• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Penelitian

IV.2.1. Pengujian Hipotesis

IV.2.1.1. Pengujian hipotesis pertama

Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Konflik dan stres kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada PT. Bank Sumut Cabang Sidikalang. Dan berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS maka didapati koefisien persamaan regresi hipotesis pertama sebagaimana dapat dilihat dari Tabel IV.12 di bawah ini:

Tabel IV.12. Koefisien Persamaan Regresi Hipotesis Pertama

Model Unstandardized Coefficients

B Std. Error

1 (Constant) 7,285 1,661

Konflik 0,961 0,079

Stres kerja -0,196 0,075

a Dependent Variable: Kinerja Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel IV.12 di atas maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 7,285+0,961X1 – 0,196X2 + ª

Dari persamaan tersebut kita lihat bahwa nilai konstanta adalah sebesar 7,285, artinya bidang regresi akan memotong sumbu Y pada titik 7,285 jika variabel konflik (X1) dan variabel stres kerja (X2) sama dengan nol. Dapat disimpulkan pula bahwa secara rata-rata variabel yang tidak diteliti tetap akan meningkatkan kinerja pegawai sebesar 7,285 satuan.

Sedangkan nilai koefisien positif (ß1 = 0,961) menandakan hubungan yang searah antara variabel bebas dengan variabel terikatnya, dapat diartikan bahwa variabel konflik (X1) berpengaruh positif terhadap kinerja (Y). Adanya konflik fungsional pada tingkat tertentu akan juga menaikkan kinerja organisasi

.

Hal ini menunjukkan bahwa apabila ada peningkatan konflik, maka hal ini akan memberikan pengaruh positif terhadap kinerja atau dengan kata lain peningkatan konflik sebesar satu satuan, maka kinerja juga akan mengalami peningkatan sebesar 0,961 satuan.

Sementara jika nilai koefisien negatif (ß2 = -0,196) menandakan bahwa hubungan antara variabel bebas stres kerja dengan variabel terikatnya kinerja tidak searah, dapat diartikan bahwa variabel stres kerja (X2) berpengaruh negatif terhadap kinerja (Y). Adanya peningkatan tingkat stres kerja akan menyebabkan penurunan kinerja perusahaan

.

Hal ini menunjukkan bahwa apabila ada peningkatkan stres kerja, maka hal ini akan memberikan pengaruh negatif terhadap kinerja atau dengan

kata lain peningkatan stres kerja sebesar satu satuan, maka kinerja akan mengalami penurunan sebesar 0,196 satuan.

IV.2.1.1.1. Analisis koefisien determinasi (R2) hipotesis pertama

Koefisien determinasi (Mason, 1999) adalah bagian dari keragaman total variabel terikat Y yang dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas X. Besarnya nilai koefisien determinasi (R2) hipotesis pertama diketahui sebesar 0,810 atau 81,00% sesuai pada Tabel IV.13 di bawah ini.

Tabel IV.13. Nilai Koefisien Determinasi (R2) Hipotesis Pertama

Model R R Square Adjusted R Square

1 0,900 0,810 0,799

a. Predictors: (Constant), Streskerja, Konflik b. Dependent Variable: Kinerja

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Dari Tabel IV.13 di atas menunjukkan bahwa variabel konflik (X1) dan stres kerja (X2)yang diteliti mampu menjelaskan 81,00% pengaruhnya terhadap variabel kinerja (Y). Sedangkan sisanya sebesar 19,00% dijelaskan oleh variabel-variabel bebas lainnya yang tidak diteliti pada penelitian ini.

IV.2.1.1.2. Uji serempak hipotesis pertama

Untuk menguji konflik dan stres kerja secara serempak berpengaruh terhadap kinerja pegawai pada PT. Bank Sumut Cabang Sidikalang digunakan uji Statistik F (uji F). Apabila nilai Fhitung > nilai Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel

terikatnya tersebut. Sebaliknya bila nilai Fhitung < nilai dari Ftabel maka hipotesis H0

diterima dan H1 ditolak.

Hasil uji serempak hipotesis pertama dapat diperlihatkan pada Tabel IV.14 di bawah ini:

Tabel IV.14. Hasil Uji Serempak Hipotesis Pertama

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 477,967 2 238,984 76,583 0,000a Residual 112,340 36 3,121 Total 590,307 38

a. Predictors: (Constant), Stres kerja, Konflik b. Dependent Variable: Kinerja

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Dari Tabel IV.14 diperoleh nilai Fhitung sebesar 76,583. Dengan menggunakan tingkat kepercayaan (confident interval) 95% atau á = 0,05 (lewat uji dua sisi) diperoleh nilai Ftabel sebesar 3,259. Hal itu menunjukkan bahwa nilai Fhitung (76,583) > nilai Ftabel (3,259) dengan signifikansi 0,000. Keputusannya adalah H0 ditolak dan H1 diterima, artinya adalah konflik (X1) dan stres kerja (X2) secara serempak berpengaruh sangat signifikan (high significant) terhadap kinerja (Y) pegawai pada PT. Bank Sumut Cabang Sidikalang. Hal ini berarti bahwa pengelolaan konflik (X1) dan stres kerja (X2) dengan cermat sangat diperlukan agar dampak yang ditimbulkannya dapat meningkatkan kinerja bagi PT. Bank Sumut Cabang Sidikalang.

IV.2.1.1.3. Uji parsial hipotesis pertama

Untuk menguji pengaruh konflik (X1) dan stres kerja (X2) secara parsial berpengaruh terhadap kinerja pegawai (Y) pada PT. Bank Sumut Cabang Sidikalang dapat digunakan uji Statsistik t (Uji t). Apabila nilai thitung > nilai ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikatnya. Sebaliknya bila nilai thitung < nilai dari ttabel maka hipotesis H0 diterima dan H1 ditolak.

Hasil pengujian secara parsial hipotesis pertama dapat diperlihatkan pada Tabel IV.15 di bawah ini:

Tabel IV.15. Hasil Uji Parsial Hipotesis Pertama

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 7,285 1,661 4,385 0,000 Konflik 0,961 0,079 0,952 12,164 0,000 Streskerja -0,196 0,075 -0,204 -2,613 0,013 a. Dependent Variable: Kinerja

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Dari Tabel IV.15 di atas diketahui bahwa nilai thitung dari setiap variabel independen dalam penelitian ini yaitu konflik (X1) dan stres kerja (X2) yang akan dibandingkan nilai ttabel dengan menggunakan tingkat kepercayaan (confident

interval) 95% atau á = 0,05 (lewat uji dua sisi) maka diperoleh ttabel yaitu sebesar 2,029.

Lebih lanjut perbandingan antara nilai thitung dengan nilai ttabel dapat dilihat pada Tabel IV.16 di bawah ini:

Tabel IV.16. Perbandingan thitung dengan ttabel pada Hipotesis Pertama Model thitung ttabel Hasil Perbandingan Sig. (Constant) 4,385 2,029 thitung > ttabel 0,000 Konflik 12,164 2,029 thitung > ttabel 0,000 Streskerja -2,613 2,029 thitung > ttabel 0,013 a. Dependent Variable: Kinerja

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Hasil pengujian hipotesis pertama secara parsial menunjukkan bahwa variabel konflik (X1) memiliki nilai thitung (12,164) > dari ttabel (2,029), maka keputusannya adalah Ho ditolak H1 diterima. Artinya jika variabel lain tidak berubah maka secara parsial variabel konflik kerja (X1) berpengaruh sangat signifikan (hight significant) terhadap kinerja pegawai (Y).

Variabel stres kerja (X2) memiliki nilai thitung (2,613) > dari ttabel (2,029), maka keputusannya adalah Ho ditolak H1 diterima. Artinya jika variabel lain tidak berubah maka secara parsial variabel stres kerja (X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai (Y).

Dari hasil uji parsial hipotesis pertama ini menunjukkan bahwa kedua variabel independen yaitu konflik dan stres kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada PT. Bank Sumut Cabang Sidikalang. Variabel konflik menjadi variabel yang paling dominan terhadap kinerja pegawai pada PT. Bank Sumut Cabang Sidikalang. Konflik dalam hal ini adalah konflik konflik fungsional sebagaimana

teori yang diungkapkan oleh Gitosudarmo dan Sudita (2000) bahwa konflik tidak hanya membatu tetapi juga merupakan suatu kondisi yang diperlukan untuk menambahnya kreativitas, semangat, inovasi, dorongan melakukan perubahan dan mencari cara pemecahan masalah dengan teknik yang baru. Dalam batas-batas tertentu, konflik dapat menimbulkan adanya ketegangan yang memotivasi seseorang untuk bertindak. Penyaluran dari ketegangan tersebut dapat menimbulkan adanya peningkatan kinerja yang optimal dan kepuasan yang tinggi terhadap pegawai.

IV.2.1.2. Pengujian hipotesis kedua

Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah: kelebihan beban kerja, pengembangan karir, iklim organisasi, dan kepemimpinan berpengaruh terhadap stres kerja pada PT. Bank Sumut Cabang Sidikalang. Dan berdasarkan hasil pengolahan data dengan SPSS maka didapati koefisien persamaan regresi hipotesis pertama sebagaimana dapat dilihat dari Tabel IV.17 di bawah ini:

Tabel IV.17. Koefisien Persamaan Regresi Hipotesis Kedua

Model Unstandardized Coefficients

B Std. Error 1 (Constant) 5,497 3,015 BebanKerja 1,955 0,162 Karier -0,459 0,172 IklimOrgn 0,347 0,114 Kepmpinan -0,007 0,093

a. Dependent Variable: StresKerja Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel IV.17 di atas maka diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 5,497 + 1.955 X1 - 0,459X2 + 0,347X3 - 0,007X4 + ª

Dari persamaan tersebut diketahui bahwa nilai konstanta adalah sebesar 5,497, artinya bidang regresi akan memotong sumbu Y pada titik 5,497 jika variabel kelebihan beban kerja (X1), pengembangan karir (X2), iklim organisasi (X3) dan kepemimpinan (X4) sama dengan nol. Dapat disimpulkan pula bahwa secara rata-rata variabel yang tidak diteliti tetap akan meningkatkan stres kerja pegawai sebesar 5,497 satuan

Nilai nilai koefisien positif (ß1 = 1,955) pada variabel kelebihan beban kerja dan nilai koefisien positip (ß3 = 0,347) pada variabel iklim organisasi mengandung arti bahwa variabel bebas memiliki hubungan yang searah dengan variabel terikatnya yaitu stres kerja, artinya bila variabel bebas meningkat yaitu kelebihan beban kerja (X1) seperti permasalahan volume pekerjaan yang tidak proporsional dengan jumlah pegawai dan jenis pekerjaan yang monoton dan variabel iklim organisasi (X3) yang menyangkut dengan prosedur kerja yang tumpang tindih dan tingkat partisipasi pegawai yang kurang dalam proses pengambilan keputusan yang buruk maka variabel terikatnya stres kerja (Y) juga turut meningkat (Mason 1999).

Sedangkan nilai keofisien negatif (ß2 = -0,459) pada variabel pengembangan karir dan nilai koefisien negatif (ß4 = -0,007) pada variabel kepemimpinan mengandung arti bahwa variabel bebas memiliki hubungan yang tidak searah dengan variabel terikatnya yaitu stres kerja, artinya bila variabel bebas meningkat yaitu pengembangan karir (X2) meningkat dan kepemimpinan (X4) yang baik akan mengurangi tingkat stres pegawai dan sebaliknya pula bila tidak ada kesempatan dalam pengembangan karir bagi seorang pegawai dan kepemimpinan yang buruk

adakan meningkatkan stres kerja pegawai bahkan dapat menyebabkan frustasi bagi seorang pegawai.

IV.2.1.2.1. Analisis koefisien determinasi (R2) hipotesis kedua

Koefisien determinasi (Mason, 1999) adalah bagian dari keragaman total variabel terikat Y yang dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas X. Besarnya nilai koefisien determinasi (R2) hipotesis kedua diketahui sebesar 0,875 atau 87,50% sesuai pada Tabel IV.18 di bawah ini:

Tabel IV.18. Nilai Koefisien Determinasi (R2) Hipotesis Kedua

Dari Tabel IV.18 di atas menunjukkan bahwa variabel bebas (kelebihan beban kerja, pengembangan karir, iklim organisasi dan kepemimpinan) yang diteliti mampu menjelaskan 87,50% terhadap variabel terikatnya (stres kerja). Sedangkan sisanya sebesar 12,50% dijelaskan oleh variabel-variabel bebas lainnya yang tidak diteliti pada penelitian ini.

IV.2.1.2.2. Uji serempak hipotesis kedua

Untuk menguji hipotesis kedua yaitu kelebihan beban kerja, pengembangan karir, iklim organisasi, dan kepemimpinan secara serampak berpengaruh terhadap stres kerja pada PT. Bank Sumut Cabang Sidikalang digunakan uji Statistik F (uji F). Apabila nilai Fhitung > nilai Ftabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel

Model R R Square Adjusted R Square

1 0,936 0,875 0,861

a. Predictors: (Constant), Kepmpinan, Karier, Iklim Orgn, Beban Kerja b. Dependent Variable: Stres Kerja

terikatnya tersebut. Sebaliknya bila nilai Fhitung < nilai dari Ftabel maka hipotesis H0

diterima dan H1 ditolak. Hasil uji serempak hipotesis kedua dapat dilihat pada Tabel IV.19 di bawah ini:

Tabel IV.19. Hasil Uji Serempak Hipotesis Kedua

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 1.006,835 4 251,709 59,788 0,000a Residual 143,140 34 4,210 Total 1.149,975 38

A Predictors: (Constant), Kepmpinan, Karier, IklimOrgn, BebanKerja

B Dependent Variable: StresKerja

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Dari Tabel IV.18 di atas diperoleh nilai Fhitung sebesar 59,788. Dengan menggunakan tingkat kepercayaan (confident interval) 95% atau á = 0,05 (lewat uji dua sisi) diperoleh nilai Ftabel sebesar 2,649. Hal itu menunjukkan bahwa nilai Fhitung

(59,788) > nilai Ftabel (2,649) dengan signifikansi 0,000. Keputusannya adalah H0

ditolak dan H1 diterima, artinya adalah kelebihan beban kerja (X1), pengembangan karir (X2), iklim organisasi (X3), dan kepemimpinan (X4), secara serempak berpengaruh sangat signifikan (high significant) terhadap stres kerja (Y) pegawai pada PT. Bank Sumut Cabang Sidikalang. Kondisi ini harus dicermati dengan seksama dan fokus terhadap hal-hal yang menyebabkan stres meningkat. Sesuai dengan teori sebelumnya, dampak stres kerja akan merugikan bila tidak dikelola dengan baik yang pada akhirnya bermuara terhadap penurunan kinerja.

IV.2.1.2.3. Uji parsial hipotesis kedua

Untuk menguji pengaruh kelebihan beban kerja (X1), pengembangan karir (X2), iklim organisasi (X3), dan kepemimpinan (X4) secara parsial berpengaruh

terhadap stres kerja pegawai (Y) pada PT. Bank Sumut Cabang Sidikalang dapat digunakan uji Statsistik t (Uji t). Apabila nilai thitung > nilai ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas secara bersama-sama mempengaruhi variabel terikatnya. Sebaliknya bila nilai thitung < nilai dari ttabel maka hipotesis H0 diterima dan H1 ditolak.

Hasil pengujian secara parsial hipotesis kedua dapat diperlihatkan pada Tabel IV.20 di bawah ini:

Tabel IV.20. Hasil Uji Parsial (t) Hipotesis Kedua

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 5,497 3,015 1,824 0,077 BebanKerja 1,955 0,162 0,823 12,097 0,000 Karier -0,459 0,172 -0,172 -2,661 0,012 IklimOrgn 0,347 0,114 0,193 3,043 0,004 Kepmpinan -0,007 0,093 -0,005 -0,074 0,942 a. Dependent Variable: StresKerja

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Dari Tabel IV.20 di atas diketahui bahwa nilai thitung dari setiap variabel independen dalam penelitian ini yaitu kelebihan beban kerja (X1), pengembangan karir (X2), iklim organisasi (X3), dan kepemimpinan (X4) yang akan dibandingkan dengan nilai ttabel dengan menggunakan tingkat kepercayaan (confident interval) 95% atau á = 0,05 (lewat uji dua sisi) maka diperoleh ttabel yaitu sebesar 2,032.

Lebih lanjut perbandingan antara nilai thitung dengan nilai ttabel dapat dilihat pada Tabel IV.21 di bawah ini:

Tabel IV.21. Perbandingan thitung dengan ttabel pada Hipotesis Kedua

Model thitung ttabel Hasil perbandingan Sig.

(Constant) 1,823 2,032 thitung < ttabel 0.077 BebanKerja 12,097 2,032 thitung > ttabel 0.000

Karier -2,661 2,032 thitung > ttabel 0.002

IklimOrgn 3,043 2,032 thitung > ttabel 0.004 Kepmpinan -0,074 2,032 thitung < ttabel 0.942

a Dependent Variable: StresKerja

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Hasil pengujian hipotesis kedua secara parsial menunjukkan bahwa variabel kelebihan beban kerja (X1) memiliki nilai thitung (12,097) > dari ttabel (2,032), maka keputusannya adalah Ho ditolak dan H1 diterima. Artinya jika variabel lain tidak berubah maka secara parsial variabel kelebihan beban kerja (X1) berpengaruh sangat signifikan (hight significant) terhadap stres pegawai (Y).

Variabel pengembangan karir (X2) memiliki nilai thitung (2,661) > dari ttabel

(2,032), maka keputusannya adalah Ho ditolak H1 diterima. Artinya jika variabel lain tidak berubah maka secara parsial variabel pengembangan karir (X2) berpengaruh signifikan terhadap stres kerja (Y).

Variabel iklim organisasi (X3) memiliki nilai thitung (3,043) > dari ttabel (2,032), maka keputusannya adalah Ho ditolak H1 diterima. Artinya jika variabel lain tidak berubah maka secara parsial variabel iklim organisasi (X3) berpengaruh signifikan terhadap stres kerja (Y).

Sedangkan variabel kepemimpinan (X4) memiliki nilai thitung (0,074) > dari ttabel (2,032), maka keputusannya adalah Ho diterima dan H1 ditolak. Artinya jika

variabel lain tidak berubah maka secara parsial variabel kepemimpinan (X4) tidak berpengaruh terhadap stres kerja (Y).

Dari hasil uji parsial hipotesis kedua ini menunjukkan bahwa terdapat tiga variabel independen yaitu kelebihan beban kerja, pengembangan karir, dan iklim organisasi secara pearsial berpengaruh signifikan terhadap stres kerja pegawai pada PT. Bank Sumut Cabang Sidikalang. Sedangkan satu variabel independen yaitu variabel kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap stres pegawai pada PT. Bank Sumut Cabang Sidikalang. Dan variabel kelebihan beban kerja menjadi variabel yang paling dominan terhadap stres kerja pegawai pada PT. Bank Sumut Cabang Sidikalang.

Namun bukan masalah kelebihan beban kerja saja yang harus ditanggulangi oleh manajemen agar stres kerja dapat diminimalisir pada PT. Bank Sumut Cabang Sidikalang. Sebagaimana dinyatakan oleh Hall dan Savery (dalam Nasurdin dan Kumaresan) bahwa banyak faktor dalam lingkungan kerja yang lain seperti tingginya tingkat persaingan, keterbatasan waktu, adanya faktor-faktor yang tidak terkontrol, keterbatasan ruang, perkembangan teknologi yang terjadi terus menerus, adanya konflik kepentingan dari stakeholder organisasi, meningkatnya peran partisipasi manajemen dan adanya komputerisasi, semakin meningkatnya ketidakpastian dan hal-hal lain dapat menimbulkan semakin tingginya tingkat stres di tempat kerja.

BAB V

Dokumen terkait