• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Normalitas

Dalam dokumen TESIS. Oleh. DAUD YUSUF SARAGIH /Akt (Halaman 82-0)

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

5.2 Deskripsi Data Penelitian

5.4.1. Uji Normalitas

Pada uji normalitas dilakukan pengujian untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji normalitas bertujuan untuk melihat normal tidaknya data yang akan dianalisis.

Ada dua cara yang digunakan yaitu analisis grafik dan uji statistik.

1. Analisis Grafik

pengujian analisis grafik, dilakukan dengan melihat grafik histogram dan grafik normal p-p plot. Grafik histogram di atas menggambarkan pola distribusi yang seimbang dan normal. Hasil yang sama ditunjukkan pada grafik normal p-p plot, dimana terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan penyebarannya mendekati garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas. Ini dapat dilihat dari Lampiran 5 dalam penelitian ini.

2. Analisis Statistik

Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dan dengan melihat uji grafik, maka dapat disimpulkan bahwa data mempunyai distribusi normal. Jika nilai probabilitas asymp. sig (2-tailed) pada uji Kolmogorov Smirnov lebih besar dari 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal, sebaliknya jika probabilitas asymp. sig (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi tidak normal (Ghozali, 2013).

Tabel 5.5. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual

N 76

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 2,61648171

Most Extreme Differences

Absolute .069

Positive .069

Negatif -.057

Kolmogorov-Smirnov Z .602

Asymp. Sig. (2-tailed) .862

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Berdasarkan Tabel 5.5 dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,602 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,862. Karena nilai asymp. sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi normal.

5.4.2 Uji Multikolonieritas

Berdasarkan hasil uji korelasi diantara variabel independen dengan melihat nilai VIF dan nilai tolerance dapat disimpulkan tidak terjadi masalah multikolonieritas. Hal ini didukung dengan nilai VIF yang relatif kecil, dan tidak ada yang lebih besar dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 (Ghozali, 2013).

Tabel 5.6 Uji Multikolonieritas Coefficientsa a. Dependent Variable: Kualitas Informasi LKPD

Pada Tabel 5.6 terlihat bahwa variabel kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan,

audit internal, dan pengelolaan aset tetap milik daerah memiliki nilai VIF dibawah 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1. Hal ini dapat dinyatakan bahwa diantara variabel independen tidak terjadi masalah multikolonieritas.

5.4.3 Uji Heteroskedastisitas 1. Analisis Grafik

Uji heteroskedastisitas terhadap data menyimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat dari scatterplot dimana penyebaran titik-titik yang menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y (Ghozali, 2013). Seperti terlihat pada lampiran 6 dalam penelitian ini.

2. Analisis statistik

Tabel 5.7. Uji Glejser Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 4,661 3,527 1,322 ,191

Kapasitas SDM (X1) ,018 ,042 ,051 ,430 ,668 Pemanfaatan TI (X2) ,014 ,071 ,033 ,197 ,844 Penerapan SAP (X3) ,043 ,180 ,042 ,238 ,813 Audit Internal (X4) -,129 ,078 -,214 -1,655 ,102 Pengelolaan Aset TMD (X5) -,046 ,062 -,092 -,752 ,454 a. Dependent Variable: abs

Berdasarkan pada Tabel 5.7, hasil uji heteroskedastisitas dengan menggunakan Uji Glejser, maka semua variabel independen mempunyai nilai probabilitas signifikansinya lebih besar dari α = 0,05 yaitu masing-masing kapasitas sumber daya manusia (0,668), pemanfaatan teknologi informasi (0,844), penerapan standar akuntansi pemerintahan (0,813), audit internal (0,102) dan,

pengelolaan aset tetap milik daerah (0,454), sehingga dapat disimpulkan bahwa model tidak mengandung heteroskedastisitas.

5.5. Pengujian Hipotesis Pertama

Setelah diketahui bahwa tidak ada pelanggaran pengujian asumsi klasik dan model sudah dapat digunakan untuk melakukan analisa regresi berganda, maka selanjutnya adalah pengujian hipotesis pertama yaitu kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit internal, dan pengelolaan aset tetap milik daerah berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah derah. Untuk melihat pengaruh secara simultan yaitu dengan menggunakan uji statistik F, sedangkan untuk melihat pengaruh secara parsial yaitu dengan menggunakan uji statistik t.

5.5.1. Uji Statistik F

Hasil pengujian statistik F (uji simultan) pada kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit internal, dan pengelolaan aset tetap milik daerah berpengaruh secara simultan terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah derah diperoleh hasil sebagai mana terdapat pada Tabel 5.8.

Tabel 5.8 Uji Statistik F ANOVAa

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1

Regression 1464,078 5 292,816 39,920 ,000b

Residual 513,448 70 7,335

Total 1977,526 75

a. Dependent Variable: Kualitas Informasi LKPD

b. Predictors: (Constant), Pengelolaan Aset TMD, Kapasitas SDM, Pemanfaatan TI, Audit Internal, Penerapan SAP

Berdasarkan Tabel 5.8, nilai F hitung 39, 920 lebih besar dari nilai F tabel 2,346 dan nilai signifikansi F sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05 maka Ho ditolak atau hipotesis yang diajukan diterima. Hal ini berarti semua variabel independen (kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit internal, dan pengelolaan aset tetap milik daerah) secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen (kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah) pada taraf signifikansi α

= 0,05.

5.5.2 Uji Statistik t

Hasil pengujian statistik t (uji parsial) pada kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit internal, dan pengelolaan aset tetap milik daerah terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah derah diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 5.9 Uji Statistik t Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std.

Error

Beta

1

(Constant) 8,962 6,508 1,377 ,173

Kapasitas SDM (X1) ,148 ,077 ,119 1,925 ,058 Pemanfaatan TI (X2) ,664 ,131 ,442 5,079 ,000 Penerapan SAP (X3) 1,397 ,333 ,384 4,198 ,000 Audit Internal (X4) ,558 ,144 ,262 3,888 ,000 Pengelolaan Aset TMD (X5) ,191 ,114 ,107 1,678 ,098

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 5.9 kriteria pengambilan keputusan menggunakan nilai signifikansi t pada taraf nyata 5% dan nilai t tabel

sebesar 1,994 maka secara parsial pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen diuraikan sebagai berikut:

Variabel kapasitas sumber daya manusia memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,058 lebih besar dari α = 0,05, dan nilai t sebesar 1,925 lebih kecil dari t tabel 1,994 dan koefisien regresi yang bernilai positif sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif tidak signifikan terhadap variabel kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah.

Variabel pemanfaatan teknologi informasi memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05, nilai t sebesar 5,079 lebih besar dari t tabel 1,994 dan koefisien regresi yang bernilai positif, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah.

Variabel penerapan standar akuntansi pemerintahaan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05, nilai t sebesar 4,198 lebih besar dari t tabel 1,994 dan koefisien regresi yang bernilai positif sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel penerapan standar akuntansi pemerintahan berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah.

Variabel audit internal memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari α = 0,05, nilai t sebesar 3,888 lebih besar dari t tabel 1,994 dan koefisien regresi yang bernilai positif sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel audit internal berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah.

Variabel pengelolaan aset tetap milik daerah memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,098 lebih besar dari α = 0,05, nilai t sebesar 1,678 lebih kecil dari t tabel 1,994 dan koefisien regresi yang bernilai positif sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel pengelolaan aset tetap milik daerah berpengaruh positif tidak signifikan terhadap variabel kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah.

Berdasarkan Tabel 5.9 dapat diformulasikan persamaan regresi berganda antara variabel independen terhadap variabel dependen berikut ini:

Y = 8,962 + 0,148X1 + 0,664X2 + 1,397X3 + 0,558X4 + 0,191X5

Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa koefisien dari variabel independen kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit internal, dan pengelolaan aset tetap milik daerah menunjukkan angka positif, hal ini berarti bahwa hubungan antara kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit internal, dan pengelolaan aset tetap milik daerah dengan kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah adalah positif, maka jika semakin tinggi/baik kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit internal, dan pengelolaan aset tetap milik daerah maka semakin tinggi/baik kualitas informasi laporan keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Dimana pengaruh yang paling besar adalah variabel penerapan standar akuntansi pemerintahan sebesar 139,7 % dan diikuti oleh variabel pemanfaatan teknologi informasi sebesar 66,4 %. Nilai konstanta pada perasamaan tersebut sebesar 8,962

artinya bila variabel independen bernilai nol maka nilai variabel kualitas informasi laporan keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi akan bertambah sebesar 8,962.

5.5.4. Koefisien Determinasi

Tabel 5.10 Nilai Koefisien Determinasi Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 ,860a ,740 ,722 2,70832

a. Predictors: (Constant), Pengelolaan Aset TMD, Kapasitas SDM, Pemanfaatan TI, Audit Internal, Penerapan SAP

b. Dependent Variable: Kualitas Informasi LKPD

Nilai R square (R2) atau nilai koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai R2 adalah diantara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel dependen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. (Ghozali, 2013).

Dari Tabel 5.10 diketahui nilai R square (R2) sebesar 74% . Namun jika independen variabel lebih dari satu maka sebaiknya untuk melihat kemampuan variabel memprediksi variabel dependen, nilai yang digunakan adalah nilai adjusted R2. Nilai adjusted R2 sebesar 0,722 mempunyai arti bahwa variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen sebesar 72,2%. Dengan kata lain 72,2% perubahan dalam kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah mampu dijelaskan variabel kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit internal,

dan pengelolaan aset tetap milik daerah dan sisanya sebesar 27,8% dijelaskan oleh variabel/faktor lain yang tidak diikutkan dalam penelitian ini.

5.6 Pengujian Hipotesis Kedua

Pengujian hipotesis kedua ini menggunakan analisis regresi berganda dengan uji residual, dan variabel moderating berupa sistem pengendalian intern pemerintah. Penggunaan variabel moderating ini dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis bahwa variabel sistem pengendalian intern pemerintah dapat memoderasi yaitu hubungan variabel kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit internal, dan pengelolaan aset tetap milik daerah dengan variabel kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah. Hasil persamaan regresi linear terhadap variabel moderating sistem pengendalian intern pemerintah dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 5.11.

Tabel 5.11 Hasil Pengujian Regresi Hipotesis Kedua Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig B Std. Error Beta

1

(Constant) 6,862 5,646 1,215 ,22

Kapasitas SDM (X1) ,218 ,067 ,229 3,273 ,002 Pemanfaatan TI (X2) 1,286 ,113 1,113 11,348 ,000 Penerapan SAP (X3) -1,985 ,289 -,709 -6,874 ,000 Audit Internal (X4) ,021 ,125 ,013 ,167 ,86 Pengelolaan Aset TMD (X5) ,107 ,099 ,078 1,084 ,282 a. Dependent Variable: Sistem PIP

Model (a) yang dapat dikembangkan dari hasil penelitian hipotesis kedua adalah:

Z = 6,862 + 0,218X1 + 1,286X2 – 1,985X3 + 0,021X4 + 0,107X5

Tabel 5.12 Hasil Uji Residual Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 6,380 2,092 3,050 ,003

Kualitas Informasi LKPD -,061 ,028 -,244 -2,166 ,034 a. Dependent Variable: abs_res

Model (a) di atas untuk hipotesis kedua bertujuan untuk mendapatkan nilai residual dari variabel moderating. Nilai residual dari model (a) digunakan sebagai variabel independen pada model (b). Dari hasil uji model (b) akan diperoleh kesimpulan apakah variabel sistem pengendalian intern pemerintah bisa dikatakan variabel moderating yang memperkuat atau tidak. Sebuah variabel bisa dikatakan sebagai variabel moderating apabila nilai signifikan < dari nilai α = 0,05 dan memiliki nilai koefisien yang negatif.

Hasil pengujian model (b) dapat dilihat pada Tabel 5.12 di atas dan selanjutnya dari tabel tersebut maka model uji residual dapat diformulasikan dalam bentuk persamaan sebagai berikut:

|e| = 6,380 – 0,061 Y

Berdasarkan hasil uji residual yang dilakukan diketahui bahwa tingkat signifikansi kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah sebesar 0,034 lebih kecil dari α = 0,05 dan koefisien regresi yang bernilai -0,061 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel sistem pengendalian intern pemerintah merupakan variabel moderating yang dapat memperkuat hubungan antara kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit internal, dan pengelolaan aset tetap milik daerah terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah.

5.7 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil pengujian hipotesis pertama menyimpulkan bahwa secara simultan variabel kapasitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, audit internal, dan pengelolaan aset tetap milik daerah berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi.

Secara parsial variabel pemanfaatan teknologi informasi, penerapan standar akuntansi pemerintahan, dan audit internal berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi, sedangkan variabel kapasitas sumber daya manusia dan pengelolaan aset tetap milik daerah secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi.

5.7.1. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Hasil uji atas pengaruh variabel kapasitas sumber daya manusia terhadap variabel kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah menggunakan uji t diperoleh hasil tingkat signifikansi variabel kapasitas sumber daya manusia sebesar 0,058 yang lebih besar dari α = 0,05 dan koefisien regresi 0,148. Hal ini menunjukkan bahwa kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh M. Ali Fikri, dkk (2015), Winidyaningrum (2009), Sukmaningrum (2012) yang menunjukan adanya pengaruh positif tidak signifikan antara sumber daya manusia terhadap ketepatwaktuan pelaporan keuangan, dan Indriasari (2008) yang menunjukan

kapasitas sumber daya manusia tidak berpengaruh terhadap keterandalan laporan keuangan. Namun hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Mahaputra (2014), Choirunisah (2008), Wansyah (2012), Yosefrinaldi (2013), Darmayani (2014), Deni Herdianto (2015) dan Pakong, dkk (2013) yang menyimpulkan bahwa kapasitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah. Sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Penelitian Alimbudiono & Fidelis (2004), dalam menilai kinerja dan kualitas sumber daya manusia untuk melaksanakan fungsi akuntansi, dapat dilihat dari kompetensi sumber daya dan tingkat tanggung jawabnya. Pelaksanaan tugas dan fungsi penyusunan laporan keuangan diperlukan kapasitas sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam bidang ilmu akuntansi. Kompetensi merupakan karakteristik dasar seseorang dalam mencapai kinerja yang lebih baik dalam menjalankan pekerjaannya.

Pemerintah Kota Tebing Tinggi perlu melakukan upaya peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang terlibat dalam penyusunan laporan keuangan, yaitu dilaksanakannya bimbingan teknis secara berkala yang berkoordinasi dengan Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kota Tebing Tinggi, dilaksanakan pertemuan rutin setiap bulan dan mengikutsertakan para Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat. Latar belakang pendidikan akuntansi, uraian pekerjaan, pedoman kerja dalam bidang akuntansi dan pelaksanaan pekerjaan yang baik akan mempermudah pencapaian tujuan dalam menyusun laporan keuangan pemerintah daerah yang berkualitas.

Kapasitas sumber daya manusia berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi diperkirakan oleh kondisi dari sumber daya manusia pengelola keuangan yang ada belum maksimal dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Hal ini dapat dilihat dari kapasitas sumber daya manusia pengelola keuangan dalam menjalankan standar akuntansi pemerintahan yang berbasis akrual masih baru dalam penerapannya. Dilihat dari latar belakang pendidikan responden dalam demografinya sebesar 43,4% responden berlatar belakang pendidikan non ekonomi, sehingga memungkinkan responden yang belum menguasai sepenuhnya tugas dan fungsinya. Dilihat dari kursus/diklat/bimbingan diikuti 51,3% dari responden minim sekali (1-2 kali) dalam mengikuti diklat, dapat diduga minimnya mengikuti diklat juga akan sangat kurang dalam memahami pelaksanaan tugas dan fungsinya.

5.7.2. Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Hasil uji atas pengaruh variabel pemanfaatan teknologi informasi terhadap variabel kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah menggunakan uji t dan diperoleh hasil tingkat signifikansi variabel pemanfaatan teknologi informasi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 dan koefisien regresi 0,664. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kualitas informasi laporan keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Hal ini sejalan dengan penelitian Indriasari (2008), Winidyaningrum (2010), Wansyah, dkk (2012), Yosefrinaldi (2013), Yuliani, dkk (2010) yang menyatakan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh

terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah. Namun bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Deni Herdianto (2015) yang menunjukkan pemanfaatan teknologi informasi tidak berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan.

SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Tebing Tinggi telah memanfaatkan teknologi informasi secara efisien dan efektif untuk kelancaran dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah. Pemanfaatan komputer dan jaringannya serta pemeliharaan yang baik akan sangat mempermudah pengolahan data yang terintegarasi dalam penyusunan laporan keuangan. Fasilitas teknologi informasi yang baik di setiap SKPD sangat mendukung kelancaran dalam penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah sehingga akan menghasilkan kualitas informasi laporan keuangan pemerintah yang relevan, andal, lengkap/sempurna, tepat waktu, dapat dipahami, dapat dibuktikan, mudah diakses dan dapat dibandingkan. Penggunaan aplikasi Sistem Informasi Manajemen Daerah (SIMDA) di Pemerintah Kota Tebing Tinggi menjadi salah satu faktor yang membuat pengaruh teknologi informasi sangat signifikan, serat didukung oleh Peraturan Walikota Nomor 38 Tentang Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kota Tebing Tinggi dan Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 39 Tahun 2014 Tentang Sistem dan Prosedur Akuntansi Pemerintah Kota Tebing Tinggi.

Berdasarkan demografi responden 64,5% responden memiliki pendidikan terakhir adalah sarjana dan selebihnya strata dua, hal ini sangat mempengaruhi kemampuan responden dalam mengauasi teknologi informasi. Dilihat dari lamanya bekerja 46,1% lamanya bekerja responden diatas 20 tahun, dimana pada dasarnya responden sudah sangat menguasai teknologi informasi yang ada.

Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap penyusunan laporan keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi, untuk dapat menghasilkan kualitas informasi laporan keuangan yang baik.

5.7.3. Pengaruh Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Hasil uji atas pengaruh variabel penerapan standar akuntansi pemerintahan terhadap variabel kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah menggunakan uji t dan diperoleh hasil tingkat signifikansi variabel penerapan standar akuntansi pemerintahan sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 dan koefisien regresi 1,397. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan standar akuntansi pemerintahan berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Mahaputra (2014) dan Penelitian Deni Herdianto (2015) yang menyatakan bahwa penerapan standar akuntansi pemerintahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah.

Akan tetapi penelitian ini bertentangan dengan yang dilakukan oleh M. Ali Fikri, dkk (2015) yang menunjukkan penerapan standar akuntansi pemerintahan tidak berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan.

Hal ini membuktikan bahwa Pemerintah Kota Tebing Tinggi telah menerapkan standar akuntansi pemerintahan dengan baik. Standar akuntansi pemerintahan harus diterapkan di semua SKPD di Pemerintah Kota Tebing Tinggi secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi, hal ini dapat dilihat dari laporan keuangan yang disusun secara periodik,

melakukan evaluasi terhadap laporan keuangan dan laporan keuangan yang disusun secara terbuka dan jujur.

Penerapan standar akuntansi pemerintahan saat ini di Pemerintah Kota Tebing Tinggi menggunakan basis akrual sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010, basis akrual ini telah dilaksanakan sejak tahun 2015.

Penerapan akuntansi berbasis akrual di Pemerintah Kota Tebing Tinggi didampingi oleh pihak BPKP perwakilan yang ada di Sumatera Utara dalam melakukan pembenahan pengelolaan keuangan di Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Penerapan standar akuntansi pemerintahan di Pemerintah Kota Tebing Tinggi berpengaruh signifikan dalam menerapkan basis akrual yang diwajibkan untuk setiap laporan keuangan pemerintah daerah, didukung dengan adanya Peraturan Walikota Tebing Tinggi Nomor 24 Tahun 2013 Tentang Sistem dan Prosedur Akuntansi Pemerintah Kota Tebing Tinggi sebagai pedoman dalam penyusunan laporan keuangan berbasis akrual.

5.7.4. Pengaruh Audit Internal Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Hasil uji atas pengaruh variabel audit internal terhadap variabel kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah menggunakan uji t dan diperoleh hasil tingkat signifikansi variabel audit internal sebesar 0,000 yang lebih besar dari α = 0,05 dan koefisien regresi 0,558. Hal ini menunjukkan bahwa audit internal berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Hasil penelitian ini mendukung penelitian Armando (2013) dan Yuliani (2010) yang menyatakan bahwa audit internal berpengaruh positif signifikan terhadap terhadap kualitas informasi

laporan keuangan pemerintah daearah, akan tetapi bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh M. Ali Fikri, dkk. (2015) yang menyatakan peran audit internal tidak berpengaruh terhadap kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daearah.

Audit internal berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi diduga adanya peran inspektorat yang selalu menjalankan pemeriksaan berkala, terpadu, monitoring, penilaian (evaluasi) atas setiap kinerja SKPD di Pemerintah Kota Tebing Tinggi.

Pemeriksaan yang dilakukan inspektorat merupakan tindak lanjut dari pengusutan atas penyimpangan yang terjadi.

5.7.5. Pengaruh Pengelolaan Aset Tetap Milik Daerah Terhadap Kualitas Informasi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Hasil uji atas pengaruh variabel pengelolaan aset tetap milik daerah terhadap variabel kualitas informasi laporan keuangan pemerintah daerah menggunakan uji t dan diperoleh hasil tingkat signifikansi variabel pengelolaan aset tetap milik daerah sebesar 0,098 yang lebih besar dari α = 0,05 dan koefisien regresi 0,191. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pengelolaan aset tetap milik daerah berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kualitas informasi laporan keuangan Pemerintah Kota Tebing Tinggi. Kemungkinan tidak signifikannya pengelolaan aset tetap milik daerah pada Pemerintah Kota Tebing Tinggi yaitu bahwa sampai saat ini belum diterbitkannya peraturan daerah terkait pelaksanaan pengelolaan aset tetap milik daerah di Kota Tebing Tinggi, hal ini menyebabkan kurangnya dukungan untuk melaksanakan pengelolaan aset tetap milik daerah yang memenuhi kepastian hukum.

Pengaruh tidak signifikan ini juga dapat diprediksi dikarenakan masih banyak aset tetap milik daerah di Pemerintah Kota Tebing Tinggi yang belum

Pengaruh tidak signifikan ini juga dapat diprediksi dikarenakan masih banyak aset tetap milik daerah di Pemerintah Kota Tebing Tinggi yang belum

Dalam dokumen TESIS. Oleh. DAUD YUSUF SARAGIH /Akt (Halaman 82-0)

Dokumen terkait