• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN TATA CARA DAN PENGUKURAN KERJA (WORK DESIGN AND MEASUREMENT)

4. Pengukuran Kerja

Yang dimaksud dengan pengukuran kerja adalah mengukur waktu yang dibutuhkan oleh seorang operator terlatih dalam melaksanakan satu unit kegiatan kerja dalam kondisi dan tempo kerja normal. Hasil pengukuran disebut Waktu Standar. Waktu Standar dapat digunakan untuk hal-hal berikut: - Penentuan jadwal dan perencanaan kerja

- Penentuan biaya standar dan sebagai alat bantu dalam mempersiapkan anggaran - Estimasi biaya produk sebelum memproses produk

- Penentuan efektivitas mesin

- Penentuan insentif tenaga kerja langsung - Penentuan upah tenaga kerja tidak langsung - Dasar control biaya tenaga kerja

Pengukuran waktu dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu pengukuran langsung dan pengukuran tidak langsung.

a. Pengukuran Langsung (Stop-watch Time Study)

Pengujian Data

a.1. Uji Kecukupan Data

Karena seringkali tidak dimungkinkan untuk mengukur seluruh populasi yang diteliti, maka pengukuran hanya dilakukan secara sampling. Untuk itulah diperlukan uji kecukupan data. Uji ini diperlukan untuk memastikan bahwa data yang telah dikumpulkan adalah cukup secara obyektif. Idealnya pengukuran dilakukan dalam jumlah banyak hingga tak terhingga, semakin banyak data pengukuran, hasilnya akan semakin mendekati kebenaran.

Pada pengujian ini digunakan konsep statistik: tingkat keyakinan dan tingkat ketelitian. Tingkat Ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum yang diperbolehkan dari hasil pengukuran terhadap waktu kerja sebenarnya. Tingkat Keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan pengukur akan ketelitian data waktu yang telah diamati dan dikumpulkan. Pengaruh keduanya adalah semakin tinggi tingkat ketelitian dan semakin besar tingkat keyakinan, maka semakin banyak pengukuran yang diperlukan agar cukup.

Rumus kecukupan data:

( )

2 2 2

X

X

N

k/s

'

N

=

X

dengan: k = Tingkat keyakinan = 99% 3 = 95% 2 s = Tingkat ketelitian

N = Jumlah data pengamatan (riil)

N’ = Jumlah data yang dibutuhkan (teoritis) X = Data pengamatan

Jika N’ N, maka data dianggap cukup. Jika N’ > N, maka data tidak cukup dan harus ditambah. Setelah data ditambah, maka harus dilakukan lagi uji kecukupan data.

Contoh:

Dilakukan pengukuran sebanyak 15 kali dengan stopwatch. Bila tingkat keyakinan 95% dan tingkat ketelitian 10%, apakah pengamatan cukup?

Pengamatan ke- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Data Pengamatan 8 7 7 6 8 6 9 8 9 6 8 5 5 9 6 X = 107 X)2 = 11449 X2 = 791 k = 95% 2 s = 10% N’ = 14,53

a.2. Uji Keseragaman Data

Untuk memastikan bahwa data yang terkumpul berasal dari system yang sama, maka dilakukan pengujian terhadap keseragaman data. Sebagai contoh, bila seorang operator pada saat dilakukan pengukuran sedang sakit sehingga hasilnya jauh lebih lambat dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya, maka data tersebut harus dipisahkan agar tidak merusak hasil akhir perhitungan. Rumus perhitungannya sbb:

σ

k

X

BKA= +

σ

k

X

BKB= −

( )

1

-N

x

-x

2

=

σ

dengan :

BKA = Batas kontrol atas BKB = Batas kontrol bawah

x

= Nilai rata-rata = Standard deviasi k = Tingkat keyakinan Contoh:

Mengacu pada contoh diatas. Jika tingkat keyakinan adalah 99%, maka tentukan apakah data seragam atau tidak.

k = 3

x

= 7,13 (x -

x

)2 = 27,73 = 1,4 BKA = 7,13 + 3 (1,4) = 11,33 BKB = 7,13 – 3 (1,4) = 2,93

Semua data masuk dalam range antara BKA dan BKB, maka data dinyatakan seragam.

Penyesuaian dan Kelonggaran

Faktor penyesuaian adalah nilai yang melambangkan ketidak-wajaran operator. Jika operator yang diukur dianggap Normal, maka factor penyesuaiannya p=1. Jika operator dianggap terlalu cepat, maka p>1, sedangkan jika operator dianggap terlalu lambat, maka p<1.

Metode-metode untuk menentukan penyesuaian antara lain:

1. The Westing House System. Sistem ini adalah system terlama dan paling banyak digunakan.

System ini mempertimbangkan empat factor, antara lain : keterampilan, usaha, kondisi, dan konsistensi

2. Synthetic Rating. Sistem ini dikembangkan oleh Morrow. Synthetic Rating mengevaluasi

kecepatan operator dari nilai waktu gerakan yang sudah ditetapkan lebih dulu.

3. Speed Rating / Performance Rating. Sistem ini mengevaluasi performansi dengan

mempertimbangkan tingkat ketrampilan per satuan waktu saja.

4. Objective Rating. Metode ini dikembangkan oleh Munder dan Danner. Sistem ini tidak hanya

Kelonggaran adalah factor koreksi yang harus ditambahkan pada waktu kerja operator, karena dalam pekerjaan ada gangguan-gangguan alamiah yang mengurangi kecepatan kerja. Kelonggaran dinyatakan dalam persen.

Kelonggaran dibagi 3 jenis, yaitu:

1. Kebutuhan Pribadi. Kegiatan yang termasuk dalam kebutuhan pribadi biasanya alamiah dan

manusiawi. Misalnya minum, ke kamar kecil, bercakap-cakap dengan rekan sekerja, dll. Tuntutan kebutuhan ini sifatnya alami selama dilakukan dalam batas-batas kewajaran. 2. Menghilangkan Kelelahan. Istirahat sejenak untuk menghilangkan kelelahan adalah wajar.

Jika pekerjaan dilakukan terus menerus tanpa istirahat, maka hasil produksi akan terus menurun baik kualitas maupun kuantitasnya. Umumnya, pekerja tidak beristirahat dengan diam tetapi dengan mengatur ritme kerjanya.

3. Hambatan tak terhindarkan. Misalnya menerima perintah dari atasan, listrik padam, peralatan

rusak, dll.

Perhitungan Waktu

Waktu Siklus (Waktu Rata-rata) WS = X / N

Waktu Normal

WN = WS × p Waktu Baku

WB = WN × 100/(100-kelonggaran)

b. Pengukuran Tidak Langsung (Predetermined Time System)

Metode ini dikembangkan karena pengukuran dengan jam henti umumnya memakan waktu cukup lama. Dengan mengembangkan Micromotion study, maka didapatlah sejumlah data waktu dan prosedur sistematis yang menganalisis dan membagi operasi manual dari pekerjaan operator menjadi elemen-elemen gerakan terkecil. Ada beberapa metode penentuan waktu baku dengan pengukuran tidak langsung, antara lain: Work Factor System (WFS), Method Time Measurement (MTM), Basic Motion Time Study (BMT), Maynard Operation Sequence Technique (MOST), dll.

4. Produktivitas

Secara umum, produktivitas diartikan sebagai rasio (perbandingan) antara input (masukan) dan output (keluaran).

Ada 2 faktor penting yang mempengaruhi produktivitas kerja: a. Faktor Teknis

Adalah segala hal selain manusia yang ditujukan untuk melakukan produksi.

Termasuk di sini adalah penggunaan mesin-mesin, fasilitas produksi, penerapan metode kerja, penjadwalan produksi, pengaturan bahan baku, dll.

b. Faktor Manusia

Pada bidang-bidang dimana pengaruh teknologi sangat kecil, maka peran factor manusia sangatlah besar peranannya dalam menentukan tingkat produktivitas. Ada 2 hal penting dalam diri manusia yang menentukan tingkat produktivitas, yaitu: kemampuan (ability) pekerja, dan motivasi pekerja. Kemampuan diperoleh dari pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. Sementara motivasi adalah factor yang lebih kompleks karena mencakup perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhannya. Kedua faktor ini haruslah saling mendukung untuk meningkatkan produktivitas. Peningkatan pada salah satu factor saja belum berarti bisa meningkatkan produktivitas. Sebagai contoh: Penggunaan mesin teknologi modern dengan kecepatan tinggi (high-speed) justru bisa menurunkan tingkat produktivitas jika tidak diimbangi dengan peningkatan skill operatornya.

Pengukuran Produktivitas

Secara sederhana, produktivitas dapat diukur dengan rumus: P = O / I

dengan : P =Produktivitas, O = Output, I = Input Sebagai contoh:

Seorang pekerja bisa memproduksi 12 unit barang dalam 2 jam. Jika dengan sebuah alat bantu, ia bisa memproduksi 50 unit barang dalam 8 jam, berapa indeks kenaikan produktivitasnya?

Masukan: Tenaga Kerja Modal: Finansial Peralatan Fasilitas dll Energi Material Data TRANSFORMASI SISTEM Keluaran: Produk Barang Produk Jasa PRODUKTIVITAS

Tingkat produktivitasnya tanpa alat bantu adalah: P1 = O / I = 12 / 2 = 6 unit / jam

Dengan alat bantu adalah:

P2 = O / I = 50 / 8 = 6,25 unit / jam

Maka indeks kenaikan produktivitasnya adalah: IP = P2 / P1 = 6,25 / 6 = 1,04 = 104%

Contoh lain:

Mesin A dapat memproduksi 120 unit produk dengan menggunakan 200 unit material. Akan diganti dengan mesin baru B yang dapat memproduksi 200 unit produk dengan menggunakan 340 unit material. Apakah penggantian tersebut disarankan?

PA = O / I = 120 / 200 = 0,6 PB = O / I = 200 / 340 = 0,588

BAB V

Dokumen terkait