• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Dimensi dan Pemilihan Log ( grading log )

(21) dengan rumus sebagai berikut :

C. Analisis Data

1. Pengukuran Dimensi dan Pemilihan Log ( grading log )

3

5) Menghitung biaya produksi shearwall untuk komponen struktur rumah

prefabrikasi.

)

D. Hasil dan Pembahasan

1. Pengukuran Dimensi dan Pemilihan Log (grading log).

Setiap dolog memiliki penampilan berbeda dengan dolog lain. Penampilan dolog seperti bentuk bulat dengan diameter tertentu, silindris, taper dan kelurusan akan mempengaruhi proses penggergajian. Berikut hasil pengukuran dimensi dan pemilihan log :

a. Pengukuran Dimensi dan Pembagian Log untuk 3 Variasi Pola Penggergajian Dimensi log menentukan volume log. Selanjutnya dapat menentukan volume luaran dan rendemennya. Sebelum digergaji, dimensi log yang meliputi diameter dan panjang log diukur pada bontos maupun badan kayu dan ditetapkan volumenya.

Contoh uji log berjumlah 60 batang dengan variasi diameter antara 22 sampai dengan 42 cm dan dibagi secara proporsional terhadap 3 pola penggergajian. Penentuan diameter berasal dari rata-rata diameter ujung dan pangkal masing masing 2 kali pengukuran sesuai standar penentuan PPT untuk volume input rendemen dan angka bentuk.

Berdasarkan data dimensi dolog yang diperoleh dari pengukuran, kemudian dihitung volume dolog tersebut. Hasilnya tercantum pada Tabel 12 berikut yang merupakan rekapitulasi dari Lampiran 1.

Tabel 12. Rata-Rata Dimensi Log Kayu Mangium untuk 3 Pola Penggergajian.

No Uraian Pola penggergajian

Konvensional Satu sisi MOP

1 Jumlah log (batang) 20 20 20

2 Selang diameter log (cm) 22 - 38 22 - 40 24 - 42

3 Rata-rata diameter log (cm) 29,21 29,36 29,61

4 Selang panjang log (cm) 210 205 - 210 210

5 Rata-rata panjang log (cm) 210,0 209,5 210,0

6 Rata-rata volume/batang log (m3) 0,143568 0,144933 0,148064

7 Volume log (m3) 2,871367 2,898661 2,961293

8 Volume total log (m3) 8,7313

9 Persentase volume log (%) 32,89 33,20 33,92

Urutan dimensi log dari yang terkecil sampai yang terbesar adalah pola konvensional (32,89 %), pola satu sisi (33,20 %) dan pola satu sisi dengan MOP (33,92 %).

b. Pemilahan Log (grading log) berupa Angka Bentuk Dolog

Besar penyimpangan dari bentuk sempurna (silinder masif yang kedua ujungnya terpotong tegak lurus) yang dinyatakan dalam angka (kuantitatif) disebut angka bentuk dolog yang berpengaruh langsung pada rendemen penggergajian. Pada tahapan ini diukur data interval diameter, panjang dan penyimpangan log berupa cacat alami dan kesilindrisan yang dinyatakan dalam nilai angka bentuk yang meliputi kebundaran, taper dan kelurusan setiap log kayu Mangium umur 8 tahun.

1) Kebundaran

Kebundaran (K) adalah perbandingan diameter terpendek dan terpanjang pada masing-masing penampang lintang sepotong dolog dan dinyatakan dalam persen. Oleh karena sepotong dolog ada dua penampang lintang (ujung dan pangkal) maka kebundaran ditentukan oleh nilai persentase yang lebih rendah. Hasil penghitungan

nilai kebundaran log pada ketiga kelompok pola penggergajian tercantum pada Tabel 13 berikut :

Tabel 13. Nilai Kebundaran Log pada Ketiga Kelompok Pola Penggergajian

No Uraian Pola penggergajian

Konvensional Satu sisi MOP

1 Selang Kebundaran 0,5750 – 0,9722 0,6200 -0,9615 0,5789 – 0,9583

2 Rata-rata Kebundaran 0,7923 0,8505 0,8522

3 Jumlah Kelas Kebundaran

a. Bundar 3 (15%) 7 (35 %) 6 (30 %)

b. Hampir Bundar 8 (40%) 8 (40 %) 11 (55 %)

c. Tidak Bundar 9 (45%) 5 (25 %) 3 (15 %)

Jumlah Total 20 20 20

Terdapat 3 kelas kebundaran yaitu bundar, hampir bundar dan tidak bundar pada semua pola penggergajian. Rata-rata kebundaran pada Pola Konvensional berada pada kelas tidak bundar, sedang Pola Satu Sisi dan Pola MOP pada kelas hampir bundar. Pada Pola Konvesional dominan pada kelas tidak bundar (45 %), Pola Satu Sisi dan Pola MOP dominan pada kelas hampir bundar (40%) dan (55%).

2) Taper

Taper atau keruncingan dolog (T) adalah perbedaan pangkal dan ujung untuk setiap satu meter panjang dolog. Dolog yang taper berbentuk seperti kerucut yang ujungnya terpotong tegak lurus. Sepotong dolog dikatakan taper apabila perbedaan diameter pangkal dan ujung lebih besar dari 0,52 cm tiap meter panjang (Amerika menetapkan 1 inci tiap 16 kaki panjang). Hasil penghitungan nilai taper log pada ketiga kelompok pola penggergajian tercantum pada Tabel 14 berikut :

Tabel 14. Nilai Taper Log pada Ketiga Kelompok Pola Penggergajian

No Uraian Pola Penggergajian

Konvensional Satu Sisi MOP

1 Selang Taper (cm/m) 0,0000 – 2,1429 0,0000 – 3,8095 0,2381 -5,0000

2 Rata-rata Taper (cm/m) 0,9167 0,9422 1,7024

3 Jumlah Kelas Taper :

a. Taper 14 (70%) 13 (65 %) 15 (75 %)

b. Tidak taper 6 (30%) 7 (35 %) 5 (25 %)

Jumlah Total 20 20 20

Berdasarkan Tabel 14 tersebut terdapat 2 kelas taper yaitu Taper dan Tidak Taper

pada semua pola penggergajian. Rata-rata taper yang dominan pada Pola

Konvensional, Pola Satu Sisi dan Pola MOP semua termasuk ke dalam kelas taper

Dolog taper apabila digergaji tanpa pola tertentu maka kayu gergajian yang dihasilkan akan mengandung serat miring. Sortimen itu tidak disukai karena kekuatan kayunya rendah, mudah patah dan tidak layak sebagai kayu penyangga (tiang). Untuk menghindari terjadinya serat miring pada kayu gergajian yang dihasilkan dapat dilakukan dengan beberapa variasi pola penggergajian taper.

3) Kelurusan

Kelurusan (Lr) ialah perbandingan jarak penyimpangan terjauh antara garis lurus yang ditarik dari kedua ujung dolog (deviasi = v) dengan diameter dolog yang bersangkutan. Hasil penghitungan nilai kelurusan log pada ketiga kelompok pola penggergajian tercantum pada Tabel 15 berikut :

Tabel 15. Nilai Kelurusan Log pada Ketiga Kelompok Pola Penggergajian

No Uraian Pola Penggergajian

Konvensional Satu Sisi MOP

1 Selang Kelurusan 0,0000 – 0,2299 0,0000 -0,1967 0,0000 – 0,1720

2 Rata-rata Kelurusan 0,0583 0,0413 0,0593

3 Jumlah Kelas Kelurusan :

a. Lurus 11 (55%) 15 (75 %) 10 (50 %)

b. Hampir Lurus 6 (30%) 2 (10 %) 8 (40 %)

c. Cukup lurus 3 (15%) 3 (15 %) 2 (10 %)

d. Tidak lurus 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)

Jumlah total 20 20 20

Terdapat 3 kelas kelurusan (lurus, hampir lurus dan cukup lurus) pada semua pola penggergajian dan tidak ada satupun kelas tidak lurus. Rata-rata kelurusan pada Pola Konvensional, Pola Satu Sisi dan Pola MOP termasuk kategori kelas lurus. Pada Pola Konvesional, Pola Satu Sisi dan Pola MOP dominan terdapat pada kategori kelas lurus berturut-turut (55 %), (75 %) dan (50 %).

Berdasarkan pengukuran dimensi dan pemilihan log kayu Mangium dari HTI Semaras dan Tanjung Seloka di PT INHUTANI II, kualitas dolog berdasarkan kondisi dimensinya berturut-turut dari yang terbaik adalah Pola MOP, diikuti Pola Satu Sisi dan Pola Konvensional, walaupun perbedaannya tidak terlalu besar. Dimensi log yang meliputi diameter, panjang dan volume log pada ketiga pola penggergajian hampir sama. Hal ini dibuat proporsional untuk mengurangi bias pengukuran rendemen dalam rangka membandingkan hasil penggergajian ketiga pola penggergajian tersebut.

Konvensional. Karakteristik dolog dari PT INHUTANI II adalah sebagian besar batangnya berbentuk tidak bundar sampai hampir bundar, taper dan lurus.

Karakteristik dolog yang meliputi volume log, angka bentuk dan cacat pertumbuhan mempengaruhi kualitas dolog kayu Mangium pada setiap pola penggergajian. Makin tinggi kualitas dolog, makin tinggi pula volume, kualitas dan rendemen kayu gergajian yang akan diperoleh (Widarmana, 1981).

Informasi karakteristik dolog kayu Mangium ini perlu diketahui sebelum pelaksanaan penggergajian agar konversi dolog menjadi kayu gergajian dilakukan dengan tepat, prosesnya berjalan efisien dan nilai kayu gergajian optimum.