• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Kinerja Portofolio Saham

2 TINJAUAN PUSTAKA Investas

F. Pengukuran Kinerja Portofolio Saham

Pengukuran kinerja portofolio dilakukan untuk melihat apakah portofolio yang dihasilkan sudah baik berdasarkan beberapa metode pengukuran kinerja portofolio. Pengukuran kinerja portofolio saham yang digunakan adalah : Treynor’s measure, Sharpe’s measure, Jensen’s measure dan Appraisal Ratio.

a. Pengukuran Kinerja Portofolio Sharpe

Metode ini membagi average excess return dari suatu portofolio dengan standard deviasi dari return tersebut pada suatu periode. Metode ini mengukur tingkat pengembalian terhadap total volatility (risiko total mencakup

systematic dan unsystematic risk), ukuran kinerja Sharpe dirumuskan sebagai berikut :

! =!!!!!

!" ………...…………..…………...(3.30)

dimana:

S = Sharpe’s measure

!p = Rata-rata return portofolio dalam suatu periode !f = Rata-rata risk-free return dalam suatu periode

!p = Standar deviasi portofolio

Nilai S yang tinggi menunjukkan kinerja portofolio yang baik, dimana berarti tingkat pengembalian lebih tinggi daripada tingkat risiko totalnya. b. Ukuran Kinerja Portofolio Treynor

Ukuran kinerja portofolio Treynor hanya mengukur risiko yang berasal dari fluktuasi pasar secara umum (systematic risk) Untuk melihat risiko yang terkait dengan pasar diukur dengan beta atau portofolio relative volatility of market, yaitu slope antara kenaikan return portofolio dengan kenaikan return pasar. Makin besar nilai beta portofolio, return portofolio makin sensitif terhadap perubahan return pasar sehingga memiliki risiko yang relatif lebih tinggi. Persamaan untuk menghitung slope Treynor’s measure adalah:

!

=

!!!"!!!………..………….……..(3.31) Dimana:

30

T = Treynor’ s measure

!p = rata-rata return portofolio dalam suatu periode

!f = rata-rata-rata risk-free return dalam suatu periode

!p = beta portofolio

Nilai T yang tinggi menandakan bahwa portofolio tersebut memiliki kinerja yang baik.

c. Ukuran Kinerja Portofolio Jensen

Ukuran kinera portofolio Jensen mengukur kinerja suatu portofolio dilihat dari nilai α (alpha) atau intercept hasil regresi expected return portofolio dengan expected return yang dihasilkan dari persamaan CAPM. Nilai alpha menggambarkan kemampuan investor dalam memperkirakan return, dimana membantu investor untuk mendapatkan ukuran nilai expected return portofolio terkait dengan kemampuan investor dalam menghasilkan risk adjusted return diatas rata-rata.

!(!)= !"+!"(!"!")…………...………...(3.32)

Dimana :

E ( r ) = Expected return rf = Return bebas resiko

rm = Return pasar

βp = Beta portofolio

Nilai alpha juga didapat dengan menggunakan persamaan sebagai berikut:

!" =!!!−(!!+!"(!!!!)………..…….………….….(3.33)

Dimana :

αp = alpha portofolio (intercept) !" = rata-rata return portofolio

!! = rata-rata risk-free return

!! = rata-rata return pasar βP = beta portofolio

d. Ukuran Kinerja Information Ratio

Information Ratio adalah rasio yang membandingkan antara nilai alpha suatu portofolio dengan risiko nonsystematic. Rasio ini mengukur berapa return abnormal per unit risiko yang bisa dieliminasi bila dibandingkan dengan market index portofolio. Information ratio digunakan untuk melihat kemampuan investor dalam memanfaatkan kemampuan dan informasi yang di milikinya untuk menciptakan return portofolio yang berbeda dari benchmark-nya.

Persamaan untuk menghitung IR adalah sebagai berikut:

!" =!"!"……….………...(3.34) Dimana:

IR = information Ratio

αp = alpha portofolio (ERp-ER ihsg) !" = risiko unik portofolio

Nilai alpha dan risiko unik portofolio (standar error of regression) didapat dari hasil regresi dari regresi antara return yang dihasilkan portofolio dengan return yang dihasilkan dari persamaan CAPM.

31

4 PEMBAHASAN

Gambaran Umum Obyek Penelitian

Indeks LQ 45 merupakan Indeks saham dengan likuiditas tinggi, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Perhitungan indeks ini didasarkan pada nilai pasar 45 saham pilihan yang diseleksi setiap 6 bulan sekali. Daftar perusahaan LQ 45 yang sesuai berdasarkan kriteria periode pengamatan (februari 2008-Juli 2013) dan kriteria tidak melakukan stock split adalah sebanyak 10 perusahaan (tabel 4). Perusahaan yang bergerak dalam usaha pertanian adalah Astra Argo Lestari Tbk, terdapat dua perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan yaitu Aneka Tambang (Persero) Tbk dan. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk Sedangkan Indofood Sukses Makmur Tbk adalah perusahaan yang bergerak dalam usaha food and beverages. Perusahaan yang bergerak dalam usaha telekomunikasi yaitu Telekomunikasi Indonesia Tbk. Sektor perbankan yang sesuai dengan kriteria penelitian adalah Bank Negara Indonesia Tbk, Bank Danamon, Bank Mandiri Tbk. Perusahaan Gas Negara adalah perusahaan yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi. United Tractors Tbk adalah salah satu perusahaan yang bergerak di distributor alat-alat berat di Indonesia. Astra Agro Lestari

Astra Agro Lestari Tbk (AALI) adalah salah satu perusahaan kelapa sawit terbesar di Indonesia. Astra Agro Lestari masuk kedalam Bursa Efek Indonesia dimana 79,7% saham dimiliki oleh Astra Internasional. Pada Desember 1997, Astra Agro Lestari menjadi perusahaan publik dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES), yang kemudian merger dan bernama Bursa Efek Indonesia (BEI). Selain mewujudkan good corporate governance (GCG), langkah go public Astra Agro juga sebagai bentuk menggalang dana dari pasar modal. Saat penawaran umum perdana (IPO), Astra Agro menawarkan 125.800.000 saham kepada masyarakat dengan harga Rp1.550 per saham. Perkebunan kelapa sawit Astra Agro kini tersebar di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Saat ini total pabrik pengolahan Astra Agro dan anak usaha memiliki kapasitas produksi 940 ton tandan buah per jam dan 600 ton kernel per hari dan 300 ton CPO per hari. Pendapatan bersih dari AALI pada bulan maret tahun 2013 meningkat sebesar 9,5 % menjadi sebesar 2,723 triliun rupiah dibandingkan pendapatan bersih pada bulan maret tahun 2012 yang sebesar 2,581 triliun rupiah.

Tambang Batu Bara Bukit Asam

Tambang Batu Bara Bukit Asam (PTBA) Tbk. adalah perusahaan milik negara yang bergerak dalam usaha tambang batubara. PTBA bergerak dalam bidang industri tambang batubara, meliputi kegiatan penyelidikan umum, eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemurnian, pengangkutan dan perdagangan, pemeliharaan fasilitas dermaga khusus batubara baik untuk keperluan sendiri maupun pihak lain, pengoperasian pembangkit listrik tenaga uap baik untuk keperluan sendiri ataupun pihak lain dan memberikan jasa-jasa konsultasi dan rekayasa dalam bidang yang ada hubungannya dengan industri pertambangan

32

batubara beserta hasil olahannya. PTBA berdiri pada tahun 1981, dimana perusahaan tersebut termasuk kedalam lima besar produsen batubara di Indonesia. Bahkan penjualan PTBA di dalam negeri termasuk terbesar kedua. Sekitar 22% produksi batu baranya diekspor ke pasar internasional seperti Jepang, Taiwan, Malaysia, Pakistan, Spanyol, Perancis dan Jerman. Sejak 23 Desember 2002, PTBA menjadi perusahaan publik dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. PTBA melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PTBA (IPO) kepada masyarakat sebanyak 346.500.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp575,- per saham disertai Waran Seri I sebanyak 173.250.000. Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 23 Desember 2002. Pendapatan PTBA mengalami penurunan dari 875 miliar rupiah pada bulan maret tahun 2012 menjadi 496 milliar rupiah pada bulan maret 2013.

Aneka Tambang

PT Aneka Tambang (ANTAM) merupakan perusahaan pertambangan yang melakukan kegiatan eksplorasi, penambangan, pengolahan serta pemasaran dari komoditas bijih nikel, feronike, emas, perak, bauksit dan batubara. ANTAM didirikan sebagai Badan Usaha Milik Negara pada tahun 1968 melalui merjer beberapa perusahaan pertambangan nasional yang memproduksi komoditas tunggal. Untuk mendapatkan dana, pada tahun 1997 ANTAM menawarkan 35% sahamnya ke publik dan masuk di Bursa Efek Indonesia. Pada tahun 1999, ANTAM mencatatkan sahamnya di Australia dengan status foreign exempt entity

dan pada tahun 2002 status ini ditingkatkan menjadi ASX Listing yang memiliki ketentuan lebih ketat. Privatisasi tersebut telah meningkatkan modal Perusahaan yang akan digunakan untuk ekspansi fasilitas produksi. Aneka Tambang juga melakukan pengembangan usaha yaitu antara lain dengan penambahan kapasitas produksi FeN; dari 11.000 ton Ni menjadi 24.000 ton Ni, persiapan Proyek chemical grade alumina di Tayan, Kalimantan Barat dan pengkajian pengembangan nikel kadar rendah dengan teknologi HPAL di Halmahera. Pada bulan maret tahun 2013 Antam mencatat laba sebesar 462 miliar rupiah, naik dibandingkan tahun 2012 yang sebesar 379 miliar rupiah

Bank Danamon

PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN). didirikan pada 1956. Nama Bank Danamon berasal dari kata “dana moneter” dan pertama kali digunakan pada 1976, ketika perusahaan berubah nama dari Bank Kopra. Pada tahun 1988, Bank Indonesia meluncurkan paket reformasi perbankan yang dikenal dengan “Paket Oktober 1988” atau PAKTO 88. Tujuan utama PAKTO 88 adalah untuk membangun kompetisi dalam sektor perbankan dengan memberikan kemudahai9n persyaratan, termasuk liberalisasi peraturan tentang pendirian bank swasta domestik baru dan bank joint-venture. Sebagai hasil dari reformasi ini, Bank Danamon menjadi salah satu bank valuta asing pertama di Indonesia, dan menjadi perusahan publik yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Total saham yang beredar adalah 9.584.643.365 saham. Total saham yang tidak dicatatkan untuk memenuhi Peraturan Pemerintah (PP) No. 29 tahun 1999 Tentang Pembelian Saham Bank Umum adalah atas nama PT Huna Dharma. Selama tahun 2013 tidak ada aksi

33 korporasi yang dilakukan oleh Danamon yang menyebutkan perubahan saham- saham yang beredar.

PT Indofood

PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk merupakan produsen berbagai jenis makanan dan minuman. Perusahaan ini mengekspor bahan makanannya hingga Australia, Asia, dan Eropa. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk dahulu mencapai kesepakatan dengan perusahaan asal Swiss, Nestle S.A, untuk mendirikan perusahaan joint venture yang bergerak di bidang manufaktur, penjualan, pemasaran, dan distribusi produk kuliner di Indonesia maupun untuk ekspor. Kedua perusahaan sama-sama memiliki 50% saham di perusahaan yang diberi nama PT Nestle Indofood Citarasa Indonesia. Dalam beberapa dekade ini PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) telah bertransformasi menjadi sebuah perusahaan Total Food Solutions dengan kegiatan operasional yang mencakup seluruh tahapan proses produksi makanan, mulai dari produksi dan pengolahan bahan baku hingga menjadi produk akhir yang tersedia di rak para pedagang eceran. PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. didirikan pada tahun 1990 oleh Sudono Salim dengan nama Panganjaya Intikusuma. Perusahaan ini kemudian diganti dengan nama Indofood pada tahun 1990.

PT Telkom

PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk, (Telkom) adalah BUMN yang bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan di wilayah Indonesia. Saat ini sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Indonesia (53,6%), dan 46,4% dimiliki oleh Publik, Bank of New York, dan Investor dalam Negeri. Telkom mempunyai 13 anak perusahaan. Telkom telah melayani lebih dari 151,9 juta pelanggan yang terdiri dari seluler (Telkomsel) lebih dari 125 juta dan pelanggan tetap 25,8 juta. Perusahaan ini menyediakan berbagai layanan komunikasi lainnya termasuk interkoneksi jaringan telepon, multimedia, data dan layanan terkait komunikasi internet, sewa transponder satelit, sirkuit langganan, televisi berbayar dan layanan VoIP. Kerja keras yang dilakukan Telkom terbukti dengan meningkatnya jumlah pelanggan broadband hingga mencapai 10,5 juta pelanggan tercatat pada 31 Desember 2011. Angka ini meningkat sebesar 64,3%. Peningkatan juga terjadi pada layanan seluler yang naik hingga mencapai 107 juta pelanggan atau naik sekitar 13,8%. Telkom juga berkembang melalui anak perusahaan antara lain PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT Multimedia Nusantara (Metra), PT Telekomunikasi Indonesia International (TII/Telin), PT PINS Indonesia (PINS/Pramindo), PT Infomedia Nusantara (Infomedia), PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel/Dayamitra), PT Indonusa Telemedia (TelkomVision), PT Graha Sarana Duta (TelkomProperty/GSD), dan PT Napsindo Primatel Internasional (Napsindo).

Bank BNI

PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau biasa dikenal dengan BNI merupakan salah satu penyedia jasa perbankan terkemuka di Indonesia. BNI pertama kali didirikan pada tanggal 5 Juli 1946 sebagai bank pertama yang dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia secara resmi. BNI sejak awal berdirinya mengedarkan ORI (Oeang Republik Indonesia) yang merupakan alat

34

pembayaran pertama yang resmi sejak tanggal 30 Oktober 1946. Hari tersebut sekarang diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sedangkan hari berdirinya BNI tanggal 5 Juli diperingati sebagai Hari Bank Nasional. Peran BNI sebagai bank sirkulasi atau bank sentral mulai dibatasi oleh Pemerintah seiring dengan penunjukan bank warisan Belanda De Javsche Bank sebagai Bank Sentral sejak tahun 1949. Selanjutnya BNI diberikan hak sebagai bank devisa selain berperan sebagai bank pembangunan dengan memiliki akses transaksi langsung ke luar negeri. Status BNI kemudian berubah menjadi bank komersial milik pemerintah dengan penambahan modal yang dilakukan pada tahun 1955. Hal ini menjadikan pelayanan BNI berjalan semakin baik seiring dengan hadir-nya dukungan bagi sektor usaha nasional. Nama BNI atau Bank Negara Indonesia 1946 yang dipakai sebagai identitas bank secara resmi digunakan sejak akhir tahun 1968. Namun dalam perkembangan-nya bank ini lebih dikenal sebagai BNI 46. Pada tahun 1992 status hukum Bank BNI berubah menjadi perusahaan terbuka, hal ini sejalan dengan penggantian nama menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero). Bank BNI melakukan penawaran umum perdana di pasar modal pada tahun 1996. Pada tahun 2012, Pemerintah Indonesia telah memegang saham BNI sebesar 60% dan sisanya 40% dimiliki oleh pemegang saham publik yang datang dari individu, instansi, domestik maupun asing. Hingga akhir tahun 2012 saja, BNI telah memiliki total aset sebesar Rp333,3 triliun. Perkembangan BNI juga dibantu melalui beberapa anak perusahaannya seperti Bank BNI Syariah, BNI Multi Finance, BNI Securities dan BNI Life Insurance.

PT Bank Mandiri

PT Bank Mandiri (PERSERO) Tbk berdiri tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia. Bank Mandiri ini merupakan gabungan dari empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya (BBD), Bank Dagang Negara (BDN), Bank Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim), dan Bank Pembangunan Indonesia (Bapindo). Setelah selesainya proses merger, Bank mandiri kemudian memulai proses konsolidasi, termasuk pengurangan cabang dan pegawai. Selanjutnya diikuti dengan peluncuran single brand di seluruh jaringan melalui iklan dan promosi. Pada bulan Maret 2005, Bank Mandiri telah berhasil membuka lebih dari 829 cabang yang tersebar di berbagai kota di Indonesia dan beberapa cabang telah merambah penjuru luar negeri. Cabang Bank Mandiri yang tersebar ke luar negeri antara lain di Singapura, Cayman Island, Dili (Timor Leste), Hong Kong, Shanghai, Malaysia dan beberapa anak perusahaan di London. Pada tanggal 14 juli 2003, Bank Mandiri melaksanakan pencatatan saham perdana dengan kode saham BMRI di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Perusahaan Gas Negara (PGN)

PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk disingkat PGN (IDX: PGAS) adalah sebuah BUMN yang bergerak di bidang transmisi dan distribusi gas bumi. Semula perusahaan gas di Indonesia adalah perusahaan gas swasta Belanda yang bernama I.J.N. Eindhoven & Co berdiri pada tahun 1859 yang memperkenalkan penggunaan gas kota di Indonesia yang terbuat dari batu bara. Proses peralihan kekuasaan kembali terjadi di akhir Perang Dunia II pada Agustus 1945, saat Jepang menyerah kepada Sekutu. Kesempatan ini dimanfaatkan oleh para pemuda

35 dan buruh listrik melalui delegasi Buruh/Pegawai Listrik dan Gas yang bersama- sama dengan Pimpinan KNI Pusat berinisiatif menghadap Presiden Soekarno untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan tersebut kepada Pemerintah Republik Indonesia. Secara singkat, PGN mengalami peningkatan kinerja hingga pada tanggal 15 Desember 2003 saham PGN tercatat di Bursa Efek Indonesia dan namanya resmi menjadi PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. Saham PGN telah mulai diperjual belikan pada tanggal 5 Desember 2003. PGAS memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham PGAS (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.296.296.000 dengan nilai nominal Rp. 500,- per saham dengan harga penawaran Rp. 1.500,- per saham. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 15 Desember 2003. Pada pertengahan Januari 2007, informasi keterlambatan komersialisasi gas via pipa transmisi SSWJ dari manajemen PGN menjadi penyebab utama anjloknya harga saham BUMN itu hingga sebesar 23% dalam satu hari. Sentimen negatif di pasar modal itu berkaitan dengan kecurigaan bahwa PGN dan pemerintah menutup-nutupi keterlambatan proyek tersebut yang harusnya sudah operasi pada Desember 2006, tapi tertunda hingga Januari 2007 dan tertunda lagi hingga Maret. Akibatnya PGN dikenakan denda oleh Pertamina sebesar US$ 15.000 per hari sejak 1 November 2006. Pada tahun 2011, komposisi saham pemerintah mencapai 57% dan sisanya publik sebanyak 43%.

United Tractor

United Tractors (UT / Perseroan) didirikan sebagai distributor tunggal alat berat Komatsu Limited di Indonesia pada tanggal 13 Oktober 1972 . Pada 19 September 1989, Perseroan menjadi perusahaan publik dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sebagai PT United Tractors Tbk (UNTR), dengan PT Astra International Tbk sebagai pemegang saham mayoritas (61%). Saat ini, jaringan distribusi yang luas perseroan meliputi 18 kantor cabang, 22 kantor site support dan 12 kantor perwakilan di 22 provinsi di seluruh negeri. Selain menjadi distributor alat berat terbesar di Indonesia, United Tractor juga berperan aktif di bidang kontraktor penambangan dan akhir-akhir ini masuk ke dalam bisnis pertambangan batu bara. Ketiga unit usaha ini dikenal dengan sebutan Mesin Konstruksi, Kontraktor Penambangan dan Pertambangan. Perseroan menyediakan produk dari merek terkenal di dunia seperti Komatsu, UD Trucks, Scania, Bomag, Tadano, dan Komatsu Forest. Pada tahun 2012, ketika bidang pertambangan dan perkebunan mengalami penurunan, PT United Tractors Tbk masih mendapatkan income US$ 5.593 Milyar and tercatat pada nomor 6 dari Indonesia Fortune 100. Pada tahun 2013 dalam RUPS Tahunan perseroan, PT United Tractors Tbk (UNTR) membagikan dividen tunai sebesar Rp2,31 triliun atau 40% dari total laba bersih perseroan tahun lalu sebesar Rp5,78 triliun. 60% sisa dari laba bersih atau sebesar Rp3,47 triliun dibukukan sebagai laba ditahan. Dividen tunai itu setara Rp620 per saham, termasuk di dalamnya dividen interim sebesar Rp210 per saham. Dividen interim telah dibayarkan pada 2 November 2012, sedangkan sisanya sebesar Rp410 per saham akan dibayarkan pada 31 Mei 2013.

36

Pembentukan Portofolio

Sebelum membentuk portofolio saham dengan menggunakan Single Indeks Model, Constant Correlation Model dan Markowitz Model, diperlukan perhitungan return dan standar deviasi saham-saham, return dan risiko pasar, serta nilai beta (tabel 5). Terdapat nilai expected return yang negatif dari saham-saham yang terpilih, yaitu pada saham AALI (-0,00107)dan saham ANTM (-0,01095). Untuk menghitung Alpha yaitu dengan menggunakan intercept yang merupakan perbandingan return suatu saham dengan return pasar pada suatu periode tertentu.

Beta dihitung dengan menggunakan slope yang mencerminkan volatilitas return

suatu saham terhadap return pasar. Nilai beta dari kesepuluh saham diatas bernilai positif yang artinya adalah saham-saham ini berpengaruh positif dengan return pasar atau return saham bergerak searah dengan pergerakan return pasar.

Single Indeks Model

Pembentukan portofolio optimal dengan menggunakan single indeks model memerlukan perhitungan Excess Return to Beta Ratio (ERB) dan cut off point (Ci). Nilai ERB ini akan dibandingkan dengan nilai Ci dimana apabila nilai ERB > Ci maka saham tersebut masuk kedalam portofolio optimal.

Terdapat tujuh saham yang memiliki nilai ERB > Ci yaitu BBNI, BMRI, INDF, PGAS, PTBA, TLKM dan UNTR dimana ketujuh saham tersebut masuk kedalam portofolio optimal. tiga saham lainnya tidak masuk kedalam portofolio optimal karena nilai ERB nya negatif. Setelah menghitung nilai ERB dan Ci nya maka langkah berikutnya adalah mencari proporsi dana untuk saham yang masuk portofolio optimal. Proporsi dana untuk masing-masing saham ini digunakan untuk mencari nilai return portofolio dari tiap saham dengan cara mengalikannya dengan nilai return tiap saham yang kemudian akan dijumlahkan untuk membentuk return portofolio.

Constant Correlation Model

Pada pembentukan portofolio saham dengan menggunakan Constant Correlation Model penentuan peringkat saham yang akan masuk dalam portofolio optimal yaitu dengan menghitung Excess Return to Standard Deviation (ERS). Penentuan saham mana saja yang masuk kedalam portofolio yaitu dengan membandingkan nilai ERS dengan nilai Ci dimana apabila nilai ERs > Ci maka saham tersebut masuk kedalam portofolio optimal.

Pembentukan portofolio optimal dengan menggunakan Constant Correlation Model menghasilkan kumpulan portofolio saham yang serupa dengan

Single Indeks Model. Terdapat tujuh saham yang masuk kedalam portofolio optimal menurut model ini, yaitu BBNI, BMRI, INDF, PGAS, PTBA,TLKM dan UNTR dimana ketujuh saham tersebut memiliki nilai ERS > Ci, tiga saham lainnya tidak masuk kedalam portofolio optimal karena nilai ERS nya lebih kecil dari nilai Ci. Setelah menghitung nilai ERS dan Ci, langkah berikutnya adalah mencari proporsi dana untuk saham yang masuk portofolio optimal. Sama seperti

single indeks model proporsi yang sudah didapatkan ini digunakan untuk mengitung nilai return tiap saham yang masuk kedalam portofolio yang nantinya akan dijumlahkan semua returnnya untuk mendapatkan nilai return portofolio total.

37 Markowitz Model

Dari data expected return dan standard deviation yang sudah didapatkan, selanjutnya dilakukan perhitungan korelasi dari tiap-tiap saham. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan pergerakan return antar saham. Jika sebuah saham memiliki korelasi negatif maka pergerakan return dari saham tersebut cenderung berlawanan dengan saham lainnya, apabila saham tersebut berkorelasi positif maka pergerakan return dari saham tersebut bergerak searah dengan saham lainnya.

Secara keseluruhan, korelasi yang dimiliki oleh 10 saham adalah korelasi positif. Selanjutnya adalah melakukan perhitungan kovarian dari tiap-tiap saham dengan saham yang lainnya. Setelah mendapatkan nilai kovarian dari saham- saham selanjutnya adalah menentukan bobot untuk tiap saham dimana besaran bobot tersebut dibagi dengan jumlah yang sama untuk masing-masing saham. Bobot untuk masing-masing saham adalah sebesar 0,1.

Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa portofolio aktif yang dihasilkan berdasarkan 10 saham tersebut memiliki return sebesar 0,010658 atau sebesar 1,0658 % dan memiliki standar deviasi sebesar 0,093456 atau 9,3456 %. Selanjutnya dengan menggunakan program add-in solver pada program Microsoft Excel dimana tujuannya adalah untuk membagi proporsi investasi yang berbeda- beda untuk mencapai return yang optimal dengan meminimalkan risiko.

Dari pengolahan data portofolio dengan meminimalkan risiko, didapatkan

Dokumen terkait