• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Kewajiban

Dalam dokumen PP 71 TAHUN 2010 002 (Halaman 58-62)

15

83. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal. Kewajiban dalam

16

mata uang asing dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah.

17

Penjabaran mata uang asing menggunakan kurs tengah bank sentral pada

18

tanggal neraca.

19

Ekuitas

20

84. Ekuitas adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan

21

selisih antara aset dan kewajiban pemerintah pada tanggal laporan.

22

85. Saldo ekuitas di Neraca berasal dari saldo akhir ekuitas pada 23

Laporan Perubahan Ekuitas. 24

I

INNFFOORRMMAASSIIYYAANNGGDDIISSAAJJIIKKAANNDDAALLAAMMNNEERRAACCAAAATTAAUUDDAALLAAMM

25

C

CAATTAATTAANNAATTAASSLLAAPPOORRAANNKKEEUUAANNGGAANN

26

86. Suatu entitas pelaporan mengungkapkan, baik dalam Neraca

27

maupun dalam Catatan atas Laporan Keuangan subklasifikasi pos-pos

28

yang disajikan, diklasifikasikan dengan cara yang sesuai dengan operasi

29

entitas yang bersangkutan. Suatu pos disubklasifikasikan lebih lanjut,

30

bilamana perlu, sesuai dengan sifatnya.

31

87. Rincian yang tercakup dalam subklasifikasi di Neraca atau di 32

Catatan atas Laporan Keuangan tergantung pada persyaratan dari Standar 33

Akuntansi Pemerintahan dan materialitas jumlah pos yang bersangkutan. Faktor- 34

faktor yang disebutkan dalam paragraf 86 dapat digunakan dalam menentukan 1

dasar bagi subklasifikasi. 2

88. Pengungkapan akan bervariasi untuk setiap pos, misalnya: 3

(a) piutang dirinci menurut jumlah piutang pajak, retribusi, penjualan, fihak 4

terkait, uang muka, dan jumlah lainnya; piutang transfer dirinci menurut 5

sumbernya; 6

(b) persediaan dirinci lebih lanjut sesuai dengan standar yang mengatur 7

akuntansi untuk persediaan; 8

(c) aset tetap diklasifikasikan berdasarkan kelompok sesuai dengan standar 9

yang mengatur tentang aset tetap; 10

(d) utang transfer dianalisis menurut entitas penerimanya; 11

(e) dana cadangan diklasifikasikan sesuai dengan peruntukannya; 12

(f) pengungkapan kepentingan pemerintah dalam perusahaan 13

negara/daerah/lainnya adalah jumlah penyertaan yang diberikan, tingkat 14

pengendalian dan metode penilaian. 15

L

LAAPPOORRAANNAARRUUSSKKAASS

16

89. Laporan Arus Kas menyajikan informasi mengenai sumber, 17

penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama satu periode akuntansi, dan 18

saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. 19

90. Arus masuk dan keluar kas diklasifikasikan berdasarkan

20

aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris.

21

91. Penyajian Laporan Arus Kas dan pengungkapan yang 22

berhubungan dengan arus kas diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi 23

Pemerintahan Nomor 03 tentang Laporan Arus Kas. 24

L

LAAPPOORRAANNOOPPEERRAASSIIOONNAALL

25

92. Laporan finansial mencakup laporan operasional yang

26

menyajikan pos-pos sebagai berikut:

27

a) Pendapatan-LO dari kegiatan operasional;

28

b) Beban dari kegiatan operasional ;

29

c) Surplus/defisit dari Kegiatan Non Operasional, bila ada;

30

d) Pos luar biasa, bila ada;

31

e) Surplus/defisit-LO.

32

Penambahan pos-pos, judul dan subtotal disajikan dalam laporan

33

operasional jika standar ini mensyaratkannya, atau jika diperlukan untuk

34

menyajikan dengan wajar hasil operasi suatu entitas pelaporan.

35

93. Dalam hubungannya dengan laporan operasional, kegiatan 36

operasional suatu entitas pelaporan dapat dianalisis menurut klasifikasi ekonomi 37

atau klasifikasi fungsi/program untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 38

94. Penambahan pos-pos pada laporan operasional dan deskripsi yang 1

digunakan serta susunan pos-pos dapat diubah apabila diperlukan untuk 2

menjelaskan operasi dimaksud. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan 3

meliputi materialitas dan sifat serta fungsi komponen pendapatan-LO dan beban. 4

95. Dalam laporan operasional yang dianalisis menurut suatu klasifikasi 5

beban, beban-beban dikelompokkan menurut klasifikasi ekonomi (sebagai 6

contoh beban penyusutan/amortisasi, beban alat tulis kantor, beban transportasi, 7

dan beban gaji dan tunjangan pegawai), dan tidak direalokasikan pada berbagai 8

fungsi dalam suatu entitas pelaporan. Metode ini sederhana untuk diaplikasikan 9

dalam kebanyakan entitas kecil karena tidak memerlukan alokasi beban 10

operasional pada berbagai fungsi. 11

96. Dalam laporan operasional yang dianalisis menurut klasifikasi 12

fungsi, beban-beban dikelompokkan menurut program atau yang 13

dimaksudkannya. Penyajian laporan ini memberikan informasi yang lebih relevan 14

bagi pemakai dibandingkan dengan laporan menurut klasifikasi ekonomi, walau 15

dalam hal ini pengalokasian beban ke fungsi-fungsi adakalanya bersifat arbitrer 16

dan atas dasar pertimbangan tertentu. 17

97. Entitas pelaporan yang mengelompokkan beban menurut klasifikasi 18

fungsi mengungkapkan pula tambahan informasi beban menurut klasifikasi 19

ekonomi, a.l. meliputi beban penyusutan/amortisasi, beban gaji dan tunjangan 20

pegawai, dan beban bunga pinjaman. 21

98. Untuk memilih metode klasifikasi ekonomi atau klasifikasi fungsi 22

tergantung pada faktor historis dan peraturan perundang-undangan, serta 23

hakikat organisasi. Kedua metode ini dapat memberikan indikasi beban yang 24

mungkin, baik langsung maupun tidak langsung, berbeda dengan output entitas 25

pelaporan bersangkutan. Karena penerapan masing-masing metode pada 26

entitas yang berbeda mempunyai kelebihan tersendiri, maka standar ini 27

memperbolehkan entitas pelaporan memilih salah satu metode yang dipandang 28

dapat menyajikan unsur operasi secara layak. 29

99. Dalam Laporan Operasional, surplus/defisit penjualan aset 30

nonlancar dan pendapatan/beban luar biasa dikelompokkan dalam kelompok 31

tersendiri. 32

100. PSAP 12 menguraikan secara lebih rinci Laporan Operasional 33

yang beban-bebannya dikelompokkan menurut klasifikasi ekonomi. Laporan 34

Operasional disajikan dalam bentuk perbandingan dengan tahun sebelumnya, 35

yang contoh formatnya dapat dilihat pada ilustrasi PSAP 12.A dan 12.B. 36

L

LAAPPOORRAANNPPEERRUUBBAAHHAANNEEKKUUIITTAASS

37

101. Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan sekurang-

38

kurangnya pos-pos:

39

a) Ekuitas awal

c) Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas, yang

1

antara lain berasal dari dampak kumulatif yang disebabkan oleh

2

perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi kesalahan mendasar,

3

misalnya:

4

1. koreksi kesalahan mendasar dari persediaan yang terjadi pada

5

periode-periode sebelumnya;

6

2. perubahan nilai aset tetap karena revaluasi aset tetap.

7

d) Ekuitas akhir.

8

102. Di samping itu, suatu entitas pelaporan menyajikan rincian

9

lebih lanjut dari unsur-unsur yang terdapat dalam Laporan Perubahan

10

Ekuitas dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

11

103. Contoh format Laporan Perubahan Ekuitas disajikan pada ilustrasi 12

PSAP 01.C dan 01.D. Ilustrasi hanya merupakan contoh dan bukan merupakan 13

bagian dari standar. Tujuan ilustrasi ini adalah menggambarkan penerapan 14

standar untuk membantu dalam pelaporan keuangan. 15

C

CAATTAATTAANNAATTAASSLLAAPPOORRAANNKKEEUUAANNGGAANN

16

Struktur

17

104. Agar dapat digunakan oleh pengguna dalam memahami dan

18

membandingkannya dengan laporan keuangan entitas lainnya, Catatan

19

atas Laporan Keuangan mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:

20

a) Informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi;

21

b) Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro;

22

c) Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut

23

kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;

24

d) Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-

25

kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-

26

transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;

27

e) Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar

28

muka laporan keuangan;

29

f) Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi

30

Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan

31

keuangan;

32

g) Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang

33

tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

34

105. Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis.

35

Setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo

36

Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan

Laporan Perubahan Ekuitas harus mempunyai referensi silang dengan

1

informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan.

2

106. Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau

3

daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam

4

Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih,

5

Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan

6

Ekuitas. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah

7

penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar

8

Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang

9

diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan, seperti

10

kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya.

11

107. Dalam keadaan tertentu masih dimungkinkan untuk mengubah 12

susunan penyajian atas pos-pos tertentu dalam Catatan atas Laporan 13

Keuangan. Misalnya informasi tingkat bunga dan penyesuaian nilai wajar dapat 14

digabungkan dengan informasi jatuh tempo surat-surat berharga. 15

Dalam dokumen PP 71 TAHUN 2010 002 (Halaman 58-62)

Dokumen terkait