• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengungkapan Implikatur Percakapan dari Enam Ujaran

institusi tempat mereka bekerja

ANALISIS DATA

4.1.3.1.1 Pengungkapan Implikatur Percakapan dari Enam Ujaran

di dalam Seri 1 oleh Informan 1

Hasil Wawancara dengan Informan 1 tentang Seri 1

Peneliti : “... Yang satu dulu, ini tentang ...” Informan : “April Fool. He’em.”

Peneliti : “Ibu bisa lihat dari panil satu sampai panil empat. E bisakah ibu ceritakan kepada saya makna e strip komik tersebut bagi ibu ?”

Informan : “Ini ya ?” Peneliti : “He’e.”

Informan : “E kalo menurut saya si perempuan ini e sebenarnya mau ngerjain ya.” Peneliti : “Ya ?”

Informan : “Ngerjain sama si laki-laki ini, Jadi kebetulan, kebetulan itu harinya adalah April Fool. Jadi kalo, kalo di Indonesia sih namanya ...”

Peneliti : “April Mop ?”

Informan : “jadi, jadi April Mop, gitu ya.” Peneliti : “Ibu tau asal usul April Mop itu ?”

Informan : “Jujur aja nggak. Jujur aja nggak. Jadi kita kan mungkin, mungkin latah, gitu ya. Kalo orang Indonesia mungkin latah ya. Jadi di sana ada April Fool, trus akhirnya diterjemahkan di sini menjadi April Mop. Mereka sendiri nggak tau itu, itu history-nya gimana kok. Cuman yang saya tau tu ya, katakanlah, ngerjain temen, gitu kan.”

Peneliti : “Populer nggak sih Bu di, di Indonesia ?” Informan : “Beberapa iya, tapi kalo widespread gitu, nggak.” Peneliti : “Nggak ya ?”

Informan : “Nggak.”

Peneliti : “Berarti nggak populer-populer banget gitu ya, dibanding dengan Valentine ?” Informan : “Nggak, nggak, nggak. Jadi kadang-kadang, ya mungkin kalo e

young people pun satu April lupa, gitu kan, tapi ada sebagian yang tau. Saya pribadi pun pernah ngerjain, gitu ya. Ngerjain temen-temen atau bahkan suami saya.”

Peneliti : “Mereka percaya seperti Chuck ini yang tiba-tiba bilang, ‘Really ?’” Informan : “Eh, absolutely. Dia sangat mempercayai.”

Peneliti : “Karena ?”

Informan : “Dan terakhir karena saya tidak tega melihat wajahnya, gitu. Jadi ya ...” Peneliti : “Kalo begitu, itu tega ya, Bu ?”

Informan : “Itu tega, tega banget. Sampe si siapa namanya nih ?” Peneliti : “Chuck ?”

Informan : “Chuck. He’eh, ‘I can’t stand it.’”

Peneliti : “’I can’t stand it.’ itu maksudnya gimana ?”

Informan : “’I hate it,’ gitu. ‘I hate you.’ Karena dia maksudnya, maksudnya sama si, si, si ...”

Peneliti : “I hate it but still can do nothing ?” Informan : “He’e.”

(Lampiran V, Halaman 4--5)

Analisis Peneliti atas Hasil Pengungkapan Implikatur Percakapan dari Ujaran 1 – 6 oleh Informan 1

(1) Guess what I just heard Charlie Brown. You have been selectedManager of The Year” !

Menurut informan 1, implikatur percakapan dari ujaran 1 adalah Lucy van Pelt ngerjain Charlie Brown pada saat April Fool.

Implikatur percakapan tersebut diperoleh informan 1 berdasarkan pengetahuannya tentang peristiwa budaya Amerika berupa April Fool, di mana seseorang biasanya ngerjain orang lain.

Meskipun informan 1 mengetahui bahwa Lucy van Pelt ngerjain Charlie Brown, ujaran 1 relevan dengan situasi percakapan di dalam seri tersebut karena diujarkan pada saat April Fool. Kesimpulan tersebut diperoleh dari dialog berikut.

Informan : “E kalo menurut saya si perempuan ini e sebenarnya mau ngerjain ya.” Peneliti : “Ya ?”

Informan : “Ngerjain sama si laki-laki ini, Jadi kebetulan, kebetulan itu harinya adalah April Fool...”

(2) The presentation will be made at Yankee Stadium, and you will ride onto the field in a huge yellow convertible with that pretty little red-haired girl at your side !

Hal yang sama diungkapkan oleh informan 1 mengenai ujaran 2 karena ujaran 2 merupakan lanjutan dari ujaran 1.

(3) Really ?

Menurut informan 1, implikatur percakapan dari ujaran 3 adalah Charlie Brown sangat mempercayai Lucy van Pelt.

Implikatur percakapan tersebut diperoleh informan 1 berdasarkan pengalamannya ngerjain suaminya pada saat April Fool dan pengetahuannya tentang suaminya yang sangat mempercayainya.

Ujaran 1 relevan dengan karakter Charlie Brown, seperti halnya karakter suami informan 1 yang sangat mempercayainya, yang sangat mempercayai Lucy van Pelt. Kesimpulan tersebut diperoleh dari dialog berikut.

Informan : “... Saya pribadi pun pernah ngerjain, gitu ya. Ngerjain temen-temen atau bahkan suami saya.”

Peneliti : “Mereka percaya seperti Chuck ini yang tiba-tiba bilang, ‘Really ?’” Informan : “Eh, absolutely. Dia sangat mempercayai.”

(4) No ! April Fool !!

Menurut informan 1, implikatur percakapan dari ujaran 4 adalah pada akhirnya Lucy van Pelt mengaku kepada Charlie Brown bahwa ia sedang ngerjain Charlie Brown dalam rangka April Fool karena tidak tega melihat wajah Charlie Brown.

Implikatur percakapan tersebut diperoleh informan 1 berdasarkan

pengalamannya ngerjain suaminya pada saat April Fool, di mana pada akhirnya ia mengakui bahwa ia sedang ngerjain suaminya dalam rangka April Fool karena ia tidak tega memandang wajah suaminya tersebut.

Ujaran 4 relevan dengan karakter Lucy van Pelt, seperti halnya karakter informan 1 yang tidak tega memandang wajah suaminya, yang tidak tega memandang wajah Charlie Brown. Kesimpulan tersebut diperoleh dari dialog berikut.

Informan : “... Saya pribadi pun pernah ngerjain, gitu ya. Ngerjain temen-temen atau bahkan suami saya.”

“Dan terakhir karena saya tidak tega melihat wajahnya, gitu. Jadi ya ...”

(5) Ha ! Ha ! Ha ! Ha ! Ha ! Ha !

Menurut informan 1, implikatur dari tawa Lucy van Pelt adalah ia sangat tega ngerjain Charlie Brown.

Implikatur percakapan tersebut diperoleh informan 1 dengan menghubungkan ujaran 5 dan ujaran 6, di mana tawa Lucy van Pelt ditanggapi dengan ujaran 6 oleh Charlie Brown.

Ujaran 4 relevan dengan karakter Lucy van Pelt yang

sangat tega ngerjain Charlie Brown. Kesimpulan tersebut diperoleh dari dialog berikut.

Peneliti : “Kalo begitu, itu tega ya, Bu ?”

Informan : “Itu tega, tega banget. Sampe si siapa namanya nih ?” Peneliti : “Chuck ?”

Informan : “Chuck. He’eh, ‘I can’t stand it.’”

(6) I can’t stand it ...

Menurut informan 1, implikatur percakapan dari ujaran 6 adalah Charlie Brown membenci apa yang dilakukan oleh Lucy van Pelt

(hate it) dan membenci Lucy van Pelt (hate you) karena sangat tega ngerjain Charlie Brown pada saat April Fool.

Implikatur percakapan tersebut diperoleh informan 1 dengan mengubungkan ujaran 6 dengan ujaran 5, di mana Charlie Brown

mengujarkan ujaran 6 untuk menanggapi tawa Lucy van Pelt. Hal tersebut juga diperoleh informan 1 berdasarkan pengetahuannya

tentang makna ujaran 6 yang berarti “I hate it” atau “I hate you”, di mana kata it merujuk pada apa yang dilakukan oleh Lucy van Pelt padanya, sedangan kata you merujuk kepada Lucy van Pelt.

Ujaran 6 relevan dengan situasi percakapan di dalam seri tersebut karena diujarkan oleh Charlie Brown untuk menanggapi

tawa Lucy van Pelt untuk menunjukkan bahwa Charlie Brown membenci Lucy van Pelt dan apa yang dilakukan oleh Lucy van Pelt kepadanya, akan tetapi ia tidak dapat berbuat apa-apa tentang

hal tersebut (I hate it but still can do nothing). Kesimpulan tersebut diperoleh dari dialog berikut.

Peneliti : “’I can’t stand it.’ Itu maksudnya gimana ?”

Informan : “’I hate it.’ Gitu. ‘I hate you.’ Karena dia maksudnya, maksudnya sama si, si, si ...” (informan 1 menunjuk gambar Lucy van Pelt)

Peneliti : “I hate it but still can do nothing ?” Informan : “He’e.”

4.1.3.1.2 Pengungkapan Implikatur Percakapan dari Enam Ujaran

di dalam Seri 1 oleh Informan 2

Hasil wawancara dengan Informan 2 tentang Seri 1

Peneliti : “... Yang atas ini tentang ...” Informan : “April Fool.”

Peneliti : “Kalo di Indonesia, April Fool itu apa ya, Bu ?” Informan : “April Mop.”

Peneliti : “Sejarahnya ibu tau nggak ? April Mop itu dari mana ?” Informan : “Dari mananya mungkin kita ngimpor dari penjajah ya ?” Peneliti : “Iya, seperti biasa.”

Informan : “He’e. Seperti biasa.”

Peneliti : “Kalo April Fool, hari itu ngapain biasanya ?”

Informan : “Nah itu yang saya e pingin sorot di sini. Kenapa kita ikut April Fool juga lho akhirnya. Karena terlupakan juga akhirnya. Dan ...”

Peneliti : “Populer nggak sih, Bu, sebetulnya, di Semarang ?” Informan : “Enggak.”

Peneliti : “Enggak ya ?”

Informan : “Bisa dibilang enggak. Dan ... Nah, kalo, kalo, e ada sesuatu yang mencurigakan, orang mau dikerjain, gitu, baru mereka kayaknya baru ...” Peneliti : “Ngeh ?”

Informan : “Baru ngeh. Wah iya April Fool. Tapi e, apa ya ? Yang di sini, yang mau kita liat, bedanya aja. Mungkin di sana memang, memang diperlukan atau seperti apa ...”

Peneliti : “Nggak tau. Mungkin relieve, for just a day, gitu ya. Berbego-bego sehari.” Informan : “Ya, Mungkin itu berarti lebih ke kebutuhan manusia untuk ...”

Peneliti : “Mengekspresikan diri ?”

Informan : “Untuk mengekspresikan diri dari kerangka normalnya.”

Peneliti : “Kalo di sana mungkin nggak cuma anak muda, Bu. Kalo di sini kan anak muda aja yang,.yang kenal dan kemudian berpraktik April Fool itu. Di sana kan semua, bahkan sampai yang tua-tua pun. Berarti emang nggak populer di Indonesia ?”

Informan : “Sebenernya nggak. Bisa dibilang sama sekali tidak ya. Karena ... yah kalo kebetulan orang inget aja. Tapi bukan hari spesial atau untuk, apa ya,

Peneliti : “Ini, ibu sekarang lihat di panil. Ini kan ada empat panil kan. Di sini ceritanya si ... ini ibu kenal tokoh-tokohnya kan ya, berarti ya. Si Lucy ini sama ...” Informan : “Ini siapa ? Chuck ya ?”

Peneliti : “Ya, si Charlie Brown atau Chuck. Dia, apa ya, make a fool of Charlie dengan menawarkan satu mimpi. Ini mimpinya Charlie ni, Bu. Coba deh, dibaca.” Informan : “‘The presentation will be made at Yankee Stadium ...’ About apa ?

Manager of the Year.’ He’e. ‘And you will ride onto the field in a huge yellow convertible with that pretty little red-haired girl at your side !’’

Peneliti : “Mimpinya.” Informan : “Really ?’”

Peneliti : “Really ?’ Dan dia percaya. Berarti kan dia orangnya ...” Informan : “Kenapa ? E, begitu mudah dibodohi ?”

Peneliti : “He’em. Lalu ...” Informan : “*Foolable.”

Peneliti : “Ah, betul. Dan yang jelas, dan yang jelas, e ibu tau nggak sih bahwa si Chuck ini selalu kalah dalam permainan baseball ...”

Informan : “Ya.

Peneliti : “dan barangkali dalam segala hal, di segi-segi kehidupan dia, dia selalu kalah kan. Makanya dia dibilang *foolable ...”

Informan : “... Cuma ni cara yang kejam aja untuk, untuk membuktikan bahwa seseorang itu memang bener-bener ...”

Peneliti : “Bodoh ?” Informan : “Ehm. “

Peneliti : “Tapi memang ada lho komentar untuk Peanuts yang menyatakan bahwa ... E, kalo nggak salah, dari Matt Groening atau siapa. Nanti saya bisa tunjukkan. Bahwa dia bilang, ‘Saya seneng olok-olok yang ada di Peanuts

karena benar-benar menunjukan bahwa e semua orang adalah bodoh dan kebodohan itu bisa ditertawakan. Konyol kan ? Kita menertawakan kebodohan diri sendiri. Ini contohnya. Ini real. Dimana pun ada orang yang kayak gitu. Barangkali kita pun pernah jadi si Chuck itu kan ?”

Informan : “Ya, dan ... Ya, berarti ... kita berani untuk menertawakan diri kita sendiri dan itu kebutuhan setiap orang untuk menerima sesuatu dengan besar hati.” Peneliti : “Mungkin juga untuk melepaskan ketegangan kali ya ? Udah, diketawain aja.

Mau gimana lagi ?” Informan : “Iya.”

Peneliti : “Si .. yang ngerjain tertawa terbahak-bahak lho ... Dan Chuckie cuma bilang, I can’t stand it..’”

Informan : “’I can’t stand it.’ Mm ya saya cuma jadi ingat sesuatu aja, tentang hubungannya antara negara, tentang fool, dan tadi, menertawakan diri sendiri itu. Kalo di Republik BBM itu kemarin dibilang adalah, ‘Bangsa yang besar adalah bangsa yang e bisa menertawakan diri sendiri.’”

Peneliti : “Termasuk betapa bodohnya si Chuck bisa dibohongi ...” Informan : “Dalam April Fool.“

Peneliti : “oleh si Lucy. Dia cuman bilang, ‘I can’t stand it ‘ dan tapi overand over again. Dia sering lagi dan lagi dan lagi.”

Informan : “Iya.”

(Lampiran V, Halaman 12--13 dan Halaman 20)

Analisis Peneliti atas Hasil Pengungkapan Implikatur Percakapan dari Ujaran 1 – 6 oleh Informan 2

(1) Guess what I just heard Charlie Brown. You have been selectedManager of The Year” !

Menurut informan 2, implikatur percakapan dari ujaran 1 adalah Lucy van Pelt membodohi (make a fool) Charlie Brown pada saat April Fool.

Implikatur percakapan tersebut diperoleh informan 2 berdasarkan pengetahuannya tentang peristiwa budaya Amerika berupa April Fool, di mana seseorang biasanya membodohi orang lain. Hal tersebut juga diperoleh informan 2 berdasarkan pengetahuannya tentang

karakter Charlie Brown yang mudah dibodohi (*foolable).

Meskipun informan 2 mengetahui bahwa Lucy van Pelt membodohi Charlie Brown, ujaran 1 relevan dengan situasi percakapan di dalam seri tersebut karena diujarkan pada saat April Fool. Kesimpulan tersebut diperoleh dari dialog berikut.

Peneliti : “... si Charlie Brown atau Chuck. Dia (Lucy van Pelt), apa ya, make a fool of

Charlie dengan menawarkan satu mimpi ...” “... Dan dia percaya. Berarti kan dia orangnya ...” Informan : “Kenapa ? E, begitu mudah dibodohi ?” Peneliti : “He’em. Lalu ...”

Informan : “*Foolable.” Peneliti : “Ah, betul ...”

Informan : “Dalam April Fool.“ Peneliti : “oleh si Lucy ...” Informan : “iya.”

(2) The presentation will be made at Yankee Stadium, and you will ride onto the field

in a huge yellow convertible with that pretty little red-haired girlat your side !

Hal yang sama diungkapkan oleh informan 2 mengenai ujaran 2 karena ujaran 2 merupakan lanjutan dari ujaran 1.

(3) Really ?

Menurut informan 2, implikatur percakapan dari ujaran 3 adalah Charlie Brown mudah dibodohi oleh Lucy van Pelt.

Implikatur percakapan tersebut diperoleh informan 2 berdasarkan pengetahuannya tentang karakter Charlie Brown yang mudah dibodohi

(*foolable).

Ujaran 1 relevan dengan karakter Charlie Brown yang selalu kalah dalam segala hal dan mudah dibodohi (*foolable) oleh Lucy van Pelt. Kesimpulan tersebut diperoleh dari dialog berikut.

Peneliti : “Really ?’ Dan dia percaya. Berarti kan dia orangnya ...” Informan : “Kenapa ? E, begitu mudah dibodohi ?”

Peneliti : “He’em. Lalu ...” Informan : “*Foolable.”

Peneliti : “Ah, betul. Dan yang jelas, dan yang jelas, e ibu tau nggak sih bahwa si Chuck ini selalu kalah dalam permainan baseball ...”

Informan : “Ya.

Peneliti : “dan barangkali dalam segala hal, di segi-segi kehidupan dia, dia selalu kalah kan. Makanya dia dibilang *foolable ...”

Peneliti : “Termasuk betapa bodohnya si Chuck bisa dibohongi ...” Informan : “Dalam April Fool.“

Peneliti : “oleh si Lucy ...” Informan : “iya.”

Menurut informan 2, implikatur percakapan dari ujaran 4 adalah

apa yang dilakukan oleh Lucy van Pelt merupakan sebuah cara yang kejam untuk menunjukkan kebodohan Charlie Brown.

Implikatur percakapan tersebut diperoleh informan 2 berdasarkan pendapatnya tentang “kekejaman” Lucy van Pelt dalam membuktikan kebodohan Charlie Brown.

Ujaran 4 relevan dengan situasi percakapan di dalam seri tersebut, di mana Lucy van Pelt membodohi Charlie Brown.

Kesimpulan tersebut diperoleh dari dialog pada analisis ujaran 1.

Informan : “... Cuma ni cara yang kejam aja untuk, untuk membuktikan bahwa seseorang itu memang bener-bener ...”

Peneliti : “Bodoh ?” Informan : “Ehm. “

(5) Ha ! Ha ! Ha ! Ha ! Ha ! Ha !

Hal yang sama diungkapkan oleh informan 2 mengenai ujaran 5 karena ujaran 5 merupakan lanjutan dari ujaran 4.

(6) I can’t stand it ...

Menurut informan 2, implikatur percakapan dari ujaran 6 adalah Charlie Brown menerima kebodohannya dengan besar hati.

Implikatur percakapan tersebut diperoleh informan 2 berdasarkan pengetahuannya tentang orang yang berani menertawakan diri sendiri adalah orang yang berbesar hati menerima segala sesuatu. Hal tersebut disimpulkan informan dari pernyataan peneliti tentang seri April Fool yang ditujukan agar pembaca yang mengalami nasib yang sama dengan

Ujaran 6 relevan dengan karakter Charlie Brown yang

berbesar hati meskipun Lucy van Pelt berulangkali membodohinya. Kesimpulan tersebut diperoleh dari dialog berikut.

Peneliti : “Tapi memang ada lho komentar untuk Peanuts yang menyatakan bahwa, ‘Saya seneng olok-olok yang ada di Peanuts karena benar-benar menunjukan bahwa e semua orang adalah bodoh dan kebodohan itu bisa ditertawakan. Konyol kan ? Kita menertawakan kebodohan diri sendiri. Ini contohnya. Ini real. Dimana pun ada orang yang kayak gitu. Barangkali kita pun pernah jadi si Chuck itu kan ?”

Informan : “Ya ... berarti ... kita berani untuk menertawakan diri kita sendiri dan itu kebutuhan setiap orang untuk menerima sesuatu dengan besar hati.” Peneliti : “Si .. yang ngerjain tertawa terbahak-bahak lho ... Dan Chuckie cuma bilang,

I can’t stand it..’”

Informan : “’I can’t stand it.’ Mm ya saya cuma jadi ingat sesuatu aja, tentang hubungannya antara negara, tentang fool, dan tadi, menertawakan diri sendiri itu. Kalo di Republik BBM itu kemarin dibilang adalah, ‘Bangsa yang besar adalah bangsa yang e bisa menertawakan diri sendiri.’”

Peneliti : “... Dia cuman bilang, ‘I can’t stand it ‘ dan tapi over and over again. Dia sering lagi dan lagi dan lagi.”

Informan : “Iya.”