesar –0,2007 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Inflasi sebesar 1% akan menurunkan tingkat suku bunga deposito 3 bulan sebesar –0,2007% dengan asumsi variabel lain dalam keadaan tetap.

3. Koefisien regresi BI-rate adalah sebesar 1,3392 menunjukkan bahwa setiap kenaikan BI-rate sebesar 1% akan meningkatkan tingkat suku bunga deposito 3 bulan sebesar 1,3392% dengan asumsi variabel lain dalam keadaan tetap.

4. Koefisien regresi pertumbuhan ekonomi adalah sebesar –0,6984 menunjukkan bahwa setiap kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 1% maka tingkat suku bunga deposito akan menurun sebesar 0,6984% dengan asumsi variabel lain dalam keadaan tetap.

5. Koefisien regresi LIBOR adalah sebesar –0,2894 menunjukkan bahwa setiap kenaikan LIBOR sebesar 1% maka tingkat suku bunga deposito 3 bulan akan turun sebesar 0,2894% dengan asumsi variabel lain dalam keadaan tetap.

6. Koefisien regresi ROA(return on asset) adalah sebesar – 0,1336 menunjukkan bahwa setiap kenaikan ROA sebesar 1% maka tingkat suku bunga deposito 3 bulan akan turun sebesar 0,1336% dengan asumsi variabel lain dalam keadaan tetap.

7. Koefisien regresi LDR (loan to deposit ratio) adalah sebesar –0,0097 menunjukkan bahwa setiap kenaikan LDR sebesar 1% maka tingkat suku bunga deposito 3 bulan akan menurun sebesar 0,0097% dengan asumsi variabel lain dalam keadaan tetap.

8. Koefisien regresi CAR (capital adequacy ratio) adalah sebesar –0,0546 menunjukkan bahwa setiap kenaikan CAR sebesar 1% maka tingkat suku bunga deposito 3 bulan akan menurun sebesar 0,0546% dengan asumsi variabel lain dalam keadaan tetap.

4.4. Pembahasan

4.4.1 Pengaruh Inflasi terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan

Koefisien regresi inflasi sebesar -0,2007 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0000 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan, artinya apabila inflasi mengalami kenaikan sebesar 1% maka tingkat suku bunga deposito 3 bulan akan menurutn sebesar 0,2007%. Hasil ini sejalan dengan penelitian Pratami (2013) menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank pembangunan daerah di Indonesia tahun 2009-2011.

Menurut teori kuantitas mengatakan bahwa inflasi hanya bisa terjadi jika ada penambahan volume uang yang beredar baik itu uang kartal ataupun uang giral. Apabila jumlah uang beredar di masyarakat meningkat maka akan menyebabkan harga-harga barang naik secara umum dan menyebabkan kurangnya daya beli masyarakat sehingga masyarakat akan kesulitan membiayai hidup

sehari-hari dengan penghasilan yang tetap, hal ini mengakibatkan jumlah masyarakat yang menabung ke bank juga menurun menyebabkan bank kekurangan pasokan dana dari pihak ketiga, hal ini juga akan menyebabkan terjadinya kredit macet dan bank terpaksa menggunakan cadangan modal yang dimiliki untuk menutupi kredit macet, sehingga pada akhirnya bank akan kesulitan dalam membiayai operasional perusahaan, imbasnya adalah bank akan menurunkan tingkat suku bunga deposito agar bank tidak terlalu terbebani pada saat membayar kembali bunga simpanan nasabah.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variabel inflasi berpengaruh negatif dan signifikan secara statistik, sehingga variabel inflasi ini merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi tingkat suku bunga deposito 3 bulan pada lima bank umum terbesar di Indonesia.

4.4.2 Pengaruh BI-rate terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan

Koefisien regresi dari variabel BI-rate adalah sebesar 1,3392 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0000 yang lebih kecil daripada 0,05. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa variabel BI-rate berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan, artinya apabila BI-rate mengalami kenaikan sebesar 1% maka tingkat suku bunga deposito 3 bulan juga akan mengalami kenaikan sebesar 1,3392%.

Hasil ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Bank Indonesia yaitu agar pergerakan suku bunga PUAB o/n tidak terlalu melebar dari anchor-nya (BI Rate), Bank Indonesia selalu berusaha untuk menjaga dan memenuhi kebutuhan likuiditas perbankan secara seimbang sehingga terbentuk suku bunga

yang wajar dan stabil melalui pelaksanaan operasi moneter.Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan.Salah satu tugas dari penetapan suku bunga BI-rate adalah untuk mengatasi inflasi, ketika inflasi meningkat maka menandakan jumlah uang beredar dimasyarakat meningkat, maka pemerintah bertugas untuk mengatasi hal tersebut dengan cara menaikkan suku bunga BI-rate, dengan begitu maka bank-bank umum agak menaikkan suku bunganya juga. Dari teori ini dapat disimpulkan bahwa BI-rate memiliki pengaruh yang positif terhadap tingkat suku bunga deposito.

Penjelasan tersebut dapat dibuktikan melalui penelitian ini dimana BI-rate berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan yang artinya apabila BI-rate meningkat maka tingkat suku bunga deposito juga akan meningkat dan secara statistik BI-rate terbukti merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga deposito.

4.4.3 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito 3 Bulan

Koefisien regresi dari variabel pertumbuhan ekonomi adalah sebesar -0,6984 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0000 yang lebih kecil daripada 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan, artinya apabila pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan sebesar 1% maka tingkat suku bunga deposito 3 bulan akan menurun sebesar 0,6984%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Almalia dan Utomo (2006) menyatakan bahwa pertumbuhan

ekonomi berpengaruh secara negatif terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan.

Menurut pandangan Adam Smith dalam buku ekonomi pembangunan: proses, masalah dan dasar kebijakan (Sukirno, 2007:245) mengatakan bahwa apabila pendapatan nasional meningkat maka akan memperluas pasar dan menciptakan tabungan yang lebih banyak. Dimana untuk mengukur pertumbuhan ekonomi, para ekonom menggunakan dana produk domestik bruto (GDP) yang mengukur pendapatan total setiap orang dalam perekonomian (Mankiw, 2003:174). Dengan demikian, merujuk pada pandangan Adam Smith yang mengatakan bahwa apabila pendapatan nasional meningkat maka akan menciptakan tabungan yang lebih banyak. Pada akhirnya, ketika pendapatan nasional tinggi dan tabungan tinggi, maka bank dengan sendirinya akan menurunkan tingkat suku bunganya yang dimana tingkat suku bunga tersebut adalah rangsangan bagi nasabah untuk menyimpan uang di bank.

Penjelasan tersebut dapat dibuktikan dalam penelitian ini, dimana pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan, yang artinya ketika pertumbuhan ekonomi meningkat maka tingkat suku bunga deposito akan menurun dan secara statistik pertumbuhan ekonomi terbukti merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga deposito.

4.4.4 Pengaruh Suku Bunga LIBOR (London Interbank Offered Rate) Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito 3 Bulan

Koefisien regresi variabel LIBOR adalah sebesar -0,2894 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0003 yang lebih kecil dari 0,05. Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa LIBOR berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan. Artinya apabila LIBOR mengalami kenaikan sebesar 1% maka tingkat suku bunga deposito 3 bulan juga akan turun sebesar 0,2894%. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Tambunan (2007), yang menyatakan bahwa suku bunga LIBOR berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito dan juga tidak sejalan dengan hasil penelitian dari Sianipar (2006), yang menyatakan bahwa suku bunga LIBOR berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka.

Hasil negatif yang diperoleh dikarenakan oleh keterkaitan variabel lain yang juga mempengaruhi tingkat suku bunga deposito. Apabila kita lihat satu per satu data yang dimiliki, pada tahun 2008 triwulan 4 LIBOR mengalami penurunan dari tahun sebelumnya dan tingkat suku bunga deposito 3 bulan pada waktu yang sama mengalami kenaikan, hal ini bisa saja diakibatkan oleh keterlibatan variabel lain seperti inflasi. Bila dilihat variabel inflasi pada saat yang sama masih menunjukkan persentase yang tinggi, jadi pemerintah lebih memberi perhatian untuk mengatasi inflasi dengan menaikkan tingkat suku bunga deposito dimana tingkat suku bunga adalah suatu instrumen yang digunakan untuk menurunkan tingkat inflasi sehingga jumlah uang beredar menurun daripada mengikuti penurunan suku bunga libor. Hal tersebut merupakan penyebab tingkat suku

bunga libor berpengaruh negatif terhadap tingkat suku bunga deposito, dimana sebuah teori ekonomi selalu diasumsikan dengan variabel ekonomi lainnya berada dalam keadaan tetap atau konstan namun pada kondisi ini variabel inflasi tidak berada dalam keadaan tetap atau konstan.

4.4.5 Pengaruh ROA (Return On Asset) terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan

Koefisien regresi variabel ROA (Return On Asset) adalah sebesar -0,1336 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0241 yang lebih kecil dari 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan, artinya setiap kenaikan ROA sebesar 1% maka tingkat suku bunga deposito 3 bulan juga turunsebesar 0,1336%.Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Dewi (2012), yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan.

Semakin tinggi ROA maka hal tersebut menunjukkan semakin tingginya profitabilitas bank dari segi pengelolaan aset, sehingga nasabah akan merasa aman menyimpan uangnya. Pada saat seperti ini, bank tidak memerlukan suku bunga sebagai perangsang untuk menarik nasabah sehingga bank akan cenderung menurunkan tingkat suku bunganya termasuk suku bunga deposito. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ROA berpengaruh negatif dan signifikan secara statistik, sehingga dapat disimpulkan bahwa ROA merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruh tingkat suku bunga deposito 3 bulan pada lima bank umum di Indonesia.

4.4.6 Pengaruh LDR (Loan to deposit ratio) terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan

Koefisien regresi variabel LDR (Loan To Deposit Ratio)adalah sebesar -0,0097 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,1336 yang lebih besar daripada 0,05. Hasil ini menunjukkan bahwa LDR berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap suku bunga deposito 3 bulan. Artinya setiap kenaikan LDR sebesar 1% maka suku bunga deposito 3 bulan akan turun sebesar 0,0097 dengan syarat variabel lain dalam keadaan konstan (tetap). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Yacob, Kumaat, Niode (2015) yang berjudul pengaruh LDR, ROA, dan inflasi terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka di Sulawesi Utara dengan hasil penelitian yaitu LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka.

Apabila hasil negatif yang diperoleh tersebut dianalisis, ketika LDR meningkat, hal ini menandakan jumlah kredit yang diberikan kepada masyarakat melalui dana pihak ketiga tinggi sehingga menyebabkan tingkat likuiditas menurun, artinya bank akan kesulitan dalam mendanai kewajibannya termasuk pengembalian deposito, oleh sebab itu bank menurunkan tingkat suku bunganya agar tidak terlalu terbebani saat mengembalikan bunga deposito. oleh sebab itu, meningkatnya LDR akan menurunkan tingkat suku bunga deposito tetapi hasil yang telah dianalisis tersebut tidak dapat digunakan dalam penetapan tingkat suku bunga deposito 3 bulan pada lima bank terbesar di Indonesia, karena hasil statistik yang diperoleh menyatakan bahwa variabel tersebut tidak signifikan sehingga variabel LDR bukan merupakan faktor yang dapat mempengaruhi tingkat suku

bunga deposito 3 bulan. Tidak signifikannya suatu hasil regresi dapat disebabkan oleh jumlah tahun penelitian dan jumlah sampel bank yang digunakan.

4.4.7 Pengaruh CAR (capital adequacy ratio) terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan

Koefisien regresi variabel CAR (capital adequacy ratio) adalah sebesar -0,0546 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0281 yang lebih kecil dari 0,05. Maka dapat disimpulkan variabel CAR berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan. Artinya apabila CAR meningkat sebesar 1% maka tingkat suku bunga deposito 3 bulan akan menurun sebesar 0,0546% dengan syarat variabel lain berada pada keadaan yang konstan (tetap). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fitriasih (2011) yang menyatakan bahwa CAR berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank umum di Indonesia.

CAR (Capital Adequacy Ratio) merupakan rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya kredit yang diberikan. Jumlah modal yang cukup mampu menyelamatkan uang milik para deposan dan tentunya akan memberikan rasa aman kepada nasabah yang menitipkan uang di bank yang bersangkutan, terutama dalam menghadapi risiko kebangkrutan karena terjadinya kredit macet (Latumerissa, 1999 dalam Dessy Putri). Semakin tinggi CAR, maka semakin tinggi pula modal yang dimiliki oleh bank tersebut dan bank tersebut memiliki dana yang cukup untuk membiayai kegiatan operasionalnya. Oleh sebab itu bank tidak perlu lagi mencari tambahan dana dari masyarakat dan pada

akhirnya bank akan cenderung menurunkan tingkat suku bunganya termasuk tingkat suku bunga deposito. Apabila CAR meningkat maka tingkat suku bunga deposito akan menurun, hasil yang diperoleh adalah signifikan secara statistik, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel CAR merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga deposito 3 bulan pada lima bank umum terbesar di Indonesia.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen terkait