• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IV.1. Hasil Penelitian

IV.2.1. Pengujian Hipotesis Pertama

IV.2.1.1. Pengujian asumsi klasik hipotesis pertama

a. Uji Normalitas

Uji untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau mendekati normal dilakukan dengan Regression Standarized Residual. Hasil pengujian dapat dilihat pada Gambar IV.4.

Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (Data Diolah)

Gambar IV.4. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Pertama

Observed Cum Prob

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E xpect ed C um P rob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Berdasarkan pada Gambar IV.4, dapat dilihat bahwa penyebaran data berada pada sekitar garis diagonal dan mengikuti garis arah diagonal. Pengujian normalitas juga diperkuat oleh nilai Kolmogorov-Smirnov Test yang dapat dilihat pada lampiran: Uji NPar yaitu tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai

kolmogorov

-smirnov Z sebesar 0.986 dan nilai asymp.Sig. (2-tailed) 0.285 > α (0.05), maka nilai residual terstandarisasi. Dengan demikian maka model Analisis Regresi Berganda hipotesis pertama tersebut memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah kejadian yang menginformasikan terjadinya hubungan antara variabel-variabel bebas dan hubungan yang terjadi cukup besar. Hal ini menyebabkan koefisien-koefisien menjadi tidak dapat ditaksir dan nilai standard error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.

Tabel IV.23. Hasil Uji Multikolinearitas Hipotesis Pertama

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Pelatihan .959 1.043

Kecerdasan Emosional . 959 1.043 a Dependent Variable: Kinerja

Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data Diolah)

Hasil perhitungan nilai Tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti tida ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan perhitungan nilai Variance Inflation Factor

memiliki nilai VIF lebih dari 10. Dengan pengertian bahwa Tolerance 〉 0,10 atau VIF 〈 10 tidak terjadi multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya, jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data Diolah)

Gambar IV.5. Hasil Uji Heterokedastisitas Hipotesis Pertama

Berdasarkan pada Gambar IV.5 terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persamaan Analisis Regresi Berganda hipotesis pertama terbebas dari asumsi heteroskedastisitas.

IV.2.1.2. Hasil regresi hipotesis pertama Regression Standardized Predicted Value

2 1 0 -1 -2 -3 R egressi on S tudent iz ed R esi dual 3 2 1 0 -1 -2 -3 ScatterplotDependent Variable: Tk

Hipotesis pertama menyatakan bahwa pelatihan (X1) serta kecerdasan emosional (X2

Tabel IV.24. Hasil Uji Koefisien Regresi Hipotesis Pertama

) berpengaruh terhadap kinerja pegawai (Y) pada PT Coca Cola Bottling Northern Sumatra Operation.

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta 1 (Constant) -1.063 1.425 Pelatihan 1.106 .123 .646 Kecerdasan Emosional 1.002 .118 .607 a Dependent Variable: Kinerja

Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data Diolah)

Berdasarkan pada Tabel IV.8, maka persamaan Analisis Regresi Berganda dalam penelitian hipotesis pertama adalah :

Ŷ = - 1.063 + 1.106X1 + 1.002X2 Pada persamaan tersebut dapat dilihat bahwa pelatihan (X

+ ℮

1), serta kecerdasan emosional (X2) memiliki kemampuan untuk mempengaruhi kinerja pegawai (Y) pada PT Coca-Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation. Pelatihan (X1), serta kecerdasan emosional (X2

Pelatihan merupakan usaha untuk memperbaiki kinerja pegawai pada suatu pekerjaan tertentu yang merupakan tanggung jawabnya. Supaya efektif, pelatihan biasanya harus mencakup penilaian kebutuhan, rancangan, pelaksanaa, dan evaluasi, dan dilaksanakan dalam satu kesatuan siklus pelatihan. Secara ideal pelatihan harus didesain untuk mewujudkan tujuan-tujuan organisasi, yang pada waktu yang bersamaan juga mewujudkan tujuan-tujuan dari para pegawai secara perseorangan.

) mempunyai koefisien regresi positif yang membuktikan kontribusinya terhadap kinerja pegawai (Y).

Jadi pelatihan bermanfaat dalam situasi dimana para pegawai kekurangan kecakapan dan pengetahuan. Kegiatan ini sebagai sarana yang ditujukan pada upaya untuk lebih mengaktifkan kerja para pegawai yang kurang aktif sebelumnya, mengurangi dampak-dampak negatif yang dikarenakan kurangnya pendidikan dan pengalaman yang terbatas, atau kurangnya kepercayaan diri pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya.

Berkaitan dengan hasil penelitian pada hipotesis pertama maka dapat dikatakan bahwa PT Coca-Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation telah berhasil dalam meningkatkan kinerja pegawai dengan melakukan pendekatan terhadap kemampuan pegawai melalui pelatihan. Artinya semakin baik pelaksanaan pelatihan maka akan semakin baik atau semakin meningkat pula kinerja pegawai.

Kecerdasan emosional juga memberikan kontribusi yang positif terhadap kinerja pegawai PT Coca Cola Bottling Northern Sumatra Operation. Kecerdasan emosional diartikan sebagai kemampuan pegawai dalam memahami sekaligus mengendalikan emosi diri, dan kemampuan dalam membina hubungan dengan pegawai lain. Penerapan Kesadaran Diri, Manajemen Diri, Kesadaran Sosial, dan Manajemen Hubungan secara utuh yang merupakan komponen dari kecerdasan emosional dalam aktivitas pekerjaan karyawan terbukti mampu menjadikan kinerja karyawan menjadi baik. Tingginya kecerdasan emosional seorang karyawan akan sangat membantu ketika akan mengembangkan wilayah pemasaran produk-produk PT Coca-Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation

Nilai koefisien determinasi (R2) dipergunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas pelatihan (X1), serta Kecerdasan emosional (X2

Tabel IV.25. Hasil Uji Determinasi Hipotesis Pertama

) terhadap kinerja pegawai (Y) pada PT Coca-Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation. Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .792(a) .627 .617 1.247

a Predictors: (Constant), KecerdasanEmosional, Pelatihan b Dependent Variable: Kinerja

Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel IV.25 diperlihatkan nilai koefisien determinasi sebesar 0,627. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel pelatihan (X1), serta kecerdasan emosional (X2

IV.2.1.3. Uji serempak hipotesis pertama

) menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel kinerja pegawai (Y) sebesar 62,7%. Sedangkan sisanya sebesar 37.3% adalah pengaruh dari variabel bebas lain yang tidak diteliti (Variabel Dummy = ), contohnya adalah Kompensasi, Kepemimpinan, Suasana Kerja, dan lain-lain.

Hasil pengujian hipotesis pertama secara serempak dapat dilihat pada Tabel IV.26 sebagai berikut:

Tabel IV.26. Hasil Uji F Hipotesis Pertama

ANOVAb

Model

Sum of

Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 198.478 2 99.239 63.805 .000(a)

Residual 118.206 76 1.555

Total 316.684 78

a Predictors: (Constant), KecerdasanEmosional, Pelatihan b Dependent Variable: Kinerja

Berdasarkan Tabel IV.26 di atas nilai Fhitung sebesar 63.805 > nilai Ftabel sebesar 3.97, dan sig. α sebesar 0.000a < alpha 5% (0.05). Hal ini mengindikasikan hasil penelitian menolak Ho dan menerima Ha. Dengan demikian, pelatihan, serta kecerdasan emosional secara serempak berpengaruh sangat signifikan terhadap kinerja pegawai pada PT Coc -Cola Bottling Indonesia Northern Sumatra Operation.

IV.2.1.4. Uji parsial hipotesis pertama

Hasil pengujian hipotesis pertama secara parsial dapat dilihat pada Tabel IV.27 berikut:

Tabel IV.27. Hasil Uji Parsial Hipotesis Pertama

Model t Sig.

1 (Constant) - . 746 .458

Pelatihan 9.030 .000 Kecerdasan emosional 8.479 .000 a Dependent Variable: Kinerja

Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel IV.27 di atas ditunjukkan hasil sebagai berikut:

1. Nilai thitung untuk variabel pelatihan (X1) sebesar 9.030 > nilai ttabel sebesar 2.00, atau nilai sig. t untuk variabel pelatihan dan pengembangan (X1

2. Nilai t

) sebesar 0.000 < alpha 0.025.

hitung untuk variabel kecerdasan emosional (X2) sebesar 8.479 > nilai ttabel sebesar 2.00, atau nilai sig. t untuk variabel penerapan kompensasi (X2) sebesar 0.000 < alpha 0.025.

Berdasarkan hasil yang diperoleh maka variabel pelatihan (X1) berpengaruh lebih dominan daripada kecerdasan emosional (X2). Artinya, variabel pelatihan (X1

Dokumen terkait