• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Topografi

Dalam dokumen laporan pendahuluan (Halaman 33-40)

METODOLOGI PELAKSANAAN PEKERJAAN

A. Pengukuran Topografi

Pengukuran topografi dimaksudkan untuk membuat peta situasi detail terbaru, lengkap dan sesuai dengan kondisi kekinian lapangan sebenarnya, berikut trase dan penampang yang diperlukan sebagai

CV. IMAYA Consulting Engineers III - 11

data masukan untuk penyusunan Pola Jaringan Drainase Primer Kota Padang. Pelaksanaan pekerjaan pengukuran topografi dalam pelaksanaannya melalui proses pengambilan data, pengolahan data lapangan, perhitungan, penggambaran dan penyajian data pada laporan.

Berdasarkan pemahaman umum proyek sebelumnya, Secara garis besar pengambilan data topografi meliputi :

1. Pengukuran Kerangka Dasar Horisontal. 2. Pengukuran Kerangka Dasar Vertikal. 3. Pengukuran Detail Situasi.

4. Pengukuran melintang.

Prosedur kerja lapangan dan studio diuraikan di bawah ini.

a) Peralatan yang diperlukan

• Peralatan yang akan di pakai telah memenuhi persyaratan

ketelitian (kalibrasi) dan sudah di periksa dan disetujui oleh pemberi kerja.

• Theodolite T2/Wild, dipergunakan untuk kegiatan

pembuatan kerangka horizontal utama, baik untuk pemetaan situasi maupun pengukuran trase.

• Waterpass (WP), dipergunakan untuk kegiatan pembuatan

kerangka vertical dan pengukuran trase.

• Theodolite To/Wild, dipergunakan untuk kegiatan

pemetaan situasi rincikan.

• EDM (Electronic Distance Measure), dipergunakan untuk

CV. IMAYA Consulting Engineers III - 12 b) Titik Referensi dan Pemasangan Benchmark (BM), Control

Point (CP) dan patok kayu

Dalam pelaksanaan pengukuran situasi detail dan trase sungai/pantai, Konsultan akan menggunakan titik tetap yang sudah ada sebagai titik acuan (referensi) dan harus diketahui dan disetujui oleh pemberi kerja.

Untuk menunjang hasil kegiatan proyek, dilakukan penambahan benchmark baik berupa BM maupun CP di beberapa lokasi untuk menjamin akurasi pengukuran pada saat pelaksanaan konstruksi.

Dimensi patok Benchmark (BM) berukuran 20 cm x 20 cm x 100 cm terbuat dari beton dan Control Point (CP) berukuran 10 cm x 10 cm x 80 cm atau pipa paralon diameter 4“ diisi beton cor. Keduanya dilengkapi paku/besi beton yang dipasang menonjol setinggi 1 cm pada bagian atas BM dan CP. Penempatan CP dan BM pada posisi yang memudahkan kontrol pengukuran, aman dari gangguan manusia atau hewan, tidak mengganggu transportasi dan kegiatan rutin penduduk sekitar, tetapi cukup mudah dicari dan berada dicakupan lokasi kerja. Patok CP dan BM dilengkapi dengan kode proyek, nama, nomor dan huruf yang akan dikonsultasikan dengan direksi.

Sesuai KAK, spesifikasi rintisan dan pemasangan patok dan patok permanen (BM dan CP) kerangka dasar pengukuran adalah sebagai berikut :

CV. IMAYA Consulting Engineers III - 13

• Pemasangan patok, BM dan CP dilaksanakan pada

jalur-jalur pengukuran sehingga memudahkan pelaksanaan pengukuran.

• BM, CP dan patok di pasang sebelum pengukuran situasi

sungai/pantai dilaksanakan.

• BM di pasang pada setiap jarak ± 1.0 km pada tempat

yang diperkirakan akan di buat bangunan penanganan abrasi pantai. Pilar-pilar tersebut di buat dari konstruksi beton.

• BM tersebut di pasang pada tempat-tempat yang aman,

stabil serta mudah ditemukan.

• Apabila tidak memungkinkan untuk mendapatkan tempat

yang stabil, misalnya tanah gembur atau rawa-rawa maka pemasangan BM tersebut harus di sangga dengan bambu/kayu.

• Patok-patok di pasang maksimal setiap jarak 50-100 m

pada bagian sungai yang lurus dan < 25 m pada bagian sungai yang berkelok-kelok (disesuaikan dengan keperluan).

• Patok-patok di buat dari kayu (misal kayu gelam/dolken)

dengan diameter 3 – 5 cm. Pada bagian atas patok ditandai dengan paku payung.

• Jalur rintisan/pengukuran mengikuti alur garis pantai.

Didalam laporan topografi akan di buat buku Diskripsi BM yang memuat, posisi BM dilengkapi dengan foto, denah lokasi, dan nilai koordinat (x, y, z).

CV. IMAYA Consulting Engineers III - 14 40 20 15 65 20 100 Beton 1:2:3 Pasir dipadatkan Pen kuningan Tulangan tiang Ø10 Sengkang Ø5-15 Pelat marmer 12 x 12 20 10 20 10 Ø6 cm Pipa pralon PVC Ø6 cm Nomor titik Dicor beton Dicor beton 75 25

Benchmark Control Point

c) Pengukuran kerangka dasar pemetaan.

Sebelum melakukan pekerjaan pemetaan areal Rencana pengamanan pantai baik pengukuran kerangka dasar horizontal, kerangka dasar vertikal maupun pengukuran detail situasi, terlebih dahulu dilakukan pematokan yang mengcover seluruh areal yang akan dipetakan.

Azimut awal akan ditetapkan dari pengamatan matahari dan dikoreksikan terhadap azimut magnetis.

a. Pengukuran Jarak

Pengukuran jarak dilakukan dengan menggunakan pita ukur 50 meter. Tingkat ketelitian hasil pengukuran jarak dengan menggunakan pita ukur, sangat tergantung kepada cara pengukuran itu sendiri dan keadaan permukaan tanah. Khusus untuk pengukuran jarak pada daerah yang miring dilakukan

dengan cara seperti di Gambar 3.2.

CV. IMAYA Consulting Engineers III - 15 Jarak AB = d1 + d2 + d3 d1 d2 d3 A B 2 1

Gambar 3. 2 Pengukuran Jarak Pada Permukaan Miring.

Untuk menjamin ketelitian pengukuran jarak, maka dilakukan juga pengukuran jarak optis pada saat pembacaan rambu ukur sebagai koreksi.

b. Pengukuran Sudut Jurusan

Sudut jurusan sisi-sisi poligon adalah besarnya bacaan lingkaran horisontal alat ukur sudut pada waktu pembacaan ke suatu titik. Besarnya sudut jurusan dihitung berdasarkan hasil pengukuran sudut mendatar di masing-masing titik poligon. Penjelasan pengukuran sudut jurusan sebagai berikut

lihat Gambar 3.3.

β = sudut mendatar

αAB = bacaan skala horisontal ke target kiri

αAC = bacaan skala horisontal ke target kanan

Pembacaan sudut jurusan poligon dilakukan dalam posisi teropong biasa (B) dan luar biasa (LB) dengan spesifikasi teknis sebagai berikut:

CV. IMAYA Consulting Engineers III - 16

Ä Alat ukur sudut yang digunakan Theodolite T2.

Ä Alat ukur jarak yang digunakan pita ukur 100 meter.

Ä Jumlah seri pengukuran sudut 4 seri (B1, B2, LB1, LB2).

Ä Selisih sudut antara dua pembacaan ≤ 2” (dua detik).

Ä Ketelitian jarak linier (KI) ditentukan dengan rumus

berikut.

( )

000

.

5

:

1

2 2

=

=

d

f

f

KI

x y

Ä Bentuk geometris poligon adalah loop.

A B C αAB αAC β

Gambar 3. 3 Pengukuran Sudut Antar Dua Patok. c. Pengamatan Azimuth Astronomis

Pengamatan matahari dilakukan untuk mengetahui arah/azimuth awal yaitu:

Ä Sebagai koreksi azimuth guna menghilangkan kesalahan

akumulatif pada sudut-sudut terukur dalam jaringan poligon.

CV. IMAYA Consulting Engineers III - 17

Ä Untuk menentukan azimuth/arah titik-titik

kontrol/poligon yang tidak terlihat satu dengan yang lainnya.

Ä Penentuan sumbu X untuk koordinat bidang datar pada

pekerjaan pengukuran yang bersifat lokal/koordinat lokal.

Ä Pengamatan azimuth astronomis dilakukan dengan:

Ä Alat ukur yang digunakan Theodolite T2

Ä Jumlah seri pengamatan 4 seri (pagi hari)

Ä Tempat pengamatan, titik awal (BM.1)

Dengan melihat metoda pengamatan azimuth astronomis

pada Gambar 3.4, Azimuth Target (αT) adalah:

α

T

= α

M

+ β atau α

T

= α

M

+ ( ι

T

- ι

M

)

Dalam dokumen laporan pendahuluan (Halaman 33-40)

Dokumen terkait