PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
5.1 Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan yaitu data aliran proses, data waktu proses, rating
factor, penentuan faktor allowance, data faktor penyebab waste, data akar
permasalahan waste, data SIPOC dan data 5W1H. 1. Data Aliran Proses
Data aliran proses produksi berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1. Data Aliran Proses
No Aktivitas
1 Compound dibawa dari penyimpanan di departemen masterbatch ke departemen precured liner
2 Compound menunggu pada penumpukan di departemen precured liner
3 Compound dibawa ke area pengukuran, pemotongan dan penimbangan
4 Compound diukur, dipotong dan ditimbang
5 Compound menunggu untuk diangkut ke mesin prekon
6 Compound diangkut ke mesin prekon
7 Pembentukan ulir pada compound di mesin prekon sehingga menghasilkan precured liner
8 Precured liner dibawa ketempat pemarutan manual
9 Precured liner menunggu untuk diparut manual
10 Precured liner diparut secara manual
11 Precured liner menunggu untuk dibawa ke pemarutan mesin
12 Precured liner dibawa ke pemarutan mesin
13 Precured liner diparut dengan pemarutan mesin
14 Precured liner dibawa ke area pengepakan
15 Precured liner dikemas
16 Precured liner menunggu untuk diangkut ke gudang produk
17 Precured liner dibawa ke gudang produk
2. Data Waktu Proses
Data waktu proses yang diperoleh yaitu data waktu siklus produk. Data waktu proses pada Departemen Precured Liner dapat dilihat pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2. Data Waktu Proses
Proses Ke- Pengamatan (menit) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 7,1 7 7,2 7,2 7 6,9 6,9 6,8 7 7,3 2 3,2 3 2,9 2,8 3 3 3,1 3 3,2 3,1 3 1 1 1 1 1 1,1 1,1 0,9 1,2 1,1 4 1,9 2 2 2,2 1,8 1,9 2 2,1 2 2,2 5 2,9 2,9 2,8 2,7 3 3 3 3,1 3,1 2,7 6 0,9 1,0 1,0 1,0 0,9 1,0 1,0 0,9 0,9 0,9 7 8,1 8,4 8 8,3 8,3 8,1 7,7 7,7 8 8 8 1 1 1 1 1 0,8 1 1 0,9 1 9 0,8 0,9 0,9 0,9 1 0,8 1 0,8 0,9 0,9 10 3,8 4 3,8 4,1 3,9 4,2 4 4 4,2 3,9 11 3,2 3,3 3,1 3,2 3 3 3,2 3,1 3,1 3,2 12 2,3 2 2 2,1 1,8 2 2,3 2,3 2 2,1 13 4,8 4,9 5 5 5,3 5 4,9 5,2 5,2 5,1 14 1,8 2 2 2 2 1,9 1,8 1,9 2 2 15 3,3 3,1 3,2 3 3 2,8 2,9 3 3,2 3,3 16 2,9 2,9 2,8 2,8 2,9 3 3 3 2,9 2,8 17 3,9 3,8 4 4 4,3 4,2 3,7 4,2 4,1 4
Sumber: Hasil Pengamatan PT. Kharisma Cakranusa Rubber Industry
3. Penilaian Rating Factor Operator
Setelah pengukuran berlangsung, pengukur harus mengamati kewajaran kerja yang ditunjukkan operator. Ketidakwajaran dapat saja terjadi misalnya bekerja tanpa kesungguhan, kondisi ruangan yang buruk yang menyebabkan kesulitan bekerja atau bekerja sangat cepat seolah-olah diburu waktu. Sebab-sebab seperti ini mempengaruhi kecepatan kerja yang berakibat terlalu singkat atau terlalu panjangnya waktu penyelesaian. Hal ini jelas tidak diinginkan, karena
ketika nanti akan mencari waktu baku yang dicari adalah waktu yang diperoleh dari kondisi dan cara kerja yang baku yang diselesaikan secara wajar.
Seandainya terdapat ketidakwajaran maka pengukur harus mengetahuinya dan menilai seberapa jauh ketidakwajaran tersebut terjadi. Penilaian perlu dilakukan karena berdasarkan inilah penyesuaian dilakukan. Jadi jika pengukur mendapatkan harga rata-rata siklus/elemen yang diketahui diselesaikan dengan kecepatan tidak wajar oleh operator, maka harga rata-rata tersebut menjadi wajar, pengukur harus menormalkannya dengan melakukan penyesuaian.
Penilaian rating factor terhadap operator dilakukan dengan metode
Westinghouse dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Penilaian Rating Factor terhadap Operator
No Jenis Proses Mesin
ke- Operator Faktor Rating Skor
Total Skor Mesin (Operator Normal) 1 Pengukuran, pemotongan dan penimbangan compound 1 1 Keterampilan Average 0,00 0,00 -(1) Usaha Average 0,00
Kondisi Kerja Average 0,00 Konsistensi Average 0,00
2 2
Keterampilan Average 0,00
0,01
Usaha Average 0,00
Kondisi Kerja Average 0,00 Konsistensi Good +0,01 2 Pembentukan Ulir 1 1 Keterampilan Good (C2) +0,03 0,04 -(2) Usaha Average 0,00
Kondisi Kerja Average 0,00 Konsistensi Good +0,01
2 1
Keterampilan Average 0,00
0,00
Usaha Average 0,00
Kondisi Kerja Average 0,00 Konsistensi Average 0,00
Tabel 5.3. Penilaian Rating Factor terhadap Operator (Lanjutan)
No Jenis Proses Mesin
ke- Operator Faktor Rating Skor
Total Skor Mesin (Operator Normal) 3 Pemarutan manual 1 1 Keterampilan Average 0,00 0,00 -(1) Usaha Average 0,00 Kondisi Kerja Average 0,00 Konsistensi Average 0,00 2 2 Keterampilan Fair (E1) -0,05 -0,05 Usaha Average 0,00 Kondisi Kerja Average 0,00 Konsistensi Average 0,00 4 Pemarutan Mesin 1 1 Keterampilan Average 0,00 0,00 -(1) Usaha Average 0,00 Kondisi Kerja Average 0,00 Konsistensi Average 0,00 2 2 Keterampilan Good (C2) +0,03 0,05 Usaha Good (C2) +0,02 Kondisi Kerja Average 0,00 Konsistensi Average 0,00 5 Pengepakan 1 1 Keterampilan Good (C2) +0,03 0,04 -(2) Usaha Average 0,00 Kondisi Kerja Average 0,00 Konsistensi Good +0,01 2 2 Keterampilan Average 0,00 0,00 Usaha Average 0,00 Kondisi Kerja Average 0,00 Konsistensi Average 0,00
4. Penetapan Allowance
Dalam penelitian ini, peneliti juga menetapkan allowance untuk masing- masing proses pada lantai produksi berdasarkan karakteristik pekerjaanya. Nilai
allowance yang diberikan untuk proses kerja beregu adalah sama. Penetapan
allowance terhadap tiap proses produksi dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4. Penetapan Allowance Terhadap Proses Produksi
No Jenis Proses Faktor Allowance Allowance Total
1
Pengukuran, pemotongan dan
penimbangan
compound
Kebutuhan pribadi : Pria 1,00%
17,50% Tenaga yang dilakukan : Ringan 7,50%
Sikap kerja : Berdiri diatas dua kaki 1,00%
Gerakan kerja : Normal 0,00%
Kelelahan mata : Pandangan yang
terputus-putus 2,00%
Keadaan temperatur : Tinggi 5,00%
Keadaan atmosfer :Cukup 0,00%
Keadaan lingkungan : Bersih 0,00% Hambatan yang tak terhindarkan 1,00%
2 Pembentukan Ulir
Kebutuhan pribadi : Pria 1,00%
17,50% Tenaga yang dilakukan : Ringan 7,50%
Sikap kerja : Berdiri diatas dua kaki 1,00%
Gerakan kerja : Normal 0,00%
Kelelahan mata : Pandangan yang
terputus-putus 2,00%
Keadaan temperatur : Tinggi 5,00%
Keadaan atmosfer :Cukup 0,00%
Keadaan lingkungan : Bersih 0,00% Hambatan yang tak terhindarkan 1,00%
3 Pemarutan manual
Kebutuhan pribadi : Pria 1,00%
21,50% Tenaga yang dilakukan : Ringan 7,50%
Sikap kerja : Berdiri diatas dua kaki 1,00%
Gerakan kerja : Normal 0,00%
Kelelahan mata : Pandangan yang hampir
terus-menerus 6,00%
Keadaan temperatur : Tinggi 5,00%
Keadaan atmosfer :Cukup 0,00%
Keadaan lingkungan : Bersih 0,00% Hambatan yang tak terhindarkan 1,00%
Tabel 5.4. Penetapan Allowance Terhadap Proses Produksi (Lanjutan)
No Jenis Proses Faktor Allowance Allowance Total
4 Pemarutan Mesin
Kebutuhan pribadi : Pria 1,00%
17,50% Tenaga yang dilakukan : Ringan 7,50%
Sikap kerja : Berdiri diatas dua kaki 1,00%
Gerakan kerja : Normal 0,00%
Kelelahan mata : Pandangan yang
terputus-putus 2,00%
Keadaan temperatur : Tinggi 5,00%
Keadaan atmosfer :Cukup 0,00%
Keadaan lingkungan : Bersih 0,00% Hambatan yang tak terhindarkan 1,00%
5 Pengepakan
Kebutuhan pribadi : Pria 1,00%
17,50% Tenaga yang dilakukan : Ringan 7,50%
Sikap kerja : Berdiri diatas dua kaki 1,00%
Gerakan kerja : Normal 0,00%
Kelelahan mata : Pandangan yang
terputus-putus 2,00%
Keadaan temperatur : Tinggi 5,00%
Keadaan atmosfer :Cukup 0,00%
Keadaan lingkungan : Bersih 0,00% Hambatan yang tak terhindarkan 1,00%
6
Pemindahan menggunakan
forklift
Kebutuhan pribadi : Pria 1,00%
15,50% Tenaga yang dilakukan : Ringan 7,50%
Sikap kerja : Duduk 1,00%
Gerakan kerja : Normal 0,00%
Kelelahan mata : Pandangan yang
terputus-putus 0,00%
Keadaan temperatur : Tinggi 5,00%
Keadaan atmosfer :Cukup 0,00%
Keadaan lingkungan : Bersih 0,00% Hambatan yang tak terhindarkan 1,00%
7 Pemindahan manual
Kebutuhan pribadi : Pria 1,00%
23,00% Tenaga yang dilakukan : Sedang 15,00%
Sikap kerja : Duduk 1,00%
Gerakan kerja : Normal 0,00%
Kelelahan mata : Pandangan yang
terputus-putus 0,00%
Keadaan temperatur : Tinggi 5,00%
Keadaan atmosfer :Cukup 0,00%
Sumber: Hasil Pengamatan PT. Kharisma Cakranusa Rubber Industry
5. Data faktor penyebab jumlah waste
Berikut pengumpulan data perumusan fishbone diagram dan tabel five
why.
Tabel 5.5. Data Faktor Penyebab Waste
Masalah Pemborosan Faktor Penyebab Menunggu pengukuran, pemotongan dan
penimbangan
Prosedur kerja tidak dilaksanakan dengan baik oleh operator stasiun
Operator lambat dalam bekerja Menunggu untuk dimasukkan ke mesin
press
Operator mesin press tidak melaksanakan prosedur dengan baik
Bahan menumpuk menunggu proses giliran untuk dikerjakan
Operator tidak bekerja dengan usaha maksimal Menunggu untuk diparut oleh operator
Pekerjaan dilakukan tidak sesuai dengan prosedur oleh operator pemarutan manual
Operator terlihat sering duduk
Menunggu untuk diparut dengan mesin Prosedur kerja tidak dijalankan penuh oleh operator Operator bekerja dengan lambat
Menunggu untuk diangkut ke gudang bahan
Prosedur tidak dilaksanakan dengan baik Operator tidak menyusun precured liner langsung
setelah dikemas Sisa pemotongan bahan
Prosedur kerja tidak dilaksanakan dengan baik oleh operator stasiun
Operator kurang terampil
Pengukuran tidak tidak dilakukan dengan baik Potongan-potongan sisa hasil pengukuran menjadi
scrap
Sisa bahan hasil pemarutan manual
Pekerjaan dilakukan tidak sesuai dengan prosedur oleh operator pemarutan manual
Operator mesin press tidak menjalankan prosedur kerja dengan baik
Cetakan pada mesin press tidak tepat pola nya Hasil dari mesin pencetakan banyak tonjolan Sisa bahan hasil pemarutan mesin
Prosedur kerja tidak dijalankan penuh oleh operator Operator bekerja dengan lambat
Peralatan parutan manual tidak menghilangakan bahan berlebih secara keseluruhan
Precured liner masih perlu diperhalus lagi
Tabel 5.6. Data Akar Permasalahan Faktor Penyebab Waste Masalah
Pemborosan Data Akar Penyebab Permasalahan
Menunggu pengukuran, pemotongan
dan penimbangan
Prosedur kerja tidak dilaksanakan dengan baik oleh operator stasiun, urgensi dari prosedur tidak dipahami oleh operator, kurangnya sosialisasi terkait prosedur terhadap operator stasiun, kurangnya pengawasan supervisor terhadap jalannya prosedur dan supervisor cendrung fokus pada hasil
Operator lambat dalam bekerja, operator kurang cekatan, pengalaman dan pelatihan operator stasiun kurang mumpuni, konten pelatihan yang diadakan perusahaan tidak spesifik dan program pelatihan untuk karyawan tidak terprogram dengan baik
Menunggu untuk dimasukkan
ke mesin
press
Operator mesin press tidak melaksanakan prosedur dengan baik, operator mesin press tidak memahami prosedur yang harus dilaksanakan, sosialisasi yang minim terkait prosedur kerja operator mesin press, supervisor jarang mengawasi kerja operator mesin press dan supervisor tidak memprioritaskan proses yang sesuai prosedur
Bahan menumpuk menunggu proses giliran untuk dikerjakan, bahan datang lebih cepat dari pada waktu yang dibutuhkan mesin untuk mencetak bunga, kapasitas mesin tidak sesuai dengan laju kedatangan produk, tidak adanya penyesuaian kapasitas mesin dan laju kedatangan bahan dan manajemen perusahaan belum melakukan tinjauan terhadap jumlah kebutuhan mesin
Operator tidak bekerja dengan usaha maksimal, operator bekerja seolah tanpa motivasi, tidak ada program untuk meningkatkan etos kerja karyawan dan manajemen perusahaan belum memikirkan peningkatan etos kerja untuk meningkatkan produktivitas kerja
Menunggu untuk diparut oleh operator
Pekerjaan dilakukan tidak sesuai dengan prosedur oleh operator pemarutan manual, operator tidak hafal dengan prosedur di stasiun kerjanya, pengenalan prosedur pada awal masuk tidak ada follow up nya, pengawasan jalannya prosedur operator pemarutan manual tidak berjalan maksimal dan pengawas terfokus pada output stasiun pemarutan manual Operator terlihat sering duduk, operator kelihatan lelah dalam bekerja, beban kerja operator pemarutan tidak sesuai dengan kapasitas individu, operator yang bekerja tergolong usia yang sudah tidak lagi muda, dan perusahaan tidak mempertimbangkan spesifikasi kerja dalam penempatan operator
Tabel 5.6. Data Akar Permasalahan Faktor Penyebab Waste (Lanjutan) Masalah
Pemborosan Data Akar Penyebab Permasalahan
Menunggu untuk diparut dengan mesin
Prosedur kerja tidak dijalankan penuh oleh operator, operator bekerja sesuai dengan kebiasaannya, tidak ada penekanan terkait prosedur stasiun pemarutan mesin, supervisor kurang dalam hal pengawasan terhadap hal terkait prosedur dan pengawasan supervisor cendrung pada pelaporan hasil kerja stasiun pemarutan mesin
Operator bekerja dengan lambat, operator kelihatan tidak cekatan dalam bekerja, operator sangat hati-hati dalam penggunaan mesin terhadap bahan, operator belum mahir dalam penggunaan mesin dan manajemen tidak mem follow up dengan baik pelatihan awal
Menunggu untuk diangkut ke
gudang bahan
Prosedur tidak dilaksanakan dengan baik, perapian susunan procured
liner tidak dilakasanakan segera setelah dikemas plastic, operator
pengemasan tidak taat prosedur, sanksi tidak diberikan terhadap pelanggar prosedur dan pengawasan supervisor yang tidak maksimal Operator tidak menyu
sun precured liner langsung setelah dikemas, operator melakukan kerja diluar prosedur yang ada, operator tidak paham urgensi dari prosedur dan manajemen belum menerapkan disiplin terhadap prosedur pada operator pengemasan
Sisa pemotongan
bahan
Prosedur kerja tidak dilaksanakan dengan baik oleh operator stasiun, urgensi dari prosedur tidak dipahami oleh operator, kurangnya sosialisasi terkait prosedur terhadap operator stasiun, supervisor kurang dalam hal pengawasan terhadap hal terkait prosedur dan supervisor cendrung fokus pada hasil
Operator kurang terampil, kurangnya pelatihan, operator tidak mendapatkan pelatihan yang cukup, kegiatan pelatihan tidak berkesinambungan dan fokus perusahaan adalah hasil produksi secara kuantitas
Pengukuran tidak tidak dilakukan dengan baik, beberapa alat ukur memiliki presisi yang kurang baik, peralatan yang digunakan pada stasiun ini sederhana dan perusahaan tidak memperhatikan akurasi pengukuran di stasiun ini adalah hal yang urgen
-
Potongan-potongan sisa hasil pengukuran menjadi scrap, bahan baku yang masuk melebihi kebutuhan, tidak ada spesifikasi baku (panjang dan masa) compound sebagai bahan baku dan perusahaan tidak menentukan pembakuan spesifikasi yang ada
Tabel 5.6. Data Akar Permasalahan Faktor Penyebab Waste (Lanjutan) Masalah
Pemborosan Data Akar Penyebab Permasalahan
Sisa bahan hasil pemarutan
manual
Pekerjaan dilakukan tidak sesuai dengan prosedur oleh operator pemarutan manual, operator tidak hafal dengan prosedur di stasiun kerjanya, pengenalan prosedur pada awal masuk tidak ada follow up nya, pengawasan jalannya prosedur operator pemarutan manual tidak berjalan maksimal dan pengawas terfokus pada output stasiun pemarutan manual Operator mesin press tidak menjalankan prosedur kerja dengan baik, operator belum paham dan belum baik bekerja sebagaimana prosedur, operator tidak mempelajari prosedur pasca pengenalan awal, operator tidak terlatih menjadi karyawan yang disiplin dan penegakan disiplin bagi operator oleh perusahaan masih kurang
Cetakan pada mesin press tidak tepat pola nya, pola ulir pada mesin cetak menimbulkan permukaan menonjol yang menjadi scrap, tersisa
scrap pada saat pencetakan procure liner sebelumnya, setup mesin tidak
dilakukan dengan baik dan tidak dilakukan inspeksi yang baik terhadap mesin press sebelum memasukkan bahan
Hasil dari mesin pencetakan banyak tonjolan, takaran bahan yang berlebih, tidak ada takaran baku untuk compound dan karet tambahan, tidak ada nya pembakuan terkait takaran compound dan karet tambahan yang digunakan dan perusahaan belum merancang komposisi karet tambahan dan compound yang baku
Sisa bahan hasil pemarutan
mesin
Prosedur kerja tidak dijalankan penuh oleh operator, operator bekerja sesuai dengan kebiasaannya, tidak ada penekanan terkait prosedur stasiun pemarutan mesin, supervisor kurang dalam hal pengawasan terhadap hal terkait prosedur dan pengawasan supervisor cendrung pada pelaporan hasil kerja stasiun pemarutan mesin
Operator bekerja dengan lambat, operator kelihatan tidak cekatan dalam bekerja, operator sangat hati-hati dalam penggunaan mesin terhadap bahan, operator belum mahir dalam penggunaan mesin dan manajemen tidak mem follow up dengan baik pelatihan awal
Peralatan parutan manual tidak menghilangakan bahan berlebih secara keseluruhan, peralatan pada pemarutan manual sederhana, peralatan sederhana tidak mampu memperhalus permukaan precured liner dan peralatan pemarutan manual tidak bisa memperhalus detil-detil kecil pada precured liner
Precured liner masih perlu diperhalus lagi, masih terdapat tonjolan pada
permukaan precured liner, tonjolan pada precured liner akan jadi scrap dan luaran pemarutan manual belum baik
5. Data SIPOC
Berikut adalah data SIPOC perusahaan disajikan pada Tabel 5.7. berikut
Tabel 5.7. Data SIPOC Perusahaan
Komponen Konten
Supplier Departemen Masterbatch
Input Compound dan karet tambahan
Process
Pengukuran, penimbangan, pemotongan, memberi pola pada bahan,
pemarutan secara manual, pemarutan dengan mesin dan dikemas
Output Precured Liner
Customer Pabrik Ban
Sumber: Hasil Wawancara PT. Kharisma Cakranusa Rubber Industry
6. Data tabel 5W1H
Berikut adalah data untuk solusi umum perbaikan melalui tabel 5W1H disajikan pada Tabel 5.8. berikut.
Tabel 5.8. Data Tabel 5W1H
Jenis Pemborosan Saran Perbaikan
Waiting/Delay
Meningkatkan perhatian supervisor terhadap prosedur kerja oleh operator dan peningkatan keterampilan operator melalui program pelatihan
Waiting/Delay
Supervisor harus memberi prioritas tinggi terhadap prosedur kerja, melakukan tinjauan terhadap kebutuhan mesin dan perancangan program perusahaan yang meningkatkan etos kerja
Waiting/Delay Pengawasan terhadap aktivitas prosedural harus
ditingkatkan dan melakukan job analysis
Waiting/Delay
Supervisor mengawasi tidak hanya hasil pelaporan namun juga proses kerja dan tiap pelatihan dilakukan secara berkesinambungan dan memiliki follow up
Waiting/Delay Peningkatan pengawasan oleh supervisor untuk
Tabel 5.8. Data Tabel 5W1H (Lanjutan)
Jenis Pemborosan Saran Perbaikan
Defective Products
Pengawasan supervisor untuk meningkatkan kedisiplinan, memperhatikan akurasi
pengukuran pembaruan alat dan
membakukan spesifikasi detail terkait bahan yang diinginkan
Defective Products
Pengawasan supervisor untuk meningkatkan kedisiplinan, pembuatan lalu menerapkan prosedur baku setup mesin press dan perancangan standar komposisi baku
Defective Products
Meningkatkan pengawasan operator terhadap proses dan prosedur, pelatihan yang
berkesinambungan, menganalisa alat pemarutan manual agar mampu memarut lebih halus
Sumber: Hasil Wawancara PT. Kharisma Cakranusa Rubber Industry