• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGURUSAN HUTAN

Dalam dokumen Informasi Umum Kehutanan 2002 (Halaman 41-48)

rencana kehutanan dan system informasi kehutanan.

Pengukuhan kawasan hutan meliputi proses (a) penunjukan kawasan; (b) penataan batas kawasan hutan; (c) pemetaan kawasan hutan; dan (d) penetapan kawasan hutan.

Penatagunaan kawasan hutan meliputi penetapan fungsi dan penggunaan kawasan hutan. Pemanfaatan hutan bertujuan untuk memperoleh manfaat yang optimal bagi kesejahteraan seluruh masyarakat secara adil dan lestari. Pemanfaatan dapat dilakukan diseluruh kawasan hutan kecuali pada cagar alam (CA) dan zona inti atau zona rimba pada TN.

PENGURUSAN

HUTAN

Pem

Pemanfaatanfaatan Hutan an Hutan LiLindung bndung berupa (a) erupa (a) pempemanfaatan kawaanfaatan kawasan; (san; (b) jb) jasa liasa lingkungngkungan;an; (c) pem

(c) pemunguungutan hasil huttan hasil hutan nan non kaon kayu. Sedyu. Sedangkan angkan pada pada hutan produhutan produksi ksi ditditamambahbah pemanfaatan hasil hutan kayu.

pemanfaatan hasil hutan kayu.

Ijin usaha pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan, pemungutan hasil hutan kayu dan Ijin usaha pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan, pemungutan hasil hutan kayu dan non kayu da

non kayu dapat diusahakan oleh perorangan, koperasipat diusahakan oleh perorangan, koperasi, badan usaha , badan usaha mmililiik swak swastasta Indonesia, badan usaha milik negara atau daerah.

Indonesia, badan usaha milik negara atau daerah.

Pembentukan wilayah pengelolaan hutan tingkat unit pengelolaan dilaksanakan Pembentukan wilayah pengelolaan hutan tingkat unit pengelolaan dilaksanakan dengan mempertimbangkan karakteristik lahan, tipe hutan, fungsi hutan, kondisi dengan mempertimbangkan karakteristik lahan, tipe hutan, fungsi hutan, kondisi DAS, sosial budaya, ekonomi, kelembagaan masyarakat setempat termasuk DAS, sosial budaya, ekonomi, kelembagaan masyarakat setempat termasuk masyarakat hukum adat dan batas administrasi pemerintahan.

masyarakat hukum adat dan batas administrasi pemerintahan.

Penyusunan

Penyusunan rencana rencana kehutanan kehutanan berdasarberdasarkan kan jjangka angka waktu waktu perencanaan, perencanaan, skalskalaa geografi

geografis, s, fungsi fungsi pokok kawapokok kawasan hutan. san hutan. DaDasar hukum sar hukum penyusupenyusunan rencannan rencanaa

Kotak 5.1. Kotak 5.1.

PER

PERTAMBANGAN DI DALATAMBANGAN DI DALAM KAWASAM KAWASAN HUN HUTANTAN

Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan non kehutanan meliputi Penggunaan kawasan hutan untuk kepentingan pembangunan non kehutanan meliputi pertambangan dan energi, religi, pertahanan dan keamanan, telekomunikasi, dan pertambangan dan energi, religi, pertahanan dan keamanan, telekomunikasi, dan perhubungan.

perhubungan.

Kepentingan pertambangan meliputi (a) pertambangan umum/mineral; (b) minyak dan Kepentingan pertambangan meliputi (a) pertambangan umum/mineral; (b) minyak dan gas bumi; (c) panas bumi; (d) jalur listrik; (e) instalasi air.

gas bumi; (c) panas bumi; (d) jalur listrik; (e) instalasi air.

UU no.41/1999 pada hakekatnya mengatur penggunaan kawasan hutan di hutan UU no.41/1999 pada hakekatnya mengatur penggunaan kawasan hutan di hutan produksi (HP dan HPT) dan hutan lindung (HL) melalui prosedur pinjam pakai.

produksi (HP dan HPT) dan hutan lindung (HL) melalui prosedur pinjam pakai.

Khu

Khusus penamsus penambangabangan di n di HL dilHL dilakukan denakukan dengan pola tgan pola tertertutup. utup. Persetujuan penggunaaPersetujuan penggunaann kaw

kawasan hutan yang berdamasan hutan yang berdampak luas dipak luas dillakukan oleh Meakukan oleh Menhut berdasarkan persetnhut berdasarkan persetujuanujuan DPR.

DPR.

Hutan yang rusak akibat penggunaan tsb harus direklamasi dan direhabilitasi. Hutan yang rusak akibat penggunaan tsb harus direklamasi dan direhabilitasi.

Kegiatan mendasar yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pembangunan Kegiatan mendasar yang perlu diperhatikan dalam perencanaan pembangunan kehutanan adalah (1) penyelesaian penegakan hukum terhadap pelanggaran di kehutanan adalah (1) penyelesaian penegakan hukum terhadap pelanggaran di sektor

sektor kehutanan kehutanan al. al. : peneba: penebangan ngan dan dan perdaganperdagangan gan lliariar, kebakaran h, kebakaran hutan,dlutan,dlll.; .; (2)(2) perubahan paradigma pemanfaatan hasil hutan kayu menjadi non-kayu dan jasa perubahan paradigma pemanfaatan hasil hutan kayu menjadi non-kayu dan jasa lingkungan (ekotorisme, carbon sequestration,dll); (c) membuka diri terhadap lingkungan (ekotorisme, carbon sequestration,dll); (c) membuka diri terhadap pembangunan sektor lainnya dalam rangka konservasi sumber daya air.

pembangunan sektor lainnya dalam rangka konservasi sumber daya air.

2.

2. PePengelongelolaan laan HutanHutan

Pengelolaan hutan meliputi kegiatan (1) tata hutan dan penyusunan rencana Pengelolaan hutan meliputi kegiatan (1) tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan; (2) pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan; (3) pengelolaan hutan; (2) pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan; (3) rehabilitasi dan reklamasi hutan; (4) perlindungan hutan dan konservasi alam.

rehabilitasi dan reklamasi hutan; (4) perlindungan hutan dan konservasi alam.

Dalam rangka pengelolaan kawasan hutan yang lebih intensif untuk memperoleh Dalam rangka pengelolaan kawasan hutan yang lebih intensif untuk memperoleh manfaat yang lebih optimal dan lestari dilakukan kegiatan tata hutan meliputi manfaat yang lebih optimal dan lestari dilakukan kegiatan tata hutan meliputi pem

pembagian kawasan hutan bagian kawasan hutan dalam blok-dalam blok-blok berdasarkan eblok berdasarkan ekosistkosistemem, ti, tipe, fungsi danpe, fungsi dan rencana pemanfaatan hutan.

rencana pemanfaatan hutan.

Rehabilitasi hutan dan lahan dimaksudkan untuk memulihkan, mempertahankan dan Rehabilitasi hutan dan lahan dimaksudkan untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan perananya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga, yaitu perananya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga, yaitu dengan memperhatikan kesesuaian luas dan letak hutan dalam Daerah Aliran Sungai dengan memperhatikan kesesuaian luas dan letak hutan dalam Daerah Aliran Sungai (DAS).

(DAS).

Rehabilitasi hutan dan lahan meliputi reboisasi, penghijauan, pemeliharaan dan Rehabilitasi hutan dan lahan meliputi reboisasi, penghijauan, pemeliharaan dan pengayaan tanaman, serta penerapan teknik konservasi tanah secara vegetatif dan pengayaan tanaman, serta penerapan teknik konservasi tanah secara vegetatif dan sipi

sipil l teknis pada teknis pada lahan klahan krirititis das dan tin tidak dak produproduktiktif. f. PePelaksanalaksanaan rehan rehabiliabilitasi dengatasi dengann memperhatikan kondisi biofisik serta potensi masyarakat setempat.

memperhatikan kondisi biofisik serta potensi masyarakat setempat.

Reklamasi hutan meliputi usaha untuk memperbaiki dan memulihkan kembali lahan Reklamasi hutan meliputi usaha untuk memperbaiki dan memulihkan kembali lahan dan veg

dan vegetasi etasi hutan yang rusak aghutan yang rusak agar dapat berfungsi secarar dapat berfungsi secara oa optiptimmal sesuai fal sesuai fungsinya.ungsinya. Kegiatan reklamasi meliputi kegiatan inventarisasi lokasi, penetapan lokasi, Kegiatan reklamasi meliputi kegiatan inventarisasi lokasi, penetapan lokasi, perencanaan dan pelaksanaan reklamasi.

3.

3. Hutan Hutan KemasyarakatanKemasyarakatan

Pada aw

Pada awalalnya, nya, Hutan KemHutan Kemasyarakatasyarakatan (HKman (HKm) di) diartartiikan sebagai hutkan sebagai hutan yan yang ang dikeldikelolaola dengan tujuan mendukung kehidupan dan kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan dengan tujuan mendukung kehidupan dan kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan tanpa

tanpa mmenguengurangi rangi fungsi fungsi pokoknyapokoknya. . KeKegiatgiatan an tertersebut sebut dildilaksanaaksanakan kan dengdenganan meningkatkan daya dukung lahan melalui pemanfaatan ruang tumbuh dan meningkatkan daya dukung lahan melalui pemanfaatan ruang tumbuh dan bagian-bagian t

bagian tertertentu dari entu dari areal areal pertpertanamanaman hutan, baik yang berada di dalan hutan, baik yang berada di dalam am mmaupun aupun didi luas kawasan hutan.

luas kawasan hutan.

Prioritas kegiatan hutan kemasyarakatan diarahkan pada daerah-daerah yang Prioritas kegiatan hutan kemasyarakatan diarahkan pada daerah-daerah yang mendapat tekanan penduduk penduduk, sebagai akibat desakan kebutuhan akan mendapat tekanan penduduk penduduk, sebagai akibat desakan kebutuhan akan llahan ahan dan dan hasil hutan. hasil hutan. MModel/odel/pola pola hutan hutan kemkemasyarakatasyarakatan an pada pada wilwilayah ayah tertertenttentuu disesuaikan dengan kondisi dan situasi wilayah setempat dengan pendekatan jenis disesuaikan dengan kondisi dan situasi wilayah setempat dengan pendekatan jenis

Kotak 5.2. Kotak 5.2.

DAERAH AL

DAERAH AL IRAN SUNGIRAN SUNGAI (DAS)AI (DAS)

Dalam memposisikan hutan sebagai pelindung tanah, air, dan lingkungan, maka Dalam memposisikan hutan sebagai pelindung tanah, air, dan lingkungan, maka rehabilitasi dan reklamasi hutan dan lahan dilakukan dengan menggunakan DAS rehabilitasi dan reklamasi hutan dan lahan dilakukan dengan menggunakan DAS sebagai unit analisis, dengan kriteria dan indikator kinerja DAS adalah:

sebagai unit analisis, dengan kriteria dan indikator kinerja DAS adalah:

a.

a. PenPengunagunaan an lahan lahan (i(indikator : ndikator : penupenutupan tupan vegevegetasitasi, , kesesukesesuaian aian llahanahan, indeks , indeks erosi,erosi, dan pengelolaan lahan)

dan pengelolaan lahan) b.

b. Tata Tata air (indiair (indikator : kator : debit sundebit sungai, sedimgai, sedimen, en, polutpolutan, an, dan dan nisbah nisbah handahandar r sedimesedimen)n) c.

c. Sosial Sosial (i(indikatndikator or : : kepedkepeduliulian an iindivindividu du terterhadap hadap konservasi, konservasi, partipartisipasi sipasi mmasasyayarakrakat,at, dan tekanan penduduk)

dan tekanan penduduk) d.

d. EkonEkonomomi (ii (indikatndikator or : ketergantungan : ketergantungan terterhadahadap p llahan, ahan, titingkat ngkat pendapendapatanpatan masyarakat, produktivitas lahan dan jasa lingkungan)

masyarakat, produktivitas lahan dan jasa lingkungan) e.

e. KelemKelembagaabagaan n (i(indikatndikator or : ke: keberdayaaberdayaan n lembalembaga ga adat/ladat/lokal, ketergantunganokal, ketergantungan terhadap pemerintah, dan kegiatan usaha bersama)

Hutan kemasyarakatan dilaksanakan dalam rangka rehabilitasi lahan kritis di hutan lindung dan hutan produksi yang ditetapkan untuk kegiatan hutan kemasyarakatan. Tujuannya adalah :

a. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar dan di dalam hutan

b. Meningkatkan mutu dan produktivitas hutan sesuai fungsi dan peruntukannya c. Menjaga kelestarian hutan dan lingkungan hidup.

Kawasan hutan yang dapat ditetapkan untuk kegiatan Hutan Kemasyarakatan adalah kawasan hutan lindung dan atau hutan produksi yang kritis dan perlu direhabilitasi dan belum dibebani hak-hak lain. Kegiatan HKm dilakukan oleh masyarakat yang berada di dalam ataupun di sekitar kawasan hutan baik perorangan ataupun kelompok atau berupa koperasi.

Pada tahun 1998 diterbitkan Keputusan Menteri Kehutanan No. 677/Kpts-II/1998 tentang Hutan Kemasyarakatan yang merupakan bentuk pengusahaan hutan oleh masyarakat. Hutan Kemasyarakatan adalah hutan negara yang dicadangkan atau ditetapkan oleh Menteri untuk diusahakan oleh masyarakat setempat dengan tujuan pemanfaatan hutan secara lestari sesuai dengan fungsinya dan menitik beratkan pada kepentingan mensejahterakan masyarakat.

Pada tahun 1999 dilakukan penyempurnaan lagi dengan Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 865/Kpts-II/1999. Selanjutnya dengan terbitnya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, UU No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, UU No 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan dan PP No. 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah Pusat dan Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonom, dilakukan penyempurnaan lagi dengan diterbitkannya Keputusan Menteri Kehutanan No.

31/Kpts-II/2001 tentang Penyelenggaraan Hutan Kemasyarakatan. Beberapa

penyempurnaan kebijakan hutan kemasyaratan antara lain sebagai berikut :

1. Sesuai dengan UU No. 41 Tahun 1999, pengertian Hutan Kemasyarakatan adalah hutan negara dengan sistem pengelolaan hutan yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat setempat tanpa mengganggu fungsi pokoknya.

2. Penyelenggaraan hutan kemasyarakatan berazaskan kelestarian fungsi hutan baik dari aspek ekosistem, kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan, pengelolaan sumberdaya alam yang demokratis, keadilan sosial, akuntabilitas publik serta kepastian hukum.

3. Hutan Kemasyarakatan yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat di dalam dan di sekitar hutan dalam pengelolaan hutan dalam rangka

meningkatkan kesejahteraannya dengan tetap menjamin kelestarian fungsi hutan dan ekosistemnya.

Prinsip pengelolaannya adalah sebagai berikut :

a. Memberi peran yang lebih aktif kepada masyarakat setempat dengan menempatkan masyarakat sebagai pelaku utama dalam pengelolaan hutan;

b. Meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan hutan kemasyarakatan dengan melimpahkan kewenangan kepada Pemerintah Kabupeten / Kota;

c. Memberi peran kepada Pemerintah Kabupaten/Kota untuk :

Bertindak lebih pro aktif dalam pemberdayaan masyarakat setempat secara

terus menerus dan berkesinambungan;

Memberikan kemudahan dalam proses penyelenggaraan, berupa

penyederhanaan perencanaan, perijinan, penarikan pungutan dan lain-lain;

Membantu dan memfasilitasi masyarakat setempat untuk menentukan

kelembagaannya secara mandiri

Hutan kemasyarakatan dilaksanakan di seluruh Indonesia, kecuali di Provinsi DKI Jakarta karena tidak adanya kawasan hutan yang dapat ditetapkan sebagai wilayah pengelolaan hutan kemasyarakatan. Dalam periode 5 tahun terakhir sejak 1997/1998 s.d. 2001, total realisasi pembuatan tanaman hutan kemasyarakatan adalah 35.427 ha.

4. Pengelolaan Hutan Rakyat

Pengembangan hutan rakyat mempunyai peranan semakin penting, karena menghasilkan kayu untuk memenuhi permintaan kayu selain dari hutan alam yang kondisinya saat ini cenderung menurun kemampuannya dalam memenuhi permintaan kayu yang semakin meningkat. Dengan demikian pengembangan hutan rakyat akan mendorong berkembangnya usaha rakyat perdesaan.

Kegiatan Pengembangan/pembangunan hutan rakyat selama tahun 2000 dan 2001 adalah seluas 5.792 ha.

5. Pengelolaan Hutan Adat

Hutan Adat merupakan bagian dari hutan negara sebagai konsekuensi penguasaan oleh hutan negara dan prinsip negara kesatuan. Meskipun demikian, hak-hak masyarakat adat untuk melakukan pengelolaan hutan tetap dijunjung tinggi sepanjang kenyataannya masyarakat adat tersebut ada dan diakui keberadaannya.

Saat ini sudah disusun Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Hutan Adat yang mengatur hak dan kewajiban masyarakat adat. Dalam kaitan ini pengelolaan hutan oleh masyarakat adat akan diikuti dengan tanggung jawab pelestarian sumber daya yang dikelola oleh masyarakat.

 Kotak 5.3.

Pandangan Masyarakat Adat

Pandangan masyarakat adat mengenai hutan adat sangat beragam dan terkait dengan konsep wilayah adat setempat antara lain :

hutan adat sebagai daerah keramat yang harus dihormati;

hutan adat sebagai hutan lindung atau hutan cadangan yang dapat dibuka jika anggota masyarakat membutuhkannya;

hutan adat adalah semua hutan dalam wilayah adat sebagai hutan adat.

Pengertian yang beragam tersebut memerlukan kesepakatan bersama semua stakeholder.

6

6

1. Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

Penelitian dan pengembangan kehutanan dimaksudkan untuk meningkatkan

penguasaan dan penerapan IPTEK kehutanan guna mendukung percepatan

terwujudnya kelestarian hutan dan kesejahteaan masyarakat. Dalam konteks ini, penelitian dan pengemnbangan kehutanan diarahkan untuk menghasilkan kajian-kajian ilmiah sebagi dasar pembuatan kebijakan (sebagai pemandu), menghasilkan teknologi untuk pemecahan permasalahan yang dihadapi, dan menghasilkan paket-paket teknologi tepat guna untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan dan peningkatan nilai tambah sumberdaya.

Berbagai produk telah dihasilkan dari kegiatan penelitian dan pengembangan, namun berbagai permasalahan masih dihadapi oleh Badan Litbang Kehutanan sebagai

pemegang otoritas IPTEK kehutanan. Secara umum permasalahan tersebut

adalah : (1) Badan Litbang belum menghasilkan IPTEK yang diharapkan membantu pemecahan permasalahan dalam pengelolaan hutan, (2) masih rendahnya appresiasi pihak pengguna atas perlunya IPTEK dalam praktek pengelolaan hutan. Kedua penyebab ini secara bersama-sama dari waktu ke waktu semakin memarginalkan peranan IPTEK (baca: Badan Litbang Kehutanan) dalam konstelasi pembangunan kehutanan, sementara di sisi lain kian disadari bahwa

masalah-PENELITIAN,

PENGEMBANGAN,

Dalam dokumen Informasi Umum Kehutanan 2002 (Halaman 41-48)

Dokumen terkait