FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS INFORMASI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
KOTA TEBING TINGGI DENGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH
SEBAGAI VARIABEL MODERATING
TESIS
Oleh
DAUD YUSUF SARAGIH 147017117/Akt
MAGISTER AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS INFORMASI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH
KOTA TEBING TINGGI DENGAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH
SEBAGAI VARIABEL MODERATING
TESIS
Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Magister Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sumatera Utara
Oleh
DAUD YUSUF SARAGIH 147017117/Akt
MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
Judul Tesis : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sebagai Variabel Moderating
Nama Mahasiswa : Daud Yusuf Saragih Nomor Induk : 147017117
Program Studi : Akuntansi
Menyetujui, Komisi Pembimbing
Tanggal Lulus : 15 Agustus 2016 Ketua
(Prof. Erlina, SE., M.Si., Ph.D., Ak., CA)
Anggota
(
Dra. Sri Mulyani, MBA., Ak., CA)
Ketua Program Studi
(Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS., MBA., CPA.,CA)
Dekan
(Prof. Dr. Ramli, SE., MS)
Telah diuji pada
Tanggal : 15 Agustus 2016
PANITIA PENGUJI TESIS :
Ketua : Prof. Erlina, SE., M.Si., Ph.D., Ak., CA Anggota : 1. Dra. Sri Mulyani, MBA., Ak., CA
2. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS., MBA., CPA., CA 3. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si., Ak., CA
4. Drs. Idhar Yahya, MBA., Ak., CA
PERNYATAAN
Dengan ini peneliti menyatakan bahwa tesis yang berjudul “
Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sebagai Variabel Moderating”
disusun sebagai syarat untuk memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan karya penulis sendiri.Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan hasil karya penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Medan, 15 Agustus 2016 Peneliti,
Daud Yusuf Saragih
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit internal dan pengelolaan aset tetap milik daerah dengan sistem pengendalian intern pemerintah sebagai variabel moderating terhadap kualitas informasi laporan keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif yang bersifat kausal. Populasi dalam penelitian ini adalah para kepala SKPD dan pegawai yang terlibat dalam pengelolaan keuangan di Pemerintah Kota Tebing Tinggi yang berjumlah 76 populasi. Pengumpulan data dengan membagikan 76 kuesioner berupa data primer kepada kepala SKPD dan Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK).
Metode penarikan sampel menggunakan metode sensus dimana seluruh populasi dalam penelitian ini dijadikan sampel penelitian. Pengujian hipotesis dengan regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan secara simultan bahwa kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit internal dan pengelolaan aset tetap milik daerah berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Secara parsial bahwa variabel pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan dan audit internal berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi, sedangkan variabel kapasitas sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Sistem pengendalian intern pemerintah sebagai variabel moderating dapat memoderasi hubungan antara kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit internal dan pengelolaan aset tetap milik daerah dengan kualitas informasi laporan keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi.
Kata Kunci: Kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah, kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit internal, pengelolaan aset tetap milik daerah dan sistem pengendalian intern pemerintah.
ABSTRACT
The objective of the research was to analyze the influence of human resources capacity, the use of information technology, implementation of government accounting standard, internal audit, and regional government-owned fixed asset management with government internal control system as moderating variable on the quality of financial statement information of Tebing Tinggi Municipal Government. The research used associative causal method. The population was 76 SKPD heads and the personnel who were in charge of financial management in Tebing Tinggi Municipal Government, and all of them were used as the samples. The data were gathered by distributing 76 questionnaires to SKPD heads and PPK (Financial Administrative Personnel).
The hypothesis was tested by using multiple linear regression analysis. The result of the research showed that human resources capacity, the use of information technology, implementation of government accounting standard, internal audit, and regional government-owned fixed asset management influenced the quality of financial statement information of Tebing Tinggi Municipal Government.
Partially, the variables of the use of information technology, implementation of government accounting standard, and internal audit had positive and significant influence on the quality of financial statement information of Tebing Tinggi Municipal Government, while the variables of human resources capacity and the use of information technology had positive but insignificant influence on the quality of financial statement information of Tebing Tinggi Municipal Government. Government internal control system as moderating variable could moderate the correlation of human resources capacity, the use of information technology, implementation of government accounting standard, internal audit, and regional government-owned fixed asset management with the quality of financial statement information of Tebing Tinggi Municipal Government.
Keywords: Quality of Regional Government-owned financial Statement Information, Human Resources Capacity, Use of Information Technology, Implementation of Government Accounting Standard, Internal Audit, Regional Government-Owned Fixed Asset Management, Government Internal Control System
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan kasih karunia dan berkat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.
Penulis sadar bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna sehingga memerlukan perbaikan berupa kritik dan saran yang membangun. Penulis menyadari bahwa segala yang dilakukan dalam penyusunan tesis ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa adanya bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Runtung, SH., M.Hum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE., MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS., MBA., CPA., CA, selaku Ketua Program Studi Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara juga selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk perbaikan hingga selesainya penulisan tesis ini.
4. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si., Ak., CA., selaku Sekretaris Program Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara sekaligus dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam proses penelitian dan penulisan tesis ini.
5. Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) selaku pengelola program beasiswa STAR-BPKP, yang telah memberikan bantuan dana pendidikan kepada penulis selama mengikuti pendidikan S2.
6. Bapak Dr. Binsar H. Simanjuntak, Ak., MBA., CPMA., CA., CFrA, Kepala Deputi BPKP Bidang Politik Sosial Budaya Pertahanan dan Keamanan selaku ketua proyek program beasiswa STAR-BPKP yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan.
7. Bapak Walikota beserta pejabat Eselon II dan III pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan Pemerintah Kota Tebing Tinggi yang telah banyak memberikan bantuan selama proses penelitian.
8. Ibu Prof. Erlina, SE., M.Si., Ph.D., Ak., CA, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada penulis dalam proses penelitian dan penulisan tesis ini.
9. Ibu Dra. Sri Mulyani, MBA., Ak., CA, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, saran dan masukan untuk perbaikan tesis ini.
10. Bapak Drs. Idhar Yahya, MBA., Ak., CA, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan kritik untuk perbaikan tesis ini.
11. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Administrasi Program Magister Akuntansi atas segala ilmu dan bantuan yang diberikan.
12. Teristimewa kedua orang tua, Bapakku St. S. Saragih dan Mama R. Br.
Simamora yang senantiasa mendoakan penulis.
13. Terkasih istriku Tuti Hutabalian, SH dan anak kami Sapta Wilson Saragih yang menjadi penyemangat bagi penulis selama mengikuti perkuliahan dan penyusunan tesis ini.
14. Khusus Ibu mertua M. Br. Lumban Raja yang senantiasa sabar tinggal bersama sama dengan keluarga kecil kami di Kota Pematang Siantar.
15. Teman-teman Program Beasiswa STAR-BPKP Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara terkhusus buat Lae Bernando, Sanina Jan, Rica, dan Grace yang penuh dengan rasa kekeluargaan berbagi ilmu dan pengalaman serta membantu penyusunan tesis ini.
16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian tesis ini, baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata, semoga Tuhan selalu melimpahkan berkat dan karunia-Nya, dan apa yang penulis lakukan ini mendapatkan restu-Nya serta berguna bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Medan, 15 Agustus 2016 Peneliti,
Daud Yusuf Saragih
RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Daud Yusuf Saragih
2. Tempat/Tanggal Lahir : Perbaungan/ 08 Februari 1983 3. Agama : Kristen Protestan
4. Jenis Kelamin : Laki-Laki 5. Nama Ayah : St. S. Saragih 6. Nama Ibu : R. Br. Simamora 7. Nama Ayah Mertua : (Alm.) B. Hutabalian 8. Nama Ibu Mertua : M. Br. Lumban Raja 9. Nama Istri : Tuti Hutabalian, SH 10. Nama Anak : Sapta Wilson Saragih
11. Alamat : Jl. Alwasliyah No. 32 Perbaungan Kelurahan Simpang Tiga Pekan Perbaungan - Serdang Bedagai
12. Email : [email protected] 13. Pendidikan
a. SD : SDN No. 101932 Perbaungan Tahun 1989-1995 b. SMP : SMPN 1 Perbaungan Tahun 1995-1998
c. SMA : SMAN 1 Perbaungan Tahun 1998-2001
d. Sarjana (S1) : S1 Ekonomi Akuntansi Universitas HKBP Nommensen Medan Tahun 2001-2005
13. Riwayat Pekerjaan : 1. Officer Development Program XV PT.
Bank Panin, Tbk (2006-2008) 2. AAO PT. BRI. Tbk (2008-2010)
3. Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota Tebing Tinggi (2010 sampai dengan sekarang)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR SINGKATAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 9
1.3 Tujuan Penelitian ... 10
1.4 Manfaat Penelitian ... 10
1.5 Originalitas Penelitian ... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 12
2.1 Landasan Teori ... 12
2.1.1 Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 12
2.1.2 Kapasitas Sumber Daya Manusia... 15
2.1.3 Pemanfaatan Teknologi Informasi ... 17
2.1.4 Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan ... 18
2.1.5 Audit Internal ... 19
2.1.6 Pengelolaan Aset Tetap Milik Daerah ... 20
2.1.7 Sistem Pengendalian Intern Pemerintah ... 21
2.2 Review Peneliti Terdahulu ... 22
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 33
3.1 Kerangka Konsep ... 33
3.2 Hipotesis Penelitian ... 39
BAB IV METODE PENELITIAN ... 40
4.1 Jenis Penelitian ... 40
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 40
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 40
4.4 Metode Pengumpulan Data ... 41
4.5 Definisi Operasional Variabel dan Metode Pengukuran Variabel ... 41
4.5.1 Variabel Dependen ... 42
4.5.2 Variabel Independen ... 43
4.5.3 Variabel Moderating ... 45
4.6 Metode Analisis Data ... 48
4.6.1 Statistik Deskriptif ... 48
4.6.2 Uji Kualitas Data ... 48
4.6.3 Uji Asumsi Klasik ... 49
4.6.4 Pengujian Hipotesis ... 52
BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 58
5.1 Statistik Deskriptif ... 58
5.2 Deskripsi Data Penelitian ... 60
5.2.1. Deskripsi Lokasi ... 61
5.2.2. Karakteristik Responden ... 62
5.3 Uji Kualitas Data ... 63
5.3.1. Uji Validitas ... 63
5.3.2. Uji Reliabilitas ... 64
5.4 Uji Asumsi Klasik ... 64
5.4.1. Uji Normalitas ... 65
5.4.2. Uji Multikoloniearitas ... 66
5.4.3. Uji Heteroskedastisitas ... 67
5.5 Pengujian Hipotesis Pertama... 68
5.5.1. Uji Statistik F ... 69
5.5.2. Uji Statistik t ... 70
5.5.4. Koefisien Determinasi ... 73
5.6 Pengujian Hipotesis Kedua ... 74
5.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... 76
5.7.1. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 76
5.7.2. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 78
5.7.3. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 80
5.7.4. Pengaruh Audit Internal Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 82
5.7.5. Pengaruh Pengelolaan Aset Tetap Milik Daerah Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah ... 83
5.7.6. Hubungan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sebagai Variabel Moderating ... 84
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 86
6.1 Kesimpulan ... 86
6.2 Keterbatasan Penelitian ... 87
6.3 Saran ... 87
DAFTAR PUSTAKA ... 89
LAMPIRAN ... 94
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Opini Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi. ... 8
1.2. Originalitas Penelitian . ... 11
2.1. Review Penelitian Terdahulu . ... 29
4.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel . ... 46
5.1. Deskriptif Statistik. ... 58
5.2. Tingkat Pengembalian Kuesioner. ... 61
5.3. Demografi Responden . ... 62
5.4. Uji Reliabilitas Variabel. ... 64
5.5. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. ... 66
5.6. Uji Multikolonieritas . ... 67
5.7. Uji Glejser. ... 68
5.8. Uji Statistik F. ... 69
5.9. Uji Statistik t. ... 70
5.10. Nilai Koefisien Determinasi. ... 73
5.11. Hasil Pengujian Regresi Hipotesis Kedua. ... 74
5.12. Hasil Uji Residual . ... 75
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
1. Daftar Populasi dan Sampel Penelitian ... 94
2. Jadwal Penelitian ... 95
3. Kuesioner Penelitian ... 96
4. Uji Kualitas Data ... 104
5. Grafik Histogram dan Normal P-P Plot ... 107
6. Grafik scatterplot ... 108
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1. Kerangka Konseptual. ... 34
DAFTAR SINGKATAN 1. abs_res (Absolut Residual)
2. APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) 3. ATMD (Aset Tetap Milik Daerah)
4. BPK (Badan Pemeriksa Keuangan)
5. BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) 6. BPS (Badan Pusat Statistik)
7. CaLK (Catatan atas Laporan Keuangan) 8. Df (Degree of Freedom)
9. DPKAD (Dinas Pengelola Keuangan dan Aset Daerah) 10. DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah)
11. D3 (Diploma Tiga)
12. IHPS (Ikhtisar Hasil Pemerikasaan Sementara) 13. KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara) 14. LKPD (Laporan Keuangan Pemerintah Daerah) 15. LRA (Laporan Realisasi Anggaran)
16. NTB (Nusa Tengara Barat)
17. N (Ragu-Ragu)
18. PPK (Pejabat Penatausahaan Keuangan)
19. PTPN (Perusahaan Terbuka Perkebunan Nasional)
20. S (Setuju)
21. SAI (Satuan Audit Internal)
22. SAP (Standar Akuntansi Pemerintahan) 23. SAL (Saldo Anggaran Lebih)
24. SDM (Sumber Daya Manusia)
25. SIMDA (Sistem Informasi Manajemen Daerah)
26. SIPKD (Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah) 27. SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas)
28. SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)
29. SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah) 30. SS (Sangat Setuju)
31. STS (Sangat Tidak Setuju) 32. TI (Teknologi Informasi) 33. TS (Tidak Setuju)
34. TW (Tidak Wajar)
35. VIF (Variance Inflation Factor) 36. WDP (Wajar Dengan Pengecualian) 37. WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Pelaksanaan pemerintahan di daerah dituntut untuk mengedepankan transparansi dalam melaksanakan pengelolaan keuangannya. Kualitas informasi dalam laporan keuangan pemerintah daerah yang baik merupakan salah satu tolok ukur pelaksanaan pemerintahan yang baik, sesuai dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik dalam Pasal 7 Ayat 2 menyebutkan bahwa badan publik dalam hal ini pemerintah wajib memberikan informasi publik yang akurat, benar dan tidak menyesatkan. Pemerintah wajib memberikan informasi mengenai kinerja maupun mengenai laporan keuangan pemerintah daerah.
Fenomena yang terjadi dalam perkembangan akuntansi sektor publik dewasa ini adalah menguatnya tuntutan akuntabilitas atas lembaga pemerintah untuk lebih transparan yang merupakan implikasi bagi manajemen sektor publik dalam memberikan informasi kepada masyarakat (Mardiasmo, 2005). Peran penting informasi laporan keuangan pemerintah daerah harus dapat menjadi acuan daerah dalam pengambilan keputusan yang baik bagi daerah tersebut, dengan tujuan bahwa informasi tersebut harus dapat bermanfaat dan memiliki nilai bagi para pengunanya. Informasi akan sangat bermanfaat bila informasi tersebut dapat dipahami dan digunakan pemakai untuk mempercayai informasi tersebut.
Karakteristik yang menjadi persyaratan agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang diharapkan sebagaimana disebutkan dalam
Kerangka Konseptual Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Paragraf 35 menyebutkan sebagai berikut: a) Relevan, dikatakan laporan keuangan tersebut relevan apabila informasi yang termuat dapat mempengaruhi pemakainya untuk mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan kedepan. Informasi yang relevan bila memiliki manfaat umpan balik, manfaat prediktif, tepat waktu dan lengkap. b) Andal, informasi dalam laporan keuangan dapat dikatakan andal apabila dapat menyajikan secara wajar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Informasi yang andal memenuhi karakteristik penyajian jujur, dapat diverifikasi dan netralitas. c) Dapat dibandingkan, informasi laporan keuangan dapat bermanfaat bila laporan keuangan tersebut dapat dibandingkan baik antar periode/waktu maupun entitas yang sejenis pada umumnya. d) Dapat dipahami, informasi laporan keuangan sangat bermanfaat bagi penggunanya bila dapat dengan mudah untuk dipahami dan diungkapkan dalam bentuk maupun istilah yang sesuai dengan batasan penguna umum.
Pengelolaan keuangan daerah bersumber dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) masih memiliki kelemahan dan kekurangan dalam hal kualitas informasi yang tersaji dalam laporan keuangan pemerintah daerah.
Laporan keuangan pemerintah daerah banyak menyajikan data-data yang tidak sesuai dengan keadaan sebenarnya, tidak sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), dan banyak penyimpangan-penyimpangan yang berhasil ditemukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Adapun hal-hal yang mempengaruhi ini disebabkan oleh beberapa faktor, pertama adalah kapasitas sumber daya manusia terutama dalam bidang akuntansi masih kurang karena
dalam penyusunan laporan keuangan diperlukan keahlian dan pengetahuan bidang ilmu akuntansi. Abdullah (2009) menyebutkan kendala-kendala yang dihadapi oleh pemerintah daerah dalam penerapan standar akuntansi pemerintahan untuk menyusun laporan keuangan, diantaranya kualitas sumber daya manusia yang belum memadai. Hal ini sejalan dengan Winidyaningrum (2010) dari hasil penelitiannya menyebutkan sumber daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap keterandalan pelaporan keuangan pemerintah daerah. Berbeda dengan penelitian Sukmaningrum (2012) hasil penelitiannya menunjukan sumber daya manusia tidak berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah.
Faktor kedua adalah pemanfaatan teknologi informasi yang belum maksimal dalam penyusunan laporan keuangan. Pemanfaatan teknologi komputer maupun laptop di masa sekarang ini dapat melipatgandakan kemampuan manusia dalam bekerja. Teknologi informasi terdiri dari bagian yang digunakan untuk mengolah data, termasuk dalam memproses data, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai hal untuk menghasilkan informasi yang berkualitas. Agar mempermudah pengelolaan keuangan, Pemerintah Kota Tebing Tinggi telah menggunakan sistem informasi akuntansi keuangan daerah yaitu aplikasi Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) keuangan yang merupakan produk dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP).
Sejalan dengan Yosefrinaldi (2013) dari penelitiannya menyebutkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh signifikan positif terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah. Berbeda dengan penelitian Deni Herdianto
(2015) hasil penelitiannya menunjukan pemanfaatan teknologi informasi tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
Faktor ketiga adalah penerapan standar akuntansi pemerintahan sebagai pedoman utama dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dalam Pasal 1 disebutkan bahwa standar akuntansi pemerintahan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang harus diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah guna menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. Hasil penelitian Mahaputra (2014) menyebutkan implementasi standar akuntansi pemerintahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas informasi pelaporan keuangan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Pangkong, dkk (2013) hasil penelitiannya berkesimpulan bahwa pemahaman peraturan dalam hal ini yang berkaitan dengan standar akuntansi pemerintahan tidak berpengaruh terhadap kemampuan dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah.
Faktor keempat adalah audit internal yang dilakukan oleh inspektorat daerah. Jusuf (1999:757) mengambil pendapat yang dikemukakan oleh Arens dan Loebbecke dengan menyatakan bahwa pengawasan internal yang dilakukan oleh auditor internal bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah struktur pengendalian intern suatu entitas telah dirancang dan berjalan efektif dan apakah laporan keuangan telah disajikan dengan wajar. Dengan demikian pengawasan internal akan membantu organisasi dalam mencapai tujuannya dengan menerapkan pendekatan yang sistematis dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas dalam proses pengelolaan resiko kecukupan kontrol dan
pengelolaan organisasi. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 dalam Pasal 1 Ayat 4 Tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah suatu proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin pemerintah daerah berjalan secara efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sejalan dengan penelitian Yuliani, dkk (2010) yang hasil penelitiannya menyebutkan peran internal audit berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh M. Ali Fikri, dkk. (2015) hasil penelitiannya berkesimpulan bahwa peran audit internal tidak berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan.
Faktor kelima adalah pengelolaan aset tetap milik daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dalam Pasal 1 menyebutkan bahwa barang milik daerah adalah segala barang yang dibeli atau diperoleh dari beban APBD atau yang diperoleh dengan cara lainnya dengan cara yang sah. Pengelolaan aset tetap milik daerah masih belum maksimal yang merupakan komponen yang penting dan signifikan dalam laporan keuangan pemerintah daerah. Pengelolaan aset tetap milik daerah memerlukan perhatian khusus karena adanya pengaruh depresiasi dan penambahan dari nilai aset tersebut. Hal utama penyebab lemahnya pengelolaan aset tetap milik daerah adalah belum maksimalnya pengendalian aset tetap, yakni tidak maksimalnya sistem yang terintegrasi antara data akuntansi yang dikelola oleh bagian keuangan dengan data aset tetap yang dikelola di bagian barang daerah. Sejalan dengan penelitan yang dilakukan oleh Rudianto Simamora dan
Abdul Halim (2012) yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan aset pasca pemekaran wilayah dan pengaruhnya terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah di Kabupaten Tapanuli Selatan, dimana hasil penelitian ini menunjukan sumber daya manusia, bukti kepemilikan, penilaian aset, komitmen pimpinan, dan sikap mempengaruhi kualitas laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan setelah pemekaran.
Faktor keenam adalah sistem pengendalian intern pemerintah yang dalam penelitian ini merupakan variabel moderating dimana dapat meningkatkan/memperbaiki kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah. Sistem pengendalian intern menurut Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 dalam Pasal 1adalah proses yang menyeluruh pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berkelanjutan baik pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan agar tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan laporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Pemerintah pusat maupun daerah mengenal suatu sistem pengendalian intern yang disebut dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) baik di lingkungan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Pengendalian intern akuntansi yang lemah akan menyebabkan sulitnya terdeteksi kecurangan/penyimpangan dalam proses akuntansi yang dijalankan. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan Armando (2013) menyatakan bahwa sistem pengendalian intern pemerintah berpengaruh positif signifikan terhadap nilai informasi laporan keuangan pemerintah. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh M. Ali Fikri, dkk. (2015) hasil
penelitiannya berkesimpulan bahwa sitem pengendalian intern tidak berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan.
Pasal 16 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, terdapat empat jenis opini yang diberikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yaitu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), Wajar Dengan Pengecualian (WDP), Tidak Wajar (TW), dan Pernyataan Menolak Memberikan Opini (Disclaimer). Laporan keuangan pemerintah daerah dikatakan baik apabila memperoleh opini wajar tanpa pengecualian. Kriteria dalam pemberian opini laporan keuangan pemerintah daerah antara lain: a) kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP), b) kecukupan pengungkapan, c) kepatuhan terhadap perautan perundang- undangan, dan d) efektivitas SPI. Fakta yang terjadi saat ini menunjukan bahwa opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang dilaporkan dalam Ikhtisar Hasil Pemerikasaan Sementara (IHPS) Semester I tahun 2015 mengungkapkan dari pemeriksaan 504 Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD), BPK memberikan opini WTP atas 251 LKPD, opini WDP atas 230 LKPD, opini TW sebanyak 4 LKPD dan disclaimer sebanyak 19 LKPD. Lebih lanjut Gutomo (2014) menyatakan bahwa permasalahan yang dapat menghambat belum diperolehnya opini WTP oleh pemerintah daerah dapat berupa: pengelolaan kas, persediaan, investasi permanen dan non permanen, serta secara mayoritas disebabkan karena pengelolaan aset yang belum akuntabel.
Berdasarkan data pada Ikhtisar Hasil Pemerikasaan Sementara (IHPS) Semester I Tahun 2015 Pemerintah Kota Tebing Tinggi mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari hasil pemerikasan BPK. Hal ini mengalami
peningkatan dari tahun 2009. Opini WTP yang diperoleh Pemerintah Kota Tebing Tinggi ini menunjukan bahwa telah ada perbaikan atas kekurangan-kekurangan di tahun sebelumnya.
Tabel. 1.1 Daftar Opini Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Tahun
2009 2010 2011 2012 2013 2014
Opini 1 WDP 1 WDP 1 TMP 1 WDP 1 WDP 1 WTP
Sumber : IHPS I BPK RI Tahun 2015
Menurut evaluasi oleh BPK menunjukan bahwa LKPD Pemerintah yang memperoleh opini WTP dan WDP pada umumnya telah memiliki pengendalian intern yang memadai. Disamping itu LKPD pemerintah yang memperoleh opini TW dan TMP masih memerlukan perbaikan dalam pengendalian intern untuk menyajikan informasi laporan keuangan terutama dalam pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja. Permasalahan ini terjadi pada dasarnya disebabkan oleh beberapa hal seperti pejabat/pelaksana yang bertanggung jawab lalai dan tidak cermat dalam menyajikan laporan keuangan, belum optimal dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, tidak memahami ketentuan yang berlaku, kelemahan pada sistem aplikasi yang digunakan, dan keterlambatan dalam penyampaian laproan serta penerapan sistem akutansi pemerintah berbasis akrual yang belum optimal. Hal ini sejalan dengan kewajiban pemerintah untuk menerapkan standar akuntansi pemerintah berbasis akrual yang dimulai tahun 2015, ini merupakan tantangan besar bagi Pemerintah Kota Tebing Tinggi agar dapat menyusun laporan keuangannya dengan lebih baik sehingga dapat mempertahankan opini WTP yang telah didapat.
Standar akuntansi pemerintahan mengharuskan pemerintah untuk menerapkan akuntansi berbasis akrual, sementara di Indonesia sampai dengan
tahun 2004 masih menggunakan metode pembukuan single entry berbasis kas belum menggunakan metode doble entry sehingga memerlukan proses untuk menuju basis akrual. Sejalan dengan perkembanganya pemerintah menyiapkan beberapa tahapan dengan menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis kas menuju akrual.
Selanjuntya pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menganut basis akrual baik pencatatan pendapatan, belanja, aset kewajiban dan ekuitas.
Berdasarkan fenomena tersebut diatas dapat diambil kesimpulan bahwa LKPD yang dihasilkan belum memenuhi kriteria sebagai laporan keuangan yang memberikan informasi yang memadai. LKPD salah satu sebagai dasar dalam memberikan kontribusi untuk pengambilan keputusan untuk menentukan arah pembangunan daerah kedepan, maka diperlukan LKPD yang memiliki kualitas informasi laporan keuangan yang relevan, andal, dapat dipahami dan dapat dibandingkan. Berdasarkan uraian diatas dan adanya inkonsistensi dari beberapa peneliti sebelumnya untuk itu peneliti tertarik meneliti kembali dengan judul
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sebagai Variabel Moderating”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Apakah kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit internal, dan pengelolaan
aset tetap milik daerah berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap kualitas informasi laporan keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi?
2. Apakah sistem pengendalian intern pemerintah mampu memoderasi hubungan antara kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit internal, dan pengelolaan aset tetap milik daerah dengan kualitas informasi laporan keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit internal, dan pengelolaan aset tetap milik daerah secara simultan dan parsial terhadap kualitas informasi laporan keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi.
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh sistem pengendalian intern pemerintah dalam memoderasi hubungan antara kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit internal, dan pengelolaan aset tetap milik daerah dengan kualitas informasi laporan keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi/peranan yang berarti kepada:
1. Peneliti, adalah sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang kualitas informasi laporan keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi.
2. Pemerintah Kota Tebing Tinggi, hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam mengevaluasi tentang kualitas informasi laporan keuangan untuk peningkatan kinerja Pemerintah Kota Tebing Tinggi.
3. Akademisi, diharapkan dapat menambah, memperluas atau memperkaya hasil penelitian dan sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya.
1.5. Originalitas Penelitian
Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh M. Ali Fikri (2015) dengan judul Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan, Kompetensi Aparatur dan Peran Audit Internal Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Dengan Sistem Pengendalian Intern Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada SKPD-SKPD di Pemprov. NTB).
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu:
Tabel 1.2. Originalitas Penelitian
Kriteria Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang Judul Penelitian Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi
Pemerintahan, Kompetensi Aparatur dan Peran Audit Internal Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Dengan Sistem Pengendalian Intern Sebagai Variabel Moderating
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Sebagai Variabel Moderating
Objek Penelitian Studi Empiris Pada SKPD-SKPD di Pemprov. NTB
Pemerintah Kota Tebing Tinggi
Tahun Penelitian 2015 2016
Variabel Independen Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Kompetensi Aparatur Peran Audit Internal Sistem Pengendalian Intern
Kapasitas Sumber daya Manusia Pemanfaatan Teknologi Informasi Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Internal Audit
Pengelolaan Aset Tetap Milik Daerah Variabel Dependen Kualitas Informasi Laporan Keuangan Kualitas Informasi Laporan Keuangan Variabel Moderating Sistem Pengendalian Intern Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Menurut Mardiasmo (2009) laporan keuangan mengandung pengertian sebagai suatu proses pengumpulan data, pengolahan data, dan pengkomunikasian informasi bermanfaat yang terdapat dalam laporan keuangan untuk pembuatan keputusan dan juga untuk menilai kinerja suatu organisasi. Kerangka Konseptual Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Paragraf 35 menyebutkan bahwa agar laporan keuangan dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki maka laporan keuangan tersebut harus memiliki karakteristik sebagai berikut: a) relevan, dikatakan laporan keuangan tersebut relevan apabila informasi yang termuat dapat mempengaruhi pemakainya untuk mengevaluasi peristiwa masa lalu atau masa kini, dan dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan kedepan. Informasi yang relevan bila memiliki manfaat umpan balik, manfaat prediktif, tepat waktu dan lengkap. b) andal, informasi dalam laporan keuangan dapat dikatakan andal apabila dapat menyajikan secara wajar sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Informasi yang andal memenuhi karakteristik penyajian jujur, dapat diverifikasi dan netralitas. c) dapat dibandingkan, informasi laporan keuangan dapat bermanfaat bila laporan keuangan tersebut dapat dibandingkan baik antar periode/waktu maupun entitas yang sejenis pada umumnya. d) dapat dipahami, informasi laporan keuangan sangat bermanfaat bagi penggunanya bila dapat dengan mudah untuk dipahami dan diungkapkan dalam bentuk maupun istilah
yang sesuai dengan batasan penguna umum. Sedangkan Romney dan Steinbart (2015) dalam bukunya Accounting Information System menyebutkan agar informasi dalam laporan keuangan dapat bermanfaat harus memiliki karakteristik sebagai berikut: relevant, reliable (andal), complete (lengkap/sempurna), timely (tepat pada waktunya), Understandable (dapat dipahami), verifiable (dapat dibuktikan) dan accessible (mudah diakses).
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 Pasal 3 Tentang Keterbukaan Informasi Publik bertujuan untuk menjamin setiap warga negara dapat mengetahui program, proses pengambilan keputusan publik serta alasan pengambilan keputusan publik. Kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah yang baik sangat diperlukan oleh pemerintah daerah sebagai media untuk pertanggungjawaban pengelolaan keuangan daerah. Suwardjono (2005) menyatakan bahwa informasi harus bermanfaat bagi pemakai dan informasi harus mempunyai nilai. Informasi dikatakan memiliki nilai apabila dapat menambah pengetahuan dalam pembuat keputusan tentang keputusannya di masa lalu, sekarang, atau masa datang, serta mampu menambah keyakinan para pemakai mengenai kemungkinan tercapainya suatu harapan dalam kondisi tertentu, oleh karena itu kriteria ini secara umum disebut kualitas informasi.
Sejalan dengan perkembangannya laporan keuangan pemerintah harus disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang menjadi pedoman dalam menyusun atau menyajikan laporan keuangan pemerintah. Menurut Nordiawan dan Hertianti (2014) dalam praktiknya akuntansi sektor publik mengenal empat macam basis akuntansi yang digunakan yaitu basis kas, basis akrual, basis kas modifikasi dan basis akrual modifikasi. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
2005 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan yang menganut basis kas menuju akrual (cash toward accrual), selanjutnya diperbaharui dengan keluarnya Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan dalam Pasal 4 mewajibkan laporan keuangan pemerintah harus menggunakan basis akrual. Kerangka Konseptual Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Paragraf 18 menyebutkan, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dari semua kelompok pengguna tidak dirancang untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari masing- masing kelompok pengguna. Disebutkan tentang komponen laporan keuangan pokok terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL), neraca, laporan operasional, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan.
Kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah yang berkualitas baik memiliki ukuran kualitatif yang dapat menjadi syarat normatif sehingga dapat mencapai tujuan yang dikehendaki oleh pemerintah daerah. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dalam Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan Paragraf 25 menyebutkan bahwa setiap entitas memiliki kewajiban untuk melaporkan hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan secara sistematis dan terstruktur dalam laporan keuangan untuk kepentingan: a). akuntabilitas yaitu mempertanggungjawabkan pengelolan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang telah dipercayakan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik, b). manajemen artinya membantu para pengguna untuk mengevaluasi pelaksanaan suatu kegiatan dalam periode pelaporan sehingga memudahkan
fungsi perencanaan, pengelolaan, dan pengendalian atas seluruh aset tetap, kewajiban dan ekuitas pemerintah untuk kepentingan masyarakat, c). transparansi yaitu memberikan informasi keuangan yang terbuka, jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam mengelola sumber daya dan ketaatan pada peraturan perundang-undangan, d).
keseimbangan antar generasi artinya membantu para pengguna untuk mengetahui kecukupan penerimaan pemerintah untuk membiayai seluruh pengeluaran yang dialokasikan pada periode pelaporan dan apakah generasi yang akan datang diasumsikan turut menanggung beban pengeluaran tersebut, e). evaluasi kinerja artinya mengevaluasi kinerja entitas pelaporan terutama dalam penggunaan sumber daya ekonomi yang dikelola pemerintah untuk mencapai kinerja yang telah direncanakan. Berdasarkan uraian diatas berikut pembahasan dari faktor- faktor yang mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah.
2.1.2. Kapasitas Sumber Daya Manusia
Pengelolaan keuangan daerah tidak lepas dari peran penting kapasitas sumber daya manusia dalam bidang pengelolaan keuangan daerah. Kapasitas sumber daya manusia dinilai dari kemampuan seseorang atau pribadi suatu organisasi maupun kelembagaan dalam suatu sistem untuk melaksanakan fungsi- fungsi atau kewenangan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien. Kapasitas sumber daya manusia dilihat dari kemampuan dalam menghasilkan output dan outcome.
Penelitian Alimbudiono & Fidelis (2004), dalam menilai kinerja dan kualitas sumber daya manusia untuk melaksanakan fungsi akuntansi, dapat dilihat dari kompetensi sumber daya dan tingkat tanggung jawabnya. Pelaksanaan tugas dan fungsi penyusunan laporan keuangan diperlukan kapasitas sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam bidang ilmu akuntansi. Kompetensi merupakan karakteristik dasar seseorang dalam mencapai kinerja yang lebih baik dalam menjalankan pekerjaannya. Seorang pegawai yang tidak memiliki pengetahuan yang cukup dalam bidang pekerjaanya akan banyak menemui hambatan yang mengakibatkan kerugian baik dari waktu maupun tenaga.
Kompetensi seorang pegawai dalam bidang akuntansi yang dimiliki akan dapat mempermudah pekerjaan, mahir, dan mampu memahami sistem pengelolaan keuangan dan pertanggungjawaban anggaran. Sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam bidang akuntansi maupun keuangan dapat mempercepat penyelesaian pekerjaan yang lebih berkualitas dalam hal pengelolaan keuangan daerah.
Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 46A Tahun 2003 (hal. 3) Tentang Pedoman Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan Struktural Pegawai Negeri Sipil dinyatakan bahwa kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh seorang pegawai negeri sipil berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap prilaku yang diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatannya, sehingga pegawai negeri sipil tersebut dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, efektif dan efisien.
Pemerintah daerah harus memiliki kapasitas sumber daya manusia yang memadai dalam bidang pengelolaan keuangan daerah, terutama dalam hal latar
belakang pendidikan, pengalaman, kursus/diklat serta memahami tugasnya masing-masing. Sumber daya manusia yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi untuk mengelola keuangan dapat mempermudah pelaksanaan pekerjaan serta akan sangat mudah untuk memahami sistem akuntansi pengelolaan keuangan.
2.1.3. Pemanfaatan Teknologi Informasi
Pemanfaatan teknologi komputer maupun laptop di masa sekarang ini dapat melipatgandakan kemampuan manusia dalam bekerja. Teknologi informasi terdiri dari bagian yang digunakan untuk mengolah data, termasuk dalam memproses data, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai hal untuk menghasilkan informasi yang berkualitas. Dalam artian informasi yang berkualitas adalah informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu dan dapat digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis maupun pemerintahan yang berguna dalam pengambilan keputusan. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Pasal 6 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah yang menyatakan bahwa penyusunan laporan keuangan pemerintah dihasilkan dari suatu sistem akuntansi pemerintahan, dengan tujuan untuk menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas diperlukan sistem yang dapat diandalkan, yaitu sistem yang mampu mengolah data dan menghasilkan informasi yang dapat digunakan oleh manajemen sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan pertanggungjawaban pemerintah daerah.
Optimalisasi pemanfaatan teknologi informasi dapat meningkatkan kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah yang lebih baik.
Memanfaatkan teknologi informasi dengan membangun sistem jaringan yang
terpadu dapat mempermudah/membuat pekerjaan lebih sederhana antar unit organisasi. Pemerintah Kota Tebing Tinggi telah menerbitkan Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 38 Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Tebing Tinggi dan Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 39 Tahun 2014 Tentang Sistem dan Prosedur Akuntansi Pemerintah Kota Tebing Tinggi yang menjadi dasar dalam pelaksanaan akuntansi di Pemerintah Kota Tebing Tinggi.
2.1.4. Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan
Standar akuntasi pemerintahan adalah prinsip-prinsip akuntansi yang menjadi pedoman yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keungan pemerintah. Standar akuntansi pemerintahan harus diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan untuk meningkatkan kualitas informasi laporan keuangan daerah. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dalam Pasal 6 Ayat 3 memuat bahwa pemerintah menyusun sistem akuntansi pemerintahan mengacu pada standar akuntansi dimana pemerintah pusat mengacu pada peraturan menteri keuangan sedangkan pada pemerintah daerah diatur dengan peraturan gubernur/bupati/walikota. Bastian (2006) menyatakan bahwa Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) merupakan persyaratan yang berkekuatan hukum untuk meningkatkan kualitas laporan keuangan pemerintah.
Berdasarkan Kerangka Konseptual Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan menyebutkan laporan keuangan pemerintah daerah terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran, laporan finansial dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Laporan pelaksanaan anggaran terdiri dari laporan realisasi anggaran dan laporan perubahan saldo anggaran lebih.
Laporan finasial terdiri dari neraca, laporan operasional, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. CaLK merupakan laporan yang merinci lebih lanjut pos-pos laporan pelaksanaan anggaran dan maupun laporan finansial yang tidak terpisahkan dari laporan tersebut.
2.1.5. Audit Internal
Menurut Sawyer et.al. (2005) audit internal adalah sebuah penilaian yang sistematis dan objektif yang dilakukan auditor internal terhadap operasi dan kontrol yang berbeda-beda dalam organisasi untuk menentukan apakah (1) informasi keuangan dan operasi telah akurat dan dapat diandalkan; (2) risiko yang dihadapi perusahaan telah diidentifikasi dan diminimalisasi; (3) peraturan eksternal serta kebijakan dan prosedur internal yang bisa diterima telah diikuti; (4) kriteria operasi yang memuaskan telah dipenuhi; (5) sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis; dan (6) tujuan organisasi telah dicapai secara efektif semua dilakukan dengan tujuan untuk dikonsultasikan dengan manajemen dan membantu anggota organisasi dalam menjalankan tanggung jawabnya secara efektif dan efisien.
Menurut Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Pasal 1 Ayat 1 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara, menyebutkan bahwa pemeriksaan (audit) adalah proses identifikasi masalah, analisis dan evaluasi yang dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas dan keandalan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara.
Audit internal merupakan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005
Tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, dalam Pasal 1 Ayat 4 menyebutkan bahwa pengawasan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah proses kegiatan yang ditujukan untuk menjamin agar pemerintah daerah berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana dan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengawasan tersebut dilakukan oleh aparat pengawas intern yaitu inspektorat jenderal departemen, unit pengawasan lembaga pemerintah non departemen, inspektorat provinsi, dan inspektorat kabupaten/kota.
2.1.6. Pengelolaan Aset Tetap Milik Daerah
Barang milik daerah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah dalam Pasal 1 adalah segala barang yang dibeli atau diperoleh dari beban APBD atau yang diperoleh dengan cara lainnya dengan cara yang sah. Pengelolaan barang milik negara/daerah meliputi kegiatan perencanaan kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, pemindahtanganan, pemusnahaan, penghapusan, penatausahaan, dan pembinaan, pengawasan serta pengendalian. Aset tetap disebut juga barang milik daerah dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan menyebutkan aset tetap meliputi tanah, peralatan dan mesin, gedung dan bangunan, jalan, irigasi dan jaringan, aset tetap lainnya, dan konstruksi dalam pengerjaan.
Sholeh, dkk. (2010) secara sederhana menyatakan pengelolaan aset/barang milik daerah meliputi tiga tahapan yaitu a. adanya perencanaan yang tepat; b.
pelaksanaan secara efisien dan efektif; dan c. pembinaan, pengawasan dan
pengendalian. Masih menurut Sholeh, dkk. (2010) sasaran strategis yang harus dicapai dalam kebijakan pengelolaan aset/barang milik daerah adalah terwujudnya ketertiban administrasi mengenai kekayaan yang dimiliki daerah.
2.1.7. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 dalam Pasal 1 sistem pengendalian intern adalah proses yang menyeluruh pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara berkelanjutan baik pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan agar tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan laporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Pemerintah pusat maupun daerah mengenal suatu sistem pengendalian intern yang disebut dengan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) baik di lingkungan pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dilihat dari tujuannya maka pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua yaitu pengendalian intern akuntansi dan pengendalian intern administratif. Pengendalian intern akuntansi dibuat untuk dapat mencegah terjadinya inefisiensi dimana tujuannya adalah untuk menjaga harta organisasi dan mengaudit keakuratan data akuntansi yang ada, sedangkan pengendalian administratif dibuat untuk mendorong dilakukannya efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.
Kegiatan pegendalian bertujuan untuk memastikan arah dan tujuan pimpinan telah dilaksanakan dengan baik guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan pengendalian intern meliputi segala aspek dalam organisasi baik berupa pembinaan potensi sumber daya yang ada, pengelolaan sistem informasi yang berlaku, pengendalian atas pengelolaan fisik aset yang ada,
pemisahan tugas dan fungsi, pembukuan yang tepat waktu dan akurat atas setiap transaksi, dokumentasi yang tertata dengan baik, dan lain-lain untuk mencapai tujuan organisasi. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah menyebutkan sistem pengendalian intern pemerintah terdiri atas unsur-unsur lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan.
2.2. Review Penelitian Terdahulu
Penelitian ini dikembangkan dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh. M. Ali Fikri, dkk. (2015) meneliti tentang pengaruh penerapan standar akuntansi pemerintahan, kompetensi aparatur dan peran audit internal terhadap kualitas informasi laporan keuangan dengan sistem pengendalian intern sebagai variabel moderating (studi empiris pada SKPD-SKPD di Pemprov. NTB).
Hasil penelitianya adalah penerapan standar akuntansi pemerintahan, kompetensi aparatur, peran audit internal, dan sistem pengendalian intern tidak berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan.
Mahaputra (2014) meneliti tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah (studi pada SKPD Kabupaten Gianyar). Populasi dalam penelitian adalah 32 SKPD di Kabupaten Gianyar, Metode penentuan sampel yang digunakan adalah metode proportional stratified random sampling (sampel penelitian ini adalah 18 kantor SKPD). Hasil penelitiannya menyatakan bahwa kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan sistem informasi keuangan daerah, sistem pengendalian intern, dan implementasi standar akuntansi pemerintahan berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kualitas informasi pelaporan keuangan SKPD Kabupaten Gianyar.
Choirunisah (2008), dengan judul penelitian faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan yang dihasilkan sistem akuntansi instansi (studi pada satuan kerja di wilayah kerja KPPN Malang tahun 2008). Data diperoleh dari 86 satuan kerja yang terdiri dari wakil tim SAI (86 orang) dan pimpinan satuan kerja (86 orang). Hasil penelitian diperoleh bahwa kemampuan sumber daya manusia, dukungan pimpinan dan alat, fasilitas, organisasi tim, dan sistem pengendalian merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan.
Indriasari dan Nahartyo (2008) dengan judul penelitian pengaruh kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan pengendalian intern akuntansi terhadap nilai informasi pelaporan keuangan pemerintah daerah (studi pada Pemerintah Kota Palembang dan Kabupaten Ogan Ilir). Sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 117 responden untuk kedua daerah, dengan masing-masing daerah tidak kurang dari 30 responden, kuesioner yang memenuhi syarat untuk diuji dan dapat digunakan untuk dianalisis selanjutnya adalah sebanyak 73 kuesioner. Data yang sudah dikumpulkan diproses dengan metode analisis regersi berganda. Hasil penelitian bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan pengendalian intern akuntansi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keterandalan nilai informasi pelaporan keuangan, akan tetapi kapasitas sumber daya manusia tidak berpengaruh. Kapasitas sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketepatwaktuan nilai informasi pelaporan keuangan.
Penelitian Winidyaningrum (2010), meneliti tentang pengaruh sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap keterandalan dan ketepatwaktuan pelaporan keuangan pemerintah daerah dengan variabel intervening pengendalian intern akuntansi (studi empiris di Pemda Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten). Kuesioner yang disebarkan sejumlah 511 kuesioner dan yang diterima kembali sejumlah 407 eksemplar. Data yang sudah dikumpulkan diolah dengan program AMOS dan SPSS. Hasil penelitian dalam model pertama menunjukan adanya pengaruh positif signifikan antara sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap keterandalan pelaporan keuangan melalui pengendalian intern akuntansi.
Sedangkan hasil penelitian dalam model kedua menunjukan adanya pengaruh positif tidak signifikan antara sumber daya manusia, sedangkan pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan.
Penelitian dari Widyaningsih (2011) dengan judul penelitian hubungan efektivitas sistem akuntansi keuangan daerah dan pengendalian intern dengan kualitas akuntabilitas keuangan melalui kualitas informasi laporan keuangan sebagai variabel intervening. Penelitian ini dilakukan pada laporan realisasi anggaran di Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Wilayah Propinsi Jawa Barat.
Populasi penelitian ini adalah 26 daerah di Jawa Barat. Metode analisis yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis) dengan menganalisis hubungan efektivitas sistem akuntansi keuangan daerah dan pengendalian intern dengan kualitas akuntabilitas keuangan, dan kualitas informasi laporan keuangan sebagai variabel intervening, dan kualitas akuntabilitas keuangan sebagai variabel
dependen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem akuntansi keuangan daerah yang berjalan efektif ditunjang dengan sistem pengendalian intern yang baik dapat menghasilkan informasi laporan keuangan yang berkualitas serta mendorong meningkatnya kualitas akuntabilitas keuangan pemerintah daerah.
Penelitian Sukmaningrum (2012) berjudul analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah (studi empiris pada Pemerintah Kabupaten dan Kota Semarang). Pengumpulan Data dengan memberikan kuesioner kepada pegawai yang bekerja di Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang, serta Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Semarang sebanyak 150 eksemplar.
Metode analisis data dengan analisis regresi linear berganda dengan program SPSS. Hasil Penelitiannya menunjukkan bahwa sistem pengendalian intern berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah, sedangkan kompetensi sumber daya manusia tidak berpengaruh. Faktor eksternal berperan sebagai variabel bebas dan tidak berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan.
Wansyah, dkk. (2012), meneliti pengaruh kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, dan kegiatan pengendalian terhadap nilai informasi pelaporan keuangan SKPD pada Provinsi Aceh. Populasi dalam penelitian ini yaitu sebanyak 42 SKPD dan diwakili oleh 3 orang yaitu kepala SKPD, Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK), serta staf pelaporan keuangan sebagai responden. Pengumpulan data secara langsung dengan menggunakan kuesioner yang berisi 31 pertanyaan. Alat analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan program SPSS. Hasil penelitiannya menyatakan kapasitas
sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi dan kegiatan pengendalian berpengaruh terhadap nilai informasi pelaporan keuangan SKPD baik secara parsial maupun simultan.
Penelitian Armando (2013) tentang pengaruh sistem pengendalian intern pemerintah dan pengawasan keuangan daerah terhadap nilai informasi laporan keuangan pemerintah daerah (studi empiris pada Satuan Kerja Perangkat Daerah di Bukittinggi). Teknik analisis data menggunakan analisis jalur dengan sistem pengendalian intern pemerintah sebagai variabel eksogen dan pengawasan keuangan daerah sebagai variabel intervening. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pengendalian intern pemerintah, pengawasan keuangan daerah berpengaruh positif signifikan terhadap nilai informasi laporan keuangan pemerintah.
Yosefrinaldi (2013) meneliti tentang pengaruh kapasitas sumber daya manusia, dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah dengan variabel intervening sistem pengendalian intern pemerintah pada dinas pengelolaan keuangan dan aset daerah se-Sumatera Barat. Populasi penelitian ini adalah DPKAD se-Sumatera Barat, dengan jumlah responden sebanyak 75. Teknik pengumpulan data dengan membagikan kuesioner kepada kepala dan staf bagian akuntansi pada setiap DPKAD. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis) dengan bantuan program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, sistem pengendalian intern pemerintah berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah.
Penelitian Darmayani, dkk. (2014) tentang pengaruh kualitas sumber daya manusia, penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD), dan pengendalian intern terhadap nilai laporan keuangan pada bagian keuangan Setda Kabupaten Buleleng. Responden dalam penelitian ini adalah pegawai bagian keuangan Setda Kabupaten Buleleng, dengan membagikan kuesioner kepada 40 orang. Metode statistik yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS. Hasil penelitian menyatakan bahwa kualitas sumber daya manusia, penerapan Sistem Informasi Pengelolaan Keuangan Daerah (SIPKD), dan pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap nilai laporan keuangan.
Yuliani, dkk (2010) melakukan penelitian dengan judul pengaruh pemahaman akuntansi, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah dan peran internal audit terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah pada Pemerintah Kota Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan variabel independen yaitu pemahaman akuntansi, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah dan peran internal audit sedangkan variabel dependen kualitas laporan keuangan. Hasil dari penelitian ini yaitu pemahaman akuntansi, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daeran dan peran internal audit secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan.
Penelitian Deni Herdianto (2015) dengan judul penelitian pengaruh faktor teknis dan organisasional terhadap kualitas laporan keuangan (studi pada Kementerian Ketenagakerjaan Republik Indonesia), dengan hasil penelitiannya kualitas sumber daya manusia, penerapan Sistem Informasi Pengelolaan
Keuangan Daerah (SIPKD) dan pengendalian intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai laporan keuangan, dan variabel pemanfaatan teknologi informasi dan reorganisasi tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.
Oktaviana (2010) berjudul pengelolaan aset daerah berkaitan opini disclaimer BPK di Kabupaten Tojo Una Una di Sulawesi Tengah tahun 2007. Variabel independen adalah perencanaan, penatausahaan, peningkatan produktivitas, pembinaan, pengawasan dan pengendalian, variabel dependen adalah pengelolaan aset daerah. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen secara parsial memberi pengaruh kecil terhadap variabel dependen, namun secara simultan berpengaruh sangat besar.
Pangkong, dkk (2013) meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah di Kabupaten Biak Numfor. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara parsial kualitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kemampuan penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah di Kabupaten Biak Numfor sedangkan pemahaman peraturan, komitmen dan perangkat pendukung tidak berpengaruh terhadap kemampuan penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah di Kabupaten Biak Numfor.
Beest et al. (2009) meneliti tentang Quality of Financial Reporting: Measuring Qualitative Characteristics dengan variabel independen adalah pengendalian intern dan kualitas informasi laporan keuangan sebagai variabel dependen.
Penelitian ini menginformasikan bahwa pengendalian intern berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan. Rudianto Simamora dan Abdul Halim (2012) yang meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengelolaan aset