• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengusulan wakil perseroan untuk menjadi calon Anggota Direksi dan Dewan Komisaris pada perusahaan patungan dan/atau anak

BAB V TATA LAKSANA KEWENANGAN DIREKSI YANG MEMERLUKAN PERSETUJUAN RUPS SETELAH MENDAPAT TANGGAPAN TERTULIS DARI

15. Pengusulan wakil perseroan untuk menjadi calon Anggota Direksi dan Dewan Komisaris pada perusahaan patungan dan/atau anak

dan/atau anak perusahaan yang memberikan kontribusi

signifikan kepada perusahaan dan/atau bernilai strategis

yang ditetapkan RUPS.

Prosedur

a. Direksi melakukan kajian dan mengajukan permohonan untuk mendapatkan persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris terkait pengusulan wakil perseroan untuk menjadi calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris pada perusahaan patungan dan/atau anak perusahaan yang memberikan kontribusi signifikan kepada perusahaan dan/atau bernilai strategis yang ditetapkan RUPS, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan, yang dilampiri dengan dokumen-dokumen pendukung yang lengkap sesuai sifat dari rencana tersebut.

b. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak menerima permohonan Direksi, Dewan Komisaris harus memberikan pernyataan mengenai kelengkapan yang disertakan Direksi dalam permohonan tersebut, yang apabila terlampaui maka dokumen dinyatakan lengkap.

c. Dalam hal Dewan Komisaris menyatakan tidak lengkap, maka Dewan Komisaris wajib menyebutkan dokumen atau informasi yang harus dilengkapi oleh Direksi dalam usulan rencana Direksi secara tertulis. d. Setelah dokumen dinyatakan lengkap oleh Dewan Komisaris, maka

Dewan Komisaris akan memeriksa dokumen yang telah disertakan untuk rekomendasi tersebut. Dalam hal Dewan Komisaris

memerlukan tambahan dokumen dan/atau penjelasan, maka Dewan Komisaris dapat meminta Direksi untuk melengkapi dan/atau memberikan penjelasan. Dewan Komisaris dapat mendelegasikan wewenang kepada Komite dan/atau Staf Ahli Komisaris untuk memeriksa dokumen tersebut. Dewan Komisaris memutuskan memberikan persetujuan atau penolakan (secara tertulis).

e. Apabila dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterimanya permohonan atau penjelasan dan dokumen secara lengkap dari Direksi tetapi Dewan Komisaris tidak memberikan tanggapan tertulis (persetujuan/penolakan), maka Dewan Komisaris dianggap menyetujui usulan Direksi.

f. Direksi mengajukan permohonan persetujuan dari RUPS apabila telah mendapat persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris atau terjadi kondisi pada point e.

g. Atau Direksi tidak mengajukan permohonan persetujuan dari RUPS apabila mendapat penolakan tertulis dari Dewan Komisaris.

h. Jika mendapat persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris, maka RUPS melakukan pengambilan keputusan atas permohonan Direksi.

i. Direksi menindaklanjuti atau tidak menindaklanjuti rencana untuk pengusulan wakil perseroan untuk menjadi calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris pada perusahaan patungan dan/atau anak perusahaan yang memberikan kontribusi signifikan kepada perusahaan dan/atau bernilai strategis yang ditetapkan RUPS, organisasi dan/atau perkumpulan baik yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan, setelah mendapatkan keputusan dari RUPS (berupa persetujuan atau penolakan).

DIREKSI RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Alur Kerja : Pengusulan wakil perseroan untuk menjadi calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris pada perusahaan patungan dan/atau anak perusahaan yang memberikan kontribusi signifikan kepada perusahaan dan/atau bernilai strategis yang ditetapkan RUPS

P R O S E S D O K U M E N K O N T R O L H A S IL A C U A N

- Kajian dan Dokumen Pendukung untuk pengusulan wakil perseroan untuk menjadi calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris pada perusahaan patungan dan/atau anak perusahaan yang memberikan kontribusi signifikan kepada perusahaan dan/atau bernilai strategis yang ditetapkan RUPS

- Surat permohonan persetujuan tertulis dari Dewan Komisaris - Surat permohonan persetujuan dari RUPS

DEWAN KOMISARIS

- Hasil pengecekan Sekretaris Dewan Komisaris

- Surat pernyataan kelengkapan dokumen permohonan Direksi - Hasil kajian atas permohonan direksi

- Surat persetujuan atau penolakan

Anggaran Dasar Pasal 11 Ayat 10 huruf o

Start

Melakukan kajian dan mempersiapkan Dokumen Pendukung untuk pengusulan wakil perseroan untuk menjadi calon anggota Direksi dan

Dewan Komisaris pada perusahaan patungan dan/atau

anak perusahaan yang memberikan kontribusi signifikan kepada perusahaan dan/atau bernilai strategis yang

ditetapkan RUPS

Mengajukan permohonan persetujuan tertulis dari Dewan

Komisaris

Menerima permohonan dan melakukan pengecekan kelengkapan dokumen yang

diperlukan (7 hari kerja) Kajian dan Dokumen Pendukung

untuk pengusulan wakil perseroan untuk menjadi calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris pada

perusahaan patungan dan/atau anak perusahaan yang memberikan kontribusi signifikan

kepada perusahaan dan/atau bernilai strategis yang ditetapkan

RUPS

Hasil pengecekan Sekretaris Dewan Komisaris Dokumen lengkap ? Surat pernyataan kelengkapan dokumen permohonan Direksi

Meminta dokumen yang belum lengkap

Melakukan kajian dan pengambilan keputusan atas

permohonan (30 hari kerja) Tidak meminta tambahan dokumen

Hasil kajian atas permohonan direksi Keputusan < 30 hari Memberikan persetujuan atau tidak? (tertulis) Ya

Surat persetujuan atau penolakan Mengajukan permohonan persetujuan

dari RUPS tanpa/dengan menyertakan Surat Persetujuan dari

Dewan Komisaris

Ya

End Tidak

Tidak

Surat Permohonan Persetujuan dari RUPS

Menerima permohonan & mempelajari untuk mengambil

keputusan Menerima/ menolak permohonan Direksi Menerima permohoanan Direksi

Pengusulan wakil perseroan untuk menjadi calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris pada perusahaan patungan dan/atau anak perusahaan yang

memberikan kontribusi signifikan kepada perusahaan dan/atau bernilai strategis yang ditetapkan RUPS

Menolak permohonan Direksi Surat permohonan persetujuan

tertulis dari Dewan Komisaris

Mempersiapkan dan memberikan dokumen tambahan yang diperlukan

LAMPIRAN 1

PEMBAGIAN TUGAS DIREKSI

1. Direktur utama

Direktur Utama memiliki tugas sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab atas keseluruhan pelaksanaan fungsi-fungsi pokok Direksi dalam pengelolaan Perseroan

b. Melakukan koordinasi atas pelaksanaan tugas Direktur lainnya

c. Memastikan bahwa pengelolaan Perseroan sejalan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan

d. Memastikan bahwa pengelolaan Perseroan sesuai dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG)

e. Mengarahkan, mengembangkan dan menetapkan strategi pengelolaan Perseroan secara menyeluruh

f. Menetapkan road map pengembangan produk dan bisnis Perseroan g. Memantau pelaksanaan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP),

Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) dan Rencana Kerja dan Anggaran Operasional (RKAO)

h. Memastikan bahwa risiko telah dikelola sesuai kebijakan yang telah ditetapkan

i. Memastikan bahwa indikator kinerja kunci (Key Performance

Indicators/KPI) untuk masing-masing direktorat dan korporat telah

sesuai dengan visi, misi dan tujuan perusahaan

j. Membangun sistem pengendalian internal yang handal

k. Memastikan tindak lanjut temuan Satuan Pengawasan Intern (SPI) dan auditor eksternal telah dilaksanakan

l. Membangun platform sistem manajemen mutu Perseroan sesuai dengan standar yang berlaku umum

m. Memastikan tindak lanjut laporan ketidaksesuaian Audit Mutu Internal (AMI) dan auditor eksternal telah dilaksanakan

n. Menyampaikan laporan-laporan yang telah ditentukan kepada Dewan Komisaris dan Pemegang Saham

o. Melaksanakan tugas-tugas lain yang ditetapkan oleh RUPS

2. Direktur Teknologi dan Produksi

Direktur Teknologi dan Produksi memiliki tugas pokok sebagai berikut : a. Bertanggung jawab atas terselenggaranya kegiatan manajemen

proyek, pengembangan teknologi & inovasi serta kegiatan produksi Perseroan

b. Membina, menyelenggarakan dan mengendalikan manajemen proyek, pengembangan teknologi & inovasi serta kegiatan produksi sesuai dengan arah, sasaran serta strategi bisnis Perseroan yang telah ditetapkan

Direktur Teknologi dan Produksi memiliki tugas dan tanggung jawab memastikan dilakukannya hal-hal sebagai berikut :

a. Penyusunan dan penetapan rencana stratejik bidang manajemen proyek, pengembangan teknologi & inovasi serta kegiatan produksi b. Penyusunan dan penetapan kebijakan bidang manajemen proyek,

pengembangan teknologi & inovasi serta kegiatan produksi

c. Kegiatan manajemen proyek sesuai kualitas, biaya, waktu pengiriman

(delivery) dan pelayanan (level of services) yang telah disepakati

dalam kontrak kerja

d. Pengembangan teknologi & inovasi sesuai dengan road map

e. Kerjasama teknologi & inovasi dengan mitra dalam dan luar negeri (departemen, lembaga penelitian, perusahaan pemilik teknologi dll.) f. Kelancaran kegiatan produksi

g. Pengendalian mutu produk

h. Pengembangan, investasi dan pemeliharaan mesin / fasilitas produksi i. Manajemen keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan hidup

(K3LH)

j. Aplikasi teknologi informasi Perseroan selaras dengan strategi yang telah ditetapkan (termasuk di dalamnya e-procurement)

k. Pengembangan Supply Chain Management (SCM) terkait produk-produk yang dihasilkan Perseroan

l. Sistem logistik (pengadaan barang dan jasa) yang efisien, tepat waktu, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan

m. Kajian risiko dalam bidang pelaksanaan proyek, teknologi & inovasi serta produksi

n. Penyusunan indikator kunci dalam bidang pelaksanaan proyek, teknologi & inovasi serta produksi

3. Direktur Pemasaran

Direktur Pemasaran memiliki tugas pokok sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab atas terselenggaranya kegiatan pemasaran produk-produk yang dihasilkan Perseroan

b. Membina, menyelenggarakan dan mengendalikan pemasaran Perseroan sesuai dengan arah, sasaran serta strategi bisnis Perseroan yang telah ditetapkan

Direktur Pemasaran memiliki tugas dan tanggung jawab memastikan dilakukannya hal-hal sebagai berikut :

a. Penyusunan dan penetapan rencana stratejik bidang pemasaran b. Penyusunan dan penetapan kebijakan pemasaran

c. Penyusunan rencana pengembangan bisnis / pasar (business plan) d. Pelaksanaan kegiatan promosi/road show produk yang dihasilkan

Perseroan

e. Pengembangan pemasaran dengan menjalin kemitraan baik dari dalam maupun luar negeri

f. Proses account management dalam rangka menjamin loyalitas customer

g. Riset pasar dalam rangka mencari peluang pasar

h. Menjalankan fungsi kesekretariatan perusahaan (corporate secretary) i. Kajian risiko bidang pemasaran

j. Penyusunan indikator kunci bidang pemasaran

4. Direktur Administrasi & Keuangan

Direktur Administrasi dan Keuangan memiliki tugas pokok sebagai berikut :

a. Bertanggung jawab atas terselenggaranya pengelolaan keuangan, pendanaan, SDM & Organisasi, kegiatan administrasi umum dan pengelolaan aset Perseroan

b. Mengembangkan, menyelenggarakan dan mengendalikan pengelolaan keuangan, pendanaan, SDM & Organisasi, kegiatan administrasi umum dan pengelolaan aset Perseroan sesuai dengan arah, sasaran serta strategi bisnis Perseroan yang telah ditetapkan Direktur Administrasi dan Keuangan memiliki tugas dan tanggung jawab memastikan dilakukannya hal-hal sebagai berikut :

a. Penyusunan dan penetapan rencana stratejik dalam bidang keuangan & pendanaan serta SDM & Organisasi

b. Penyusunan dan penetapan kebijakan bidang keuangan & pendanaan serta SDM & Organisasi Perseroan

c. Pendanaan proyek, program dan rutin Perseroan

d. Pembukuan dan administrasi keuangan Perseroan didasarkan atas pengendalian internal yang handal

e. Penerbitan laporan keuangan yang akurat, handal dan tepat waktu f. Sistem informasi akuntansi yang dikembangkan sesuai dengan

standar akuntansi keuangan

g. Siklus manajemen SDM (Recruitment & Staffing, Learning &

Development, Performance Management, Compensation/Payment

dan Succession Planning) sejalan dengan sasaran dan strategi

perusahaan

h. Pengembangan dan pembinaan budaya kerja Perseroan

i. Penatausahaan, pengelolaan serta pengamanan asset perusahaan dikelola dengan baik

j. Kajian risiko dalam bidang keuangan dan SDM

k. Penyusunan indikator kunci dalam bidang keuangan, akuntansi dan SDM

LAMPIRAN 2

SURAT KUASA TERTULIS DIREKSI BERHALANGAN TIDAK TETAP

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : ………

Jabatan : Direktur ……….. PT Len Industri (Persero) Selanjutnya disebut sebagai PEMBERI KUASA

Dengan ini memberikan kuasa kepada:

Nama : ………..

Jabatan : Direktur ………..PT Len Industri (Persero) Selanjutnya disebut sebagai PENERIMA KUASA

--- KHUSUS ---

Untuk dan atas nama serta mewakili PEMBERI KUASA sebagai Pelaksana Tugas saat PEMBERI KUASA berhalangan tidak tetap. Kuasa ini diberikan untuk:*)

 Bertindak untuk dan atas nama PEMBERI KUASA tanpa batasan apa pun, termasuk tidak terbatas kepada menyetujui, menandatangani dan melakukan tindak lanjut hal-hal yang terkait dengan kewenangan PEMBERI KUASA sebagai Direktur PT Len Industri (Persero); atau

 Bertindak untuk dan atas nama PEMBERI KUASA, dengan batasan sebagai berikut:

Demikian untuk diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan. Dibuat di:

Tanggal:

PEMBERI KUASA PENERIMA KUASA

LAMPIRAN 3

SURAT KUASA TERTULIS DIREKSI TIDAK MENGIKUTI RAPAT DIREKSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : ………..

Jabatan : Direktur ……….. PT Len Industri (Persero) Selanjutnya disebut sebagai PEMBERI KUASA

Dengan ini memberikan kuasa kepada

Nama : ………..

Jabatan : Direktur ……….. PT Len Industri (Persero) Selanjutnya disebut sebagai PENERIMA KUASA

---KHUSUS--- Untuk dan atas nama serta mewakili PEMBERI KUASA dalam Rapat Direksi yang dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : ……….. Pukul : ………..

Tempat : ………

Kuasa ini diberikan untuk:*) -Menghadiri rapat tersebut

-Mengadakan pembicaraan serta mengeluarkan suara dalam rapat tersebut -Mengambil keputusan-kepitusan

Terhadap Agenda Rapat, dengan ini Pemberi Kuasa menyatakan sebagai berikut:**) - Menerima seluruh agenda rapat untuk dibahas

- Mohon agenda yang saya sebut di bawah ini tidak dibahas dengan alasann-alasan sebagai berikut:

………... ………..

Demikian untuk diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan Dibuat di :

Tanggal:

PEMBERI KUASA PENERIMA KUASA

___________________________ ___________________________ *)Hal yang tidak dikuasakan mohon dicoret

LAMPIRAN 4

KETENTUAN MENGENAI PIAGAM SATUAN

PENGAWASAN INTERNAL (INTERNAL AUDIT CHARTER)

1. Isi Piagam Satuan Pengawasan Internal berisi

sekurang-kurangnya meliputi:

a. Struktur dan kedudukan Unit Satuan Pengawasan Internal , dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Unit Satuan Pengawasan Internal dipimpin oleh seorang Kepala Satuan Pengawasan Internal;

2) Kepala Satuan Pengawasan Internal diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama atas persetujuan Dewan Komisaris;

3) Direktur Utama dapat memberhentikan Kepala Satuan Pengawasan Internal, setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris, jika Kepala Satuan Pengawasan Internal tidak memenuhi persyaratan sebagai Auditor Satuan Pengawasan Internal sebagaiman adiatur dalam Piagam ini dan/atau gagal atau tidak cakap menjalankan tugas;

4) Kepala Satuan Pengawasan Internal bertanggungjawab kepada Direktur Utama; dan 5) Auditor yang duduk dalam Unit Satuan Pengawasan

Internal bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala Satuan Pengawasan Internal.

b. Tugas dan Tanggung jawab Unit Satuan Pengawasan Internal, yang sedikitnya meliputi:

1) Menyusun dan melaksanakan rencana Satuan Pengawasan Internal tahunan;

2) Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan sistem manajemen risiko sesuai dengan kebijaksanaan Perseroan;

3) Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen;

4) Membuat laporan hasil audit dan menyamapikan laporan tersebut kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris;

5) Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan;

6) Bekerja sama dengan Komite Audit;

7) Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan Satuan Pengawasan Internal yang dilakukannya; dan

8) Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan. c. Wewenang Unit Satuan Pengawasan Internal, yang

sedikitnya meliputi :

1) Dapat Mengakses seluruh informasi yang relevam tentang perseroan terkait dengan tugas dan fungsinya;

2) Melakukan komunikasi secara langsung dengan Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit

serta anggota dari Direksi, Dewan Komisaris, dan/atau Komite Audit; dan

3) Melakukan koordinasi kegiatannya dengan kegiatan auditor eksternal.

d. Kode Etik Unit Satuan Pengawasan Internal yang mengacu kepada kode etik yang ditetapkan oleh asolasi Satuan Pengawasan Internal yang ada di Indonesia atau kode etik Satuan Pengawasan Internal yang lazim berlaku secara internasional.

e. Persyaratan Auditor yang duduk dalam Unit Satuan Pengawasan Intern, dengan minimal terdapat ketentuan bahwa Unit Satuan Pengawasan Internal wajib mengumumkan mengumumkan kepada Perseroan untuk pengangkatan calon anggota Unit Satuan Pengawasan Internal, terkait integritas calon anggota yang bersangkutan, dimana Unit Satuan Pengawasan Internal harus menyediakan kesempatan bagi laporan keberatan atau ketidakpatuhan (misconduct) terhadap Calon Anggota Satuan Pengawasan Intern.

f. Pertanggungjawaban Unit Satuan Pengawasan Intern g. Larangan perangkapan tugas dan jabatan auditor dan

pelaksana yang duduk dalam Unit Satuan Pengawasan Intern dari pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan baik diperseroan maupun di Anak Perusahan.

2. Persyaratan Auditor yang duduk dalam Unit Satuan Pengawasan Internal paling sedikit meliputi :

a. Memiliki integritas dan perilaku yang profesional, independen, jujur, dan obyektif dalam pelaksanaan tugasnya;

b. Memeliki pengetahuan dan pengalaman mengenai teknis audit dan disiplin ilmu lain yang relevan dengan bidang tugasnya;

c. Memiliki pengetahuan tentang peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi Perseroan;

d. Memiliki kecakapan untuk berinteraksi dan berkomunikasi baik lisan maupun tertulus secara efektif; e. Wajib memenuhi standar profesi yang dikeluarkan

asosiasi Satuan Pengawasan Internal;

f. Wajib mengetahui kode etik Satuan Pengawasan Intern; g. Wajib menjaga kerahasiaan informasi dan/atau data

Perseroan terkait dengan pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Satuan Pengawasan Internal kecuali diwajibkan berdasarkan peraturan perundang-undangan atau penetapan/putusan pengadilan;

h. Memehami prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik dan manajemen risiko; dan

i. Bersedia meningkatkan pengetahuan, keahlian dan kemampuan profesionalismenya secara terus menerus.

LAMPIRAN 5

KETENTUAN MENGENAI PIAGAM KOMITE AUDIT

Isi Piagam Komite Audit berisi sekurang-kurangnya meliputi :

1. Struktur Komite Audit, dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Dewan Komisaris dan dilaporkan kepada Rapat Umum Pemegang Saham;

b. Anggota Komite Audit yang merupakan Komisaris Independen bertindak sebagai Ketua Komite Audit. Dalam hal Komisaris Independen yang menjadi anggota Komite Audit lebih dari satu orang, maka salah satunya bertindak sebagai Ketua Komite Audit; dan

c. Anggota Komite Audit terdiri dari sekurang-kurangnya satu orang Komisaris dan sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota lainnya berasal dari luar Perseroan.

2. Tugas dan tanggung jawab Komite Audit, yang sedikitnya meliputi :

a. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Perseroan seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya termasuk di dalamnya memastikan telah terdapat prosedur pengkajian (review) yang memuaskan terhadap informasi tersebut;

b. Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan kegiatan Perseroan;

c. Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Komisaris atas pengaduan yang berkaitan dengan Perseroan;

d. Membantu Komisaris untuk memastikan efektivitas system pengendalian intern dan efektivitas pelaksanaan tugas eksternal auditor dan internal auditor, termasuk di dalamnya melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal;

e. Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian manajemen serta pelaksanaannya;

f. Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi Perseroan; dan

g. Tugas dan tanggung jawab lainnya yang diperkenankan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Wewenang Komite Audit, yang sedikitnya meliputi :

a. Mengakses catatan atau informasi tentang karyawan, dana, asset serta sumber daya perseroan lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya; dan

b. Komite Audit wajib bekerja sama dengan pihak yang melaksanakan fungsi internal audit.

4. Rapat Komite Audit, dengan sekurang-kurangnya mengatur mengenai :

a. Rapat Komite Audit dilaksanakan sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan minimal rapat Dewan Komisaris yang ditetapkan dalam Anggaran Dasar; dan

b. Membuat risalah rapat yang ditandatangani oleh seluruh anggota Komite Audit yang hadir.

a. Komite Audit membuat laporan kepada Dewan Komisaris atas setiap penugasan yang diberikan; dan

b. Komite Audit membuat laporan tahunan pelaksanaan kegiatan Komite Audit kepada Dewan Komisaris.

6. Masa Tugas, dengan ketentuan bahwa masa tugas anggota Komite Auidt tidak boleh lebih lama dari masa jabatan Dewan Komisaris, sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan dan dapat dipilih kembali hanya untuk 1 (satu) periode berikutnya.

7. Larangan perangkapan tugas dan jabatan auditor dan pelaksana yang duduk dalam Unit auditor Internal dari pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan baik di Perseroan maupun di anak Perusahaan.

Persyaratan keanggotaan Komite Audit paling sedikit meliputi :

1. Memiliki integritas tinggi, kemampuan, pengetahuan dan pengalaman yang memadai sesuai dengan latar belakang pendidikannya, serta mampu berkomunikasi dengan baik;

2. Salah satu dari anggota Komite Audit memiliki latar belakang pendidikan akuntansi atau keuangan;

3. Memiliki pengetahuan yang cukup untuk membaca dan memahami laporan keuangan;

4. Memiliki pengetahuan yang memadai tentang peraturan perundangan yang berkaitan dengan Perseroan;

5. Bukan merupakan orang dalam Kantor Akuntan Publik, Kantor Konsultan Hukum, atau pihak lain yang member jasa audit, jasa non audit dan/atau jasa konsultasi lain kepada Perseroan dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir sebelum diangkat oleh Komisaris.

6. Bukan merupakan orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, atau mengendalikan kegiatan Perseroan dalam waktu 6 (enam) bulan terakhir sebelum diangkat oleh Komisaris, kecuali Komisaris Independen; dan

7. Tidak mempunyai :

a. Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal dengan Komisaris, Direksi, atau Pemegang Saham Pengendali Perseroan; dan/atau

b. Hubungan usaha baik langsung maupun tidak langsung yang berkaitan dengan kegiatan usaha Perseroan.