• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengujian terhadap Ascaris suum

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pengujian terhadap Ascaris suum

Sebanyak 25 sampel Ascaris suum di kelompokkan menjadi 5 kelompok perlakuan sebagai berikut :

Perlakuan A : Kontrol negatif dengan Na CMC 1%

Perlakuan B : Kontrol positif dengan Piperazin citrate

Perlakuan C : Diberikan ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) 2,5%

Perlakuan D : Diberikan ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) 10%

Perlakuan E : Diberikan ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) 40%

Tahap Penelitian :

1) Cawan petri disiapkan, masing-masing berisi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) sesuai konsentrasi masing-masing dan larutan Piperazin citrate serta larutan Na CMC 1% sebanyak 100 ml.

2) Cacing Ascaris suum yang masih aktif bergerak (normal) sebanyak 5 ekor dimasukkan ke dalam masing-masing cawan petri. Periksa dan catat hasil setiap 15 menit.

3) Untuk melihat apakah cacing mati, paralisis, atau masih normal, cacing diusik dengan batang pengaduk. Jika cacing tidak bergerak, dipastikan kematinnya menggunakan air panas dengan suhu 50° C selama 5 detik.

Cacing yang tetap tidak bergerak setelah perlakuan ini dikelompokkan sebagai cacing yang sudah mati, jika masih bergerak maka pengamatan dilanjutkan.

4) Hasil yang diperoleh dicatat kemudian dianalisis. B. Pengujian terhadap Ascaridia galli

Sebanyak 25 sampel Ascaridia galli di kelompokkan menjadi 5 kelompok perlakuan sebagai berikut :

Perlakuan A : Kontrol negatif dengan Na CMC 1%

Perlakuan B : Kontrol positif dengan Piperazin citrate

Perlakuan C : Diberikan ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) 2,5%

Perlakuan D : Diberikan ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) 10%

Perlakuan E : Diberikan ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) 40%

Tahap Penelitian :

1) Cawan petri disiapkan, masing-masing berisi ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) sesuai konsentrasi masing-masing dan larutan Piperazin citrate serta larutan Na CMC 1% sebanyak 25 ml.

2) Cacing Ascaridia galli yang masih aktif bergerak (normal) sebanyak 5 ekor dimasukkan ke dalam masing-masing cawan. Periksa dan catat hasil setiap 15 menit.

3) Untuk melihat apakah cacing mati, paralisis, atau masih normal, cacing diusik dengan batang pengaduk. Jika cacing tidak bergerak, dipastikan kematinnya menggunakan air panas dengan suhu 50° C selama 5 detik.

Cacing yang tetap tidak bergerak setelah perlakuan ini dikelompokkan sebagai cacing yang sudah mati, jika masih bergerak maka pengamatan dilanjutkan.

4) Hasil yang diperoleh dicatat kemudian dianalisis.

Penelitian ini menggunakan teknik in vitro dimana dilakukan tidak dalam hidup organisme tetapi dalam lingkungan terkontrol, misalnya dalam penelitian ini dilakukan di dalam cawan petri. Keunggulan dari teknik in vitro dalam penelitian ini yaitu efek dari perlakuan dapat terlihat jelas beserta tahapan perubahannya. Namun salah satu kelemahan in vitro adalah kegagalan meniru kondisi selular secara tepat dapat menghasilkan kesimpulan yang tidak sesuai dengan keadaan organisme hidup.

3.5. Analisis Data

Analisis data menggunakan sidik ragam (ANOVA), jika terdapat perbedaan yang nyata maka dilakukan uji lanjut Duncan (Steel dan Torrie, 1995) untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. Selanjutnya dilakukan uji Mann-Whitney U Test untuk mengetahui apakah kedua jenis cacing memiliki perbedaan efek anthelmintik terhadap ekstrak daun sirsak, kontrol positif maupun kontrol negatif memiliki perbedaan yang signifikan (bermakna) atau tidak. Pengolahan data hasil penelitian dilakukan dengan menggunakan program komputer SPSS 16.0 for windows.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan efektivitas daya anthelmintik ekstrak daun sirsak (Annona muricata L.) terhadap Ascaris suum dan Ascaridia galli secara in vitro. Ascaris suum dan Ascridia galli masing masing sebanyak 25 ekor cacing. Kedua jenis cacing ini dipilih karena mempunyai famili yang sama. Hospes dari Ascaris suum maupun Ascaridia galli sama sama dapat terinfeksi parasit dengan cara menelan telur infektif bersama makanan, serta kedua cacing ini sama sama dapat bereaksi dengan Piperazin citrate. Sampel Ascaris suum diperoleh dari usus halus babi di tempat pemotongan babi di Gowa sedangkan untuk Ascaridia galli diperoleh dari usus halus ayam yang terinfeksi Ascaridia galli.

Gambar 7. Sampel cacing Ascaris suum

Gambar 8. Sampel cacing Ascaridia galli

Sebelum melakukan pengamatan mengenai pengaruh ekstrak yang ditimbulkan terhadap kedua jenis cacing, terlebih dahulu sampel ekstrak daun sirsak dianalisis untuk mengetahui senyawa yang terkandung pada daun sirsak.

Daun sirsak diperoleh di dua tempat yaitu di Makassar dan Polewali Mandar.

Daun sirsak sebanyak ±1,5 kg yang merupakan sampel kering diekstraksi kemudian dilakukan pengujian fitokimia. Berikut ini hasil analisis fitokimia terhadap kandungan ekstrak daun sirsak.

Tabel 1. Hasil analisis fitokimia

No Jenis

Pengujian Hasil Gambar Keterangan

1 Flavonoid -(negatif) Tidak nampak adanya

noda atau bercak

2 Saponin + (Positif) Terbentuknya buih

3 Alkaloid + (Positif) Terjadi perubahan warna

menjadi jingga

4 Tanin + (Positif) Terjadi perubahan warna

menjadi biru

Saponin pada umumnya berada dalam bentuk glikosida sehingga umumnya bersifat polar dan merupakan senyawa aktif permukaan yang dapat menimbulkan busa jika dikocok dalam air. Busa pada uji terjadi karena saponin memiliki gugus polar dan non polar yang akan membentuk misel. Misel terbentuk menyebabkan gugus polar akan menghadap ke luar dan gugus nonpolar menghadap ke dalam dan keadaan inilah yang tampak seperti busa (Padmasari et al., 2013)

Senyawa alkaloid dideteksi menggunakan pereaksi semprot dragendorf terbentuk warna jingga karena nitrogen membentuk ikatan kovalen koordinat dengan ion K+logam.

Tanin termasuk dalam golongan fenolik yang mengandung kerangka cincin aromatik yang mengandung gugus hidroksil (-OH) (Mustikasari and Ariyani, 2008). Suatu senyawa fenolik apabila disemprot dengan FeCl3 akan memberikan warna hijau, merah ungu, biru, kelabu atau hitam (Harborne, 1987).

Perubahan warna terjadi ketika penambahan FeCl3 yang bereaksi dengan salah satu gugus hidroksil pada senyawa tanin, penambahan FeCl3 pada ekstrak uji menghasilkan warna biru yang menunjukkan mengandung senyawa tanin.

Berdasarkan kandungan senyawa yang dimiliki daun sirsak, dilakukan pengujian dengan merendam kedua jenis cacing ke dalam berbagai konsentrasi ekstrak untuk mengetahui pengaruh yang diberikan terhadap cacing tersebut.

Pengaruh pemberian ektrak daun sirsak diamati setiap 15 menit. Data pengamatan Ascaris suum dan Ascaridia galli tersebut disajikan pada tabel 2.

Tabel 2. Mortalitas 100% Ascaris suum dan Ascaridia galli yang direndam dalam setiap perlakuan

Jenis Cacing

Mortalitas 100% cacing yang direndam dalam setiap perlakuan (menit)

Kontrol Positif

Konsentrasi 40%

Konsentrasi 10%

Konsentrasi 2,5%

Kontrol Negatif

Ascaris suum 210 585 960 1425 1620

Ascaridia galli 150 255 390 465 585

Dari tabel di atas menjelaskan bahwa kematian 100% Ascaris suum pada kontrol positif terjadi selama 210 menit perendaman Piperazin citrate.

Kemudian perendaman selama 585 menit ekstrak daun sirsak konsentarsi 40%

mampu mematikan semua cacing Ascaris suum. Selanjutnya pada konsentrasi 10% kematian semua cacing terjadi selama 960 menit perendaman ekstrak. Pada konsentrasi 2,5%, semua cacing mati selama 1425 menit perendaman. Dan pada perakuan dengan kontrol negatif menggunakan Na CMC 1%, semua cacing mati selama 1620 menit perendaman. Secara lebih jelas mortalitas Ascaris suum dapat disajikan dalam bentuk grafik.

Gambar 9. Grafik Daya Kematian Ascaris suum 100%

Mortalitas kematian 100% Ascaridia galli seperti yang terdapat pada tabel 2 menjelaskan bahwa perendaman dengan menggunakan Pipirazin citrate sebagai kontrol positif terjadi selama 150 menit perendaman. Sedangkan untuk perendaman dengan menggunakan ektrak daun sirsak konsentrasi 40%, 10%, dan

210a

585b

960c

1425d 1620e R² = 0,9886

0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1800

Kontrol Positif Konsentrasi 40%

Konsentasi 10%

Konsentrasi 2,5%

Kontrol Negatif

Waktu Kematian (Menit)

(Perlakuan)

Dokumen terkait