LAMPIRAN 1 Daftar Total Aset Bank
(dalam jutaan rupiah)
Tahun Total Aset
Mandiri BRI BCA BNI CIMB
2005 245.648.598 114.215.158 148.408.742 141.497.188 36.328.150
2006 247.681.649 138.570.484 161.654.850 154.692.659 42.633.153
2007 266.080.630 175.500.699 193.676.352 175.555.383 57.161.640
2008 301.128.692 220.734.568 226.711.420 178.654.028 69.180.902
2009 344.240.187 276.630.280 263.734.014 206.991.469 102.934.370
2010 379.967.085 335.753.371 302.263.605 222.264.114 127.841.953
2011 489.106.664 456.531.093 377.250.966 288.511.901 164.137.582
2012 517.839.195 473.191.489 413.757.567 301.683.071 181.007.317
2013 648.250.177 606.370.242 488.498.242 370.716.158 211.427.283
2014 693.967.505 669.737.264 518.558.672 380.324.616 219.221.998 Sumber: laporan neraca bank umum pada bank indonesia (2016)
LAMPIRAN 2
DATA TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO, INFLASI, BI RATE, PERTUMBUHAN EKONOMI, DAN LIBOR TAHUN 2005 TRIWULAN 3
SAMPAI 2014 TRIWULAN 4
IV 7,41 6,73 8,17 5,84 5,03
LAMPIRAN 3
DATA ROA, LDR, DAN CAR PT BANK RAKYAT INDONESIA, (PERSERO), TBK TAHUN 2005 TRIWULAN 3 SAMPAI 2014 TRIWULAN
II 4 93 18
III 4 85 18
IV 4 81 18
LAMPIRAN 4
ROA, LDR, DAN CAR BANK MANDIRI, (PERSERO), TBK
III 3 85 15
DATA ROA, LDR, CAR BANK CENTRAL ASIA, TBK TAHUN 2005 TRIWULAN 3 SAMPAI 2014 TRIWULAN 4
IV 3 68 14
DATA ROA, LDR, CAR PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO), TBK TAHUN 2005 TRIWULAN 3 SAMPAI 2014 TRIWULAN 4
2012 I 2 74 18
DATA ROA, LDR, CAR BANK CIMB NIAGA, TBK TAHUN 2005 TRIWULAN 3 SAMPAI 2014 TRIWULAN 4
II 2 92 13
4. HASIL PENGUJIAN PEMILIHAN MODEL DATA PANEL DENGAN ORDINARY LEAST SQUARE (OLS)
Dependent Variable: TSBD? Method: Pooled Least Squares Date: 06/22/16 Time: 12:29 Sample: 2005Q3 2014Q4 Included observations: 38 Cross-sections included: 5
Total pool (unbalanced) observations: 189
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 5.076141 0.805855 6.299071 0.0000 INFLASI? -0.206121 0.024231 -8.506451 0.0000 BIRATE? 1.349127 0.077580 17.39022 0.0000 PDB? -0.715287 0.072068 -9.925166 0.0000 LIBOR? -0.263414 0.047009 -5.603431 0.0000 ROA? -0.042224 0.039070 -1.080722 0.2813 LDR? -0.005249 0.002731 -1.921687 0.0562 CAR? -0.056423 0.017498 -3.224580 0.0015
5. HASIL PENGUJIAN PEMILIHAN MODEL DATA PANEL DENGAN FIXED EFFECT MODEL (FEM)
Dependent Variable: TSBD? Method: Pooled Least Squares Date: 06/22/16 Time: 12:30 Sample: 2005Q3 2014Q4 Included observations: 38 Cross-sections included: 5
Total pool (unbalanced) observations: 189
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 5.601954 0.885654 6.325218 0.0000 INFLASI? -0.200706 0.024366 -8.237036 0.0000 BIRATE? 1.339205 0.077803 17.21272 0.0000 PDB? -0.698428 0.072887 -9.582306 0.0000 LIBOR? -0.289479 0.049273 -5.875011 0.0000 ROA? -0.133667 0.073170 -1.826794 0.0694
Cross-section fixed (dummy variables)
6. HASIL UJI HETEROKEDASTISITAS
Dependent Variable: TSBD? Method: Pooled Least Squares Date: 06/22/16 Time: 12:31 Sample: 2005Q3 2014Q4 Included observations: 38 Cross-sections included: 5
Total pool (unbalanced) observations: 189
White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 5.601954 1.906500 2.938344 0.0037 INFLASI? -0.200706 0.043227 -4.643057 0.0000 BIRATE? 1.339205 0.122167 10.96209 0.0000 PDB? -0.698428 0.166677 -4.190314 0.0000 LIBOR? -0.289479 0.078305 -3.696812 0.0003 ROA? -0.133667 0.058752 -2.275122 0.0241
Cross-section fixed (dummy variables)
DAFTAR PUSTAKA
Boediono, 2001. Ekonomi Makro Edisi 4. Yokyakarta: BPFE
Erlina, 2011. Metodologi Penelitian. Medan: USU Press.
Francis, Jack C., 1991. Investment: Analysis And Management 5th Edition.
Singapore: Mcgraw-hill.
Hasibuan, H. Malayu S.P, 2001. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara.
Jones, Charles P Jones, 2004. “Investment: Analysis And Management”, Sixth
Edition, Willey.
Kasmir, 2014. Manajemen Perbankan Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Latumaerissa, Julius R, 1999. Mengenal Aspek-Aspek Operasi Bank Umum. Jakarta: Bumi Aksara.
Mankiw, N. Gregory, 2003. Teori Makroekonomi. Jakarta: Erlangga.
Manurung, Mandala dan Rahardja, Pratama, 2004. Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.
Mishkin, Frederic S., 2008. Ekonomi Uang, Perbankan, Dan Pasar Keuangan Edisi 8. Jakarta: Salemba Empat.
Purwanto, Suharyani, 2008. Statistika: Untuk Ekonomi Dan Keuangan Modern. Jakarta: Salemba Empat.
Siamat, Dahlan, 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.
Sanusi, Anwar, 2013. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Samuelson, Paul A dan Nordhaus, William D, 2004. Ilmu Makro Ekonomi Edisi 17. Jakarta: PT Media Global Edukasi.
Sekaran, U, 2003. Research Methods For Business. New York: John Wiley & Sons.
Sirojuzilam, 2015. Pembangunan Ekonomi Regional. Medan: USU Press.
Tajul, Khalwaty, 2000. Inflasi dan Solusinya. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Tandelilin, Eduardus, 2001. Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE.
Jurnal
Almilia, Luciana Spica Dan Utomo, Anton Wahyu. 2006. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum Di Indonesia, Jurnal Ekonomi Dan Bisnis ANTISIPASI. Vol.10, No. 1.
Yacob, Presli Maleakhi, Kumaat, Robby Joan dan Niode, Audie. 2015. Pengaruh LDR, ROA, Dan Inflasi Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Di Sulawesi Utara, Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Vol. 15, No.2.
Skripsi
Dewi, May Karlina. 2012. Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR),
Loan To Deposit Ratio (LDR), Dan Return On Asset (ROA) Terhadap
Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka (Pada Bank Central Asia, Tbk Tahun 2001-2010). Skripsi S-1 Universitas Hasanuddin, Makasar.
Fitriasih, Lina. 2011. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum Di Indonesia. Skripsi S-1 Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Pratami, Sapta Rizka Intan, 2013. Pengaruh Inflasi, Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Return On Asset, Dan Loan To Deposit Ratio Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Pembangunan Daerah Di Indonesia Tahun 2009-2011. Skripsi S-1 Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Sianipar, Ria Triana. 2006. Determinan Tingkat Suku Bunga Deposito Berjangka Pada Bank Umum Di Indonesia. Skripsi S-1 Universitas Sumatera Utara, Medan.
Simanullang, Yulia Lamasi. 2006. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI Dan Inflasi Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito Bank-Bank Umum Di Indonesia. Skripsi S-1 Universitas Sumatera Utara, Medan.
Situs
BAB III
METODE PENELITIAN
Secara umum penelitian dapat dilakukan dengan metode ilmiah dan
metode naturalis. Metode naturalis sering juga disebut dengan pendekatan
kualitatif, sedangkan pada kesempatan ini penulis akan melakukan pendekatan
kuantitatif yaitu dengan menggunakan metode ilmiah.
Menurut Senn (1971)dalam buku Erlina(2011: 3), Metode ilmiah
merupakan prosedur atau cara-cara tertentu yang digunakan untuk memperoleh
pengetahuan yang disebut dengan ilmu/pengetahuan ilmiah.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah
penelitian terhadap fenomena atau populasi tertentu yang diperoleh oleh peneliti
dari subjek berupa individu, organisasional, industri atau perspektif yang lain.
Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan
penelitian (sekaran, 2003).
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan melalui media internet yaitu melalui web site
resmi Bank Indonesia dengan sit
3.3 Batasan Operasional
Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk melihat pengaruh dari faktor
eksternal dan faktor internal terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan.
Dimana faktor eksternal dan faktor internal sebagai variabel independen yang
terdiri dari inflasi, BI-Rate, pertumbuhan ekonomi, LIBOR, ROA, LDR, CAR.
Kemudian tingkat suku bunga deposito 3 bulan merupakan variabel dependen.
3.4 Defenisi Operasional
Setiap variabel yang digunakan dalam penelitian harus memiliki defenisi
yang jelas. Jika tidak memiliki definisi yang jelas maka akan menimbulkan
pengertian yang berbeda. Dalam penelitian ini terdapat variabel dependen yaitu
tingkat suku bunga deposito berjangka. Kemudian variabel independen yang
terdiri dari faktor eksternal yaitu inflasi, BI-Rate,pertumbuhan ekonomi,
LIBOR,dan faktor internal yaitu ROA, LDR, CAR. Dimana defenisi
operasionalnya adalah:
1. Tingkat suku bunga deposito (Y) adalah harga yang harus dibayar oleh
bank kepada masyarakat yang menyimpan uang dalam bentuk deposito
selama periode waktu tertentu dan dinyatakan dalam persentase.
2. Inflasi (X1) merupakan kecenderungan dari harga-harga untuk menaik
secara umum dan terus menerus.
3. BI-Rate(X2)merupakan suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap
atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan
4. Pertumbuhan ekonomi (X3) merupakan kenaikan jangka panjang dalam
kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak barang
kepada penduduknya, kemampuan ini bertambah sesuai dengan kemajuan
teknologi dan penyesuaian kelembagaan dan ideologis yang di perlukan.
5. LIBOR (X4) adalah tingkat bunga rata-rata di manabank terkemuka
meminjam dana dengan jumlah yang cukup besar dari bank lain di pasar
London.
6. ROA (Return On Asset) (X5) adalah perbandingan antara laba sebelum
pajak selama 12 bulan terakhir terhadap rata-rata volume usaha dalam
periode yang sama. ROA dapat dihitung dengan rumus:
���= ����������������
��������� � 100 %
7. LDR ( Loan To Deposit Ratio) (X6) adalah suatu pengukuran tradisional
yang menunjukkan deposito berjangka, giro, tabungan, dan lain-lain yang
digunakan dalam memenuhi permohonan pinjaman nasabahnya.
���= ����������
������������ � 100 %
8. CAR (Capital Adequacy Ratio) (X7) adalahrasio kinerja bank untuk
mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva
yang mengandung atau menghasilkan resiko, misalnya kredit yang
���= ����������
Rasio Menggunakan data publikasi Bank Indonesia Triwulan
Independen (bebas)
BI-Rate Rasio Menggunakan data publikasi Bank Indonesia Triwulan
Pertumbuhan Ekonomi
Rasio
�
=
��� 1−��� 0��� 0
x 100%
Triwulan
LIBOR Rasio Menggunakan data publikasi ICE Benchmark Administration (IBA) LIBOR
3.5 Populasi dan Sampel
Penelitian sensus atau penelitian populasi dapat dilaksanakan jika
populasinya kecil. Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah lima bank
Lima bank terbesar di Indonesia dilihat dari segi asetnya yang digunakan
sebagai sampel jenuh dalam penelitian ini adalah:
Tabel 3.3
Daftar Bank yang Menjadi Sampel
No. Nama Bank
1. Bank Mandiri (Persero), Tbk.
2.
Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
3. Bank Central Asia, Tbk.
4. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
5. Bank CIMB Niaga, Tbk.
3.6 Jenis Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan
dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Penelitian ini bersifat
kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menekankan pada
pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan
melakukan analisis data dengan prosedur statistik.Penelitian ini menggunakan
pool data (data panel) dilakukan denganruntun waktu (time series) setiap
triwulannya dari tahun 2005-2014 pada lima bank umum terbesar di Indonesia
3.7 Metode pengumpulan data
Data penelitian ini diambil dari web site resmi Bank Indonesia
(B
literatur berupa kumpulan materi kuliah, jurnal, dan buku-buku yang berhungan
dengan penelitian.
3.8 Teknik Analisis 3.8.1 Analisis deskriptif
Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi (Sugiyono, 2008:206). Data tersebut dapat digambarkan
melalui penghitungan mean, median, standar deviasi, maximum dan minimum
pada hasil statistik dengan mengunakan program Eviews 7.
3.8.2 Analisis regresi linear berganda
Regresi linear berganda pada dasarnya merupakan perluasan dari regresi
linear sederhana, yaitu menambah jumlah variabel bebas yang sebelumnya hanya
satu menjadi dua atau lebih variabel bebas.
Model persamaan matematis adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 +b6X6 + b7X7 + e
Dimana:
Y = Tingkat suku bunga deposito 3 bulan
X2 = BI-Rate
X3 =Pertumbuhan Ekonomi
X4 =LIBOR
X5 = ROA
X6 = LDR
X7 = CAR
b1,b2,b3,b4,b5,b6,b7 = konstanta
e = variabel pengganggu
3.9 Pengujian Hipotesis
3.9.1 Uji signifikansi seluruh koefisien regresi secara serempak
Uji seluruh koefisien regresi secara serempak sering disebut dengan uji
model. Karena nilai Fhitung berhubungan erat dengan nilai koefisien determinasi
(R2) maka pada saat melakukan uji F, sesungguhnya menguji nilai koefisien
determinasi (R2). Berapa persen variabel terikat dijelaskan oleh seluruh bariabel
bebas secara serempak (bersama-sama), dijawab oleh koefisien determinasi (R2),
sedangkan signifikan atau tidak yang sekian persen itu, dijawab oleh uji F.
Semakin tinggi nilai koefisien determinasi (R2) dan signifikan maka semakin baik
model itu.
Kriteria pengujian hipotesis untuk koefisien regresi secara serempak:
a. Ho: b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7= 0 ; Secara simultan inflasi, BI-rate, pertumbuhan
ekonomi, LIBOR, ROA, LDR, dan CAR berpengaruh tidak signifikan
b. H1: minimal satu bi≠ 0; Secara simultan inflasi, BI-rate, pertumbuhan
ekonomi, LIBOR, ROA, LDR, dan CAR berpengaruh signifikan terhadap
tingkat suku bunga deposito berjangka).
Keputusan dapat diambil sesuai dengan ketentuan berikut:
Jika nilai -Ftabel≤ Fhitung≤ Ftabelpada α = 0,05 maka H0tidak ditolak
Jika nilai Fhitung< -Ftabeldan Fhitung> Ftabelpada α = 0,05 maka H0 ditolak
3.9.2 Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara Parsial
Uji signifikansi terhadap masing-masing koefisien regresi diperlukan
untuk mengetahui signifikan tidaknya pengaruh dari masing-masing variabel
bebas (Xi) terhadap variabel terikat (Y).
Kriteria pengujian hipotesis untuk koefisien regresi secara parsial:
a. Inflasi
H0 : b1 = 0; artinya inflasi berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat
suku bunga deposito berjangka 3 bulan.
H1 : b1 ≠ 0; artinya inflasi berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku
bunga deposito berjangka 3 bulan
b. BI-rate
H0 : b2 = 0; artinya BI-rate berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat
suku bunga deposito berjangka 3 bulan.
H1 : b2 ≠ 0; artinya BI-rate berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku
bunga deposito berjangka 3 bulan.
H0 : b3 = 0; artinya Pertumbuhan ekonomi berpengaruh tidak signifikan
terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka 3 bulan.
H1 : b3≠ 0; artinya Pertumbuhan ekonomi berpengaruh signifikan terhadap
tingkat suku bunga deposito berjangka 3 bulan.
d. LIBOR
H0 : b4 = 0; artinya LIBORberpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat
suku bunga deposito berjangka 3 bulan.
H1 : b4 ≠ 0; artinya LIBORberpengaruh signifikan terhadap tingkat suku
bunga deposito berjangka 3 bulan.
e. ROA (return on asset)
H0 : b5 = 0; artinya ROAberpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat
suku bunga deposito berjangka 3 bulan.
H1 : b5 ≠ 0; artinyaROA berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku
bunga deposito berjangka 3 bulan.
f. LDR (loan to deposit ratio)
H0 : b6 = 0; artinya LDR berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat
suku bunga deposito berjangka 3 bulan.
H1 : b6 ≠ 0; artinya LDR berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku
bunga deposito berjangka 3 bulan.
g. CAR (capital adequacy ratio)
H0 : b7 = 0; artinya CAR berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat
H1 : b7 ≠ 0; artinya CAR berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku
bunga deposito berjangka 3 bulan.
Keputusan dapat diambil sesuai dengan ketentuan berikut:
Jika thitung<ttabel ; maka H0 tidak ditolak
thitung>ttabel ; maka H0 ditolak
3.9.3 Koefisien Determinasi (R2)
R2menjelaskan proporsivariasi dalam variabel terikat (Y) yang dijelaskan
oleh variabel bebas (lebih dari satu variabel: Xi;i = 1, 2, 3, 4, ...., n) secara
bersama-sama dan nilainya selalu positif. Persamaan regresi linear berganda
semakin baik apabila nilai koefisien determinasi (R2) dihitung dengan rumus
berikut:
R2
=
������
Dalam praktiknya, nilai koefisien determinasi yang digunakan untuk
analisis adalah nilai R2 yang terlah disesuaikan (���������2 ) yang dihitung dengan
menggunakan rumus berikut.
���������2 = 1 - (1 - R2 ) �−1
�−�
3.10 Pemilihan model data panel
Untuk mengestimasi parameter model dengan data panel, terdapat
beberapa teknik yang ditawarkan, yaitu OLS (ordinary least square), fixed effect
3.10.1 OLS (ordinary least square)
Teknik ini tidak ada bedanya dengan membuat regresi dengan data cross
section atau time series, akan tetapi untuk data panel, sebelum membuat regresi
kita arus gabungkan data cross-section dengan data time series (pool data).
Kemudan data gabungan ini diperlakukan sebagai satu kesatuan pengamatan yang
digunakan untuk mengestimasi model dengan metode OLS. Penggunaan estimasi
dengan metode ini tidak realistif. Misalkan dengan menggunakan OLS maka kita
akan memperoleh nilai intercept dan koefisien parameter yang konstan untuk
seluruh daerah. apakah mungkin setiap daerah emiliki intercept yang sama? Oleh
karena itu pengunaan dua metode lainnya yakni fixed effect model dan random
effect model lebih baik.
3.10.2 Fixed Effect Model (FEM)
Model ini memiliki intercept persamaan yang tidak konstan atau terdapat
perbedaan pada setiap individu (cross section). Atau dengan kata lain, intercept ini
mungkin berubah untuk setiap individu dan waktu.
3.10.3 Random Effect Model (REM)
Bila pada model ini, perbedaan antarindividu dan atau waktu dicerminkan
lewat intercept, maka pada model REM, perbedaan tersebut diakomodasi lewat
error.
Oleh karena ada dua metode yang sesuai untuk data panel. Maka kita
harus memilih salah satu dari keduanya untuk mencari model yang paling tepat.
Masing-masing model memiliki kelebihan. Metode REM mempunyai parameter
kebebasan (degree of freedom) yang lebih banyak dibandingkan model dengan
metode FEM. Sementara itu, metode FEM juga mempunyai keunggulan yaitu
metode ini dapat membedakan efek individual dan efek waktu dan FEM tidak
perlu mengasumsikan bahwa komponen error tidak berkorelasi dengan variabel
bebas.
Beberapa pakar ekonometrika membuat pembuktian untuk menentukan
metode apa yang paling sesuai untuk digunakan dalam data panel. Adapun
kesimpulan dari pembuktian tersebut adalah:
1. Jika pada data panel, jumlah runtun waktu lebih besar dibandingkan
jumlah individu, maka disarankan untuk menggunakan metode FEM.
2. Jika data panel, jumlah runtun waktu lebih sedikit dibandingkan jumlah
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Lima Bank Terbesar di Indonesia 1. Bank Mandiri (Persero), Tbk.
Bank mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program
restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada
bulan Juli 1999, empat bank pemerintah, yiatu Bank Bumi Daya, Bank Dagang
Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia dilebur
menjadi bank mandiri. Bank mandiri beralamat di Plaza Mandiri, Jl. Gatot
Subroto Kav. 36-38, Jakarta 12190
2. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
Bank Rakyat Indonesia berdiri tanggal 16 Desember 1895 dengan nama
Bank Bantuan Dan Simpanan Milik Kaum Priyayi. Pada tahun 2003, pemerintah
indonesia memutuskan untuk menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi
perusahaan publik dengan nama resmi PT Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
Bank BRI beralamat di Jl.Jend Sudirman Kav 44-46 Jakarta 10210.
3. Bank Central Asia, Tbk.
Bank Central Asia (BCA) berdiri sejak 1957 berdasarkan surat keputusan
menteri keuangan republik indonesia no. 42855/U.M.II tertanggal 14 Maret 1957
untuk ijin melakukan usaha bank. Bank Central Asia beralamat di Jl.Mh. Thamrin
4. Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. didirikan pada tanggal 5 Juli 1946
dan merupakan bank pertama milik negara yang lahir setelah kemerdekaan
Indonesia. Pada Agustus 1994 melengkapi ijin menjadi bank devisa. Bank Negara
Indonesia beralamat di Gedung Bni Jl.Jend.Sudirman Kav 1 Jakarta 10220
5. Bank CIMB Niaga, Tbk.
Bank CIMB Niaga berdiri pada tanggal 26 September 1955 dengan nama
Bank Niaga. Pada bulan Agustus 2007 seluruh kepemilikan saham berpindah
tangan ke CIMB Group dengan platform universal banking. Bank CIMB niaga
beralamat di Graha Niaga, Jl.Jend.Sudirman Kav.58 Jakarta 12190.
4.2. Hasil penelitian 4.2.1 Analisis deskriptif
Analisis deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi. Dalam statistik deskriptif akan disajikan data melalui
tabel perhitungan mean, median, standar deviasi, maksimum dan minimum.
Deskripsi variabel tingkat suku bunga deposito 3 bulan periode 2005
Mean 8.072632
Median 7.478333
Maximum 12.24667
Minimum 5.656667
Std. Dev. 1.805166
Tabel 4.1
Analisis deskriptif tingkat suku bunga deposito 3 bulan
Dari Tabel 4.1, dapat kita lihat rata-rata (mean) dari tingkat suku bunga
deposito 3 bulan adalah 8,0726, nilai tengah (median) sebesar 7,4783. Nilai
tertinggi dari tingkat suku bunga deposito dapat kita nilai dari nilai maximum
sebesar 12,2466, artinya tingkat suku bunga tertinggi sejak tahun 2005 sampai
2014 adalah sebesar 12,2466 yang terjadi pada tahun 2006 triwulan 1. Penetepan
tingkat suku bunga tersebut menunjukkan persenan bunga yang diberikan kepada
masyarakat sebagai balas jasa, penetapan suku bunga yang tinggi ini dapat
dikarenakan banyak hal salah satunya disebabkan oleh variabel-variabel yang
sedang diteliti dalam penelitian ini, yaitu inflasi, BI-rate, pertumbuhan ekonomi,
LIBOR, ROA, LDR, dan CAR. Kemudian nilai terendah (minimum) sebesar
5.6566, artinya tingkat suku bunga terendah yang ditetapkan dalam periode 2005
triwulan 3 sampai 2014 triwulan 4 adalah sebesar 5.6566 yang terjadi pada tahun
2012 triwulan 3. Penetapan tingkat suku bunga tersebut menunjukkan persenan
bunga yang diberikan kepada nasabah sebagai balas jasa, penetapan suku bunga
yang rendah dapat diakibatkan oleh variabel-variabel yang sedang diteliti dalam
penelitian ini, yaitu inflasi, BI-rate, pertumbuhan ekonomi, LIBOR, ROA, LDR,
dan CAR. Dan standar deviasi yang merupakan nilai yang menunjukkan
penyimpangan data dari variabel tingkat suku bunga deposito 3 bulan sebesar
4.2.1.1 Analisis deskriptif pada faktor eksternal
1. Deskripsi variabel inflasi periode 2005 sampai 2014.
Mean 7.332456
Median 6.340000 Maximum 17.79333 Minimum 2.586667 Std. Dev. 3.775048
Tabel 4.2
Analisis deskriptif variabel inflasi
Dari Tabel 4.2, dapat kita lihat rata-rata (mean) dari inflasi adalah 7,3324,
nilai tengah (median) sebesar 6,3400. Nilai tertinggi dari inflasi dapat kita lihat
dari nilai maximum sebesar 17,7933, angka ini terjadi pada tahun 2005 triwulan 4,
hal ini dikarenakan harga minyak dunia meningkat menyebabkan harga-harga
barang secara umum dipasar meningkat sehingga menyebabkan inflasi meningkat.
Kemudian nilai terendah (minimum) sebesar 2,5866 pada tahun 2009 triwulan
4.Laju inflasi yang rendah sepanjang 2009 disebabkan oleh terjadinya deflasi pada
barang-barang yang harganya ditetapkan oleh pemerintah, seperti bahan bakar
minyak dan listrik. Untuk harga barang yang ditetapkan pemerintah malah terjadi
deflasi minus 3,26 persen (dilansir dari viva.co.id).Dan standar deviasi yang
merupakan nilai yang menunjukkan penyimpangan data dari variabel inflasi
2. Deskripsi variabel BI-rate periode 2005 sampai 2014.
Mean 7.827851
Median 7.458333 Maximum 12.75000 Minimum 5.750000 Std. Dev. 1.934071
Tabel 4.3
Analisis deskriptif variabel BI-rate
Dari Tabel 4.3, dapat kita lihat rata-rata (mean) dari BI-rate adalah 7,8278,
nilai tengah (median) sebesar 7,4583. Nilai tertinggi dari BI-rate dapat kita lihat
dari nilai maximum sebesar 12,7500, angka ini terjadi pada tahun 2006 triwulan 1.
Tingginya tingkat suku bungaBI-rate ini dikarenakan oleh tinggi tingkat inflasi
pada triwulan sebelumnya, dimana Bank Indonesia akan menaikkan BI-rate
apabila inflasi melampaui sasaran. Kemudian nilai terendah (minimum) sebesar
5,7500, angka ini terjadi pada sepanjang tahun 2012. Nilai terendah dari
BI-rateini dikarenakan oleh rendahnya inflasi pada tahun yang sama, dimana Bank
Indonesia akan menurunkan tingkat suku bunga BI-rate apabila inflasi
diperkirakan berada dibawah sasaran yang ditetapkan. Dan standar deviasi yang
merupakan nilai yang menunjukkan penyimpangan data dari variabel BI-rate
sebesar 1.9340.
3. Deskripsi variabel pertumbuhan ekonomi periode 2005 sampai 2014.
Mean 5.788714
Median 5.926604 Maximum 6.806642 Minimum 4.135826 Std. Dev. 0.698362
Tabel 4.4
Dari Tabel 4.4, dapat kita lihat rata-rata (mean) dari pertumbuhan ekonomi
adalah 5,7887, nilai tengah (median) sebesar 5,9266. Nilai tertinggi dari
pertumbuhan ekonomi dapat kita lihat dari nilai maximum sebesar 6,8066, angka
ini terjadi pada tahun 2010 triwulan 4, angka ini dikarenakan tingginya laju
pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh bergairahnya perdagangan
internasional, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) (2016) bahwa ekspor
pada tahun 2010 sebesar $157 juta US dollar dan terus naik sampai tahun 2011
sebesar $203 juta US dollar. Kemudian nilai terendah (minimum) sebesar 4.1358
pada tahun 2009 triwulan 2. Hal ini diakibatkan kontraksi ekspor serta suku bunga
perbankan yang masih tinggi, yang menyebabkan pada melambatnya
pertumbuhan investasi. Ekspor pada tahun 2009 sebesar $116 juta US dollar
menurun dari tahun sebelumnya yaitu sebesar $137 juta US dollar.Sedangkan
suku bunga perbankan khususnya suku bunga deposito masih cukup tinggi tahun
2009 triwulan 2 yaitu 9,67. Dan standar deviasi yang merupakan nilai yang
menunjukkan penyimpangan data dari variabel pertumbuhan ekonomi sebesar
0.6983.
4. Deskripsi variabel LIBOR (London Interbank Offered Rate) periode 2005
sampai 2014
Mean 1.869080
Median 0.452470 Maximum 5.443920 Minimum 0.228220 Std. Dev. 2,081110
Tabel 4.5
Dari Tabel 4.5, dapat kita lihat rata-rata (mean) dari LIBOR adalah
1,8690, nilai tengah (median) sebesar 0,4524. Nilai tertinggi dari LIBOR dapat
kita lihat dari nilai maximum sebesar 5,4439, angka ini terjadi pada tahun 2007
triwulan 3.Tingkat suku bunga LIBOR naik setelah Lehman Brothersbank
bangkrut tahun 2007, sedemikian rupa sehingga mencerminkan kekhawatiran
tentang kesehatan keuangan antar bank, yang mempunyai hubungan pinjaman
satu sama lain, sementara itu volume pinjaman menurun drastis. Dimana total
penyaluran dana antarbank menurun pada tahun 2007 sebesar Rp 139.777 Miliar
dari tahun sebelumnya sebesar Rp 156.906 Miliar (Bank Indonesia, 2016).
Kemudian nilai terendah (minimum) sebesar 0.2282 pada tahun 2014 triwulan 2.
Dan standar deviasi yang merupakan nilai yang menunjukkan penyimpangan data
dari variabel LIBOR sebesar 2,0811.
4.2.1.2Analisis deskriptif pada faktor internal
1. Deskripsi variabel ROA (Return On Asset) pada PT Bank Rakyat
Indonesia (Persero),Tbk. periode 2005 triwulan 3 sampai 2014 triwulan 4.
Mean 3.973684
Median 4.000000 Maximum 5.000000 Minimum 3.000000 Std. Dev. 0.592149
Tabel 4.6
Analisis deskriptif variabel ROAPT Bank Rakyat Indonesia (Persero),Tbk.
Dari Tabel 4.6, dapat kita lihat rata-rata (mean) dari ROA adalah 3,9736,
nilai tengah (median) sebesar 4,0000. Nilai tertinggi dari ROA dapat kita lihat dari
Rakyat Indonesia, Tbk. tinggi sehingga posisi bank dari segi penggunaan aset
adalah baik. Kemudian nilai terendah (minimum) sebesar 3,0000,hal ini
dikarenakan tingkat laba yang menurun tetapi dengan hasil persentase rasio
seperti itu, bank tidak perlu khawatir karna bank masih diatas batas aman. Dan
standar deviasi yang merupakan nilai yang menunjukkan penyimpangan data dari
variabel ROA sebesar 0.5921.
2. Deskripsi variabel ROA (return on asset)Bank Mandiri (Persero), Tbk.
periode 2005 sampai 2014.
Mean 2.378378
Median 3.000000 Maximum 4.000000 Minimum 1.000000 Std. Dev. 0.794123
Tabel 4.7
Analisis deskriptif variabel ROA Bank Mandiri (Persero), Tbk.
Dari Tabel 4.7, dapat kita lihat rata-rata (mean) dari ROA adalah 2,3783,
nilai tengah (median) sebesar 3,0000. Nilai tertinggi dapat kita lihat dari nilai
maximum sebesar 4,0000, hal ini terjadi karena tingkat laba dari Bank Mandiri
(Persero), Tbk.tinggi sehingga posisi bank dari segi penggunaan aset adalah baik,
kemudian nilai terendah (minimum) sebesar 1,0000,hal ini terjadi karena laba
yang dihasilkan bank dari pengelolaan aset rendah. Dan standar deviasi yang
merupakan nilai yang menunjukkan penyimpangan data sebesar 0,7941.
3. Deskripsi variabel ROA (return on asset) pada Bank Central Asia, Tbk.
periode 2005 sampai 2014.
Median 3.000000 Maximum 3.000000 Minimum 2.000000 Std. Dev. 0.162221
Tabel 4.8
Analisis deskriptif variabel ROA Bank Central Asia, Tbk.
Dari Tabel 4.8, dapat kita lihat rata-rata (mean) adalah sebesar 2,9736,
nilai tengah (median) sebesar 3,0000. Nilai tertinggi dapat kita lihat dari nilai
maximum sebesar 3,0000, hal ini terjadi karena tingkat laba yang dihasilkan oleh
Bank Central Asia, Tbk.dari segi pengelolaan asettinggi sehingga posisi bank dari
segi penggunaan aset tersebut adalah baik, kemudian nilai terendah (minimum)
sebesar 2,0000hal ini terjadi karena laba yang dihasilkan Bank Central Asia, Tbk.
dari pengelolaan aset rendah. Dan standar deviasi yang merupakan nilai yang
menunjukkan penyimpangan data sebesar 0.1622.
4. Deskripsi variabel ROA (return on asset) pada Bank Negara Indonesia
(Persero), Tbk. periode 2005 sampai 2014.
Mean 1.763158
Median 2.000000 Maximum 3.000000 Minimum 1.000000 Std. Dev. 0.819829
Tabel 4.9
Analisis deskriptif variabel ROA Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
Dari Tabel 4.9, dapat kita lihat rata-rata (mean) adalah sebesar 1,7631,
nilai tengah (median) sebesar 2,0000. Nilai tertinggi dapat kita lihat dari nilai
maximum sebesar 3,0000, hal ini terjadi karena tingkat laba yang dihasilkan oleh
posisi bank dari segi penggunaan aset tersebut adalah baik, kemudian nilai
terendah (minimum) sebesar 1,0000 hal ini terjadi karena laba yang dihasilkan
Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk. dari pengelolaan aset rendah. Dan standar
deviasi yang merupakan nilai yang menunjukkan penyimpangan data sebesar
0.8198.
5. Deskripsi variabel ROA (return on asset) pada Bank CIMB Niaga, Tbk.
periode 2005 sampai 2014.
Mean 1.947368
Median 2.000000 Maximum 3.000000 Minimum 1.000000 Std. Dev. 0.461921
Tabel 4.10
Analisis deskriptif variabel ROA Bank CIMB Niaga, Tbk.
Dari Tabel 4.10, dapat kita lihat rata-rata (mean) adalah sebesar 1,9473,
nilai tengah (median) sebesar 2,0000. Nilai tertinggi dapat kita lihat dari nilai
maximum sebesar 3,0000, hal ini terjadi karena tingkat laba yang dihasilkan oleh
Bank CIMB Niaga, Tbk. dari segi pengelolaan aset tinggi sehingga posisi bank
dari segi penggunaan aset tersebut adalah baik. Kemudian nilai terendah
(minimum) sebesar 1,0000 hal ini terjadi karena laba yang dihasilkan Bank CIMB
Niaga, Tbk. dari pengelolaan aset rendah. Dan standar deviasi yang merupakan
nilai yang menunjukkan penyimpangan data sebesar 0,4619.
6. Deskripsi variabel LDR (loan to deposit ratio) pada Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk. periode 2005 triwulan 3 sampai 2014 triwulan 4.
Mean 81.84211
Minimum 68.00000 Std. Dev. 6.462057
Tabel 4.11
analisis deskriptif variabel LDR (Loan To Deposit Ratio)Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
Dari Tabel 4.11, dapat kita lihat rata-rata (mean) dari variabel LDR (Loan
To Deposit Ratio) adalah sebesar 81.8421, nilai tengah (median) sebesar 81.5000.
Nilai tertinggi dapat kita lihat dari nilai maximum sebesar 93.0000, hal ini terjadi
karena total kredit yang diberikan oleh Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
kepada nasabah yang berasal dari dana pihak ketiga cukup besar, hal ini dapat
mempengaruhi likuiditas perbankan tersebut. Kemudian nilai terendah (minimum)
sebesar 68.0000 hal ini terjadi karena dana pihak ketiga yang digunakan untuk
penyaluran kredit tidak terlalu banyak digunakan. Dan standar deviasi yang
merupakan nilai yang menunjukkan penyimpangan data sebesar 6.4620.
7. Deskripsi variabel LDR (loan to deposit ratio) pada Bank Mandiri
(Persero), Tbk. periode 2005 triwulan 3 sampai 2014 triwulan 4.
Mean 66.63158
Median 63.00000 Maximum 86.00000 Minimum 49.00000 Std. Dev. 12.21966
Tabel 4.12
analisis deskriptif variabel LDR (Loan To Deposit Ratio) Bank Mandiri (Persero), Tbk.
Dari Tabel 4.12, dapat kita lihat rata-rata (mean) dari variabel LDR (Loan
Nilai tertinggi dapat kita lihat dari nilai maximum sebesar 86.0000, hal ini terjadi
karena total kredit yang diberikan oleh Bank Mandiri (Persero), Tbk. kepada
nasabah yang berasal dari dana pihak ketiga cukup besar, hal ini dapat
mempengaruhi likuiditas perbankan tersebut. Kemudian nilai terendah (minimum)
sebesar 49.0000 hal ini terjadi karena dana pihak ketiga yang digunakan untuk
penyaluran kredit tidak terlalu banyak digunakan. Dan standar deviasi yang
merupakan nilai yang menunjukkan penyimpangan data sebesar 12,2196.
8. Deskripsi variabel LDR (loan to deposit ratio) pada Bank Central Asia,
Tbk. periode 2005 triwulan 3 sampai 2014 triwulan 4.
Mean 54.84211
Median 52.50000 Maximum 77.00000 Minimum 37.00000 Std. Dev. 12.93336
Tabel 4.13
analisis deskriptif variabel LDR (Loan To Deposit Ratio) Bank Central Asia, Tbk.
Dari Tabel 4.13, dapat kita lihat rata-rata (mean) dari variabel LDR (Loan
To Deposit Ratio) adalah sebesar 54,8421, nilai tengah (median) sebesar 52,5000.
Nilai tertinggi dapat kita lihat dari nilai maximum sebesar 77.0000, hal ini terjadi
karena total kredit yang diberikan oleh Bank Central Asia, Tbk. kepada nasabah
yang berasal dari dana pihak ketiga cukup besar, hal ini dapat mempengaruhi
likuiditas perbankan tersebut. Kemudian nilai terendah (minimum) sebesar
37.0000 hal ini terjadi karena dana pihak ketiga yang digunakan untuk penyaluran
kredit tidak terlalu banyak digunakan. Dan standar deviasi yang merupakan nilai
9. Deskripsi variabel LDR (loan to deposit ratio) pada Bank Negara
Indonesia (Persero), Tbk. periode 2005 triwulan 3 sampai 2014 triwulan 4.
Mean 69.21053
Median 70.00000 Maximum 88.00000 Minimum 48.00000 Std. Dev. 11.73159
Tabel 4.14
analisis deskriptif variabel LDR (Loan To Deposit Ratio) Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
Dari Tabel 4.14, dapat kita lihat rata-rata (mean) dari variabel LDR (Loan
To Deposit Ratio) adalah sebesar 69,2105, nilai tengah (median) sebesar 70,0000.
Nilai tertinggi dapat kita lihat dari nilai maximum sebesar 88.0000, hal ini terjadi
karena total kredit yang diberikan oleh Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk.
kepada nasabah yang berasal dari dana pihak ketiga cukup besar, hal ini dapat
mempengaruhi likuiditas perbankan tersebut. Kemudian nilai terendah (minimum)
sebesar 48.0000 hal ini terjadi karena dana pihak ketiga yang digunakan untuk
penyaluran kredit tidak terlalu banyak digunakan. Dan standar deviasi yang
merupakan nilai yang menunjukkan penyimpangan data sebesar 11,7315.
10. Deskripsi variabel LDR (loan to deposit ratio) pada Bank CIMB Niaga,
Tbk. periode 2005 triwulan 3 sampai 2014 triwulan 4.
Mean 89.97368
Median 90.00000 Maximum 96.00000 Minimum 79.00000 Std. Dev. 4.070240
Tabel 4.15
Dari Tabel 4.15, dapat kita lihat rata-rata (mean) dari variabel LDR (Loan
To Deposit Ratio) adalah sebesar 89.9736, nilai tengah (median) sebesar 90.0000.
Nilai tertinggi dapat kita lihat dari nilai maximum sebesar 96.0000, hal ini terjadi
karena total kredit yang diberikan oleh Bank CIMB Niaga, Tbk. kepada nasabah
yang berasal dari dana pihak ketiga cukup besar, hal ini dapat mempengaruhi
likuiditas perbankan tersebut. Kemudian nilai terendah (minimum) sebesar
79.0000 hal ini terjadi karena dana pihak ketiga yang digunakan untuk
penyaluran kredit tidak terlalu banyak digunakan. Dan standar deviasi yang
merupakan nilai yang menunjukkan penyimpangan data sebesar 4.0702.
11. Deskripsi variabel CAR (capital adequacy ratio) pada Bank Rakyat
Indonesia (Persero), Tbk. periode 2005 triwulan 3 sampai 2014 triwulan 4.
Mean 16.15789
Median 16.00000 Maximum 23.00000 Minimum 13.00000 Std. Dev. 2.531171
Tabel 4.16
analisis deskriptif variabel CAR (capital adequacy ratio)Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.
Dari Tabel 4.16, dapat kita lihat rata-rata (mean) dari variabel CAR
(capital adequacy ratio) adalah sebesar 16.1578, nilai tengah (median) sebesar
16.0000. Nilai tertinggi dapat kita lihat dari nilai maximum sebesar 23.0000, hal
ini terjadi karena bank memiliki cukup modal untuk diendapkandan digunakan
sebagai cadangan modal dalam membiayai kredit macet. Kemudian nilai terendah
(minimum) sebesar 13.0000 hal ini terjadi karena modal yang dimiliki tidak
ditetapkan Bank Indonesia yaitu sebesar 8%. Dan standar deviasi yang merupakan
nilai yang menunjukkan penyimpangan data sebesar 2.5311.
12. Deskripsi variabel CAR (capital adequacy ratio) pada Bank Mandiri
(Persero), Tbk. periode 2005 triwulan 3 sampai 2014 triwulan 4.
Mean 17.86842
Median 16.00000 Maximum 27.00000 Minimum 13.00000 Std. Dev. 4.153612
Tabel 4.17
analisis deskriptif variabel CAR (capital adequacy ratio)Bank Mandiri (Persero), Tbk.
Dari Tabel 4.17, dapat kita lihat rata-rata (mean) dari variabel CAR
(capital adequacy ratio) adalah sebesar 17,8684, nilai tengah (median) sebesar
16,0000. Nilai tertinggi dapat kita lihat dari nilai maximum sebesar 27,0000, hal
ini terjadi karena bank memiliki cukup modal untuk diendapkandan digunakan
sebagai cadangan modal dalam membiayai kredit macet. Kemudian nilai terendah
(minimum) sebesar 13,0000 hal ini terjadi karena modal yang dimiliki tidak
terlalu besar untuk diendapkan, tetapi angka 13% masih diatas batas aman yang
ditetapkan Bank Indonesia yaitu sebesar 8%. Dan standar deviasi yang merupakan
13. Deskripsi variabel CAR (capital adequacy ratio) pada Bank Central Asia,
Tbk. periode 2005 triwulan 3 sampai 2014 triwulan 4.
Mean 16.97368
Median 16.00000 Maximum 25.00000 Minimum 12.00000 Std. Dev. 3.537344
Tabel 4.18
analisis deskriptif variabel CAR (capital adequacy ratio)Bank Central Asia, Tbk.
Dari Tabel 4.18, dapat kita lihat rata-rata (mean) dari variabel CAR
(capital adequacy ratio) adalah sebesar 16.9736, nilai tengah (median) sebesar
16,0000. Nilai tertinggi dapat kita lihat dari nilai maximum sebesar 25,0000, hal
ini terjadi karena bank memiliki cukup modal untuk diendapkan dan digunakan
sebagai cadangan modal dalam membiayai kredit macet. Kemudian nilai terendah
(minimum) sebesar 12,0000 hal ini terjadi karena modal yang dimiliki tidak
terlalu besar untuk diendapkan, tetapi angka 12% masih diatas batas aman yang
ditetapkan Bank Indonesia yaitu sebesar 8%. Dan standar deviasi yang merupakan
nilai yang menunjukkan penyimpangan data sebesar 3.53734.
14. Deskripsi variabel CAR (capital adequacy ratio) pada Bank Negara
Indonesia (Persero), Tbk. periode 2005 triwulan 3 sampai 2014 triwulan 4.
Mean 15.97368
Median 16.00000 Maximum 20.00000 Minimum 12.00000 Std. Dev. 1.823078
Tabel 4.19
Dari Tabel 4.19, dapat kita lihat rata-rata (mean) dari variabel CAR
(capital adequacy ratio) adalah sebesar 15.9736, nilai tengah (median) sebesar
16,0000. Nilai tertinggi dapat kita lihat dari nilai maximum sebesar 20,0000, hal
ini terjadi karena bank memiliki cukup modal untuk diendapkan dan digunakan
sebagai cadangan modal dalam membiayai kredit macet. Kemudian nilai terendah
(minimum) sebesar 12,0000 hal ini terjadi karena modal yang dimiliki tidak
terlalu besar untuk diendapkan, tetapi angka 12% masih diatas batas aman yang
ditetapkan Bank Indonesia yaitu sebesar 8%. Dan standar deviasi yang merupakan
nilai yang menunjukkan penyimpangan data sebesar 1.8230.
15. Deskripsi variabel CAR (capital adequacy ratio) pada Bank CIMB Niaga,
Tbk. periode 2005 triwulan 3 sampai 2014 triwulan 4.
Mean 15.31579
Median 15.00000 Maximum 19.00000 Minimum 12.00000 Std. Dev. 1.832223
Tabel 4.20
analisis deskriptif variabel CAR (capital adequacy ratio)Bank CIMB Niaga, Tbk.
Dari Tabel 4.20, dapat kita lihat rata-rata (mean) dari variabel CAR
(capital adequacy ratio) adalah sebesar 15.3157, nilai tengah (median) sebesar
15,0000. Nilai tertinggi dapat kita lihat dari nilai maximum sebesar 19,0000, hal
ini terjadi karena bank memiliki cukup modal untuk diendapkan dan digunakan
sebagai cadangan modal dalam membiayai kredit macet. Kemudian nilai terendah
(minimum) sebesar 12,0000 hal ini terjadi karena modal yang dimiliki tidak
ditetapkan Bank Indonesia yaitu sebesar 8%. Dan standar deviasi yang merupakan
nilai yang menunjukkan penyimpangan data sebesar 1.8322.
4.2.2 Pemilihan Model Data Panel
Untuk mengestimasi parameter model dengan data panel, terdapat
beberapa metode yang ditawarkan, yaituordinary least square (OLS), fixed effect
model (FEM), dan random effect model (REM).
4.2.2.1Ordinary Least Square (OLS)
Untuk metode pertama digunakan ordinary least square dengan hasil
dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Dependent Variable: TSBD? Method: Pooled Least Squares Date: 06/22/16 Time: 12:29 Sample: 2005Q3 2014Q4 Included observations: 38 Cross-sections included: 5
Total pool (unbalanced) observations: 189
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 5.076141 0.805855 6.299071 0.0000 INFLASI? -0.206121 0.024231 -8.506451 0.0000 BIRATE? 1.349127 0.077580 17.39022 0.0000 PDB? -0.715287 0.072068 -9.925166 0.0000 LIBOR? -0.263414 0.047009 -5.603431 0.0000 ROA? -0.042224 0.039070 -1.080722 0.2813 LDR? -0.005249 0.002731 -1.921687 0.0562 CAR? -0.056423 0.017498 -3.224580 0.0015
R-squared 0.920800 Mean dependent var 8.078519 Adjusted R-squared 0.917737 S.D. dependent var 1.788856 S.E. of regression 0.513070 Akaike info criterion 1.544596 Sum squared resid 47.64652 Schwarz criterion 1.681812 Log likelihood -137.9643 Hannan-Quinn criter. 1.600185 F-statistic 300.6239 Durbin-Watson stat 0.956663 Prob(F-statistic) 0.000000
Gambar 4.1
Dari gambar 4.1, dapat kita lihat bahwa dengan model OLS menghasilkan
R2 sebesar 0,92 atau 92%, yang artinya hasil ini cukup bagus. Sedangkan variabel
bebasnya, yaitu inflasi, BI-rate, PDB, LIBOR, dan CAR signifikan secara statistik
pada α = 5%, tetapi variabel ROA dan LDR tidak signifikan secara statistik pada
α = 5%. Selanjutnya coba kita bandingkan dengan fixed effect model(FEM).
4.2.2.2Fixed Effect Model (FEM) Dependent Variable: TSBD?
Method: Pooled Least Squares Date: 06/22/16 Time: 12:30 Sample: 2005Q3 2014Q4 Included observations: 38 Cross-sections included: 5
Total pool (unbalanced) observations: 189
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 5.601954 0.885654 6.325218 0.0000 INFLASI? -0.200706 0.024366 -8.237036 0.0000 BIRATE? 1.339205 0.077803 17.21272 0.0000 PDB? -0.698428 0.072887 -9.582306 0.0000 LIBOR? -0.289479 0.049273 -5.875011 0.0000 ROA? -0.133667 0.073170 -1.826794 0.0694
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.923405 Mean dependent var 8.078519 Adjusted R-squared 0.918645 S.D. dependent var 1.788856 S.E. of regression 0.510232 Akaike info criterion 1.553486 Sum squared resid 46.07967 Schwarz criterion 1.759311 Log likelihood -134.8044 Hannan-Quinn criter. 1.636871 F-statistic 193.9867 Durbin-Watson stat 0.980518 Prob(F-statistic) 0.000000
Gambar 4.2
Dari gambar 4.2, dapat kita lihat bahwa R2 yang dihasilkan dengan
menggunakan FEM adalah sebesar 0,9234 atau 92,34%. Adjusted R2 pada FEM
yaitu sebesar 0,91.Menurut Pratomo dan Hidayat (2007), pada model FEM tidak
perlu mengasumsikan bahwa komponen error tidak berkorelasi dengan variabel
bebas.
4.2.2.3Random effect model (REM)
Ketika pengujian dilakukan, ternyata didapat pesan bahwa model REM
tidak dapat digunakan (hasil tidak keluar). E-VIEWS mensyaratkan bahwa REM
bisa dipakai jika jumlah individu (cross section) lebih besar daripada koefisien
(termasuk intercept). Mengingat saran yang diberikan oleh beberapa ahli
ekonometri yang mengatakan bahwa jika data panel yang dimiliki mempunyai
jumlah waktu (t) lebih besar dibanding jumlah individu (n) maka disarankan
untuk menggunakan fixed effect model (FEM) (Nachrowi dan Usman, 2006:318).
4.2.2.4Penentuan model data panel
Setelah dilakukan pengujian dengan menggunakan ketiga metode (OLS,
FEM, REM), maka model yang dipilih adalah FEM (fixed effect model). Model
ini dipilih dengan bebarapa pertimbangan yaitu dengan menggunakan metode
FEM tidak membutuhkan asumsi terbebasnya model dari autokorelasi, maka uji
autokorelasi dapat diabaikan dan para ahli menyarankan bahwa jika data panel
yang dimiliki mempunyai jumllah waktu (t) lebih besar dibanding jumlah individu
Untuk melihat apakah model FEM ini sudah baik, mengingat data yang
dimiliki juga merupakan data cross section, maka dicurigai terdapat
heterokedastisitas. Hasil yang diperoleh adalah sebagai berikut.
Dependent Variable: TSBD? Method: Pooled Least Squares Date: 06/22/16 Time: 12:31 Sample: 2005Q3 2014Q4 Included observations: 38 Cross-sections included: 5
Total pool (unbalanced) observations: 189
White cross-section standard errors & covariance (d.f. corrected)
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
C 5.601954 1.906500 2.938344 0.0037 INFLASI? -0.200706 0.043227 -4.643057 0.0000 BIRATE? 1.339205 0.122167 10.96209 0.0000 PDB? -0.698428 0.166677 -4.190314 0.0000 LIBOR? -0.289479 0.078305 -3.696812 0.0003 ROA? -0.133667 0.058752 -2.275122 0.0241
Cross-section fixed (dummy variables)
R-squared 0.923405 Mean dependent var 8.078519 Adjusted R-squared 0.918645 S.D. dependent var 1.788856 S.E. of regression 0.510232 Akaike info criterion 1.553486 Sum squared resid 46.07967 Schwarz criterion 1.759311 Log likelihood -134.8044 Hannan-Quinn criter. 1.636871 F-statistic 193.9867 Durbin-Watson stat 0.980518 Prob(F-statistic) 0.000000
Gambar 4.3
Output uji heterokedastisitas
Pada output heterokedastisitas, dapat kita lihat bahwa hasil estimasi pada
gambar 4.3terdapat sedikit perbedaan pada hasil FEM sebelumnya, yakni pada
dilakukan uji heterokedastisitas dapat kita lihat variabel ROA menjadi signifikan
secara statistik, dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa perubahan yang terjadi
akibat dikonsistensikannya varian error menunjukkan bahwa pada model awal
memang terdapat Heterokedastisitas. Maka hasil yang digunakan adalah hasil
output setelah dilakukan uji heterokedastisitas.
4.3. Pengujian Hipotesis
4.3.1. Uji signifikansi koefisien regresi secara serempak (uji F)
Dari gambar 4.3, dapat kita lihat bahwa nilai probabilitas F sebesar
0,0000< 0,05, maka Ho ditolak. Artinya dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%,
Inflasi,BI-rate, pertumbuhan ekonomi, LIBOR, ROA, LDR, dan CAR secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka
3 bulan.
4.3.2. Uji signifikansi koefisien regresi secara parsial (uji t)
Untuk menentukan signifikansi dari masing-masing koefisien secara
parsial dapat dilihat dari gambat 4.3dengan tingkat kesalahan 0,05 atau 5% dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Inflasi memiliki nilai probabilitas sebesar 0,0000<0,05, maka Ho ditolak,
artinya secara parsial inflasi berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku
bunga deposito 3 bulan.
2. BI-ratememiliki nilai probabilitas 0,0000< 0,05, maka Ho ditolak, artinya
secara parsial BI-rate berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga
3. Pertumbuhan ekonomi memiliki nilai probabilitas sebesar 0,0000< 0,05,
maka Ho ditolak, yang artinya secara parsial pertumbuhan ekonomi
berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan.
4. LIBOR memiliki nilai probabilitas sebesar 0,0003<0,05, maka Ho ditolak,
yang artinya adalah LIBOR berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku
bunga deposito 3 bulan.
5. ROA memiliki nilai probabilitas sebesar 0,0241 < 0,05, maka Ho ditolak,
yang artinya adalah ROA berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku
bunga deposito 3 bulan.
6. LDR memiliki nilai probabilitas sebesar 0,1336 > 0,05, maka Ho tidak
ditolak yang artinya LDR memiliki pengaruh yang tidak signifikan
terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan.
7. CAR memiliki nilai probabilitas sebesar 0,0281 < 0,05 maka Ho ditolak
yang artinya CAR berpengaruh signifikan terhadap tingkat suku bunga
deposito 3 bulan.
4.3.3. Koefisien Determinasi (R2)
R2 menjelaskan proporsi variasi dalam variabel terikat (Y) yang dijelaskan
oleh variabel bebas secara bersama-sama dan nilainya selalu positif. Persamaan
regresi linear berganda semakin baik apabila nilai koefisien determinasi (R2)
mendekati 1. Dari gambar 4.3, dapat dilihat bahwa koefisien determinasi (R2)
sebesar 0,9234, artinya variabel bebas yang terdiri dari Inflasi, BI-rate, LIBOR,
tingkat suku bunga deposito sebesar 92,34%, sisanya sebesar 7,66% dijelaskan
oleh variabel-variabel lain.
4.3.4.Regresi Linear Berganda
Regresi linier berganda adalah regresi antara variabel dimana variabel
bebasnya lebih dari satu. Model estimasi yang digunakan adalah Fixed Effect
Model (FEM). Persamaan dari regresi linear berganda adalah sebagai berikut:
TSBD = 5,6019 – 0,2007X1+ 1,3392X2 – 0,6984X3 – 0,2894X4– 0,1336X5–
0,0097X6– 0,0546X7 + e
Keterangan:
Y = Tingkat suku bunga deposito 3 bulan
A =Konstanta
X1 = Inflasi
X2 = BI-Rate
X3 = Pertumbuhan Ekonomi
X4 = LIBOR
X5 = ROA
X6 = LDR
X7 = CAR
e = variabel pengganggu
Interpretasi persamaan di atas adalah sebagai berikut:
1. Konstanta sebesar 5,6019 menunjukkan bahwa jika variabel independen
CAR dianggap konstan maka tingkat suku bunga deposito 3 bulan akan
meningkat sebesar 5,6019%.
2. Koefisien regresi Inflasi adalah sebesar –0,2007 menunjukkan bahwa
setiap kenaikan Inflasi sebesar 1% akan menurunkan tingkat suku bunga
deposito 3 bulan sebesar –0,2007% dengan asumsi variabel lain dalam
keadaan tetap.
3. Koefisien regresi BI-rate adalah sebesar 1,3392 menunjukkan bahwa
setiap kenaikan BI-rate sebesar 1% akan meningkatkan tingkat suku
bunga deposito 3 bulan sebesar 1,3392% dengan asumsi variabel lain
dalam keadaan tetap.
4. Koefisien regresi pertumbuhan ekonomi adalah sebesar –0,6984
menunjukkan bahwa setiap kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 1%
maka tingkat suku bunga deposito akan menurun sebesar 0,6984% dengan
asumsi variabel lain dalam keadaan tetap.
5. Koefisien regresi LIBOR adalah sebesar –0,2894 menunjukkan bahwa
setiap kenaikan LIBOR sebesar 1% maka tingkat suku bunga deposito 3
bulan akan turun sebesar 0,2894% dengan asumsi variabel lain dalam
keadaan tetap.
6. Koefisien regresi ROA(return on asset) adalah sebesar – 0,1336
menunjukkan bahwa setiap kenaikan ROA sebesar 1% maka tingkat suku
bunga deposito 3 bulan akan turun sebesar 0,1336% dengan asumsi
7. Koefisien regresi LDR (loan to deposit ratio) adalah sebesar –0,0097
menunjukkan bahwa setiap kenaikan LDR sebesar 1% maka tingkat suku
bunga deposito 3 bulan akan menurun sebesar 0,0097% dengan asumsi
variabel lain dalam keadaan tetap.
8. Koefisien regresi CAR (capital adequacy ratio) adalah sebesar –0,0546
menunjukkan bahwa setiap kenaikan CAR sebesar 1% maka tingkat suku
bunga deposito 3 bulan akan menurun sebesar 0,0546% dengan asumsi
variabel lain dalam keadaan tetap.
4.4. Pembahasan
4.4.1 Pengaruh Inflasi terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan
Koefisien regresi inflasi sebesar -0,2007 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,0000 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
inflasi berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito 3
bulan, artinya apabila inflasi mengalami kenaikan sebesar 1% maka tingkat suku
bunga deposito 3 bulan akan menurutn sebesar 0,2007%. Hasil ini sejalan dengan
penelitian Pratami (2013) menyatakan bahwa inflasi berpengaruh negatif
signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka pada bank
pembangunan daerah di Indonesia tahun 2009-2011.
Menurut teori kuantitas mengatakan bahwa inflasi hanya bisa terjadi jika
ada penambahan volume uang yang beredar baik itu uang kartal ataupun uang
giral. Apabila jumlah uang beredar di masyarakat meningkat maka akan
menyebabkan harga-harga barang naik secara umum dan menyebabkan kurangnya
sehari-hari dengan penghasilan yang tetap, hal ini mengakibatkan jumlah
masyarakat yang menabung ke bank juga menurun menyebabkan bank
kekurangan pasokan dana dari pihak ketiga, hal ini juga akan menyebabkan
terjadinya kredit macet dan bank terpaksa menggunakan cadangan modal yang
dimiliki untuk menutupi kredit macet, sehingga pada akhirnya bank akan
kesulitan dalam membiayai operasional perusahaan, imbasnya adalah bank akan
menurunkan tingkat suku bunga deposito agar bank tidak terlalu terbebani pada
saat membayar kembali bunga simpanan nasabah.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa variabel inflasi berpengaruh negatif
dan signifikan secara statistik, sehingga variabel inflasi ini merupakan salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi tingkat suku bunga deposito 3 bulan pada lima
bank umum terbesar di Indonesia.
4.4.2 Pengaruh BI-rate terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan
Koefisien regresi dari variabel BI-rate adalah sebesar 1,3392 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,0000 yang lebih kecil daripada 0,05. Maka dapat
diambil kesimpulan bahwa variabel BI-rate berpengaruh positif signifikan
terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan, artinya apabila BI-rate mengalami
kenaikan sebesar 1% maka tingkat suku bunga deposito 3 bulan juga akan
mengalami kenaikan sebesar 1,3392%.
Hasil ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Bank Indonesia
yaitu agar pergerakan suku bunga PUAB o/n tidak terlalu melebar dari anchor-nya
(BI Rate), Bank Indonesia selalu berusaha untuk menjaga dan memenuhi
yang wajar dan stabil melalui pelaksanaan operasi moneter.Pergerakan di suku
bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga
deposito dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan.Salah satu tugas dari
penetapan suku bunga BI-rate adalah untuk mengatasi inflasi, ketika inflasi
meningkat maka menandakan jumlah uang beredar dimasyarakat meningkat,
maka pemerintah bertugas untuk mengatasi hal tersebut dengan cara menaikkan
suku bunga BI-rate, dengan begitu maka bank-bank umum agak menaikkan suku
bunganya juga. Dari teori ini dapat disimpulkan bahwa BI-rate memiliki pengaruh
yang positif terhadap tingkat suku bunga deposito.
Penjelasan tersebut dapat dibuktikan melalui penelitian ini dimana BI-rate
berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan
yang artinya apabila BI-rate meningkat maka tingkat suku bunga deposito juga
akan meningkat dan secara statistik BI-rate terbukti merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi tingkat suku bunga deposito.
4.4.3 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito 3 Bulan
Koefisien regresi dari variabel pertumbuhan ekonomi adalah sebesar
-0,6984 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0000 yang lebih kecil daripada 0,05.
Hal ini menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif
signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan, artinya apabila
pertumbuhan ekonomi mengalami kenaikan sebesar 1% maka tingkat suku bunga
deposito 3 bulan akan menurun sebesar 0,6984%. Hasil penelitian ini sejalan
ekonomi berpengaruh secara negatif terhadap tingkat suku bunga deposito 3
bulan.
Menurut pandangan Adam Smith dalam buku ekonomi pembangunan:
proses, masalah dan dasar kebijakan (Sukirno, 2007:245) mengatakan bahwa
apabila pendapatan nasional meningkat maka akan memperluas pasar dan
menciptakan tabungan yang lebih banyak. Dimana untuk mengukur pertumbuhan
ekonomi, para ekonom menggunakan dana produk domestik bruto (GDP) yang
mengukur pendapatan total setiap orang dalam perekonomian (Mankiw,
2003:174). Dengan demikian, merujuk pada pandangan Adam Smith yang
mengatakan bahwa apabila pendapatan nasional meningkat maka akan
menciptakan tabungan yang lebih banyak. Pada akhirnya, ketika pendapatan
nasional tinggi dan tabungan tinggi, maka bank dengan sendirinya akan
menurunkan tingkat suku bunganya yang dimana tingkat suku bunga tersebut
adalah rangsangan bagi nasabah untuk menyimpan uang di bank.
Penjelasan tersebut dapat dibuktikan dalam penelitian ini, dimana
pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat suku
bunga deposito 3 bulan, yang artinya ketika pertumbuhan ekonomi meningkat
maka tingkat suku bunga deposito akan menurun dan secara statistik pertumbuhan
ekonomi terbukti merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat suku
4.4.4 Pengaruh Suku Bunga LIBOR (London Interbank Offered Rate) Terhadap Tingkat Suku Bunga Deposito 3 Bulan
Koefisien regresi variabel LIBOR adalah sebesar -0,2894 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,0003 yang lebih kecil dari 0,05. Dari hasil ini dapat
disimpulkan bahwa LIBOR berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat suku
bunga deposito 3 bulan. Artinya apabila LIBOR mengalami kenaikan sebesar 1%
maka tingkat suku bunga deposito 3 bulan juga akan turun sebesar 0,2894%.
Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Tambunan (2007), yang menyatakan
bahwa suku bunga LIBOR berpengaruh positif signifikan terhadap tingkat suku
bunga deposito dan juga tidak sejalan dengan hasil penelitian dari Sianipar (2006),
yang menyatakan bahwa suku bunga LIBOR berpengaruh positif signifikan
terhadap tingkat suku bunga deposito berjangka.
Hasil negatif yang diperoleh dikarenakan oleh keterkaitan variabel lain
yang juga mempengaruhi tingkat suku bunga deposito. Apabila kita lihat satu per
satu data yang dimiliki, pada tahun 2008 triwulan 4 LIBOR mengalami penurunan
dari tahun sebelumnya dan tingkat suku bunga deposito 3 bulan pada waktu yang
sama mengalami kenaikan, hal ini bisa saja diakibatkan oleh keterlibatan variabel
lain seperti inflasi. Bila dilihat variabel inflasi pada saat yang sama masih
menunjukkan persentase yang tinggi, jadi pemerintah lebih memberi perhatian
untuk mengatasi inflasi dengan menaikkan tingkat suku bunga deposito dimana
tingkat suku bunga adalah suatu instrumen yang digunakan untuk menurunkan
tingkat inflasi sehingga jumlah uang beredar menurun daripada mengikuti
bunga libor berpengaruh negatif terhadap tingkat suku bunga deposito, dimana
sebuah teori ekonomi selalu diasumsikan dengan variabel ekonomi lainnya berada
dalam keadaan tetap atau konstan namun pada kondisi ini variabel inflasi tidak
berada dalam keadaan tetap atau konstan.
4.4.5 Pengaruh ROA (Return On Asset) terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan
Koefisien regresi variabel ROA (Return On Asset) adalah sebesar -0,1336
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,0241 yang lebih kecil dari 0,05. Hasil ini
menunjukkan bahwa ROA berpengaruh negatif terhadap tingkat suku bunga
deposito 3 bulan, artinya setiap kenaikan ROA sebesar 1% maka tingkat suku
bunga deposito 3 bulan juga turunsebesar 0,1336%.Hasil penelitian ini sejalan
dengan penelitian Dewi (2012), yang menyatakan bahwa ROA berpengaruh
negatif signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan.
Semakin tinggi ROA maka hal tersebut menunjukkan semakin tingginya
profitabilitas bank dari segi pengelolaan aset, sehingga nasabah akan merasa aman
menyimpan uangnya. Pada saat seperti ini, bank tidak memerlukan suku bunga
sebagai perangsang untuk menarik nasabah sehingga bank akan cenderung
menurunkan tingkat suku bunganya termasuk suku bunga deposito. Hasil
penelitian ini menyatakan bahwa ROA berpengaruh negatif dan signifikan secara
statistik, sehingga dapat disimpulkan bahwa ROA merupakan salah satu faktor
yang dapat mempengaruh tingkat suku bunga deposito 3 bulan pada lima bank
4.4.6 Pengaruh LDR (Loan to deposit ratio) terhadap tingkat suku bunga deposito 3 bulan
Koefisien regresi variabel LDR (Loan To Deposit Ratio)adalah sebesar
-0,0097 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,1336 yang lebih besar daripada 0,05.
Hasil ini menunjukkan bahwa LDR berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap
suku bunga deposito 3 bulan. Artinya setiap kenaikan LDR sebesar 1% maka suku
bunga deposito 3 bulan akan turun sebesar 0,0097 dengan syarat variabel lain
dalam keadaan konstan (tetap). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Yacob,
Kumaat, Niode (2015) yang berjudul pengaruh LDR, ROA, dan inflasi terhadap
tingkat suku bunga deposito berjangka di Sulawesi Utara dengan hasil penelitian
yaitu LDR berpengaruh negatif signifikan terhadap tingkat suku bunga deposito
berjangka.
Apabila hasil negatif yang diperoleh tersebut dianalisis, ketika LDR
meningkat, hal ini menandakan jumlah kredit yang diberikan kepada masyarakat
melalui dana pihak ketiga tinggi sehingga menyebabkan tingkat likuiditas
menurun, artinya bank akan kesulitan dalam mendanai kewajibannya termasuk
pengembalian deposito, oleh sebab itu bank menurunkan tingkat suku bunganya
agar tidak terlalu terbebani saat mengembalikan bunga deposito. oleh sebab itu,
meningkatnya LDR akan menurunkan tingkat suku bunga deposito tetapi hasil
yang telah dianalisis tersebut tidak dapat digunakan dalam penetapan tingkat suku
bunga deposito 3 bulan pada lima bank terbesar di Indonesia, karena hasil statistik
yang diperoleh menyatakan bahwa variabel tersebut tidak signifikan sehingga