• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Pengujian Persyaratan Analisis Data

3. Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil uji prasyarat diatas yang menyatakan asumsi normalitas dan homogenitas untuk kedua sampel terpenuhi, maka langkah

selanjutnya yaitu pengujian hipotesis yang dapat dilakukan dengan menggunakan uji-t. Kriteria perhitungannya yaitu thitung < ttabel maka H0 diterima. Sedangkan jika thitung > ttabel maka H0 ditolak. H0 menyatakan bahwa rata-rata hasil belajar matematika pada luas bangun datar trapesium dan layang-layang pada kelompok eksperimen dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok kontrol dengan pembelajaran konvensional.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan derajat kebebasan 58, diperoleh jika thitung = 4,04 ttabel = 2,00. Hasil perhitungan tersebut

menunjukan bahwa jika thitung > ttabel (4,04 > 2,00).

Dengan demikian H0 ditolak dan Ha diterima atau dengan kata lain

rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar matematika siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional. Secara ringkas, hasil perhitungan uji t tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6

Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Statistik Kelas

Eksperimen Kelas Kontrol

Rata-rata 77,33 51,66 Varians 60,22989 61,95402 Sgabungan 7,816134 thitung 4,0489 ttabel 2,001717468 perbandingan 4,04 > 2,00 Kesimpulan Tolak H0 terima Ha

2,00 4,04

Daerah Penolakan H0

Dari hasil tabel diatas terlihat bahwa thitung> ttabel (4,04 > 2,00), maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima atau dengan kata lain rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol.

C.Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan pengujian hipotesis yang dilakukan sebelumnya diperoleh bahwa H0 ditolak. Dengan demikian Ha yang menyatakan hasil belajar

matematika yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi dari pada siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada taraf signifikansi 5% dapat diterima.

Pada proses pembelajaran yang dilakukan di kelompok eksperimen yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini adalah siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil kemudian setiap kelompok diberi kesempatan untuk mengeluarkan ide pemikiran pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Selain itu, siswa juga dijembatani agar dapat menemukan pemahaman materi luas bangun datar pada luas bangun trapesium dan bangun layang-layang. Sehingga dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran matematika.

Dalam kegiatan pembelajaran ini, terlihat siswa antusias mengikuti pembelajaran dikelas, hal ini dapat dilihat dari cara siswa mengerjakan tugas dalam bentuk kuis serta LKS yang diberikan guru. Setiap kelompok terlihat lebih aktif dalam kegiatan diskusi serta mengerjakan tugas yang diberikan

ide ke dalam pembelajaran. Oleh karena itu, dapat di katakan bahwa pemilihan metode dan teknik pembelajaran yang tepat akan membantu dalam jalannya proses pembelajaran dikelas.

Pembelajaran yang diterapkan pada kelas kontrol, yang menggunakan model pembelajaran secara konvensional adalah dengan metode ceramah, tanya jawab dan latihan. Pertama-tama guru hanya menerangkan materi yang akan dipelajari siswa pada hari itu, serta memberikan beberapa contoh, kemudian keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran hanya sebatas mendengar dan menulis apa yang diperintahkan guru. Apabila ada yang belum dimengerti atau kurang paham, siswa dapat bertanya kepada guru.

Dengan demikian, siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional hanya belajar dengan hafalan dan tidak mengerti isi dari materi yang diajarkan guru. Namun, adapun kelebihan dari kelas kontrol adalah siswa dapat mengerjakan soal-soal yang diberikan guru, apabila soal yang diberikan sama dengan contoh yang ditunjukkan, tetapi jika siswa diberikan soal yang berbeda dengan contoh yang ditunjukkan, maka siswa masih mengalami kesulitan dalam menyelesaikan dan menemukan jawabannya.

Berdasarkan uraian diatas, menunjukkan bahwa perlakuan berbeda yang diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat menghasilkan hasil akhir yang berbeda pula. Kelompok eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran STAD berbeda dengan kelompok kontrol yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional.

Hasil belajar siswa yang diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran STAD dalam penelitian ini dapat terlihat dari hasil jawaban siswa. Hasil belajar siswa yang diberikan perlakuan model pembelajaran STAD yang dimaksud adalah hasil belajar siswa yang menyelesaikan masalah dengan cara memperinci bagian-bagian dari masalah tersebut sehingga dapat memperoleh pemahaman yang lebih jelas dengan menemukan jawaban yang berbeda dengan yang lainnya ketika menjawab soal. Rata-rata siswa kelompok eksperimen menjawab soal dengan cara yang sistematis atau berurutan sedangkan pada kelompok kontrol rata-rata siswa menjawab soal tidak dengan cara yang

Pada gambar 4.5 menunjukan hasil jawaban atau kerja siswa pada kelompok kontrolatau siswa yang diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Sehingga jawaban siswa pada kelompok kontrol ini terlihat tidak sistematis.

Pada soal tes ini siswa dituntut agar dapat mengemukakan gagasannya serta dapat menyelesaikan soal tersebut dengan caranya sendiri, sehingga dapat menghasilkan jawaban yang berbeda dengan orang lain. Dari hasil gambar pada kelompok eksperimen dapat dilihat bahwa siswa dapat memperinci jawaban serta dapat menemukan cara menyelesaikan soal yang berbeda dengan orang lain. Sedangkan pada kelompok kontrol, masih banyak siswa yang belum mengerti maksud dari soal yang diberikan dan kebanyakan dari mereka menjawab tanpa memperhatikan apa yang ditulisnya. Selain itu, pada kelompok kontrol masih banyak siswa yang belum bisa menemukan jawaban dari soal yang diberikan dengan caranya sendiri.

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat terlihat bahwa terdapat pengaruh antara siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran STAD dengan siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Hal ini disebabkan karena pada kelompok eksperimen yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran STAD dirancang agar siswa dapat mengemukakan pendapatnya dengan cara memperinci yang didapat sehingga masalah yang diberikan dapat terpecahkan dan dapat ditemukan jawaban yang berbeda dengan orang lain.

Dengan demikian ternyata terbukti bahwa penggunaan model pembelajaran STAD berpengaruh terhadap hasil belajar matematika siswa SD.

D. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna. Berbagai upaya telah dilakukan agar memperoleh hasil yang maksimal. Namun demikian masih terdapat hal-hal yang tidak dapat terkontrol dan tidak dapat dikendalikan, sehingga hasil penelitian inipun belum optimal. Hal-hal itu antara lain:

1. Penelitian ini hanya ditunjukan untuk mata pelajaran matematika pokok bahasan menghitung luas bangun trapesium dan luas bangun layang-layang, sehingga belum dapat digeneralisasikan pada pokok bahasan lain.

2. Kondisi siswa yang belum terbiasa dengan strategi pembelajaran aktif sehingga membuat kondisi awal pasif.

3. Siswa sulit diatur untuk dikelompokan dalam pembelajaran yang aktif 4. Kontrol terhadap kemampuan siswa hanya pada hasil belajarnya saja.

Sementara itu variabel lain seperti intelegensi, minat, motivasi dan lingkungan belajar tidak terkontrol secara penuh, sehingga tidak mustahil jika hasil penelitian ini dapat dipengaruhi oleh hal-hal lain.

62 A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian yang diperoleh dan pengujian statistik yang dilakukan mengenai pengaruh model pembelajaran STAD terhadap hasil belajar matematika siswa SD di SDN Suradita, memberikan kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil belajar matematika siswa pada kelompok eksperimen yang diajarkan dengan pembelajaran kooperatif tipe STAD memperoleh nilai rata-rata sebesar 77,33 pada materi bangun datar trapesium dan layang-layang dengan varians 60,22.

2. Hasil belajar matematika siswa pada kelompok kontrol yang diajarkan dengan pembelajaran konvensional memperoleh nilai rata-rata sebesar 51,66 pada materi bangun datar trapesium dan layang-layang dengan varians 61,95.

3. Hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD mendapatkan nilai rata-rata 77,33 dan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran konvensiona mendapatkan nilai rata-rata 51,66. Dengan perhitungan uji-t, maka dapat diperoleh thitung dari hasil tes adalah 4,05 dan diperoleh ttabel adalah 2,00. Dari hasil perhitungan uji-t dapat terlihat bahwa thitung > ttabel. Maka dapat disimpulkanbahwa H0 ditolak dan Ha diterima atau dengan kata lain rata-rata hasil belajar siswa kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Berdasarkan penelitian ini, hendaknya guru khususnya guru yang mengajar matematika di SDN Suradita dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions

(STAD) sebagai salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat dipakai karena model ini terbukti dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika siswa, sehingga model pembelajaran yang digunakan tidak hanya terbatas pada guru dan buku paket saja, akan tetapi pembelajaran dipusatkan pada siswa.

2. Dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD), guru hendaknya lebih intensif dalam membimbing siswa untuk saling terbuka dalam kerjasama untuk belajar kelompok.

3. Siswa diharapkan untuk ikut berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembelajaran, agar tujuan pembelajaran dapat tercapai

4. Dalam proses pembelajaran di kelas perlu diciptakan suasana kompetitif/ bersaing antar kelompok agar dapat memberikan semangat belajar yang lebih tinggi dan dapat meningkatkan suasana kelas yang mendorong siswa untuk berlomba-lomba dalam menyelesaikan tugas yang terbaik.

5. Kepada para peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) yang diterapkan pada konsep yang lain atau mata pelajaran yang lain.

64 Rineka Cipt, 1999.

Amri, Sofan, dkk, Kontruksi Pengembangan Pembelajaran Pengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum, Jakarta: PT. Prestasi Pustakarya, 2010.

Anitah, Sri, dkk, Strategi Pembelajaran di SD, Jakarta: Universitas Terbuka, 2009.

Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

..., Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, 2010.

Bahri Djamarah, Syaiful, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002.

Driana, Elin

http://nasional.kompas.com/read/2012/12/14/02344589/gawat.darurat.pendi dikan

E. Slavin, Robert, Cooperatif Learning teori, riset dan praktek, Bandung: Nusa Media, 2005.

Halim Fathani, Abdul, Matematika Hakikat & Logika, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2009.

Hamzah, dkk, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran Sebuah Konsep Pembelajaran Berbasis Kecerdasan, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2007.

Huda, Miftahul, Cooperative Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011.

Ibrahim, Muslimin, Pembelajaran Kooperatif, Surabaya: Unesa, 2000.

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007.

Masitoh, dkk, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam,2009.

Neni Iska, Zikri, Perkembangan Peserta Didik Perspektif Psikologi, Jakarta: Kizi

Brother’s, 2011.

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Riyanto, Yatim, Paradigma Baru Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2009.

Rusman, Model-model Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,

Jakarta: Kencana, 2010.

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Rajagrafinda Persada, 2004.

Setyosari, Punanji, Metode Penelitian Pendidikan Dan Pengembangan, Jakarta: Prenada Media Group, 2010.

Solihatin, Etin, Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS, Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Sudjana, Metode Statistika, Bandung: Tarsito, 2005.

Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algensindo Offset, 2004.

Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008.

Suwangsih, Erna, dkk, Model Pembelajaran Matematika, Bandung: Upi Press, 2006.

Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012.

Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),

Jakarta: Kencana, 2010.

Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI, Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006.

Yuli Widiyanti, Esti, dkk, Pembelajaran Matematika MI, Surabaya: Lapis-PGMI, 2009.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) KELAS EKSPERIMEN

Satuan Pendidikan : SDN Suradita Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/ I

Pertemuan Ke- : 1 (Pertama) Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A.Standar Kompetensi

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

B. Kompetensi Dasar

3.1. Menghitung luas trapesium dan layang-layang C. Indikator

 Menghitung luas bangun datar trapesium. D. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

 Menghitung luas bangun datar trapesium. E. Materi

Luas Trapesium F. Metode

Diskusi, Tanya Jawab, Ekspositori, Latihan, dan STAD (Student Teams Achievement Division)

G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal

TAHAP KEGIATAN WAKTU

Pendahuluan  Guru mengkondisikan kelas dengan meminta ketua

kelas untuk memimpin do’a  Mengabsen siswa

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan aturan-aturan pembelajaran kooperatif

materi bangun datar trapesium

 Guru memberikan tes untuk mengetahui skor awal siswa

Kegiatan Inti

TAHAP KEGIATAN GURU WAKTU

Eksplorasi

Elaborasi

Konfirmasi

 Guru menyampaikan materi tentang bangun datar trapesium

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang telah dijelaskan

 Guru memberikan poin awal kepada siswa dan menjelaskan sumber poin awal tersebut

 Guru membagi siswa kedalam kelompok yang terdiri dari 4 sampai 6 anggota secara heterogen

 Guru memberikan LKS dan memerintahkan siswa untuk mengerjakan LKS melalui diskusi kelompok tentang materi bangun datar trapesium

 Guru menunjuk salah satu perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, kemudian kelompok yang lain diberikan kesempatan untuk bertanya

 Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa dalam tiap kelompoknya

 Guru menginformasikan bahwa hasil nilai kuis akan diberitahukan pada pertemuan berikutnya

 Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan pencapaian skor rata-rata dalam satu kelompok

 Membenarkan presentasi siswa terkait materi yang

 Meluruskan jawaban siswa terkait materi yang telah diajarkan

Kegiatan Penutup

TAHAP KEGIATAN GURU WAKTU

Kegiatan Penutup

 Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

 Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

5 menit

H. Media belajar Spidol dan LKS. I. Sumber Belajar

 Sumanto. 2008. Gemar Matematika V. Jakarta: Depdiknas

 Sunaryo. 2007 .Matematika kelas V. Jakarta: Depdiknas J. Penilaian

No Indikator Teknik Bentuk Instrumen Penilaian 1 Menghitung luas bangun

datar trapesium

Tes Esai 1. Diketahui suatu bangun trapesium mempunyai panjang sisi sejajar 10 cm dan 4 cm dengan tinggi 6 cm, berapakah luas pada bangun trapesium tersebut?

2. Sebuah trapesium memiliki panjang sisi sejajar masing-masing 8 cm dan 4 cm dan tinggi 5 cm. Berapakah luas bangun trapesium tersebut?

Tangerang, Nopember 2013

Wali kelas Peneliti

Satuan Pendidikan : SDN Suradita Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/ I

Pertemuan Ke- : 2 (Kedua) Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

B. Kompetensi Dasar

3.1. Menghitung luas trapesium dan layang-layang C. Indikator

 Menghitung luas bangun datar layang-layang. D. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

 Menghitung luas bangun datar layang-layang. E. Materi

Luas Layang-layang F. Metode

Diskusi, Tanya Jawab, Ekspositori, Latihan, dan STAD (Student Teams Achievement Division)

G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal

TAHAP KEGIATAN WAKTU

Pendahuluan  Guru mengkondisikan kelas dengan meminta ketua

kelas untuk memimpin do’a  Mengabsen siswa

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan aturan-aturan pembelajaran kooperatif tipe STAD

materi bangun datar layang-layang

Kegiatan Inti

TAHAP KEGIATAN GURU WAKTU

Eksplorasi

Elaborasi

Konfirmasi

 Guru menjelaskan materi tentang menghitung luas bangun datar layang-layang

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang telah dijelaskan

 Guru memberikan poin awal kepada siswa dan menjelaskan sumber poin awal tersebut

 Guru membagi siswa kedalam kelompok yang terdiri dari 4 sampai 6 anggota secara heterogen

 Guru memberikan LKS dan memerintahkan siswa untuk mengerjakan LKS melalui diskusi kelompok tentang materi bangun datar trapesium

 Guru meluruskan hasil jawaban siswa terkait materi yang telah dijelaskan

 Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa dalam tiap kelompoknya

 Guru menginformasikan bahwa hasil nilai kuis akan diberitahukan pada pertemuan berikutnya

 Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan pencapaian skor rata-rata dalam satu kelompok

 Membenarkan presentasi siswa terkait materi yang telah diajarkan

 Meluruskan jawaban siswa terkait materi yang telah diajarkan

TAHAP KEGIATAN GURU WAKTU Kegiatan

Penutup

 Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

 Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

5 menit

H. Media belajar Spidol dan LKS. I. Sumber Belajar

 Sumanto. 2008. Gemar Matematika V. Jakarta: Depdiknas

 Sunaryo. 2007 .Matematika kelas V. Jakarta: Depdiknas J. Penilaian

No Indikator Teknik Bentuk Instrumen Penilaian 1 Menghitung luas bangun

datar layang-layang

Tes Esai 1. Diketahui suatu bangun layang-layang yang mempunyai panjang diagonal 9 cm dan 8 cm, berapakah luas pada bangun layang-layang tersebut?

2. Sebuah bangun layang-layang yang mempunyai panjang diagonal masing-masing 10 cm dan 6 cm, berapakah luas bangun datar layang-layang tersebut?

Tangerang, Nopember 2013

Wali kelas Peneliti

( RPP )

Satuan Pendidikan : SDN Suradita Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/ I

Pertemuan Ke- : 4 (Empat) Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

B. Kompetensi Dasar

3.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun datar C. Indikator

 Menjelaskan luas bangun datar trapesium pada soal cerita. D. Tujuan Pembelajaran

Peserta didik dapat:

 Menjelaskan luas bangun datar trapesium pada soal cerita E. Materi

Luas Trapesium F. Metode

Diskusi, Tanya Jawab, Ekspositori, Latihan, dan STAD (Student Teams Achievement Division)

G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal

TAHAP KEGIATAN WAKTU

Pendahuluan  Guru mengkondisikan kelas dengan meminta ketua

kelas untuk memimpin do’a  Mengabsen siswa

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan menjelaskan aturan-aturan pembelajaran

materi bangun datar trapesium

Kegiatan Inti

TAHAP KEGIATAN GURU WAKTU

Eksplorasi

Elaborasi

 Guru menjelaskan materi tentang cara menjelaskan luas bangun datar trapesium

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang telah dijelaskan

 Guru memberikan poin awal kepada siswa dan menjelaskan sumber poin awal tersebut

 Guru membagi siswa kedalam kelompok yang terdiri dari 4 sampai 6 anggota secara heterogen

 Guru memberikan LKS dan memerintahkan siswa untuk mengerjakan LKS melalui diskusi kelompok tentang materi bangun datar trapesium

 Guru menunjuk salah satu perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, kemudian kelompok yang lain diberikan kesempatan untuk bertanya

 Guru meluruskan hasil jawaban siswa terkait materi yang telah dijelaskan

 Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa dalam tiap kelompoknya

 Guru menginformasikan bahwa hasil nilai kuis akan diberitahukan pada pertemuan berikutnya

 Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan pencapaian skor rata-rata

Konfirmasi

 dalam satu kelompok

 Membenarkan presentasi siswa terkait materi yang telah diajarkan

 Meluruskan jawaban siswa terkait materi yang telah diajarkan

Kegiatan Penutup

TAHAP KEGIATAN GURU WAKTU

Kegiatan Penutup

 Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan materi pembelajaran

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

 Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam

5 menit

H. Media belajar Spidol dan LKS. I. Sumber Belajar

 Sumanto. 2008. Gemar Matematika V. Jakarta: Depdiknas

 Sunaryo. 2007 .Matematika kelas V. Jakarta: Depdiknas J. Penilaian

No Indikator Teknik Bentuk Instrumen Penilaian 1 Menjelaskan luas bangun

datar trapesium pada soal cerita

Tes Esai 1. Aku adalah atap rumah. Dilihat dari samping aku berbentuk trapesium samakaki. Dengan panjang sisiku yang sejajar adalah 19 meter dan 15 meter, sedangkan tinggiku adalah 13 m. Berapakah luasku? 2. Pak Deni mempunyai sawah

panjang yang sejajar 80 m dan 70 m, dan lebar 45 m. berapakah luas tanah pak royo

Tangerang, Nopember 2013

Wali kelas Peneliti

( RPP )

Satuan Pendidikan : SDN Suradita Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : V/ I

Pertemuan Ke- : 5 (Lima) Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

A. Standar Kompetensi

3. Menghitung luas bangun datar sederhana dan menggunakannya dalam pemecahan masalah.

B. Kompetensi Dasar

3.2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan luas bangun datar C. Indikator

 Menghitung luas bangun datar trapesium yang berhubungan dengan masalah yang ada dikehidupan sehari-hari

D. Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat:

 Menghitung luas bangun datar trapesium yang berhubungan dengan masalah yang ada dikehidupan sehari-hari

E. Materi

Luas Bangun Datar Trapesium F. Metode

Diskusi, Tanya Jawab, Ekspositori, Latihan, dan STAD (Student Teams Achievement Division)

G. Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Awal

TAHAP KEGIATAN WAKTU

Pendahuluan  Guru mengkondisikan kelas dengan

meminta ketua kelas untuk memimpin do’a  Mengabsen siswa

 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

 Guru menanyakan pengetahuan awal siswa tentang bangun datar trapesium yang ada didalam kehidupan sehari-hari

Kegiatan Inti

TAHAP KEGIATAN GURU WAKTU

Eksplorasi

Elaborasi

 Guru menjelaskan materi tentang cara menghitung masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan bangun datar trapesium

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang telah dijelaskan

 Guru memberikan poin awal kepada siswa dan menjelaskan sumber poin awal tersebut

 Guru membagi siswa kedalam kelompok yang terdiri dari 4 sampai 6 anggota secara heterogen

 Guru memberikan LKS dan memerintahkan siswa untuk mengerjakan LKS melalui diskusi kelompok tentang materi bangun datar trapesium

 Guru menunjuk salah satu perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, kemudian kelompok yang lain diberikan kesempatan untuk bertanya

 Guru meluruskan hasil jawaban siswa terkait materi yang telah dijelaskan

 Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa dalam tiap kelompoknya

 Guru menginformasikan bahwa hasil nilai kuis akan diberitahukan pada pertemuan berikutnya

Konfirmasi

kelompok berdasarkan pencapaian skor rata-rata

Dokumen terkait