• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2. Pengujian Kuesioner

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuesioner dinyatakan sahih karena nilai r untuk masing-masing atribut lebih dari nilai minimum r yang ditetapkan (Lampiran 3 dan 4). Untuk nilai n = 30, maka nilai r-nya harus lebih besar dari 0,361 dan semakin sahih jika nilainya semakin mendekati 1,00 (Umar, 2003).

Hasil penelitian dinyatakan reliable jika nilai alphanya lebih dari 0,61 (Rangkuti, 2003). Hasil pengujian kuesioner untuk n = 30 menunjukkan bahwa kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan andal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai alpha (r11) untuk tingkat kepentingan sebesar

0,8207 (Lampiran 6) dan nilai alpha (r11) untuk tingkat kinerja sebesar

0,8402 (Lampiran 7).

4.3. Karakteristik Demografi

Mitra pembiayaan adalah masyarakat yang mendapatkan pinjaman uang dari Koperasi Baitul Maal wat Tamwil (KBMT). Atau dengan kata lain, mitra pembiayaan adalah masyarakat yang dalam menjalankan usahanya dibiayai oleh KBMT. Mitra merupakan sasaran utama dari KBMT untuk menyalurkan dana. Selanjutnya KBMT akan memperoleh keuntungan melalui sistem bagi hasil dengan nisbah yang sudah disepakati bersama antara mitra dan KBMT. Karakteristik mitra pembiayaan perlu diketahui

guna melakukan segmentasi dan mengetahui kebutuhan mereka karena dengan diketahuinya karakteristik mitra pembiayaan, akan terlihat kebutuhan dan keinginan mereka.

Karakteristik yang dimaksud pada penelitian ini adalah karakteristik demografi. Dari sisi mitra, faktor demografi akan mempengaruhi keputusan mereka untuk memilih bertransaksi dengan KBMT. Dari sisi KBMT, karakteristik demografi merupakan salah satu pertimbangan selain kelayakan usaha yang dilakukan oleh petugas. Analisis demografi responden diperlukan untuk mengetahui sifat dan komposisi pasar yang didasarkan pada usia, pendidikan dan pendapatan (Engel, et al., 1994). Penelitian ini melibatkan responden yang berjumlah 80 orang, yaitu mitra-mitra pembiayaan dari KBMT Tadbiirul Ummah. Aspek demografi yang diteliti dari responden adalah jenis kelamin, status pernikahan, usia, pekerjaan, pendidikan, dan pengeluaran responden per bulan.

Sebagai tambahan, peneliti menyertakan pertanyaan tentang nama dan alamat responden. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui sebaran lokasi pemukiman responden. Dari seluruh responden, ada 18,75 persen responden yang tidak menyebutkan nama dan alamatnya di lembar kuesioner. Sedangkan 81,25 persen responden bersedia menyebutkan nama dan alamatnya. Dari jumlah responden yang menyebutkan nama dan alamat ini, diketahui bahwa 9,23 persen responden berada di desa Keconcong, Situdaun (29,23%), Cisasah (6,15%), Pasar Anyar (4,61%), Situleutik/Cibereum (29,23%), Pasar Rebo (6,15%), Petir/Kampung Pasar Andong (3,08%), Lingkar Kampus/Desa Babakan (4,61%), Sindang Barang (4,61%), Panaragan (1,54%) dan Ciampea/Kebon Kopi (1,54%). Dilihat dari data persentase tersebut, responden paling banyak berada di desa Situdaun dan Situleutik/Cibereum. Jika dikategorikan berdasarkan mitra kelompok dan mitra individu, 83,08 persen responden merupakan mitra kelompok dan 13,75 persen responden sebagai mitra individu.

4.3.1. Jenis kelamin

Berdasarkan hasil jawaban pada kuesioner oleh 80 orang responden, diketahui bahwa mitra yang mendapatkan pembiayaan dari

KBMT Tadbiirul Ummah terdiri dari 48,75 persen laki-laki dan 51,25 persen perempuan. Selisih nilai keduanya tidak terlalu besar. Jadi dapat disimpukan bahwa komposisi antara laki-laki dan perempuan yang menjadi mitra pembiayaan adalah relatif seimbang.

Tabel 3. Jenis kelamin mitra pembiayaan KBMT Tadbiirul Ummah

Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

Laki-laki 39 48,75

Perempuan 41 51,25

Total 80 100

4.3.2. Status Pernikahan

Status pernikahan seseorang berpengaruh pada analisis yang dilakukan oleh petugas untuk memutuskan layak tidaknya seseorang untuk diberikan pinjaman. Komposisinya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Status pernikahan mitra pembiayaan KBMT Tadbiirul

Ummah

Status Pernikahan Jumlah (orang) Persentase (%)

Belum menikah 3 3,75

Sudah menikah 77 96,25

Total 80 100

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terdapat selisih yang besar antara jumlah mitra yang belum menikah dengan yang sudah menikah. Hal ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, kebutuhan seseorang yang sudah menikah relatif lebih besar daripada seseorang yang belum menikah. Hal ini dianggap wajar karena didasarkan pada faktor besar pengeluaran dan jumlah tanggungan hidup. Oleh karena itu mereka membutuhkan pinjaman. Kedua, disebabkan kebijakan oleh KBMT sendiri, yang lebih memprioritaskan untuk memberikan pinjaman kepada mitra yang sudah menikah. Hal ini dapat menghindari resiko dalam pengembalian pinjaman.

4.3.3. Usia

Tabel 5. Usia mitra pembiayaan KBMT Tadbiirul Ummah

Usia Jumlah (orang) Persentase (%)

20 – 30 tahun 23 28,75

31 – 40 tahun 22 27,5

41 – 50 tahun 21 26,25

51 – 60 tahun 14 17,5

Total 80 100

Responden yang menjadi sampel pada penelitian ini sebanyak 28,75 persen berusia antara 20 – 30 tahun, 27,5 persen berusia antara 31 – 40 tahun, 26,25 persen berusia antara 41 – 50 tahun dan 17,5 persen berusia antara 51 – 60 tahun. Jumlah terbanyak yaitu responden yang berusia antara 20 – 30 tahun karena merupakan usia paling produktif untuk bekerja.

4.3.4. Pekerjaan

Tabel 6. Status pekerjaan mitra pembiayaan KBMT Tadbiirul Ummah

Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)

Pegawai negeri 1 1,25 Pegawai swasta 1 1,25 Wiraswasta 7 8,75 Pedagang 59 73,75 Petani 6 7,5 Lainnya 6 7,5 Total 80 100

Mitra pembiayaan KBMT Tadbiirul Ummah didominasi oleh pedagang (73,75%), diikuti oleh wiraswasta (8,75%), petani dan lainnya masing-masing 7,5 persen, serta pegawai negeri dan pegawai swasta masing-masing 1,25 persen. Mitra yang paling banyak adalah sebagai pedagang karena target pasar utama KBMT Tadbiirul Ummah

sendiri adalah pengusaha kecil dan mikro. Pekerjaan lainnya terdiri dari buruh bangunan (1 orang), ibu rumah tangga (3 orang) dan sopir (2 orang).

4.3.5. Pendidikan

Tabel 7. Status pendidikan mitra pembiayaan KBMT Tadbiirul Ummah

Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)

Tidak sekolah 8 10 SD 47 58,75 SMP 15 18,75 SMA 9 11,25 Diploma 1 1,25 Total 80 100

Dari hasil penelitian ini diketahui responden yang paling banyak adalah lulusan SD yaitu sebesar 58,75 persen, lulusan SMP sebanyak 18,75 persen, lulusan SMA sebanyak 11,25 persen, tidak sekolah sebanyak 10 persen dan diploma hanya 1 orang (1,25%). Hal ini karena yang menjadi mitra paling banyak adalah orang-orang yang berdomisili di kampung-kampung dengan tingkat pendidikan yang relatif rendah bila dibandingkan di kota.

4.3.6. Pengeluaran

Tabel 8. Jumlah pengeluaran mitra pembiayaan KBMT Tadbiirul Ummah dalam sebulan

Pengeluaran (rupiah) Jumlah (orang) Persentase (%)

< 300.000 11 13,75

800.001 – 1.200.000 25 31,25

1.200.001 – 2.000.000 14 17,5

> 2.000.000 6 7,5

Total 80 100

Pengeluaran terbanyak yang dilakukan per bulan oleh responden adalah antara Rp 800.001 – Rp 1.200.000 yaitu sebesar 31,25 persen,

sementara 30 persen responden memiliki pengeluaran antara Rp 300.001 – Rp 800.000, 17,5 persen responden memiliki pengeluaran

antara Rp 1.200.001 – Rp 2.000.000, 13,75 persen responden memiliki pengeluaran dibawah Rp 300.000 dan responden yang memiliki pengeluaran lebih dari Rp 2.000.000 sebanyak 7,5 persen.

4.4. Aspek Konsumen

Untuk mengetahui preferensi mitra-mitra pembiayaan tentang pelayanan yang ada di KBMT Tadbiirul Ummah maka dibuatlah lima pertanyaan yang dianalisis sebagai berikut:

4.4.1. Jenis Pembiayaan yang Digunakan

Jenis pembiayaan yang ditawarkan oleh lembaga keuangan syariah termasuk bank umum syariah pada umumnya sama, yaitu terdiri dari Mudharobah, Musyarokah, Murobahah, Ijaroh, Al- Hiwalah dan Qordhul Hasan atau ada tambahan jenis pembiayaan lain tergantung kebijakan masing-masing bank. Namun pada umumnya jenis pembiayaan yang selalu ada di lembaga keuangan dan bank syariah yaitu yang enam macam tersebut.

Ternyata dari hasil kuesioner yang disebarkan kepada responden, diketahui bahwa jenis pembiayaan yang paling banyak digunakan adalah Murobahah dengan persentase sebanyak 81,48 persen, Al-Ijaroh (1,23%), Mudharobah (6,17%), Musyarokah

(2,47%), Al-Hiwalah (1,23%) dan Al-Qord (7,2%). Dari data tersebut, diketahui bahwa jenis pembiayaan yang paling banyak

digunakan adalah Murobahah. Hal ini dikarenakan bahwa memang yang menjadi prioritas utama dari pihak KBMT Tadbiirul Ummah adalah pembiayaan Murobahah. Atau dengan kata lain, Murobahah

menjadi produk primadona untuk pembiayaan.

Tabel 9. Jenis pembiayaan yang digunakan mitra saat ini

Jenis Pembiayaan* Jumlah Jawaban

Responden Persentase (%) Murobahah 66 81,48 Al-Ijaroh 1 1,23 Mudharobah 5 6,17 Musyarokah 2 2,47 Al-Hiwalah 1 1,23 A-Qord 6 7,2 Total 81 100

* Jawaban bisa lebih dari satu

Jumlah jawaban responden menjadi 81 karena ada seorang responden yang memiliki dua akad atau jenis pembiayaan sekaligus. Menurut prosedur KBMT, tidak boleh ada mitra yang memiliki dua akad sekaligus. Untuk responden yang satu ini, kebetulan akad yang pertama sudah selesai dilunasi sebelum jatuh tempo, untuk itu KBMT bersedia mencairkan jenis pinjaman yang kedua untuk mitra tersebut. Makanya sewaktu mengisi kuesioner, responden ini sebenarnya sedang menjalani dua akad sekaligus.

4.4.2. Tujuan Pembiayaan

Masing-masing orang yang melakukan peminjaman mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Tujuan masyarakat melakukan peminjaman kepada KBMT Tadbiirul Ummah dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Tujuan pembiayaan bagi mitra

Pembiayaan* Responden

Membuka usaha baru 7 8,54

Mengembangkan usaha 59 71,95

Keperluan konsumsi 7 8,53

Lain-lain 9 10,98

Total 82 100

* Jawaban bisa lebih dari satu

Dari tabel tersebut, diketahui bahwa tujuan pembiayaan bagi mitra yang paling banyak adalah untuk mengembangkan usaha (71,95%). Hal ini sesuai dengan analisis yang digunakan oleh pihak KBMT, dimana untuk pemberian pinjaman lebih diprioritaskan kepada mitra yang telah mempunyai usaha sebelumnya, dan usaha mitra tersebutlah yang dianalisis untuk menentukan layak tidaknya mitra tersebut diberi pinjaman dan berapa besarnya pinjaman yang pantas untuk diberikan. Hal ini untuk menghindari resiko bagi pihak KBMT.

Jawaban responden berjumlah 82, karena ada responden yang menjalani satu akad dengan dua tujuan sekaligus.

Untuk jawaban lain-lain, jawaban tersebut terdiri dari: beli alat pertanian, beli bahan baku, pasang listrik, bayar utang, beli motor, beli bibit, beli peralatan rumah dan beli pupuk.

4.4.3. Pertimbangan Bermitra dengan KBMT Tadbiirul Ummah

Seseorang yang memilih jenis produk pembiayaan pasti memikirkan manfaat yang akan diperolehnya dari produk pembiayaan tersebut. Hal-hal yang menjadi pertimbangan seseorang dalam memilih produk pembiayaan paling besar dilihat dari segi prinsip syariah yaitu sebanyak 47,78 persen. Alasannya karena masyarakat merasa nyaman meminjam dengan prinsip syariah yang tanpa bunga dibandingkan dengan sistem konvensional yang memakai bunga yang memberatkan masyarakat. Hal kedua terbesar yang menjadi pertimbangan adalah kemudahan prosedur sebesar 22,39 persen. Selanjutnya pelayanan sebesar 15,67 persen, keuntungan sebesar 13,43 persen dan yang

terakhir letak kantor yang mudah dijangkau (strategis) sebesar 3,73 persen.

Tabel 11. Pertimbangan bermitra dengan KBMT Tadbiirul Ummah Hal hal yang Menjadi

Pertimbangan* Jumlah Jawaban Responden Persentase (%) Prinsip syariah 60 47,78 Keuntungan 18 13,43 Pelayanan 21 15,67 Kemudahan prosedur 30 22,39

Letak kantor yang mudah

dijangkau (strategis) 5 3,73

Total 134 100

* Jawaban bisa lebih dari satu

4.4.4. Frekuensi Bermitra dengan KBMT Tadbiirul Ummah

Sebagian mitra pembiayaan yang ada sekarang merupakan mitra yang melakukan peminjaman kembali setelah menyelesaikan periode peminjaman sebelumnya. Dan ada sebagian lagi yang memang baru mengajukan untuk pertama kalinya. Untuk mengetahuinya, peneliti mengajukan pertanyaan kepada responden, ”Apakah sebelumnya Anda sudah pernah menjadi mitra pembiayaan di KBMT Tadbiirul Ummah?”.

Dari jawaban responden, 67,5 persen menjawab ”ya” dan 32,5 persen menjawab ”tidak”. Dari responden yang menjawab ”ya”, penulis melanjutkan pertanyaan ”Jika ya, sudah berapa kali?”. Responden yang menjawab 1 kali sebesar 12,96 persen, 2 kali (31,48%), 3 kali (31,48%) dan lebih dari 3 kali sebesar 35,18 persen. Dari data tersebut disimpulkan bahwa mitra yang sudah berhubungan dengan KBMT Tadbiirul Ummah yaitu dengan frekuensi lebih dari tiga kali. Artinya, yang menjadi mitra KBMT Tadbiirul Ummah sekarang 35,18 persen merupakan mitra lama yang sudah berhubungan lebih dari tiga kali.

4.5. Analisis Tingkat Kesesuaian Atribut Pelayanan KBMT Tadbirul

Dokumen terkait