• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyelidikan Geoteknik/Mekanika Tanah

Dalam dokumen laporan pendahuluan (Halaman 49-58)

Gambar 3.7. Profil Melintang

B. Penyelidikan Geoteknik/Mekanika Tanah

Survai Mekanika Tanah dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan tanah untuk menerima perlakuan struktur yang akan direncanakan dan untuk dapat mengetahui daya dukung dan kelemahan alamiah, sehingga dapat diketahui, di evaluasi dan menjadi acuan dalam merencanakan suatu struktur. Beberapa karakteristik mekanika tanah yang perlu diketahui meliputi daya dukung tanah, stabilitas lereng tanggul, pemadatan tanah, kelulusan air dan lain-lain.

a. Penyelidikan Geologi Teknik dan Mekanika Tanah, terdiri atas

jenis pekerjaan :

• Pengeboran Tanah/Hand Boring.

• Sondir.

CV. IMAYA Consulting Engineers III - 27

• Uji Laboratorium.

c. Penyelidikan Mekanika Tanah, meliputi jenis kegiatan :

• Penyelidikan Lapangan, terdiri dari :

1. Sondir.

2. Pengeboran Tangan.

3. Pengambilan Contoh Tanah. 4. Penyelidikan Laboratorium.

Penyelidikan di laboratorium dilakukan pada contoh tanah tak terganggu dan contoh tanah terganggu. Jenis dan macam percobaan adalah :

1. Soil Properties, meliputi :

• Unit Density (n).

• Spesific Gravity (Gs).

• Moissture (Wn).

• Void Ratio (e).

2. Grain Size Analysis.

3. Atterberg Limit (Wi, Wp, Ip). 4. Triaxial Test (0,C,O,C’). 5. Permeability (k).

Penyelidikan geologi teknik dan mekanika tanah adalah sebagai berikut :

a) DCPT/Sondir

Penyelidikan dengan alat sondir dimaksudkan :

CV. IMAYA Consulting Engineers III - 28

• Sondir dilaksanakan pada lokasi-lokasi rencana bangunan

pengendali banjir dimana pembangunannya memerlukan daya dukung tanah yang memadai.

• Pengujian menggunakan alat sondir seberat 2 ton dengan

kedalaman maksimum 25 m atau sampai lapisan tanah keras/batuan.

Spesifikasi sondir ditentukan tekanan konus sampai 200

kg/cm2, diameter cone harus 35.7 mm (memberikan luas

standar 10 cm2) dan sudut apex harus 60°. Selama operasi

pengujian harus mengikuti standar ASTM D-3441 – 75 T.

Pelaksanaan penekanan harus konstan 2 cm/detik dan pembacaan harus dilakukan secara berkelanjutan. Hambatan dari ujung konus setiap kedalaman penembusan 20 cm harus di catat dengan seksama, di mulai dari 20 cm di bawah muka tanah asli. Hasil pencatatan di buat grafik pengujian yang memperlihatkan cone resistance dan total hambatan lekat. Catatan dan lokasi rencana harus di buat yang menunjukkan lokasi peyelidikan dan elevasi muka tanah pada titik pengujian, dengan korelasi dari titik tinggi tetap setiap lokasi.

Pekerjaan sondir tersebut dilakukan pada 50 (lima puluh) titik yang pelaksanaannya akan diajukan pada Direksi pekerjaan. Selama kegiatan sondir tersebut berlangsung didokumentasikan dan hasil sondir tersebut menghasilkan gambar berupa data dan grafik sondir.

CV. IMAYA Consulting Engineers III - 29

b) Hand Auger (bor tangan)

Pengeboran tangan auger untuk mengetahui lebih jelas tentang susunan lapisan tanah yang ada dan tebal setiap lapisan sampai kedalaman 5 m. Pengeboran auger harus dilaksanakan sesuai dengan yang disebutkan standar Earth Manual atau ASTM D-420, D1452, menggunakan alat tipe Iwan. Setiap titik dilakukan pencatatan tentang diskripsi jenis tanah, butiran tanah, tebal setiap lapisan dan muka air tanah.

Setiap jenis tanah di ambil contoh terganggu dan tak terganggu dari lubang bor, sesuai untuk penyelidikan tanah lunak sampai lempung teguh.

Hand bor ini dilakukan sebanyak 7 (tujuh) titik yang tersebar pada lokasi rencana konsruksi. Lokasi pengambilan titik bor ditentukan oleh tenaga ahli dan mendapat persetujuan dari pihak Direksi dan setiap titik pengeboran di photo. Pengambilan sample dilakukan pada setiap kedalaman 1,00 m sehingga diperoleh 15 (lima belas) buah sample.

c) Pengambilan contoh tanah terganggu dan tak terganggu. Untuk mengadakan penelitian tanah di laboratorium, pengambilan contoh tanah ini sangat penting untuk mengetahui sifat dan jenis tanahnya, sehingga pengambilan contoh tanah ini dilakukan.

i. Pengambilan contoh tanah asli (undisturbed sample)

Agar data parameter dan sifat-sifat tanahnya masih dapat digunakan maka perlu sekali diperhatikan pada saat pengambilan, pengangkutan dan penyimpanan

contoh-CV. IMAYA Consulting Engineers III - 30

contoh tanah ini, maka dilakukan hal-hal sebagai berikut: Struktur tanahnya tidak terlalu terganggu atau berubah, sehingga mendekati keadaan yang sama dengan keadaan lapangan. Kadar air asli masih dapat dianggap sesuai dengan keadaan lapangan. Sebelum pengambilan contoh tanah dilakukan, dinding tabung sebelah dalam diberi pelumas (oli) agar gangguan terhadap contoh tanah dapat diperkecil, terutama pada waktu mengeluarkan contoh tanah ini. Pada saat pengambilan contoh tanah ini diusahakan dengan memberikan tekanan sentris sehingga struktur tanahnya yang berbeda, atau pada kedalaman-kedalaman tertentu. Pada waktu pengangkatan dan menyimpan tabung sample supaya dihindarkan penyimpanan tabung sample pada suhu yang cukup panas. ii. Pengambilan contoh tanah terganggu (disturbed sample)

Pengambilan contoh tanah tidak asli dapat diperoleh dari pembuatan sumur uji/test pit sebanyak ± 30 kg. Pengambilan contoh tanah ini diambil sebagai berikut: Bila lapisan tanah masing-masing cukup tebal maka diambil masing-masing lapisan dengan pengambilan vertikal. Bila lapisan 0,5 meter, maka

contoh tanah tersebut diambil secara keseluruhan dengan pengambilan vertikal. Contoh-contoh tanah ini akan dikenakan percobaan tanah di laboratorium dengan cara proctor, Untuk pengukuran kadar air aslinya dengan menggunakan PVC yang selanjutnya ditutup dengan parafin.Dari hasil masing-masing karung dan tabung PVC

CV. IMAYA Consulting Engineers III - 31

dicatat dengan simbol dengan kedalaman dimana sample terambil.

d) Analisa Laboratorium

Analisa laboratorium contoh tanah dilakukan untuk mendapatkan nilai parameter tanah yaitu Index properties dan engineering properties. Masing-masing parameter sebagai berikut :

• Index Properties meliputi :

Berat volume, berat jenis, kadar air, grain size analisis, atterberg limit.

• Engineering Properties meliputi :

Permebility Test, Direct Shear Test, Triaxial Test (CU).

3.2.6 Aspek Sosial Ekonomi Perkotaan

Pencarian data primer melalui pendekatan kuesioner rumah tangga yang isinya secara garis besar terdiri dari :

• Kebiasaan dalam memanfaatkan saluran drainase

• Persepsi terhadap pengadaan jaringan drainase

• Penanganan yang biasa dilakukan jika tejradi banjir/genangan

• Penyakit yang sering timbul pada saat dan setelah terjadi banjir

(Dampak)

CV. IMAYA Consulting Engineers III - 32

3.2.7 Metoda Analisa Data

3.2.7.1. Analisa Data Topografi

Jenis perhitungan yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

1. Hitungan koordinat titik–titik poligon. 2. Hitungan waterpass.

3. Hitungan Situasi dan Cross Section. 4. Hitungan Luas Areal Survey.

Tenaga ahli geodesi akan melakukan perhitungan definitif dari hasil perhitungan sementara di lapangan dengan perataan dan kesalahan pengukuran kurang dari yang disyaratkan di dalam KAK, hasil perhitungan ini akan digunakan untuk proses penggambaran dimana produk yang harus diserahkan antara lain :

Peta situasi skala 1 : 5.000, gambar penampang melintang skala H = 1 : 2.000 dan V = 1 : 200 dan penampang memanjang skala H = 1 : 2.000 dan V = 1 : 200. Peta ikhtisar di gambar dengan skala 1 : 10.000 sampai dengan 1 : 25.000. Hasil perhitungan dan diskripsi BM akan di buat laporan topografi serta bersama dengan data ukur asli diserahkan kepada pemberi kerja.

1. Perhitungan Kerangka Horizontal dan Koordinat

Koordinat yang di hitung adalah koordinat kerangka dasar horisontal/titik-titik poligon dengan menggunakan rumus-rumus sebagai berikut :

Syarat Geometrik Sudut.

αakhir - αawal = Σβ - (n + 2) . 180 + f β (1)

αakhir - αawal = Σd sin α + f x (2)

CV. IMAYA Consulting Engineers III - 33 Koreksi absis d d Σ . f x (4) Koreksi ordinat

d

d

Σ

. f y (5) Dimana :

αakhir = Azimut akhir.

αawal = Azimut awal.

Σβ = Jumlah sudut ukuran.

n = Jumlah titik poligon.

f β = Salah penutup sudut.

xakhir = Absis akhir.

xawal = Absis awal.

Yakhir = Ordinat akhir.

Yawal = Ordinat awal.

Σ d = Jumlah jarak poligon.

α = Azimut.

f x = Salah penutup absis.

f y = Salah penutup ordinat.

Koordinat definitif :

Hitungan Absis Definitif (x). Xi = X(i-1) + ∆ Xi + k Xi

Xi = Absis titik ke i.

X(i-1) = Absis titik ke titik sebelum i.

∆Xi = Selisih absis.

Hitungan Ordinat Defenitif (y).

Yi = Y(i-1) + ∆ Yi + k YI

CV. IMAYA Consulting Engineers III - 34

Yi = Ordinat titik ke i.

Y(i-1) = Ordinat sebelum titik i.

∆Yi = Selisih ordinat.

KYi = Koreksi ordinat.

2. Hitungan Ketinggian/Waterpass

Langkah–langkah perhitungan ketinggian/elevasi adalah sebagai berikut :

1. Menghitung beda tinggi per seksi.

− Beda tinggi stand satu = ∆ h1

− Beda tinggi stand 2 = ∆ h2

− Beda tinggi ukuran pergi =∆ hpr = ½ (D1+D2).

− Salah penutup (SP) ukuran stand satu dan stand dua

tidak boleh melebihi batas toleransi yang diizinkan

(10√D) , D = dalam Km.

2. Jarak tiap slag , didapat dari jumlah jarak ke belakang ditambah jarak ke muka.

3. Menghitung salah penutup setiap kring sipat datar (H). H = ∆ h1 + ∆ h2 + ……….+ ∆hn + SP = 0

4. Menghitung tinggi : Hj = hi + ∆hij + 

     D SP . Dij

3. Perhitungan Situasi Detail dan Cross Section

Data situasi dan cross section hasil pengukuran lapangan di hitung dengan metoda tachymetri. Berdasarkan ilustrasi gambar di bawah, alat berdiri pada titik A yang telah diketahui (X, Y, Z) maka titik B dapat di hitung.

CV. IMAYA Consulting Engineers III - 35

Berdasarkan gambar di bawah, titik Tb dapat diketahui tingginya dari titik TA yang telah diketahui elevasinya sebagai berikut :

Dalam dokumen laporan pendahuluan (Halaman 49-58)

Dokumen terkait