• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengujian Hipotesis

Dalam dokumen SKRIPSI OLEH CHRISTINE FEBRINA SEMBIRING (Halaman 71-0)

BAB III METODE PENELITIAN

3.9 Pengujian Hipotesis

Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis suatu perhitungan sehingga disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah

56

kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima.

3.9.1 Uji Signifikansi Pengaruh Serempak (F-test)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah sebagai berikut:

1. H0: β1234=0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari leverage, likuiditas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.

2. H1: minimal satu βi ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari leverage, likuiditas, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.

Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig.F ≥ 0,05 maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai sig. F < 0,05 maka H1 diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitung dan nilai Ftabel.

Dimana kriterianya, yaitu:

1. H0 diterima jika Fhitung  Ftabel pada α = 5%.

2. H1 diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%.

3.9.2 Uji Signifikansi Pengaruh Parsial (t-test)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

Bentuk pengujiannya adalah:

1. Leverage (DER)

H0: β1 = 0, artinya DER tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (DPR) perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.

H1: β1 ≠ 0, artinya DER berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (DPR) perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.

2. Likuiditas (CR)

H0: β2 = 0, artinya CR tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (DPR) perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.

H1: β2 ≠ 0, artinya CR berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (DPR) perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.

3. Profitabilitas (ROI)

H0: β3 = 0, artinya ROI tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan

58

dividen (DPR) perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.

H1: β3 ≠ 0, artinya ROI berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (DPR) perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.

4. Ukuran Perusahaan (Firm Size)

H0: β4 = 0, artinya Firm Size tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (DPR) perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.

H1: β4 ≠ 0, artinya Firm Size berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen (DPR) perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.

Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig. t > 0,05 H0

diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika sig. t < 0,05 maka H1 diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai thitung juga dapat dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan keputusan yaitu:

H0 diterima jika ttabel < thitung < ttabel pada α = 5%

H1 diterima jika thitung > ttabel dan thitung < ttabel pada α = 5%

59 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 18 perusahaan. Profil masing-masing perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang menjadi sampel penelitian adalah sebagai berikut:

1. Agung Podomoro Land Tbk. (APLN)

Agung Podomoro Land Tbk. merupakan perusahaan terbatas yang bergerak di bidang properti yang pertama kali didirikan dengan nama PT Tiara Metropolitan Jaya. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tahun 2010 memutuskan untuk mengganti nama PT Tiara Metropolitan Jaya menjadi PT Agung Podomoro Land Tbk. Pergantian nama tersebut diaktakan dalam Akta No.1 tanggal 2 Agustus 2010 di Jakarta Selatan. Produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan ini berupa kawasan properti terpadu yang meliputi apartemen, perkantoran, pertokoan, pusat perbelanjaan, perhotelan, perumahan, dan pusat rekreasi, beserta fasilitasnya.

2. Alam Sutera Realty Tbk (ASRI)

Alam Sutera Realty Tbk. merupakan perusahaan pengembang properti terintegrasi. Fokus kegiatan usaha perusahaan ini di bidang pembangunan dan pengelolaan perumahan, kawasan komersial, kawasan industri, dan pengelolaan pusat perbelanjaan, pusat rekreasi serta perhotelan (pengembangan kawasan terpadu). Perusahaan didirikan oleh Harjanto Tirtohadiguno beserta keluarga dengan nama PT Adhihutama Manunggal

60

pada 3 November 1993 kemudian pada 19 September 2007 nama perusahaan berubah menjadi PT Alam Sutera Realty.

3. Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST)

Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk didirikan pada tanggal 24 Agustus 1989 dan mulai beroperasi secara komersial tahun 1989. Kantor pusat BEST berkedudukan di Kawasan Industri MM 2100, Jl. Sumatera, Cikarang Barat, Bekasi 17520 dengan kantor perwakilan di Wisma Agro Manunggal Lt. 10, Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 22 – Jakarta Selatan. Ruang lingkup kegiatan BEST adalah menjalankan usaha dalam bidang pembangunan dan pengelolaan kawasan industri dan perumahan. Kegiatan usaha yang dijalankan BEST adalah pembangunan dan pengelolaan kawasan industri dan properti berikut seluruh sarana dan prasarana (pengelolaan kawasan, penyediaan air bersih, pengelolaan air limbah) serta fasilitas pendukung (lapangan golf, coffee shop dan restoran Jepang, dimana seluruh fasilitas tersebut berada di area club house).

4. Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)

Bumi Serpong Damai Tbk. didirikan 16 Januari 1984 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1989.Kantor pusat BSDE terletak di Sinar Mas Land Plaza, BSD Green Office Park, Tangerang. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan BSDE adalah berusaha dalam bidang pembangunan real estate.

5. Ciputra Development Tbk (CTRA)

Ciputra Development Tbk. didirikan 22 Oktober 1981 dengan nama PT Citra Habitat Indonesia dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1984. Kantor pusat CTRA berlokasi di Ciputra World 1 DBS Bank Tower Lantai 39, Jl. Prof. DR. Satrio Kav.3-5, Jakarta 12940. Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan CTRA adalah mendirikan dan menjalankan usaha di bidang pembangunan dan pengembangan perumahan (real estate), rumah susun (apartemen), perkantoran, pertokoan, pusat niaga, tempat rekreasi dan kawasan wisata beserta fasilitas-fasilitasnya serta mendirikan dan menjalankan usaha-usaha di bidang yang berhubungan dengan perencanaan, pembuatan serta pemeliharaan sarana perumahan, termasuk tapi tidak terbatas pada lapangan golf, klub keluarga, restoran dan tempat hiburan lain beserta fasilitas-fasilitasnya.

6. Duta Anggada Realty Tbk (DART)

DART didirikan tanggal 30 Desember 1983 dengan nama PT Duta Anggada Inti Pratama dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1984.

Kantor pusat DART berlokasi di Gedung Chase Plaza, Lantai 21, Jalan Jenderal Sudirman Kav.21, Jakarta, sedangkan proyek apartemen, perkantoran dan pusat perbelanjaan berlokasi di Jakarta dan Bali.

Berdasarkan anggaran dasar perusahaan, ruang lingkup kegiatan DART terutama bergerak dalam bidang pembangunan real estate. Kegiatan utama DART adalah pembangunan, penjualan, penyewaan dan pengelolaan

62

bangunan apartemen, perkantoran dan pusat perbelanjaan serta bangunan parkir dan kegiatan usaha lain yang berhubungan.

7. Intiland Development Tbk (DILD)

Intiland Development Tbk. didirikan tanggal 10 Juni 1983 dan memulai kegiatan usaha komersialnya sejak 01 Oktober 1987.Kantor pusat DILD beralamat di Intiland Tower, Penthouse, Jl. Jenderal Sudirman Kav.32, Jakarta.DILD tergabung dalam kelompok usaha Intiland. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan DILD terutama meliputi bidang usaha pembangunan dan persewaan perkantoran. Saat ini bisnis utama DILD meliputi: kawasan perumahan, bangunan tinggi berkonsep (mixed-use and high rise), perhotelan dengan brand Whiz dan kawasan industri.

8. Duta Pertiwi Tbk (DUTI)

DUTI didirikan pada tanggal 2 November 1994. Perusahaan ini berlokasi di Sinar Mas Land Plaza Grand Boulevard, BSD Green Office Park, Tangerang 15345. DUTI bergerak di sektor properti dan real estate.

9. Megapolitan Development Tbk (EMDE)

Megapolitan Developments Tbk (dahulu PT Megapolitan Developments Corporation) (EMDE) didirikan tanggal 10 September 1976 dan memulai aktivitas usaha komersialnya sejak tahun 1978. EMDE berdomisili di Bellagio Residence, Jl. Kawasan Mega Kuningan Barat Kav. E4 No.3, Kuningan Timur, Setia Budi, Jakarta Selatan. Ruang lingkup kegiatan EMDE adalah bergerak dalam bidang pembangunan real estate terutama

pembangunan pertokoan dan pemukiman. Kegiatan usaha EMDE saat ini lebih difokuskan pada pengembangan dan investasi bisnis properti.

10. Jaya Real Property Tbk (JRPT)

Jaya Real Properti Tbk. (JRPT) didirikan tanggal 25 Mei 1979 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1980.Kantor pusat JRPT terletak di CBD Emerald Blok CE/A No. 1, Boulevard Bintaro Jaya Tangerang-15227, Banten dan proyek berlokasi di Jakarta dan Tangerang. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan JRPT pengembangan kota (urban development) yang meliputi pengembangan kawasan perumahan dan industri, pembangunan infrastruktur dan fasilitas umum, penyediaan jasa-jasa pendukung, serta melakukan investasi, baik langsung dan tidak langsung melalui anak usaha maupun patungan dengan pihak-pihak lain.

11. Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA)

Kawasan Industri Jababeka Tbk. didirikan tanggal 12 Januari 1989 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tanggal 1989. Kantor pusat KIJA berada di Menara Batavia, Lantai 25, Jln. K.H. Mas Mansyur Kav.126, Jakarta 10220. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan KIJA meliputi usaha di bidang kawasan industri berikut seluruh sarana penunjangnya, antara lain pembangunan perumahan, apartemen, perkantoran, pertokoan, pembangunan dan instalasi pengelolaan air bersih, limbah, telepon dan listrik serta sarana-sarana lain yang diperlukan dalam menunjang pengelolaan kawasan industri, juga termasuk diantaranya penyediaan fasilitas-fasilitas olahraga dan rekreasi di lingkungan kawasan

64

industri, ekspor dan impor barang-barang yang diperlukan bagi usaha-usaha yang berkaitan dengan pengembangan dan pengelolaan kawasan industri.

12. Lippo Karawaci Tbk (LPKR)

LPKR didirikan tanggal 15 Oktober 1990 dengan nama PT Tunggal Reksakencana. Kantor pusat LPKR terletak di Jl. Boulevard Palem Raya No.

7, Menara Matahari Lantai 22-23, Lippo Karawaci Central, Tangerang 15811, Banten, Indonesia. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan LPKR adalah dalam bidang real estate, pengembangan perkotaan (urban development), pembebasan/pembelian, pengolahan, pematangan, pengurugan dan penggalian tanah; membangun sarana dan prasarana/infrastruktur; merencanakan, membangun, menyewakan, menjual, dan mengusahakan gedung-gedung, perumahan, perkantoran, perindustrian, perhotelan, rumah sakit, pusat perbelanjaan, pusat sarana olah raga dan sarana penunjang, termasuk tetapi tidak terbatas pada lapangan golf, klub-klub, restoran, tempat-tempat hiburan lain, laboratorium medik, apotik beserta fasilitasnya baik secara langsung maupun melalui penyertaan (investasi) ataupun pelepasan (divestasi) modal; menyediakan pengelolaan kawasan siap bangun, membangun jaringan prasarana lingkungan dan pengelolaannya, membangun dan mengelola fasilitas umum, serta jasa akomodasi.

13. Modernland Realty Tbk (MDLN)

Perusahaan ini didirikan pada 18 Januari 1993. Kantor MDLN berlokasi di Green Central City, Commercial Area 5th Floor Jl. Gajah Mada No. 188

Jakarta Barat 11120. Perusahaan ini bergerak di bidang properti, real estate, dan building construction.

14. Metropolitan Kentjana Tbk (MKPI)

Metropolitan Kentjana Tbk. didirikan 29 Maret 1972. Kantor pusat MKPI berlokasi di Jalan Metro Duta Niaga Blok B5 Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan MKPI terutama meliputi bidang real estate, pembangunan, penyewaan dan pengelolaan pusat perbelanjaan, apartemen, perkantoran, perumahan serta jasa pemeliharaan, pembersihan dan pengelolaan. Saat ini, kegiatan utama MKPI adalah penyewaan ruang pusat perbelanjaan, perkantoran dan apartemen dan penjualan tanah dan bangunan.

15. Metropolitan Land Tbk (MTLA)

Metropolitan Land Tbk. didirikan tanggal 16 Pebruari 1994 dan mulai beroperasi secara komersial pada Desember 1994. Kantor pusat Metropolitan Land Tbk beralamat di Gedung Ariobimo Sentral Lt. 10, Jl. HR. Rasuna Said Blok X-2 Kav. 5, Jakarta (12950). Ruang lingkup kegiatan MTLA terutama meliputi bidang pembangunan perumahan dan konstruksi bangunan serta menyediakan jasa. Kegiatan usaha yang dijalankan Metland meliputi pembebasan tanah, pengembang real estat, persewaan, hotel dan penjualan tanah berikut bangunan rumah dan ruko serta melakukan investasi pada entitas anak.

66

16. Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP)

Pudjiadi Prestige Tbk. didirikan dengan nama PT Pudjiadi Prestige Limited pada tanggal 11 September 1980. Kantor pusat PUDP terletak di Jayakarta Tower lt. 21 Jl. Hayam Wuruk 126 Jakarta. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PUDP meliputi bidang pembangunan perumahan, perkantoran dan apartement.

17. Pakuwon Jati Tbk (PWON)

Pakuwon Jati Tbk. didirikan tanggal 20 September 1982 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada bulan Mei 1986. Kantor pusat PWON terletak di Eastcoast Center Lt. 5, Pakuwon Town Square – Pakuwon City, Jl.

Kejawan Putih Mutiara No. 17, Surabaya, Indonesia. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan PWON bergerak dalam bidang pengusahaan, antara lain: pusat perbelanjaan (Tunjungan Plaza, Supermall Pakuwon Indah, Royal Plaza, Blok M Plaza), pusat perkantoran (Menara Mandiri), hotel dan apartemen (Sheraton Surabaya Hotel, Towers dan Somerset), serta real estate (Pakuwon City, Gandaria City dan Kasablanka City).

18. Summarecon Agung Tbk. (SMRA)

SMRA didirikan tanggal 26 November 1975 dan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 1976. Kantor pusat SMRA berkedudukan di Plaza Summarecon, Jl. Perintis Kemerdekaan Kav.No. 42, Jakarta. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan SMRA bergerak dalam

bidang pengembangan real estate, penyewaan properti dan pengelolaan fasilitas rekreasi dan restoran.

4.2 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif memberikan gambaran dari fenomena atau karakteristik dari data. Tujuannya adalah untuk memudahkan dalam membaca data serta memahami maksudnya. Hasil olahan data dalam bentuk deskriptif statistik akan menampilkan karakteristik sampel yang digunakan di dalam penelitian ini meliputi jumlah sampel (N), rata-rata sampel (mean), nilai minimum dan maksimum, serta standar deviasi untuk masing-masing variabel penelitian.

Deskripsi dalam penelitian ini terdiri dari empat variabel, yaitu Kebijakan Dividen (DPR), Leverage (DER), Likuiditas (CR), Profitabilitas (ROI), dan Ukuran Perusahaan (Size), yang disajikan dalam Tabel 4.1 berikut:

Tabel 4.1

Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

DPR DER CR ROI SIZE

Mean 0.308349 0.752500 2.815236 0.084750 12.61236 Median 0.150000 0.640000 1.665000 0.060000 9.205000 Maximum 9.030000 1.830000 15.23000 0.370000 45.60000 Minimum 0.030000 0.015000 0.390000 0.012000 0.260000 Std. Dev. 1.052783 0.474960 3.256342 0.071143 11.22627

Observations 72 72 72 72 72

Sumber: Lampiran 3

Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 18 sampel data yang diambil dari Bursa Efek Indonesia yang diakses melalui situs www.idx.co.id.

Berikut adalah analisis deskriptif yang diperoleh dari Tabel 4.1:

1. Variabel Kebijakan Dividen (DPR) dengan 72 data observasi memiliki nilai rata-rata sebesar 0.308349, nilai minimum sebesar 0.03 dimiliki oleh

68

perusahaan Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk. pada tahun 2013, hal ini dikarenakan dividen per lembar saham perusahaan sangat kecil sedangkan laba per lembar saham perusahaan sangat besar. Nilai maksimum sebesar 9.03 dimiliki oleh perusahaan Metropolitan Land Tbk. pada tahun 2014, hal ini disebabkan dividen per lembar saham perusahaan ini jauh lebih besar dibandingkan laba bersih yang diperolehnya. Hal ini menyebabkan rasio pembayaran dividen (DPR) perusahaan ini cukup tinggi. Standar deviasi dari DPR perusahaan adalah sebesar 1.052783.

2. Variabel Leverage (DER) dengan 72 data observasi memiliki rata-rata sebesar 0.752500. Nilai minimum sebesar 0.015000 yang dimiliki oleh perusahaan Jaya Real Property Tbk. pada tahun 2015, hal ini disebabkan perusahaan ini memiliki jumlah hutang yang sangat kecil sedangkan total ekuitasnya sangat besar. Nilai maksimum sebesar 1.830000 dimiliki oleh Alam Sutera Realty Tbk. pada tahun 2015, hal ini disebabkan perusahaan ini memiliki total hutang yang jauh lebih besar dibandingkan total ekuitasnya. Hal ini menyebabkan rasio hutang (DER) perusahaan ini cukup tinggi. Standar deviasi dari DER perusahaan adalah sebesar 0.474960.

3. Variabel Likuiditas (CR) dengan 72 data observasi memiliki rata-rata sebesar 2.815236. Nilai minimum sebesar 0.390000 yang dimiliki oleh Metropolitan Kentjana Tbk. pada tahun 2013, hal ini disebabkan perusahaan tidak memiliki aset lancar yang cukup untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang telah jatuh tempo. Nilai maksimum sebesar 15.23000 dimiliki

adalah sebesar 3.256342.

4. Variabel Profitabilitas (ROI) dengan 72 data observasi memiliki rata-rata sebesar 0.084750. Nilai minimum sebesar 0.012000 yang dimiliki oleh Kawasan Industri Jababeka Tbk. pada tahun 2013, hal ini disebabkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan assetnya dalam bentuk penanaman modal untuk menghasilkan laba masih sangat rendah. Nilai maksimum sebesar 0.370000 dimiliki oleh Metropolitan Kentjana Tbk.

pada tahun 2016. Standar deviasi dari ROI perusahaan adalah sebesar 0.071143.

5. Variabel Ukuran Perusahaan (Size) dengan 72 data observasi memiliki nilai rata-rata sebesar 12.61236. Nilai minimum sebesar 0.260000 dimiliki oleh Duta Pertiwi Tbk. pada tahun 2013 dikarenakan penurunan total aset yang merupakan imbal hasil dari penurunan jumlah kas dan piutang bersih yang nilainya jauh lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnuya. Nilai maksimum sebesar 45.60000 yang dimiliki oleh Lippo Karawachi Tbk. pada tahun 2016, dimana total aktiva perusahaan memiliki nilai tertinggi di banding perusahaan properti lainnya. Standar deviasi dari firm size adalah sebesar 11.22627.

4.3 Analisis Regresi Data Panel

4.3.1 Pemilihan Model Analisis Regresi Data Panel 1. Uji Chow

Dalam menentukan model estimasi antara Common Effect Model (CEM) dan Fixed Effect Model (FEM) dapat dilakukan dengan Uji Chow.

70

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat hasil uji Chow sebagai berikut:

Tabel 4.2 Hasil Uji Chow

Redundant Fixed Effects Tests Equation: Untitled

Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 14.355097 (17.50) 0.0000

Sumber: Lampiran 4

Berdasarkan hasil dari uji Chow pada Tabel 4.2, diketahui nilai probabilitas adalah 0,000. Karena nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak (terima H1), dengan kata lain maka model estimasi yang digunakan adalah FEM.

2. Uji Hausman

Dalam menentukan model estimasi antara Random Effect Model (REM) dan Fixed Effect Model (FEM) dapat dilakukan dengan Uji Hausman. Pada Tabel 4.3 dapat dilihat hasil uji Hausman sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Uji Hausman

Correlated Random Effects - Hausman Test Equation: Untitled

Test cross-section random effects

Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 13.261395 4 0.0016

Sumber: Lampiran 5

Berdasarkan hasil dari uji Hausman pada Tabel 4.3, diketahui nilai probabilitas adalah 0,0016. Karena nilai probabilitas < 0,05, maka H0 ditolak (terima H1), dengan kata lain maka model estimasi yang digunakan adalah Fixed Effect Model (FEM).

3. Uji Lagrance Multiplier

Dalam menentukan model estimasi antara Common Effect Model (CEM) dan Random Effect Model (REM) dapat dilakukan dengan Uji Lagrance Multiplier. Namun karena pada Uji Hausman diperoleh hasil bahwa Fixed Effect Model (FEM) merupakan model terbaik, maka tidak perlu melakukan Uji Lagrance Multiplier.

4.3.2 Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linier berganda model data panel digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel DER (X1), CR (X2), ROI (X3), dan SIZE (X4) terhadap DPR (Y) pada perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia. Pengujian regresi berganda model data panel dilakukan untuk mencari hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Hasil regresi dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Pengujian Regresi Berganda Model Data Panel

Dependent Variable: Y_DPR

Method: Panel EGLS (Cross-section weights) Date: 03/09/18 Time: 11:36

Sample: 2013 2016 Periods included: 4

Cross-sections included: 18

Total panel (balanced) observations: 72

Linear estimation after one-step weighting matrix

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

DER -0.193181 0.067262 -2.872082 0.0060

CR -0.004050 0.002664 -1.520097 0.1348

ROI 0.706141 0.149720 4.716417 0.0000

SIZE -0.011409 0.001230 -9.271798 0.0000

C 0.668853 0.064490 10.37142 0.0000

Effects Specification Cross-section fixed (dummy variables)

72

Weighted Statistics

R-squared 0.874397 Mean dependent var 3.176252 Adjusted R-squared 0.821644 S.D. dependent var 2.926756 S.E. of regression 0.950426 Sum squared resid 45.16547 F-statistic 16.57527 Durbin-Watson stat 2.373307 Prob(F-statistic) 0.000000

Unweighted Statistics

R-squared 0.250277 Mean dependent var 0.308349 Sum squared resid 58.99790 Durbin-Watson stat 2.811926

Sumber: Lampiran 6

Berdasarkan pengolahan data pada Tabel 4.4, menghasilkan persamaan regresi linear berganda model data panel, sebagai berikut:

Y = 0.668853 – 0.193181X1 – 0.004050X2 + 0.706141X3 – 0.011409X4

Berdasarkan persamaan regresi linier berganda, berikut interpretasi dari model persamaan regresi diatas:

1. Nilai konstanta sebesar 0.668853 mengindikasikan bahwa dengan asumsi tidak terjadi perubahan leverage (DER), likuiditas (CR), profitabilitas (ROI) dan ukuran perusahaan (size), maka kebijakan dividen (DPR) akan konstan sebesar 0.668853.

2. Koefisien Debt to Equity Ratio (DER) adalah sebesar –0.193181, artinya setiap penambahan pada variabel DER sebesar 1 satuan, dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan, maka Dividend Payout Ratio akan mengalami penurunan sebesar 0.193181 satuan.

3. Koefisien Current Ratio (CR) adalah sebesar –0.004050 artinya setiap penambahan pada variabel CR sebesar 1 satuan, dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan, maka Dividend Payout Ratio akan mengalami

4. Koefisien Return on Investment (ROI) adalah sebesar 0.706141, artinya setiap penambahan pada variabel ROI sebesar 1 satuan, dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan, maka Dividend Payout Ratio akan mengalami kenaikan sebesar 0.706141 satuan.

5. Koefisien Ukuran Perusahaan (size) adalah sebesar –0.011409, artinya setiap penambahan pada variabel size sebesar 1 satuan, dengan asumsi variabel lainnya dianggap konstan, maka Dividend Payout Ratio akan mengalami penurunan sebesar 0.011409 satuan.

4.4 Uji Asumsi Klasik

Menurut Ghozali (2005) asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah berdistribusi normal, non-multikolinearitas, non-autokorelasi dan non-heteroskedasitas.

4.4.1 Uji Normalitas

Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap residual menggunakan uji Jarque-Bera (J-B), dengan tingkat signifikansi yang digunakan α = 0.05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas dari statistik J-B, dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Jika nilai probabilitas ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi.

2. Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.

74 Skewness 4.851247 Kurtosis 41.46352

Jarque-Bera 4720.743 Probability 0.000000

Sumber: Lampiran 7

Gambar 4.1

Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera Sebelum Transformasi Data Berdasarkan Gambar 4.1, diketahui nilai probabilitas dari statistik Jarque-Bera adalah 0,000000. Karena nilai probabilitas, yakni 0,000000, lebih kecil dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas tidak terpenuhi. Karena residual terdistribusi tidak normal, maka perlu dilakukan transformasi data dengan metode Panel Estimated Generalized Least Square (Cross-section weights) dengan tetap menggunakan fixed effect model (FEM).

Metode ini digunakan juga untuk mengatasi masalah autokorelasi. Menurut Winarno (2015) untuk mengatasi masalah data tidak normal, masalah heteroskedastisitas dan masalah autokorelasi maka dapat diatasi dengan menggunakan metode Panel Estimated Generalized Least Square (cross-section weight).

0 2 4 6 8 10 12 14

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0

Series: Standardized Residuals Sample 2013 2016

Observations 72

Mean 9.25e-18 Median -0.128233 Maximum 1.928320 Minimum -1.485943 Std. Dev. 0.797580 Skewness 0.383440 Kurtosis 2.418971

Jarque-Bera 2.777098 Probability 0.249437

Sumber: Lampiran 8

Gambar 4.2

Uji Normalitas dengan Uji Jarque-Bera Setelah Transformasi Data

Berdasarkan Gambar 4.2, diketahui nilai probabilitas dari statistik J-B adalah 0,249437. Karena nilai probabilitas, yakni 0,249437, lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas terpenuhi.

4.4.2 Uji Heteroskedastisitas

Menguji ada tidaknya heteroskedasitas dalam penelitian ini dapat

Menguji ada tidaknya heteroskedasitas dalam penelitian ini dapat

Dalam dokumen SKRIPSI OLEH CHRISTINE FEBRINA SEMBIRING (Halaman 71-0)