BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
4.6 Metode Analisis Data
4.6.4 Pengujian Hipotesis
1. Model Pengujian Hipotesis Pertama
Pengujian hipotesis pada penelitian ini variabel independen yang digunakan yaitu kapasitas sumber daya manusia (X1), pemanfaatan teknologi informasi (X2), penerapan standar akuntansi pemerintahan (X3), audit internal (X4), dan pengelolaan aset tetap milik daerah (X5) terhadap variabel dependen yaitu kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah (Y), yaitu model regresi multivariat yang bertujuan untuk menguji pengaruh antara satu variabel dengan variabel lain. Metode ini akan menguji tingkat signifikansi dari pengaruh semua variabel independennya. Adapun bentuk persamaan regresinya adalah :
Y = a + b1X1 +b2X2+ b3X3+ b4X4+ b5X5+ e Dimana:
Y : Kualitas Informasi Laporan Keuangan a : Koefisien Konstanta
b1– b5 : Koefisien Regresi Variabel Independen X1 : Kapasitas Sumber Daya Manusia X2 : Pemanfaatan Teknologi Informasi
X3 : Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan X4 : Audit Internal
X5 : Pengelolaan Aset Tetap Milik Daerah e : error
Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi (α) 0,05 atau 5%.
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak maka dapat dilakukan 2 (dua) pengujian terhadap variabel-variabel penelitian dengan cara:
1. Uji Statistik F
Menguji secara simultan dengan uji signifikansi simultan (uji statistik F) yang bermaksud untuk dapat menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan. Hipotesis untuk uji statistik F pada penelitian ini dinyatakan sebagai berikut:
1. Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0
artinya: kapasitas sumber daya manusia (X1), pemanfaatan teknologi informasi (X2), penerapan standar akuntansi pemerintahan (X3), audit internal (X4), dan pengelolaan aset tetap milik daerah (X5) secara simultan tidak
berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah (Y) sebagai variabel independen.
2. Ha : b1≠ b2≠ b3≠ b4≠ b5≠ 0
artinya: kapasitas sumber daya manusia (X1), pemanfaatan teknologi informasi (X2), penerapan standar akuntansi pemerintahan (X3), audit internal (X4), dan pengelolaan aset tetap milik daerah (X5) secara simultan berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah (Y) sebagai variabel dependen.
Kriteria pengambilan keputusan:
Jika F hitung > F tabel dengan tingkat signifikan 5%, maka Ho ditolak atau hipotesis yang diajukan diterima (berpengaruh).
Jika F hitung < F tabel dengan tingkat signifikan 5%, maka Ho diterima atau hipotesis yang diajukan ditolak (tidak berpengaruh).
2. Uji Statistik t
Dilakukan untuk menguji seberapa jauh pengaruh dari variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen atau untuk melihat variabel apa yang memberikan pengaruh secara dominan diantara variabel yang ada. Hipotesis untuk uji statistik t adalah sebagai berikut :
Ho : b = 0, kapasitas sumber daya manusia (X1), pemanfaatan teknologi informasi (X2), penerapan standar akuntansi pemerintahan (X3), audit internal (X4), dan pengelolaan aset tetap milik daerah (X5) secara parsial tidak berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah (Y) sebagai variabel independen.
Ha : b ≠ 0, kapasitas sumber daya manusia (X1), pemanfaatan teknologi informasi (X2), penerapan standar akuntansi pemerintahan (X3), audit internal (X4), dan pengelolaan aset tetap milik daerah (X5) secara parsial berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah (Y) sebagai variabel independen.
Kriteria pengambilan keputusan:
Jika t hitung > t tabel dengan tingkat signifikan 5%, maka Ho ditolak atau hipotesis yang diajukan diterima (berpengaruh).
Jika t hitung < t tabel dengan tingkat signifikan 5%, maka Ho diterima atau hipotesis yang diajukan ditolak (tidak berpengaruh).
3. Koefisien Determinasi (R2)
Uji R2 atau uji determinasi untuk mengukur seberapa jauh model dapat menerangkan variasi variabel terikat (Kuncoro, 2003:220). Nilai koefisien determinasi berada diantara nol dan satu (0 ≤ R 2 ≤ 1). Nilai R2 yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksikan variasi variabel dependen, jika nilai R2 semakin kecil atau mendekati nol, artinya variabel-variabel independen hampir tidak memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Terdapat kelemahan dalam pemakaian koefisien determinasi yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang dipakai pada model.
Beberapa peneliti menyarankan untuk memakai nilai Adjusted R2 ketika melakukan evaluasi model regresi terbaik. Berbeda dengan R2, nilai Adjusted R2 memiliki fluaktasi/naik atau turun jika satu variabel independen ditambahkan pada model (Ghozali, 2013).
4. Model Pengujian Hipotesis Kedua
Pengujian hipotesis kedua untuk menganalisis interaksi sistem pengendalian intern pemerintah terhadap variabel independen berbeda dalam mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan. Pengujian ini untuk membuktikan hipotesis bahwa sistem pengendalian intern pemerintah merupakan variabel moderating yang dapat memperkuat atau memperlemah hubungan variabel independen terhadap variabel dependen melalui uji residual. Agar multikolinieritas tidak terjadi maka pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode uji residual (Ghozali, 2013). Seluruh variabel independen harus diregresikan dengan variabel moderating. Agar diketahui pengaruhnya, dapat dilakukan persamaan regresi dengan model berikut ini:
Z = a + b
1 X
1 + b
2 X
2 + b
3 X
3 + b
4 X
4 + b
5 X
5 + e
Setelah menghasilkan persamaan diatas, maka akan terbentuk nilai residual, yang akan ditransformasikan untuk menghasilkan nilai absolut residual.
Nilai absolut tersebut akan diregresikan dengan variabel kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah, sehingga akan menghasilkan persamaan dengan model berikut:
│e│ = a + b6Y Dimana:
Z = Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Y = Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah a = Koefisien Konstanta
b1 – b
5 = Koefisien Regresi Variabel Independen b 6 = Koefisien Regresi Variabel Moderating
Uji residual dapat memperlihatkan apakah suatu variabel dapat disebutkan sebagai variabel moderating, apabila suatu variabel setelah dilakukan uji residual diperoleh nilai signifikansi lebih kecil dari α = 0,05 yang berarti signifikan dan koefisien regresi bernilai negatif maka variabel tersebut merupakan variabel moderating. Pada penelitian ini diharapkan variabel sistem pengendalian intern pemerintah sebagai variabel moderating yang memperkuat hubungan antara variabel kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerinthan, audit internal dan pengelolaan aset tetap milik daerah dengan kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah di Kota Tebing Tinggi.
BAB V
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
5.1 Statistik Deskriptif
Gambaran yang diperoleh dari jawaban atas kuesioner yang kembali mengenai variabel penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Deskriptif Statistik Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation Kapasitas SDM (X1) 76 3,40 5,00 4,1553 ,41518 Pemanfaatan TI (X2) 76 2,60 5,00 4,1250 ,47837 Penerapan SAP (X3) 76 3,70 5,00 4,4250 ,46993 Audit Internal (X4) 76 2,20 4,70 3,7092 ,61670 Pengelolaan ATMD (X5) 76 3,50 5,00 4,3671 ,47760
Sistem PIP (Z) 76 3,00 5,00 3,9789 ,43706
Kualitas Informasi LKPD (Y) 76 3,90 5,00 4,3618 ,30549 Valid N (listwise) 76
Pada tabel di atas diketahui bahwa skor terendah dari jawaban responden untuk variabel kapasitas sumber daya manusia adalah 3,40 dan skor tertinggi dari jawaban responden adalah 5,00, sehingga rata-rata (mean) jumlah skor jawaban kapasitas sumber daya manusia adalah 4,155, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata kapasitas sumber daya manusia responden memiliki latar belakang pendidikan, uraian pekerjaan, pedoman pekerjaan akuntansi, pelaksanaan pekerjaan dan pelatihan teknis akuntansi sudah baik.
Skor terendah dari jawaban responden untuk variabel pemanfaatan teknologi informasi adalah 2,60 dan skor tertinggi dari jawaban responden adalah 5,00, sehingga rata-rata (mean) total jumlah skor jawaban pemanfaatan teknologi informasi adalah 4,125, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden sudah
memanfaatkan komputer dan jaringan internet, pengelolaan data yang terintegerasi, dan pemeliharaan komputer dengan baik di SKPD masing-masing.
Pada tabel di atas diketahui juga bahwa skor terendah dari jawaban responden untuk variabel penerapan standar akuntansi pemerintahan adalah 3,70 dan skor tertinggi dari jawaban responden adalah 5,00, sehingga rata-rata (mean) total jumlah skor jawaban penerapan standar akuntansi pemerintahan adalah 4,425, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden telah melakukan pencatatan laporan keuangan secara periodik, evaluasi atas laporan keuangan, dan pencatatan secara jujur dan terbuka dari laporan keuangan di SKPD masing-masing.
Pelaksanaan audit internal diketahui memiliki skor terendah 2,20 dan skor tertinggi dari jawaban responden 4,70, sehingga rata-rata (mean) total jumlah skor jawaban audit internal adalah 3,709, hal ini menunjukkan bahwa rata-rata responden telah cukup melakukan pemeriksaan berkala, pemeriksaan terpadu, pemeriksaan tindak lanjut, penilaian atas kinerja SKPD, monitoring atas program kegiatan SKPD, dan evaluasi atas program dan kegiatan SKPD masing-masing.
Variabel pengelolaan aset tetap milik daerah memiliki skor terendah dari jawaban responden yaitu 3,50 dan skor tertinggi dari jawaban responden adalah 5,00, sehingga rata-rata (mean) total jumlah skor jawaban pengelolaan aset tetap milik daerah adalah 4,367, hal ini menunjukkan bahwa kegiatan pengelolaan aset tetap milik daerah (pengadaan, pemanfaatan, penatausahaan, pemeliharaan, pengawasan, dan penghapusan) terhadap aset tetap milik daerah telah dilakukan dengan baik sesuai prosedur yang ada.
Variabel sistem pengendalian intern pemerintah memiliki skor terendah atas jawaban responden yaitu sebesar 3,00 dan skor tertinggi dari jawaban responden adalah 5,00, sehingga rata-rata (mean) total jumlah skor jawaban sistem pengendalian intern pemerintah adalah 3,978, hal ini menunjukkan bahwa variabel sistem pengendalian intern pemerintah telah dilakukan dengan baik (meliputi kegiatan rencana organisasi, prosedur, dan catatan yang dirancang untuk menjaga keterandalan data akuntansi) dan terkait dengan meningkatkan kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah.
Sedangkan untuk variabel kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah diketahui bahwa skor terendah dari jawaban responden adalah 3,90 dan skor tertinggi dari jawaban responden adalah 5,00, sehingga rata-rata (mean) total jumlah skor jawaban kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah adalah 4,361, hal ini menunjukkan bahwa karakteristik kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah berupa relevan, andal, lengkap/sempurna, tepat waktu, dapat dipahami, dapat dibuktikan, mudah diakses, dan dapat dibandingkan telah dilaksanakan dengan baik.
5.2 Deskripsi Data Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini telah dilakukan melalui beberapa tahap, yakni dengan menyebarkan 76 kuesioner kepada responden yang berada pada SKPD di Pemerintah Kota Tebing Tinggi sebanyak 31 SKPD yang terdiri dari 1 Sekretariat Daerah, 1 Sekretariat DPRD, 5 Badan, 11 Dinas dan 13 Kantor.
Setiap SKPD diberikan 2 (dua) kuesioner yaitu kepada kepala SKPD dan Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK). Berdasarkan pada batas waktu yang telah
ditentukan, kuesioner dikutip kembali. Total 76 kuesioner yang dibagikan seluruhnya kembali dengan baik, sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Tingkat Pengembalian Kuesioner
No Uraian Instansi Sebar Kembali
1 Sekretariat Daerah Kota 1 16 16
2 Sekretariat DPRD 1 2 2
3 Badan 5 10 10
4 Dinas 11 22 20
5 Kantor 13 26 26
Jumlah 31 76 76
5.2.1 Deskripsi Lokasi
Lokasi pada penelitian ini adalah setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Kota Tebing Tinggi dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 DRT Tahun 1956 dengan luas wilayah 38.438 km2 dimana secara geografis sebelah utara berbatasan dengan PTPN III Kebun Rambutan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai, sebelah selatan dengan PTPN IV Kebun Pabatu dan Perkebunan Paya Pinang Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai, sebelah timur dengan PT. Socfindo Tanah Besi dan PTPN III Kebun Rambutan Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai dan sebelah barat dengan PTPN III Kebun Gunung Pamela Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Serdang Bedagai (BPS Tebing Tinggi, 2013).
5.2.2 Karakteristik Responden
Berdasarkan data yang diperoleh dari responden, dapat dilihat demografi responden penelitian yang terdiri dari:
(2) Pangkat dan golongan, klasifikasinya: Golongan II, III, dan IV.
(3) Lama bekerja, klasifikasinya yaitu: 1 – 5 tahun, 6 – 10 tahun, 11 – 15 tahun, 16 – 20 tahun dan > 21 tahun;
(4) Kursus/diklat/bimbingan teknis di bidang akuntansi, pengelolaan keuangan daerah dan penyusunan laporan keuangan yang diikuti, klasifikasinya: tidak pernah, 1-2 kali (minim sekali), 3-5 kali (pernah), 6-10 kali (sering) dan 11-20 kali (sangat sering).
(5) Jurusan pendidikan terakhir yang telah diikuti, klasifikasinya yaitu: Ekonomi dan Non Ekonomi.
(6) Jabatan/tugas pokok di SKPD, klasifikasinya: Kepala SKPD dan Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK).
Berikut gambaran mengenai demografi responden yang dapat dilihat pada Tabel 5.3 Demografi Responden sebagai berikut:
Tabel 5.3 Demografi Responden
Nomor Demografi Responden Frekuensi Persentase (%)
1 Pendidikan Terakhir
1 S1 49 64,5%
2 S2 27 35,5%
2 Pangkat/Golongan
1 Golongan III 40 52,6%
2 Golongan IV 36 47,4%
3 Lama Bekerja
4 1-5 Tahun 7 9,2%
2 6-10 Tahun 11 14,5%
5 11-15 Tahun 7 9,2%
3 16-20 Tahun 16 21,1%
1 > 20 Tahun 35 46,1%
4 Kursus/Diklat/Bimbingan Yang Pernah Diikuti
1 Minim sekali(1-2 kali) 39 51,3%
2 Pernah (3-5 kali) 30 39,5%
3 Sering (6-10 kali) 7 9,2%
5 Jurusan Pendidikan Terakhir
1 Ekonomi 43 56,6%
2 Non Ekonomi 33 43,4%
6 Jabatan
1 Kepala SKPD 38 50%
2 PPK 38 50%
5.3 Uji Kualitas Data
Sebelum dilakukan pengujian data baik untuk deskripsi data penelitian maupun untuk pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis maka perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas data karena jenis data penelitian adalah data primer. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui konsistensi dan keakuratan data yang dikumpulkan melalui instrumen penelitian yaitu kuesioner.
5.3.1. Uji Validitas
Pengujian validitas untuk setiap pertanyaan pada kuesioner dapat dilihat dari nilai validitas pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika nilai korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada nilai kritis (r hitung > r tabel) maka instrumen tersebut dikatakan valid (Ghozali, 2013).
Dengan menggunakan responden yang diteliti sebanyak 76 orang, nilai r-tabel dapat diperoleh dari df (degree of freedom) = n-2, n merupakan jumlah responden. Maka df untuk penelitian ini adalah 74, dengan taraf signifikansi 5 % maka nilai r tabelnya yaitu 0,226. Berdasarkan hasil uji validitas dapat disimpulkan bahwa semua item pertanyaan pada variabel independen, variabel dependen dan variabel moderating adalah valid. Hal ini dapat dilihat dari nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel yang tercantum dalam lampiran 4 penelitian ini.
5.3.2. Uji Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas, tahap selanjutnya adalah melakukan uji reliabilitas data yaitu dengan melihat nilai cronbach’s alpha, Apabila nilai cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7 maka kuesioner penelitian tersebut dinyatakan reliabel (Ghozali, 2013).
Tabel 5.4 Uji Reliabilitas Variabel
Variabel Cronbach
Alpha
Batas
Reliabilitas Keterangan
Kualitas Informasi LKPD (Y) 0,799 0,7 Reliabel
Kapasitas SDM (X1) 0,735 0,7 Reliabel
Pemanfaatan TI (X2) 0,797 0,7 Reliabel
Penerapan SAP (X3) 0,863 0,7 Reliabel
Audit Internal (X4) 0,758 0,7 Reliabel
Pengelolaan ATMD (X5) 0,919 0,7 Reliabel
SPIP (Z) 0,829 0,7 Reliabel
Hasil pengujian seperti yang terlihat pada Tabel 5.4 menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha untuk semua variabel lebih besar dari 0,7 maka dapat dinyatakan instrumen tersebut reliabel.
5.4. Uji Asumsi Klasik
Pada analisis ini perlu dilihat terlebih dahulu apakah data tersebut bisa dilakukan pengujian model regresi. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk menentukan model regresi dapat diterima secara ekonometrik. Pengujian asumsi klasik terdiri dari pengujian normalitas, pengujian multikolonieritas dan pengujian heteroskedastisitas. Data yang disajikan pada penelitian ini adalah data cross section. Oleh karena itu, uji autokorelasi tidak perlu dilakukan.
5.4.1 Uji Normalitas
Pada uji normalitas dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas bertujuan untuk melihat normal tidaknya data yang akan dianalisis.
Ada dua cara yang digunakan yaitu analisis grafik dan uji statistik.
1. Analisis Grafik
pengujian analisis grafik, dilakukan dengan melihat grafik histogram dan grafik normal p-p plot. Grafik histogram di atas menggambarkan pola distribusi yang seimbang dan normal. Hasil yang sama ditunjukkan pada grafik normal p-p plot, dimana terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mendekati garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas. Ini dapat dilihat dari Lampiran 5 dalam penelitian ini.
2. Analisis Statistik
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dan dengan melihat uji grafik, maka dapat disimpulkan bahwa data mempunyai distribusi normal. Jika nilai probabilitas asymp. sig (2-tailed) pada uji Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal, sebaliknya jika probabilitas asymp. sig (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi tidak normal (Ghozali, 2013).
Tabel 5.5. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual
N 76
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 2,61648171
Most Extreme Differences
Absolute .069
Positive .069
Negatif -.057
Kolmogorov-Smirnov Z .602
Asymp. Sig. (2-tailed) .862
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,602 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,862. Karena nilai asymp. sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.
5.4.2 Uji Multikolonieritas
Berdasarkan hasil uji korelasi diantara variabel independen dengan melihat nilai VIF dan nilai tolerance dapat disimpulkan tidak terjadi masalah multikolonieritas. Hal ini didukung dengan nilai VIF yang relatif kecil, dan tidak ada yang lebih besar dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 (Ghozali, 2013).
Tabel 5.6 Uji Multikolonieritas Coefficientsa a. Dependent Variable: Kualitas Informasi LKPD
Pada Tabel 5.6 terlihat bahwa variabel kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan,
audit internal, dan pengelolaan aset tetap milik daerah memiliki nilai VIF dibawah 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1. Hal ini dapat dinyatakan bahwa diantara variabel independen tidak terjadi masalah multikolonieritas.
5.4.3 Uji Heteroskedastisitas 1. Analisis Grafik
Uji heteroskedastisitas terhadap data menyimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat dari scatterplot dimana penyebaran titik-titik yang menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y (Ghozali, 2013). Seperti terlihat pada lampiran 6 dalam penelitian ini.
2. Analisis statistik
Tabel 5.7. Uji Glejser Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 4,661 3,527 1,322 ,191
Kapasitas SDM (X1) ,018 ,042 ,051 ,430 ,668 Pemanfaatan TI (X2) ,014 ,071 ,033 ,197 ,844 Penerapan SAP (X3) ,043 ,180 ,042 ,238 ,813 Audit Internal (X4) -,129 ,078 -,214 -1,655 ,102 Pengelolaan Aset TMD (X5) -,046 ,062 -,092 -,752 ,454 a. Dependent Variable: abs
Berdasarkan pada Tabel 5.7, hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan Uji Glejser, maka semua variabel independen mempunyai nilai probabilitas signifikansinya lebih besar dari α = 0,05 yaitu masing-masing kapasitas sumber daya manusia (0,668), pemanfaatan teknologi informasi (0,844), penerapan standar akuntansi pemerintahan (0,813), audit internal (0,102) dan,
pengelolaan aset tetap milik daerah (0,454), sehingga dapat disimpulkan bahwa model tidak mengandung heteroskedastisitas.
5.5. Pengujian Hipotesis Pertama
Setelah diketahui bahwa tidak ada pelanggaran pengujian asumsi klasik dan model sudah dapat digunakan untuk melakukan analisa regresi berganda, maka selanjutnya adalah pengujian hipotesis pertama yaitu kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit internal, dan pengelolaan aset tetap milik daerah berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah derah. Untuk melihat pengaruh secara simultan yaitu dengan menggunakan uji statistik F, sedangkan untuk melihat pengaruh secara parsial yaitu dengan menggunakan uji statistik t.
5.5.1. Uji Statistik F
Hasil pengujian statistik F (uji simultan) pada kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit internal, dan pengelolaan aset tetap milik daerah berpengaruh secara simultan terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah derah diperoleh hasil sebagai mana terdapat pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8 Uji Statistik F ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 1464,078 5 292,816 39,920 ,000b
Residual 513,448 70 7,335
Total 1977,526 75
a. Dependent Variable: Kualitas Informasi LKPD
b. Predictors: (Constant), Pengelolaan Aset TMD, Kapasitas SDM, Pemanfaatan TI, Audit Internal, Penerapan SAP
Berdasarkan Tabel 5.8, nilai F hitung 39, 920 lebih besar dari nilai F tabel 2,346 dan nilai signifikansi F sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 maka Ho ditolak atau hipotesis yang diajukan diterima. Hal ini berarti semua variabel independen (kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit internal, dan pengelolaan aset tetap milik daerah) secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen (kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah) pada taraf signifikansi α
= 0,05.
5.5.2 Uji Statistik t
Hasil pengujian statistik t (uji parsial) pada kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit internal, dan pengelolaan aset tetap milik daerah terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah derah diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 5.9 Uji Statistik t Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std.
Error
Beta
1
(Constant) 8,962 6,508 1,377 ,173
Kapasitas SDM (X1) ,148 ,077 ,119 1,925 ,058 Pemanfaatan TI (X2) ,664 ,131 ,442 5,079 ,000 Penerapan SAP (X3) 1,397 ,333 ,384 4,198 ,000 Audit Internal (X4) ,558 ,144 ,262 3,888 ,000 Pengelolaan Aset TMD (X5) ,191 ,114 ,107 1,678 ,098
Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 5.9 kriteria pengambilan keputusan menggunakan nilai signifikansi t pada taraf nyata 5% dan nilai t tabel
sebesar 1,994 maka secara parsial pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen diuraikan sebagai berikut:
Variabel kapasitas sumber daya manusia memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,058 lebih besar dari α = 0,05, dan nilai t sebesar 1,925 lebih kecil dari t tabel 1,994 dan koefisien regresi yang bernilai positif sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif tidak signifikan terhadap variabel kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah.
Variabel pemanfaatan teknologi informasi memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05, nilai t sebesar 5,079 lebih besar dari t tabel 1,994 dan koefisien regresi yang bernilai positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah.
Variabel penerapan standar akuntansi pemerintahaan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05, nilai t sebesar 4,198 lebih besar dari t tabel 1,994 dan koefisien regresi yang bernilai positif sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel penerapan standar akuntansi pemerintahan berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah.
Variabel audit internal memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05, nilai t sebesar 3,888 lebih besar dari t tabel 1,994 dan koefisien regresi yang bernilai positif sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel audit internal berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah.
Variabel pengelolaan aset tetap milik daerah memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,098 lebih besar dari α = 0,05, nilai t sebesar 1,678 lebih kecil dari t tabel 1,994 dan koefisien regresi yang bernilai positif sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pengelolaan aset tetap milik daerah berpengaruh positif tidak signifikan terhadap variabel kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah.
Berdasarkan Tabel 5.9 dapat diformulasikan persamaan regresi berganda antara variabel independen terhadap variabel dependen berikut ini:
Y = 8,962 + 0,148X1 + 0,664X2 + 1,397X3 + 0,558X4 + 0,191X5
Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel independen kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit internal, dan pengelolaan aset tetap milik daerah menunjukkan angka positif, hal ini berarti bahwa hubungan antara kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit internal, dan pengelolaan aset tetap milik daerah dengan kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah adalah positif, maka jika semakin tinggi/baik kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit internal, dan pengelolaan aset tetap milik daerah maka semakin tinggi/baik kualitas informasi laporan keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Dimana pengaruh yang paling besar adalah variabel penerapan standar akuntansi pemerintahan sebesar 139,7 % dan diikuti oleh variabel pemanfaatan teknologi informasi sebesar 66,4 %. Nilai konstanta pada perasamaan tersebut sebesar 8,962
artinya bila variabel independen bernilai nol maka nilai variabel kualitas informasi laporan keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi akan bertambah sebesar 8,962.
5.5.4. Koefisien Determinasi
Tabel 5.10 Nilai Koefisien Determinasi Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,860a ,740 ,722 2,70832
a. Predictors: (Constant), Pengelolaan Aset TMD, Kapasitas SDM, Pemanfaatan TI, Audit Internal, Penerapan SAP
b. Dependent Variable: Kualitas Informasi LKPD
b. Dependent Variable: Kualitas Informasi LKPD