• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.6. Pengujian Hipotesis

Pada pengujian hipotesis ini akan dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan uji secara parsial (uji t) dan uji secara simultan (uji F). Penjelasan uji tersebut adalah sebagai berikut:

Hasil pengujian signifikansi linearitas antara variabel independen secara parsial terhadap variabel dependennya dapat dilihat dari yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 4.17 Uji t Model t Sig. 1 (Constant) 1.157 .251 Zscore(Leverage) -1.507 .137 Zscore(Ukuran_Perusahaan) -1.715 .091 Zscore(Tenaga_Kerja) -.851 .398 Zscore(Kepemilikan_Saham) -.010 .992 Zscore(Pembiayaan_Internal) 2.107 .039 Zscore(Proporsi_Komisaris) 3.575 .001

Untuk mengetahui pengaruh variabel berbas terhadap varaiabel terikat, digunakan perbandingan nilai thitung dengan ttabel. Jika nilai thitung > nilai ttabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat, dan sebaliknya jika nilai thitung < nilai ttabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

Untuk mengetahui nilai ttabel terlebih dahulu ditentukan besarnya niali derajat bebas (degree of freedom) dari data penelitian. Berdasarkan pada tingkat kepercayaan penelitian sebesar 95% dan tingkat Alpha sebesar 5% dengan penelitian metode dua sisi, maka dapat ditentukan nilai derajat bebas pada penelitian ini dengan menggunakan rumus n – k – 1, diman n

adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel bebas pada penelitian ini. Berdasarkan jumlah data pada penelitian ini sebanyak 93 responden, maka dapat ditentukan nilai derajat bebas penelitian ini adalah 93 – 6 – 1 = 86. Dengan jumlah derajat bebas sebesar 86 maka dapat ditentukan besarnya nilai ttabel adalah sebesar 1,987.

Berdasarkan pada table 4.18 dapat dijelaskan sebagai berikut ini: a. Pengaruh Leverage terhadap Kebijakan Akuntansi

Pada table 4.17 diketahui bahwa nilai thitung adalah sebesar -1,507. Jika dibandingkan dengan nilai ttabel, maka diketahui bahwa nilai thitung < ttabel (-1,507 < 1,987) dengan tingkat signifikan sebesar 0.137. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini memberikan arti bahwa Leverage tidak berpengaruh terhadap Pemilihan Metode Akuntansi.

b. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Akuntansi Pada table 4.17 diketahui bahwa nilai thitung adalah sebesar -1,715. Jika dibandingkan dengan nilai ttabel, maka diketahui bahwa nilai thitung < ttabel (-1,715 < 1,987) dengan tingkat signifikan sebesar 0.091. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini memberikan arti bahwa Ukuran Perusahaan tidak berpengaruh terhadap Pemilihan Metode Akuntansi.

c. Pengaruh Intensitas Tenaga Kerja terhadap Kebijakan Akuntansi

Pada table 4.17 diketahui bahwa nilai thitung adalah sebesar -0,851. Jika dibandingkan dengan nilai ttabel, maka diketahui bahwa nilai thitung < ttabel (-0,851 < 1,987) dengan tingkat signifikan sebesar 0.398. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini memberikan arti bahwa Intensitas Tenaga Kerja tidak berpengaruh terhadap Pemilihan Metode Akuntansi.

d. Pengaruh Kepemilikan Campuran terhadap Kebijakan Akuntansi

Pada table 4.17 diketahui bahwa nilai thitung adalah sebesar -0,010. Jika dibandingkan dengan nilai ttabel, maka diketahui bahwa nilai thitung < ttabel (-0,010 < 1,987) dengan tingkat signifikan sebesar 0.992. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Hal ini memberikan arti bahwa Kepemilikan Campuran tidak berpengaruh terhadap Pemilihan Metode Akuntansi.

e. Pengaruh Pembiayaan Internal terhadap Kebijakan Akuntansi Pada table 4.17 diketahui bahwa nilai thitung adalah sebesar 2,107. Jika dibandingkan dengan nilai ttabel, maka diketahui bahwa nilai thitung > ttabel (2,107 > -1,987) dengan tingkat signifikan sebesar 0.039. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini memberikan arti bahwa Pembiayaan Internal berpengaruh signifikan terhadap Pemilihan Metode Akuntansi.

f. Pengaruh Proporsi Komisaris Independen terhadap Kebijakan Akuntansi

Pada table 4.17 diketahui bahwa nilai thitung adalah sebesar 3,575. Jika dibandingkan dengan nilai ttabel, maka diketahui bahwa nilai thitung > ttabel (3,575 > 1,987) dengan tingkat signifikan sebesar 0.001. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini memberikan arti bahwa Proporsi Komisaris Independen berpengaruh signifikan terhadap Pemilihan Metode Akuntansi.

2. Uji F

Uji serempak dilakukan untuk melihat tingkah pengaruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Untuk mengetahui pegaruh secar serempak variabel bebas terhadap variabel terikat, digunakan perbandingan nilai Fhitung dengan Ftabel. Jika nilai Fhitung > nilai Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas secara serempak berpengaruh terhadap variabel terikat, dan sebaliknya jika nilai Fhitung < nilai Ftabel maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas secara serempak tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. Nilai Fhitung dapat dilihat seperti pada table 4.18 berikut ini:

Tabel 4.18

ANOVAb

Model Sum of Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 18.887 6 3.148 4.247 .001a

Residual 48.919 66 .741

Total 67.806 72

a. Predictors: (Constant), Zscore(Proporsi_Komisaris),

Zscore(Kepemilikan_Saham), Zscore(Tenaga_Kerja), Zscore(Leverage), Zscore(Ukuran_Perusahaan), Zscore(Pembiayaan_Internal)

b. Dependent Variable: Zscore(Kebijakan_Akuntansi)

Untuk mengetahui nilai Ftabel terlebih dahulu ditentukan besarnya nilai derajat bebas (degree of freedom) pembilang (df1) dan derajat bebas penyebut (df2). Untuk menentukan df1 maka dapat digunakan rumus k - 1, dimana k adalah jumlah variabel bebas ditambah variabel terikat, sehngga dapat ditentukan besarnya df1 adaalah 7 – 1 = 6. Selanjutnya untuk menentujan besarnya nilai df2 dapat digunakan rumus n – k, dimana n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel bebas ditambah variabel terikat, sehingga dapat ditentukan besarnya nilai df2 adalah 93 – 7 = 86. Berdasarkan pada tingkat kepercayaan penelitian sebesar 95% dan tingkat Alpha sebesar 5% dengan penelitian metode dua sisi, maka dapat ditentukan besarnya nilai Ftabel adalah sebesar 2,21. Berdasarkan pada hasil tabel 4.18 dan nilai Ftabel dapat diketahui bahwa nilai Fhitung > Ftabel, dimana nilai Fhitung adalah sebesar 4.247 lebih besar dari Ftabel sebesar 2.21 (4.247 > 2.21) dengan nilai probabilitas pada pengujian ini adalah sebesar 0.001. Nilai probabilitas tersebut lebih kecil dibandingkan dengan nilai alpha (0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama

leverage, ukuran perusahaan, intensitas tenaga kerja, kepemilikan campuran, pembiayaan internal, dan proporsi komisaris independen berpengaruh signifikan terhadap pemilihan metode akuntansi.

3. Koefisien Determinasi

Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan SPSS versi 16, didapatkan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.19 Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .528a .279 .213 .86092433 1.822

a. Predictors: (Constant), Zscore(Proporsi_Komisaris), Zscore(Kepemilikan_Saham), Zscore(Tenaga_Kerja), Zscore(Leverage), Zscore(Ukuran_Perusahaan),

Zscore(Pembiayaan_Internal)

b. Dependent Variable: Zscore(Kebijakan_Akuntansi)

Berdasarkan pada tabel 4.19 menunjukkan nilai Adjusted Rsquare adalah 0.213. Ini mengartikan bahwa kemampuan leverage, ukuran perusahaan, intensitas tenaga kerja, kepemilikan campuran, pembiayaan internal, dan proporsi komisaris independen dalam menjelaskan pemilihan kebijakan akunatansi adalah sebesar 0.213 sedangkan sisanya sebesar 21.3% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

Dokumen terkait