• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

SKENARIO UJI

Skenario uji yang dilakukan terhadap INLIS meliputi: 1. Use case Login

a. Menguji kemampuan INLIS dalam validasi terhadap user id dan password yang dimasukan oleh pemakai.

b. Menguji kemampuan INLIS dalam melakukan proses selanjutnya berdasarkan otoritas pemakai.

2. Use case Katalog

a. Menguji kemampuan INLIS dalam menampilkan user id pada workform (kesesuaian antara login id dan data user id di workform).

b. Menguji kemampuan INLIS dalam menampilkan workform data bibliografis berdasarkan jenis bahan pustaka.

c. Menguji kemampuan INLIS dalam menampilkan ruas kendali data bibliografis.

d. Menguji kemampuan INLIS dalam menampilkan nomor cantuman atau ruas 035 data bibliografis.

e. Menguji kemampuan INLIS dalam menampilkan ruas tetap atau ruas 008 secara lengkap berdasarkan jenis bahan pustaka yang akan diinput.

f. Menguji kemampuan INLIS untuk menampilkan berbagai jenis bahan pustaka pada pilihan jenis koleksi.

g. Menguji kemampuan INLIS untuk menampilkan tingkat bibliografi dari jenis bahan pustaka.

h. Menguji kemampuan INLIS dalam menampilkan ruas data bibliografis berdasarkan jenis bahan pustaka.

i. Menguji kemampuan INLIS dalam menampilkan sub ruas pada data bibliografis berdasarkan jenis bahan pustaka.

j. Menguji kemampuan INLIS dalam menyimpan data bibliografis ke basis data.

k. Menguji kemampuan INLIS dalam penelusuran data bibliografis yang sudah pernah diinputkan.

l. Menguji kemampuan INLIS dalam memasukkan sisipan pada data bibliografis.

m. Menguji kemampuan INLIS dalam memasukkan sisipan cover bahan pustaka.

n. Menguji kemampuan INLIS dalam menampilkan gambar cover bahan pustaka.

o. Menguji kemampuan INLIS dalam editing data bibliografis.

p. Menguji kemampuan INLIS dalam menghapus entri data bibliografis. q. Menguji kemampuan INLIS dalam membatalkan entri data bibliografis. r. penyimpanan menampilkan

3. Use Case Export dan Import

a. Menguji kemampuan INLIS dalam menampilkan data bibliografis berdasarkan nomor kendali

ABSTRACT

NURHADISAPUTRA. Software Quality Evaluation of Integrated Library Information System (INLIS) for the Librarianship Task Implementation in the National Library of Indonesia. Under direction of PUDJI MULJONO dan SRI WAHJUNI.

Integrated Library Information System (INLIS) is software used to perform the task of librarianship, which was developed by National Library of Indonesia in cooperation with PT. Quadra Solutions since 2005 until now. This research is conducted to evaluate INLIS based on three characteristics of the software quality: functionality of the software, portability of the software and usability of the software. Black box testing used in this research is to evaluate functionality and portability of the software, and survey research is used to accommodate the usability of the software. Result of functionality test shows that INLIS accomplished 100% in Security system for different user levels, 35.9% in work form that is used to perform librarianship task, 13% in help menus availability, 100% in record control, 100% in identification of creator, 100% in export and import data; in portability test shows that INLIS accomplished 100%, which means INLIS is adaptable in different environments. In usability test, the research shows 42.48% of respondents are not agree with statements in understandibility questionnaire, 50% of respondents are not agree with statements in operability questionnaire, and 43.75% of respondents are not agree with statements in attractiveness questionnaire. Recommendation of the research is prioritized to improve INLIS to eliminate bugs and other lacks.

Keywords: Integrated Library Information System (INLIS), Software Quality Evaluation, Library Software.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kemajuan dunia Teknologi Informasi (TI) telah merambah hampir ke seluruh bidang kehidupan manusia. Berbagai hal yang sebelumnya hanyalah sebuah angan-angan kini telah menjadi kenyataan dengan hadirnya TI di dunia. Dengan hadirnya TI pekerjaan mungkin dilakukan tanpa atau dengan sedikit sekali campur tangan manusia.

Dalam dunia perpustakaan, kehadiran TI sangat membantu dalam banyak hal, mulai dari proses klasifikasi hingga temu kembali informasi. Berbagai aplikasi untuk perpustakaan, baik itu yang berlisensi maupun yang open source, terus bermunculan dan berkembang mengikuti tuntutan-tuntutan pasar.

Aplikasi-aplikasi perpustakaan yang berlisensi seperti Sistem Informasi Perpustakaan Terpadu IBRA yang dikembangkan oleh PT. Teratama Technology System, yang saat ini sudah mencapai versi 4, merupakan salah satu dari sekian banyak aplikasi perpustakaan berlisensi yang mendapat antusias cukup besar dari dunia perpustakaan di Indonesia, ini terlihat dari banyaknya institusi-institusi perpustakaan yang menggunakan aplikasi IBRA tersebut1. Selain itu, aplikasi perpustakaan yang bersifat open-source seperti Greenstone Digital Library yang dikembangkan oleh Waikato University dalam New Zealand Digital Library Project (NZDL) di New Zealand, atas dukungan dan kerjasama dengan UNESCO serta The Human Info NGO, Belgia2, cukup mendapat perhatian besar dari dunia perpustakaan, karena dianggap sebagai motor penggerak semangat open-source di dunia perpustakaan yang saat ini menjadi alternatif pilihan dari aplikasi-aplikasi berlisensi.

Tidak sedikit aplikasi-aplikasi perpustakaan baik yang berlisensi maupun yang bersifat open-source tersebut menyatakan bahwa aplikasi yang mereka kembangkan dapat mengakomodir seluruh proses bisnis yang ada dalam dunia

1

Syafar. 2009. Sistem Informasi Perpustakaan Terpadu IBRA. http://safari.web.id/info-dvertising/291/sistem-informasi-perpustakaan-terpadu-ibra.html. diunduh pada 25 Maret 2010.

2

Prasetya, Wasi Tri. 2008.Greenstone Digital Library. LIPI. http://www.pdii.lipi.go.id/ greenstone-digital-library-2.html

2

perpustakaan. Namun terkadang kurangnya informasi serta proses bisnis dalam tiap-tiap perpustakaan yang berbeda-beda, dan kebutuhan aplikasi perpustakaan yang tidak hanya sekedar pada proses katalogisasi dan sirkulasi membuat aplikasi-aplikasi perpustakaan tersebut dianggap tidak mampu mengakomodir proses bisnis yang ada dalam perpustakaan secara menyeluruh, dan banyak perpustakaan harus mengembangkannya sendiri agar sesuai dengan proses bisnis yang dilakukannya dan kebutuhan yang dimilikinya.

Demikian pula dengan Perpustakaan Nasional RI yang sejak tahun 1992 menggunakan Virtua, yaitu versi web dari aplikasi perpustakaan yang dikembangkan oleh Virginia Tech Library System (VTLS). Dalam perjalannanya, Perpustakaan Nasional RI merasa bahwa Virtua sudah tidak dapat lagi menunjang seluruh kebutuhan yang diinginkan, serta mahalnya lisensi yang harus selalu dibayarkan setiap tahunnya kepada VTLS, menjadi titik awal pemikiran bahwa Perpustakaan Nasional RI harus mengembangkan sendiri aplikasi yang benar-benar mampu mengakomodir seluruh proses bisnis yang terjadi dan memenuhi seluruh kebutuhan yang diinginkan oleh Perpustakaan Nasional RI.

Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, penerapan teknologi informasi dalam perpustakaan tidak hanya sebagai penunjang dalam pelaksanaan tugas subtantif saja namun juga harus mampu sebagai penunjang tugas administratif. Berdasarkan pemikiran tersebut, Perpustakaan Nasional RI bekerjasama dengan PT. Quadra Solutions mengembangkan sebuah Sistem Informasi Perpustakaan Terpadu yang diberi nama INLIS (INtegrated LIbrary System) yang merupakan sistem informasi berbasis WEB yang dapat diakses dari manapun, sehingga mempermudah proses penelusuran informasi oleh penggunanya.

Sistem Informasi perpustakaan INLIS (INtegrated LIbrary System) adalah sebuah sistem informasi perpustakaan yang berfungsi sebagai sebuah sistem berbasis teknologi informasi untuk mendukung pelaksanaan tugas subtantif dan administratif perpustakaan, khususnya di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Sistem Informasi INLIS dikembangkan secara bertahap mulai pada

tahun 2005 dan hingga saat ini baru 4 modul yang berjalan dari 5 modul direncanakan.

Sistem Informasi Perpustakaan INLIS dianggap paling mampu mengakomodir seluruh proses bisnis yang terjadi di Perpustakaan Nasional RI dan diharapkan mampu menciptakan sebuah Katalog Induk Nasional dimana seluruh perpustakaan lain tidak perlu lagi memasukkan input katalog jika bahan pustaka tersebut telah dibuatkan katalognya oleh satu perpustakaan. Dalam penerapan INLIS, Perpustakaan Nasional RI telah memberikan perhatian yang besar dalam pengembangannya, dan pengembangan sumber daya manusia pun tak luput dari perhatian dengan tujuan INLIS dapat diberdayakan secara maksimal.

Untuk itu diperlukan sebuah analisis untuk melihat efektifitas penggunaan dan pemanfaatan INLIS dalam pelaksanaan/penyelesaian tugas-tugas kepustakawanan agar pengembangan INLIS dapat memberikan kontribusi yang besar bagi pelaksanaan pekerjaan yang lebih efisien dan efektif.

Rumusan Masalah

Masalah pokok yang mendasari pemilihan topik dalam penelitian ini adalah sejauhmana INLIS yang dikembangkan oleh Perpustakaan Nasional RI sebagai pengganti dari aplikasi perpustakaan yang lama dapat mengakomodir kriteria-kriteria yang berlaku pada sebuah aplikasi perpustakaan, serta bagaimana tingkat kebergunaan aplikasi tersebut pada penggunaannya sebagai penunjang kinerja pustakawan.

Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui seberapa lengkap fasilitas dan fitur yang dimiliki Integrated Library Information System (INLIS) dalam fungsinya sebagai sistem informasi perpustakaan.

2. Untuk mengetahui seberapa jauh pemberdayaan Integrated Library Information System (INLIS) ini dalam hal efisiensi dan efektivitas pelaksanaan tugas-tugas kepustakawanan di Perpustakaan Nasional RI.

4

Manfaat

Manfaat yang diharapkan dari penyusunan tugas akhir ini adalah:

1. Memberikan bahan acuan, model pemikiran dan pertimbangan bagi para pustakawan pada umumnya dan pihak manajemen Perpustakaan Nasional RI pada khususnya, sehingga dapat memaksimalkan pemanfaatan INLIS dalam penyelesaian tugas-tugas kepustakawanan di Perpustakaan Nasional RI. 2. Meningkatkan serta memaksimalkan pemanfaatan aplikasi INLIS dalam

pelaksanaan tugas-tugas kepustakawanan di Perpustakaan Nasional RI

Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini mencakup :

1. Identifikasi sistem informasi perpustakaan INLIS.

2. Menganalisis dan menguji sistem informasi perpustakaan INLIS pada tahapan implementasi khususnya pada modul katalogisasi.

3. Menganalisis pemberdayaan sistem informasi perpustakaan INLIS dalam pemanfaatannya sebagai sebuah aplikasi perpustakaan.

4. Pengujian terhadap sistem dilakukan pada tahapan implementasi dengan metode Black box yang melihat tolak ukur hasil keluaran sistem dari masukan yang diberikan.

5. Pengujian pada sistem dilakukan hanya pada tiga karakteristik kualitas aplikasi yang ada pada ISO 9126 yaitu, fungsionalitas, portabilitas dan usability.

Pada akhimya, tesis ini diharapkan dapat menjadi dasar pengambilan keputusan atau rekomendasi bagi manajemen di Perpustakaan Nasional RI untuk melakukan implementasi INLIS secara lebih efisien dan efektif.

TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini akan menguraikan tinjauan pustaka yang berkaitan dengan teori yang digunakan sebagai landasan teoritis penelitian. Tinjauan pustaka dibagi menjadi enam bagian yang terdiri dari sistem informasi, sistem informasi perpustakaan, kualitas perangkat lunak, pengujian perangkat lunak, sistem informasi perpustakaan INLIS, dan kepustakawanan.

Sistem Informasi

Pengertian sistem menurut Murdick (1993) adalah seperangkat elemen yang digabungkan satu dengan lainya untuk suatu tujuan bersama. Sedangkan definisi sistem menurut Jogiyanto (2000) sistem adalah kumpulan elemen-elemen yang saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai satu tujuan yang telah ditetapkan. Sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud dan tujuan yang sama.

Kamus Webster’s Unbriged dalam Al Fatta (2007) mendefinisikan sistem sebagai elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk satu kesatuan atau organisasi. Definisi sistem informasi menurut Mukhtar (1999), adalah suatu pengorganisasian peralatan untuk mengumpulkan, menginput, memproses, menyimpan, mengatur, mengontrol, dan melaporkan informasi untuk pencapaian tujuan perusahaan. Ciri pokok sistem menurut Gapspert dalam Al Fatta (2007) ada empat, yaitu sistem itu beroperasi dalam suatu lingkungan, terdiri atas unsur-unsur, ditandai dengan saling berhubungan dan mempunyai satu fungsi atau tujuan utama. Empat komponen, yakni masukan, pengolahan, keluaran dan balikan atau control ditunjukkan pada Gambar 1 di bawah.

Masukan / Input Pengolahan / Processing Keluaran / Output

6

Sementara Mc. Leod (1996) mendefinisikan sistem sebagai sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Sumber daya mengalir dari elemen output dan untuk menjamin prosesnya berjalan dengan baik maka dihubungkan mekanisme kontrol. Untuk lebih jelasnya elemen sistem tersebut ditunjukkan pada Gambar 2 sebagai berikut:

Pengertian-pengertian di atas secara jelas memberikan definisi bahwa sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari unsur atau variabel-variabel yang saling teroganisasi, saling berinteraksi dan saling bergantung sama lain. Dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sebuah sistem harus memiliki masukan (input), proses dan keluaran (output).

Informasi menurut Davis (2002) adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang. Mc Leod (1996) juga mengatakan bahwa informasi adalah data yang telah diproses, atau data yang memiliki arti.

Informasi menurut Mc Fadden (1999) adalah data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakannya. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang masih mentah yang belum dapat berbicara banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut sehingga menjadi sebuah informasi yang berguna untuk membuat suatu keputusan atau melakukan suatu tindakan.

Data yang ditangkap dianggap sebagai input, diproses kembali melalui model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Menurut Burch dan Grudnitski

Input Transformasi g Output Mekanisme Kontrol Tujuan

(1986), siklus ini disebut dengan Siklus Informasi (Information Cycle) atau Siklus Pengolahan Data ( Data Processing Cycle) (Gambar 3.).

Pengertian-pengertian di atas secara jelas memberikan definisi bahwa informasi adalah data-data suatu kumpulan atau himpunan dari unsur atau variabel-variabel yang saling teroganisasi, saling berinteraksi dan saling bergantung sama lain.

Sistem Informasi Manajemen (SIM) menurut definisi Kertahadi (1995) adalah suatu alat untuk menyajikan informasi dengan cara sedemikian rupa sehingga bermanfaat bagi penerimanya. Tujuannya adalah untuk menyajikan informasi guna pengambilan keputusan pada perencanaan, pemrakarsaan, pengorganisasian, pengendalian kegiatan operasi subsistem suatu perusahaan dan menyajikan sinergi organisasi pada proses. Sistem informasi berdasarkan konsep masukan, proses dan keluaran (input, processing, output – IPO) dapat dilihat pada Gambar 4 berikut. Proses Input (Data) Output (information Data Penerima Hasil Tindakan Keputusan tindakan Dasar Data

Gambar 3 Siklus Informasi. (Burch dan Grudnitski, 1986)

Input Data Pengolahan / Processing Output Data

8

Leitch dan Davis (1983) mengemukakan bahwa sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan. Sedangkan definisi sistem informasi menurut Sutabri (2005), adalah proses komunikasi dimana informasi masukan (input) direkam, disimpan dan diproses untuk menghasilkan informasi keluaran (output) yang berupa keputusan tentang perencanaan, pengoperasian dan pengawasan.

Sistem informasi menurut Burch dan Grudnitski (1986) terdiri dari komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan, yaitu:

1. Blok masukan

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Blok model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematika yang akan memanipulasi data dan data yang tersimpan di basisdata dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Blok keluaran

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan menajemen serta semua pemakai sistem.

4. Blok teknologi

Teknologi merupakan alat dalam sistem informasi. Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan data dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian utama, yaitu teknisi (human atau brainware), perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Teknisi dapat berupa orang-orang yang mengetahui teknologi dan membuatnya dapat beroperasi. Misalnya teknisi adalah operator komputer, pemprograman,

operator pengolahan kata, spesialis telekomunikasi, analisis sistem, penyimpanan data dan lain sebagainya.

5. Blok Basisdata

Basisdata (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memenipulasinya. Data perlu disimpan di dalam basisdata untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basisdata perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Operasi data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpananya. Basisdata diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database Management Sistem).

6. Blok kendali

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya bencana alam, api, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidak efisienan, sabotase dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancangdan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi

Sebagai suatu sistem, keenam blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasaran.

Pengertian-pengertian di atas secara jelas memberikan definisi bahwa sistem informasi secara umum adalah suatu susunan yang sistematik dan teratur dari jaringan-jaringan aliran informasi yang saling berhubungan dalam prosedur pengolahan data yang dikembangkan dalam organisasi dengan maksud memberikan data kepada pengguna, baik data yang bersifat internal maupun data yang bersifat eksternal untuk dasar pengambilan keputusan dalam rangka mencapai suatu tujuan.

10

Sistem Informasi Perpustakaan

Sistem Informasi Perpustakaan dikembangkan dari pemikiran dasar bagaimana melakukan otomatisasi terhadap berbagai proses bisnis dalam suatu perpustakaan. Sistem Informasi Perpustakaan (SIPERPUS) merupakan sebuah sistem yang terintegrasi untuk menyediakan informasi guna mendukung operasi, manajemen, dan fungsi pengambilan keputusan dalam Perpustakaan.

Sistem Informasi Perpustakaan (SIPERPUS) merupakan perangkat lunak yang didesain khusus untuk mempermudah pendataan koleksi perpustakaan, katalog, data anggota/peminjam, transaksi dan sirkulasi koleksi perpustakaan. Keseluruhannya administrasi dan operasional perpustakaan serta dapat menghasilkan bentuk- bentuk laporan yang efektif dan berguna bagi manajemen perpustakaan (Lutfian, 2009).

Sistem informasi perpustakaan menurut Siregar (2007) adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi pelayanan publik yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi peminjaman, pengembalian dan perpanjangan buku dan pembuatan laporan harian, bulanan ataupun tahunan guna mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

Sistem informasi perpustakaan menurut Harmawan (2009) merupakan sistem automasi perpustakaan. Sistem perpustakaan memiliki modul-modul yang terintegrasi dari sistem yang satu ke sistem yang lain. Modul-modul yang dapat terintegrasi yaitu:

1. Modul Pengadaan

Pengadaan merupakan kegiatan pokok dari perpustakaan atau pusat dokumentasi karena kegiatan ini mengusahakan buku-buku yang dibutuhkan bekerja secara sistematis sehingga dapat ada dalam koleksi. Modul pengadaan ini berfungsi untuk membuat daftar usulan buku dan daftar pengadaan buku.

2. Modul Pengkatalogan

Katalog adalah daftar barang yang berada pada suatu tempat, sedangkan katalog perpustakaan adalah daftar bahan pustaka yang ada dalam perpustakaan,

yang tujuannya adalah untuk memudahkan para anggota perpustakaan untuk mengetahui koleksi perpustakaan dengan cepat. Adapun fungsi modul pengatalogan adalah untuk mengelola data koleksi buku maupun koleksi berkala. 3. Modul keanggotaan

Keanggotaan perpustakaan sagat perlu untuk mempermudah pengguna dalam meminjam koleksi perpustakaan. Pengurusan keanggotaan setiap perpustakaan memiliki kebijakan sendiri. Modul keanggotaan berfungsi untuk mengelola data anggota seperti penambahan, pengeditan dan penghapusan data anggota.

4. Modul sirkulasi

Sirkulasi adalah proses transaksi keluar dan masuknya koleksi perpustakaan yang melibatkan anggota perpustakaan. Pamuntjak (2000) mengemukakan:

“Peminjaman buku atau sirkulasi adalah kegiatan pengedaran koleksi perpustakaan, baik untuk dibaca di dalam perpustakaan maupun untuk keluar perpustakaan. Pelayanan dapat diberikan dengan sistem pelayanan terbuka dan

dengan sistem pelayanan tertutup”.

5. OPAC

Otomasi perpustakaan akan memudahkan pengguna/pustakawan dalam menelusur informasi khususnya katalog melalui OPAC (Online Public Access Catalog). Pengguna/ pustakawan dapat menelusur suatu judul buku secara bersamaan. Disamping itu, mereka juga dapat menelusur buku dari berbagai pendekatan, misalnya melalui judul, kata kunci, pengarang, kata kunci pengarang, subyek, kata kunci subyek, dan sebagainya, sedangkan apabila menggunakan katalog manual, pengguna/pustakawan hanya dapat akses melalui tiga pendekatan yaitu judul, pengarang, dan subyek (Harmawan, 2009).

Sistem informasi perpustakaan digunakan untuk memudahkan para pustakawan dalam mengorganisir dan memberikan layanan bahan pustaka yang dimilikinya serta memudahkan pengguna untuk mencari bahan pustaka dibutuhkan. Pembuatan sistem informasi perpustakaan sangat diperlukan pada semua perpustakaan baik yang menggunakan pelayanan tertutup, maupun

12

pelayanan terbuka. Sekalipun dalam sistem pelayanan terbuka pengguna dapat masuk ke ruang penyimpanan koleksi untuk mencari dan menemukan sendiri bahan pustaka yang di butuhkan, namun keberadaan sebuah sistem informasi perpustakaan sangat diperlukan karena pengguna perpustakaan dapat langsung mengetahui status keberadaan bahan pustaka yang diinginkan.

Pengertian-pengertian di atas secara jelas memberikan definisi bahwa sistem informasi perpustakaan adalah sistem yang digunakan dalam perpustakaan untuk menjembatani proses-proses yang ada dalam perpustakaan baik itu yang bersifat manajerial maupun operasional, serta menjembatani antara pustakawan sebagai pengelola perpustakaan dengan pengguna. Sistem informasi perpustakaan harus mampu menyediakan setidaknya 4 modul utama yaitu modul keanggotaan, modul katalogisasi, modul sirkulasi dan modul OPAC.

Kualitas Perangkat Lunak

Definisi kualitas, di antaranya menurut Armand Vallin Feigenbaum dalam Berander dkk (2005), menjelaskan bahwa kualitas ditentukan oleh pelanggan, tidak ditentukan oleh pembuatnya, tidak oleh penjualnya, juga tidak oleh manajemen. Kualitas didasarkan atas pengalaman nyata pelanggan dengan suatu produk atau jasa, diukur menurut kebutuhannya, dinyatakan eksplisit atau implisit, disadari atau hanya dirasakan, keseluruhannya subyektif.

The Institute of Electrical and Electronic Engineers (IEEE) dalam Simarmarta (2010) mendefinisikan kualitas sebagai “the degree to which a system, component or process meets customer or user needs or expectations”, ini

Dokumen terkait