• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penilaian Kerusakan Dan Kerugian

Dalam dokumen BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA 2013 (Halaman 43-70)

BAB III PENGKAJIAN KEBUTUHAN PEMULIHAN WILAYAH PASCA BENCANA

A. Penilaian Kerusakan Dan Kerugian

Gempa bumi di Tanah Gayo yang melanda Kabupaten Aceh Tengah dan Bener

Meriah menimbulkan dampak berupa kerusakan dan kerugian yang relatif cukup besar.

Kerusakan (dampak langsung), merupakan dampak terhadap aset, properti yang

dinilai dengan harga unit penggantian yang disepakati. Perkiraan itu harus

memperhitungkan tingkat kerusakan (apakah aset masih bisa dipulihkan/ diperbaiki, atau

sudah sama sekali hancur). Umumnya kerusakan yang terjadi terhadap masing – masing

3

2

Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempabumi Aceh 2 Juli 2013 3

fisik yang mengalami kerusakan memiliki tingkat kerusakan yang berbeda dengan yang

lainnya. Penilaian kerusakan dilakukan untuk menentukan angka kerusakan langsung

terhadap fisik yang terdampak bencana. Kriteria penilaian kerusakan dikelompokkan

menjadi tiga kategori jenis kerusakan, yaitu rusak berat, rusak sedang dan rusak ringan.

Kerugian (dampak tidak langsung), merupakan proyeksi hambatan produktivitas

akibat aset yang rusak/hilang akibat bencana, seperti potensi pendapatan yang berkurang,

pengeluaran yang bertambah dan lain-lain selama beberapa waktu hingga aset dipulihkan

berdasarkan nilai saat ini. Dampak ekonomi (kadang disebut dampak sekunder) meliputi

dampak fiskal, dampak pertumbuhan PDB, dan lain-lain.

Untuk memperoleh nilai rupiah dampak bencana dilakukan perhitungan dengan

menggunakan metode penilaian kerusakan dan kerugian yang meliputi lima sektor

terdampak bencana yaitu sektor permukiman, sektor infrastruktur, sektor ekonomi

produktif, sektor sosial dan lintas sektor. Masing–masing sektor tersebut masih terbagi

menjadi beberapa subsektor sebagaimana dijelaskan dalam tabel 3.1.

Tabel 3.1

Sektor, Sub. Sektor Penilaian Kerusakan dan Kerugian

NO

SEKTOR

SUB SEKTOR

1 Permukiman

Perumahan

Prasarana Lingkungan Permukiman

2 Infrastruktur

Transportasi (Darat, Laut, Udara)

Sumberdaya Air (SDA) dan Irigasi

Energi/ Listrik

Pos dan Telekomunikasi

Air bersih dan Sanitasi

3

Ekonomi Produktif

Pertanian, Perkebunan

Perikanan, Perternakan

Industri Kecil dan Menengah

Perdagangan (Pasar tradisional)

Pariwisata

4 Sosial

Kesehatan, Pendidikan, Keagamaan

Lembaga Sosial (Panti asuhan, werdha)

Budaya dan Bangunan bersejarah

5

Lintas Sektor

Pemerintah

Ketertiban dan Keamanan

Keuangan dan Perbankan

Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempabumi Aceh 2 Juli 2013 4

Berdasarkan data per 18 Juli 2013 dengan menggunakan metode penilaian

kerusakan dan kerugian, teridentifikasi bahwa bencana gempa bumi di Kabupaten Aceh

Tengah dan Bener Meriah telah menimbulkan kerusakan dan kerugian mencapai Rp.1,418

Triliun dengan rincian untuk Kabupaten Aceh Tengah sebesar Rp.1,211 Triliun dan

Kabupaten Bener Meriah sebesar Rp.207,673 Miliar. Dilihat dari kepemilikan kerusakan

dan kerugian, maka kepemilikan pihak pemerintah sebesar Rp.563,479 Miliar dan di pihak

swasta sebesar Rp.855,623 Miliar. Secara rinci total kerusakan dan kerugian sebagaimana

disajikan pada tabel 3.2

Tabel 3.2

Penilaian Kerusakan dan Kerugian

Di Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah

(Dalam Ribu Rupiah)

1.

Kabupaten Aceh Tengah

Hasil perhitungan dampak akibat bencana Gempa Bumi di Aceh Tengah

adalah sebesar Rp.1,211 Triliun yang terdiri kerusakan sebesar Rp.1,017 Triliun dan

kerugian sebesar Rp.193,932 Miliar. Perhitungan dampak bencana tersebut

menggunakan metode analisis penilaian kerusakan dan kerugian pascabencana

terhadap sektor–sektor yang terdampak, meliputi sektor permukiman, infrastruktur,

ekonomi produktif, sosial, dan lintas sektor. Dilihat dari kepemilikan kerusakan dan

kerugian, maka kepemilikan pihak pemerintah sebesar Rp.510,655 Miliar dan di

pihak swasta sebesar Rp.700,774 Miliar. Secara rinci nilai kerusakan dan kerugian

sebagaimana disajikan dalam tabel 3.3.

Kabupaten

Aceh Tengah

Kabupaten

Bener Meriah

Pemerintah

Swasta

1

Permukiman

558,873,700

120,457,079

679,330,779

-

679,330,779

2

Infrastruktur

222,446,901

7,123,246

229,570,147

229,570,147

-

3

Sosial

314,122,900

66,857,600

380,980,500

295,231,000

85,749,500

4

Ekonomi

50,031,745

3,402,500

53,434,245

-

53,434,245

5

Lintas Sektor

65,955,100

9,832,600

75,787,700

38,678,700

37,109,000

1,211,430,346

207,673,025

1,419,103,371

563,479,847

855,623,524

JUMLAH

No.

Sektor

Kerusakan dan Kerugian

Total

Kerusakan &

Kerugian

Kepemilikan

5

4

Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempabumi Aceh 2 Juli 2013 5

Tabel 3.3

Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian

Di Kabupaten Aceh Tengah (Dalam Ribu Rupiah)

a.

Sektor Permukiman

Berdasarkan laporan Pemerintah Kabupaten Aceh Tengah, total rumah

rusak sebanyak 15.354 unit yang terdiri atas rusak berat sebanyak 5.301 unit,

rusak sedang sebanyak 2.656 unit, dan rusak ringan sebanyak 7.397 unit. Untuk

memperoleh data yang akurat dan akuntabel terhadap jumlah rumah

terdampak, BNPB bersama dengan Kementerian/ Lembaga terkait dan

Pemerintah Kab. Aceh Tengah melakukan verifikasi lapangan. Terhadap jumlah

populasi rumah terdampak yang cukup banyak dan sebarannya yang bervariasi,

dilakukan verifikasi dengan metode uji petik. Lokasi pengujian diambil masing–

masing 2 (dua) desa dari tiap kecamatan yang terdampak di Kabupaten Aceh

Tengah.

Berdasarkan hasil verifikasi terhadap sampling, terjadi perubahan

komposisi dalam kategori rumah rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan,

sebagai berikut:

Jumlah Rumah Rusak Berat turun sebanyak 180 unit atau 56%.

Jumlah Rumah Rusak Sedang meningkat sebesar 26 Unit atau 28%.

Jumlah Rumah Rusak Ringan meningkat sebesar 28 unit atau 10%.

Sebanyak 121 rumah tidak mengalami kerusakan.

Sebanyak 5 orang kepemilikan ganda (dua rumah).

Pemerintah

Swasta

1

Permukiman

549,704,000

9,169,700

558,873,700

-

558,873,700

2

Infrastruktur

132,974,545

89,472,356

222,446,901

222,446,901

-

3

Sosial

270,319,900

43,803,000

314,122,900

250,100,900

64,022,000

4

Ekonomi

28,986,625

21,045,120

50,031,745

-

50,031,745

5

Lintas Sektor

35,512,500

30,442,600

65,955,100

38,108,100

27,847,000

1,017,497,570

193,932,776

1,211,430,346

510,655,901

700,774,445

JUMLAH

Kerugian

Kerusakan

dan

Kerugian

Kepemilikan

No.

Sektor/Subsektor

Kerusakan

6

Angka kerusakan rumah berdasarkan hasil verifikasi adalah angka yang

akan digunakan sebagai dasar penilaian kerusakan dan kerugian akibat

bencana, menjadi rumah rusak berat sebanyak 3.644 unit, rusak sedang 3.535

unit, dan rusak ringan 7.418 dengan total rumah rusak sebanyak 14.597 unit.

Tipologi rumah di Kabupaten Aceh Tengah berdasarkan informasi Dinas

Cipta Karya, bahwa komposisi rumah permanen sebesar 72%, rumah semi

permanen sebesar 16%, rumah non permanen sebesar 12%. Kerusakan rumah

dihitung berdasarkan tipologi rumah dengan asumsi rumah type 36 m². Tingkat

kerusakan diasumsikan, untuk rusak berat sebesar 90%, rusak sedang sebesar

50% dan rusak ringan sebesar 20%.

Dimana:

X1 = Jumlah rumah dalam Unit

X2 = Harga satuan dalam meter persegi

X3 = Tipe rumah 36 m2

X4 = Tingkat kerusakan dalam %

Dalam melakukan estimasi tersebut diatas diperlukan tenaga ahli

bangunan dari Direktorat Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum.

Nilai kerugian dihitung berdasarkan biaya pembersihan puing :

Dimana:

Y1 = Jumlah orang per hari

Y2 = Jumlah hari

Y3 = Jumlah unit rumah

Y4 = Harga upah per orang per hari

Diasumsikan untuk rumah yang mengalami rusak berat membutuhkan

waktu pembersihan selama 10 hari, rusak sedang selama 7 hari, rusak ringan 3

hari yang didukung oleh 3 orang untuk rusak berat, 2 orang untuk rusak

sedang, dan 1 hari untuk rusak ringan, dengan ongkos per orangnya sebesar

Nilai Kerusakan = X1 * X2 * X3 * X4

Nilai Kerugian = Y1 * Y2 * Y3 * Y4

6

7

Rp.50.000,00/hari. Untuk wilayah dengan jumlah rumah rusak berat lebih dari

200 unit, diasumsikan pembersihan puing rumah menggunakan alat berat,

sehingga diperlukan biaya sewa dan mobilisasi alat berat selama maksimal 14

hari dengan biaya sesuai standar biaya daerah yang berlaku.

Hasil perhitungan penilaian dampak bencana terhadap sektor

permukiman menimbulkan kerusakan sebesar Rp.549,704

Miliar dan kerugian

yang ditimbulkan sebesar Rp.9,169 Miliar, sedangkan total dampak bencana

adalah penjumlahan nilai kerusakan dengan nilai kerugian menjadi sebesar

Rp.558,873

Miliar. Kerusakan dan kerugian di sektor perumahan seluruhnya di

pihak swasta atau masyarakat. Secara rinci disajikan dalam tabel 3.4.

Tabel 3.4

Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian

Di Kabupaten Aceh Tengah Sektor Permukiman (Dalam Ribu Rupiah)

b.

Sektor Infrastruktur

Infrastruktur merupakan sarana penting dalam menunjang mobilitas

aktivitas sosial dan ekonomi penduduk. Terjadinya gempa mengakibatkan

rusaknya berbagai infrastruktur yang mengakibatkan aktivitas masyarakat

terganggu dan secara tidak langsung berdampak terhadap aliran ekonomi

masyarakat setempat. Penilaian dampak bencana pada sektor infrastruktur

dilakukan terhadap kerusakan infrastruktur akibat bencana yang diantaranya di

bidang transportasi (jalan dan jembatan) dan sumber daya air serta dampak

kerugian yang ditimbulkannya.

Pemerintah

Swasta

1

Permukiman

1.1. Permukiman

549,704,000

9,169,700

558,873,700

-

558,873,700

549,704,000

9,169,700

558,873,700

-

558,873,700

No.

Sektor/Subsektor

Kerusakan

Kerugian

Kerusakan

dan

Kerugian

Kepemilikan

Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempabumi Aceh 2 Juli 2013 8

Tingkat kerusakan infrastruktur diasumsikan rusak berat sebesar 80%,

rusak sedang sebesar 50% dari rusak berat, rusak ringan sebesar 20% dari

rusak berat.

Dimana:

X1 = Tingkat kerusakan

X2 = Harga satuan

X3 = Volume kerusakan

Kerugian pada sektor infrastruktur dapat dihitung terhadap

bertambahnya biaya yang dikeluarkan untuk pemakaian bahan bakar minyak

(BBM) dan pembersihan longsoran serta untuk perbaikan darurat meliputi jalan,

tebing sungai, dan jaringan irigasi, serta potensi penurunan hasil produksi padi

di wilayah setempat.

Hasil perhitungan dampak bencana pada sektor infrastruktur

menghasilkan nilai kerusakan sebesar Rp.132,974 Miliar dan kerugian akibat

rusaknya sarana umum sebesar Rp.89,472 Miliar. Total dampak bencana adalah

hasil penjumlahan nilai kerusakan dan kerugian sebesar Rp.222,446 Miliar.

Kerusakan dan kerugian di sektor infrastruktur seluruhnya terhadap milik

pemerintah. Secara rinci disajikan dalam tabel 3.5.

Tabel 3.5

Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian

Di Kabupaten Aceh Tengah Sektor Infrastruktur (Dalam Ribu Rupiah)

Nilai Kerugian = ƒ (BBM, Longsoran, Perbaikan Darurat, Penurunan Hasil Produksi, dll)

Nilai Kerusakan = X1 * X2 * X3

Pemerintah

Swasta

2

Infrastruktur

2.1

Transportasi Darat

126.677.417

86.962.999

213.640.416

213.640.416

-

2.2

Sumber Daya Air

6.297.128

2.509.358

8.806.486

8.806.486

-

132.974.545

89.472.356

222.446.901

222.446.901

-

Kepemilikan

JUMLAH

Kerusakan

dan

Kerugian

No.

Sektor/Subsektor

Kerusakan

Kerugian

8

Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempabumi Aceh 2 Juli 2013 9

Nilai total dampak bencana sektor infrastruktur merupakan kumpulan

nilai kerusakan dan kerugian dari subsektor sebagai berikut:

1)Subsektor Transportasi Darat

Gempa bumi di Tanah Gayo menimbulkan rusaknya sejumlah jalan

dan jembatan di Aceh Tengah. Sebanyak 60 ruas jalan mengalami kerusakan

dengan total panjang 98,46 km yang terdiri dari 71,97 km yang rusak berat,

13,89 km yang rusak sedang, dan 12,60 km yang rusak ringan. Kerusakan

terbanyak terjadi di Kecamatan Ketol, Bebesan, dan Kute Panang. Disamping

itu, 1 unit jembatan di Kecamatan Silih Nara mengalami kerusakan sedang.

Nilai kerusakan jalan dan jembatan di Kabupaten Aceh Tengah

sebesar Rp.126,677 Miliar dan nilai kerugian yang ditimbulkan sebesar Rp.

86,962 Miliar, sehingga total dampak bencana pada subsektor transportasi

darat sebesar Rp.213,640 Miliar.

2)Subsektor Sumber Daya Air

Sumber daya air merupakan salah satu sarana masyarakat yang

mengalami kerusakan akibat bencana gempa bumi. Sejumlah saluran irigasi,

bendung dan

intake mengalami kerusakan. Gempa bumi juga

mengakibatkan beberapa sungai menjadi rusak tidak berfungsi dikarenakan

tertimbun longsoran tanah dalam volume yang besar sehinga air sungai tidak

dapat mengalir sesuai dengan alurnya.

Nilai kerusakan di bidang sumber daya air diperkirakan sebesar Rp.

6,297 Miliar dan kerugian yang ditimbulkan sebesar Rp.2,509 Miliar, sehingga

total dampak bencana yang ditimbulkan pada bidang sumber daya air

sebesar Rp.8,806 Miliar.

c.

Sektor Ekonomi

Akibat bencana gempa bumi yang melanda Kabupaten Aceh Tengah,

beberapa sarana dan prasarana ekonomi masyarakat mengalami kerusakan

secara fisik dan berdampak langsung terhadap penghidupan masyarakat

10

setempat. Penilaian kerusakan dilakukan terhadap aset berupa lahan pertanian,

perkebunan, aset fisik di bidang industri kecil menengah dan gedung balai

penyuluhan pertanian serta dampak kerugian yang ditimbulkannya.

Tingkat kerusakan diasumsikan untuk rusak sebesar berat 70%, rusak

sedang sebesar 50% dan rusak ringan sebesar 20%.

Dimana:

X1 = Tingkat kerusakan

X2 = Harga satuan

X3 = Volume kerusakan

Kerugian pada sektor pertanian dan perkebunan, subsektor industri dapat

dihitung terhadap potensi hilangnya pendapatan, penurunan produksi panen,

dan biaya yang dikeluarkan untuk pembersihan puing bangunan yang terkena

dampak.

Dimana:

Y1 = Hilangnya pendapatan

Y2 = Penurunan produksi panen

Y3 = Pembersihan puing

Y4 = Dan lain lain

Hasil perhitungan dampak bencana pada sektor ekonomi sebesar

Rp.28,986 Miliar dan kerugian yang ditimbulkan sebesar Rp.21,045 Miliar,

sehingga total dampak bencana yang merupakan gabungan nilai kerusakan dan

nilai kerugian sebesar Rp.50,031 Miliar. Dilihat dari kepemilikan, bahwa

kerusakan dan kerugian di sektor ekonomi berada di pihak swasta. Secara rinci

disajikan ndalam tabel 3.6.

Nilai Kerugian = ƒ (Y1, Y2, Y3 dan Y4)

Nilai Kerusakan = X1 * X2 * X3

10

11

Tabel 3.6

Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian

Di Kabupaten Aceh Tengah Sektor Ekonomi (Dalam Ribu Rupiah)

Total dampak bencana sektor ekonomi terdiri dari subsektor – subsektor

dibawah ini:

1)Subsektor Pertanian dan Perkebunan

Di sektor pertanian gempa telah merusak lahan pertanian serta sistem

irigasinya, kilang padi, beberapa unit hand traktor, pohon durian, kebun kopi

dan kantor balai penyuluhan. Kerusakan fisik pada sarana prasarana

pertanian dan perkebunan telah menimbulkan kerugian berupa biaya

tambahan pembersihan puing dan menurunnya produksi panen.

Nilai kerusakan pada sektor pertanian dan perkebunan diperhitungkan

sebesar Rp.2,469 Miliar dengan kerugian yang ditimbulkan sebesar Rp.1,760

Miliar, sehingga total dampak bencana sebesar Rp.4,219 Miliar.

2)

Subsektor Perindustrian

Sektor perindustrian juga mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh

gempa bumi. Sejumlah bangunan industri pengolahan tebu dan bangunan

industri pengolahan kopi beserta peralatannya mengalami kerusakan secara

fisik, dan mengalami kerugian berupa penurunan hasil produksi dan biaya

tambahan yang dikeluarkan untuk pembersihan puing bangunan yang rusak.

Pemerintah

Swasta

3

Ekonomi

3.1

Pertanian

2.459.125

1.760.250

4.219.375

-

4.219.375

3.2

Perindustrian

26.527.500

19.284.870

45.812.370

-

45.812.370

28.986.625

21.045.120

50.031.745

-

50.031.745

Kepemilikan

Kerusakan

dan

Kerugian

JUMLAH

Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempabumi Aceh 2 Juli 2013 12

Penilaian dampak bencana di subsektor perindustrian diperoleh nilai

kerusakan sebesar Rp.26,527 Miliar, kerugian yang ditimbulkan sebesar

Rp.19,284 Miliar, sehingga total dampak bencana sebesar Rp.45,812 Miliar.

d.

Sektor Sosial

Pada sektor sosial dampak bencana terjadi di bidang pendidikan,

kesehatan, peribadatan yang dikelompokkan dalam kepemilikan pemerintah dan

swasta.

Perhitungan kerusakan dan kerugian subsektor pendidikan mencakup

kerusakan fisik pada gedung sekolah, perpustakaan, rumah dinas guru beserta

peralatan pendukungnya dari pendidikan usia dini hingga sekolah menengah

atas serta dampak kerugian yang ditimbulkannya.

Perhitungan kerusakan dan kerugian Subsektor Kesehatan meliputi

kerusakan sarana kesehatan, rumah dinas kesehatan, dan peralatan

pendukungnya dari polindes, puskesmas pembantu, puskesmas, dan rumah

sakit serta dampak kerugian yang ditimbulkannya.

Perhitungan kerusakan dan kerugian Subsektor Agama meliputi sarana

peribadatan beserta peralatanya seperti masjid dan menasah, serta dampak

kerugian yang ditimbulkannya.

Tingkat kerusakan diasumsikan rusak berat sebesar 100%, rusak sedang

sebesar 40% dan rusak ringan sebesar 20%.

Dimana:

X1 = Jumlah rumah dalam Unit

X2 = Harga satuan dalam meter persegi

X3 = Luas bangunan

X4 = Tingkat kerusakan

Nilai kerugian dihitung berdasarkan biaya pembersihan puing :

Nilai Kerusakan = X1 * X2 * X3 * X4

Nilai Kerugian = Y1 * Y2 * Y3 * Y4

12

Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempabumi Aceh 2 Juli 2013 13

Dimana:

Y1 = Jumlah orang per hari

Y2 = Jumlah hari

Y3 = Jumlah unit rumah

Y4 = Harga upah per orang per hari

Perhitungan penilaian kerusakan dan kerugian pada sektor sosial

menghasilkan nilai kerusakan sebesar Rp.270,319 Miliar, nilai kerugian sebesar

Rp.43,803 Miliar, dengan total dampak bencana yang ditimbulkan sebesar

Rp.314,122 Miliar. Dilihat dari kepemilikannya, maka nilai kerusakan dan

kerugian di pihak pemerintah sebesar Rp.250,100 Miliar dan di pihak swasta

sebesar Rp.64,022 Miliar. Secara rinci disajikan dalam tabel 3.7.

Tabel 3.7

Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian

Di Kabupaten Aceh Tengah Sektor Sosial (Dalam Ribu Rupiah)

Nilai kerusakan dan kerugian di sektor sosial adalah akumulasi dari nilai

kerusakan dan kerugian subsektor di bawah ini:

1)Subsektor Pendidikan

Akibat gempa bumi kegiatan belajar mengajar di wilayah terkena

dampak terhenti karena bangunan sekolah berikut peralatan, ruang kelas

belajar, perpustakaan, rumah dinas guru. Mulai dari jenjang PAUD, TK, SD,

SMP hingga SMA/SMK, MI, MTs, MA mengalami kerusakan yang bervariasi.

Sebagian gedung hancur total, rata dengan tanah, dan ada beberapa yang

rusak sebagian namun berbahaya bagi keselamatan bila digunakan.

Kerusakan sarana pendidikan tersebar merata di semua kecamatan yang

terdampak.

Pemerintah

Swasta

4

Sosial

4.1

Kesehatan

45,901,500

2,682,000

48,583,500

48,583,500

-

4.2

Pendidikan

167,059,400

34,458,000

201,517,400

201,517,400

-

4.3

Agama

57,359,000

6,663,000

64,022,000

-

64,022,000

270,319,900

43,803,000

314,122,900

250,100,900

64,022,000

JUMLAH

Kepemilikan

No.

Sektor/Subsektor

Kerusakan

Kerugian

Kerusakan

dan

Kerugian

14

Penilaian kerusakan pada aset fisik sarana pendidikan sebesar Rp.

167,059 Miliar dan nilai kerugian yang ditimbulkan akibat kerusakan fisik

sebesar Rp.34,458 Miliar, sehingga total dampak bencana pada sarana

pendidikan sebesar Rp.201,517 Miliar.

2)Subsektor Kesehatan

Dampak gempa bumi di subsektor kesehatan terlihat pada kerusakan

aset beberapa gedung sarana kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas,

puskesmas pembantu, polindes beserta peralatan dan fasilitas pendukungnya

yang mengalami kerusakan bervariasi, beserta kerugian yang ditimbulkan

akibat kerusakan fisik sarana kesehatan. Dengan rusaknya sarana kesehatan

pelayanan kesehatan di wilayah terdampak bencana mengalami penurunan

dengan fasilitas dan tenaga yang terbatas dibandingkan dengan permintaan

pelayanan kesehatan yang meningkat drastis seiring dengan terjadinya

bencana.

Penilaian kerusakan aset fisik sarana pendidikan diperkirakan sebesar

Rp.45,901 Miliar kerugian yang ditimbulkan sebesar Rp.2,682 Miliar dengan

nilai total dampak bencana sebesar Rp.48,583 Miliar.

3)Subsektor Agama

Kerusakan fisik bidang keagamaan meliputi fasilitas keagamaan

seperti bangunan masjid dan menasah serta peralatan yang terdapat di

dalamnya. Kerugian disini adalah kerugian material yang disebabkan karena

fasilitas keagamaan yang tidak dapat dipergunakan lagi sampai pada

pemulihan selesai dilaksanakan termasuk di dalamnya biaya pembersihan

puing.

Secara keseluruhan nilai kerusakan dampak bencana gempa bumi

pada subsektor agama sebesar Rp.57,359 Miliar dan nilai kerugian sebesar

Rp.6,663 Miliar, sehingga total dampak bencana sebesar Rp.64,022 Miliar.

14

15

e.

Lintas Sektor

Dampak yang terjadi pada lintas sektor berupa kerusakan fisik dan

kerugian yang ditimbulkannya. Penilaian kerusakan dan kerugian terhadap lintas

sektor dilakukan atas subsektor pemerintahan, keamanan dan ketertiban, serta

perbankan. Tingkat kerusakan diasumsikan rusak berat 100%, rusak sedang

40%, rusak ringan 20%.

Pada lintas sektor kerusakan dihitung berdasarkan tingkat kerusakan

yang dialami dengan cara:

Dimana:

X1 = Jumlah rumah dalam Unit

X2 = Harga satuan dalam meter persegi

X3 = Luas bangunan

X4 = Tingkat kerusakan

Kerugian lintas sektor dihitung berdasarkan biaya pembersihan puing:

Dimana:

Y1 = Jumlah orang per hari

Y2 = Jumlah hari

Y3 = Jumlah unit rumah

Y4 = Harga upah per orang per hari

Dampak bencana gempa bumi atas lintas sektor mengalami kerusakan

sebesar Rp.35,512 Miliar dan nilai kerugian sebesar Rp.30,442 Miliar, sehingga

total kerusakan dan kerugian lintas sektor adalah Rp.65,955. Dilihat dari

kepemilikannya, maka kerusakan dan kerugian di lintas sektor adalah di pihak

pemerintah. Secara rinci disajikan dalam tabel 3.8.

Nilai Kerusakan = X1 * X2 * X3 * X4

Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempabumi Aceh 2 Juli 2013 16

Tabel 3.8

Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian

Di Kabupaten Aceh Tengah Sektor Lintas Sektor (Dalam Ribu Rupiah)

Nilai kerusakan dan kerugian di Lintas sektor adalah akumulasi dari nilai

kerusakan dan kerugian subsektor di bawah ini :

1)

Subsektor Pemerintahan

Di subsektor pemerintahan kerusakan fisik terjadi baik sebagian atau

keseluruhan pada kantor pemerintahan kabupaten, kecamatan, desa, dan

instansi vertikal beserta peralatan yang ada di dalamnya. Penilaian kerugian

subsektor pemerintahan yaitu biaya yang dikeluarkan untuk pembersihan

puing dari gedung yang rusak.

Dampak bencana di subsektor pemerintahan, terdiri dari kerusakan

sebesar Rp.34,522 Miliar dan kerugian sebesar Rp.2,510 Miliar. Total

dampak bencana kerusakan dan kerugian sebesar Rp.37,032 Miliar.

2)

Subsektor Ketertiban

Dampak bencana gempa bumi di subsektor ketertiban berupa

kerusakan fisik gedung Kantor Polres Bebesan dan rumah dinas Polri di Lut

Tawar, dan kerugian yang ditimbulkan akibat pengeluaran biaya tambahan

untuk pembersihan puing.

Dampak bencana di subsektor ketertiban, terjadi kerusakan sebesar

Rp.990 Juta dan kerugian sebesar Rp.85,500 Juta, sehingga total dampak

bencana kerusakan dan kerugian sebesar Rp.1,075 Miliar.

Pemerintah

Swasta

5

Lintas Sektor

5.1

Pemerintahan

34,522,500

2,510,100

37,032,600

37,032,600

-

5.2

Keamanan (TNI)

-

-

-

-

-

5.3

Ketertiban (Polri)

990,000

85,500

1,075,500

1,075,500

-

5.4

Perbankan

-

27,847,000

27,847,000

-

27,847,000

35,512,500

30,442,600

65,955,100

38,108,100

27,847,000

Kepemilikan

JUMLAH

No.

Sektor/Subsektor

Kerusakan

Kerugian

Kerusakan

dan

Kerugian

16

Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempabumi Aceh 2 Juli 2013 17

3)

Subsektor Perbankan

Dari hasil pendataan di lapangan tidak ditemukan kerusakan fisik

pada bangunan perbankan, namun menurut laporan Bank Indonesia dampak

gempa bumi membuat pembayaran kredit modal kerja, investasi, dan

konsumsi tersendat pada sejumlah bank. Di Kabupaten Aceh Tengah

mengalami kerugian finansial sebesar Rp.27,847 Miliar.

2.

Kabupaten Bener Meriah

Hasil perhitungan dampak akibat bencana Gempa Bumi di Kabupaten Bener

Meriah adalah sebesar Rp.207,673 Miliar yang terdiri kerusakan sebesar Rp.181,949

Miliar dan kerugian sebesar Rp.25,724 Miliar. Perhitungan dampak bencana

tersebut menggunakan metode analisis penilaian kerusakan dan kerugian

pascabencana terhadap sektor–sektor yang terdampak, meliputi sektor

permukiman, infrastruktur, ekonomi, sosial, dan lintas sektor. Secara terinci nilai

kerusakan dan kerugian masing-masing sektor disajikan dalam tabel 3.9.

Tabel 3.9

Rekapitulasi Penilaian Kerusakan dan Kerugian

Di Kabupaten Bener Meriah (Dalam Ribu Rupiah)

a.

Sektor Permukiman

Berdasarkan laporan Pemerintah Kabupaten Bener Meriah, jumlah total

rumah rusak sebanyak 5.040 unit yang terdiri atas rusak berat sebanyak 1.132

unit, rusak sedang 1.270 unit, dan rusak ringan 2.638 unit. Untuk memperoleh

data yang akurat dan akuntabel terhadap jumlah rumah terdampak, BNPB

Pemerintah

Swasta

1

Permukiman

118,721,679

1,735,400

120,457,079

-

120,457,079

2

Infrastruktur

3,673,646

3,449,600

7,123,246

7,123,246

-

3

Sosial

57,287,000

9,570,600

66,857,600

45,130,100

21,727,500

4

Ekonomi

1,739,000

1,663,500

3,402,500

-

3,402,500

5

Lintas Sektor

528,000

9,304,600

9,832,600

570,600

9,262,000

181,949,325

25,723,700

207,673,025

52,823,946

154,849,079

JUMLAH

No.

Sektor/Subsektor

Kerusakan

Kerugian

Kerusakan

dan

Kerugian

Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempabumi Aceh 2 Juli 2013 18

bersama dengan Kementerian/ Lembaga terkait dan Pemerintah Kabupaten

Bener Meriah melakukan verifikasi lapangan. Terhadap jumlah populasi rumah

terdampak yang cukup banyak dan sebarannya bervariasi, dilakukan verifikasi

dengan metode uji petik. Lokasi pengujian diambil masing–masing 2 (dua) desa

dari tiap kecamatan yang terdampak di Kabupaten Bener Meriah.

Berdasarkan hasil verifikasi terhadap sampling terjadi perubahan

kompisisi kategori rusak berat, rusak sedang, dan rusak ringan, adalah sebagai

berikut:

Dari Jumlah Rumah Rusak Berat turun sebanyak 67 unit atau 48,55%.

Jumlah Rumah Rusak Sedang meningkat sebesar 22 Unit atau 34,92%.

Jumlah Rumah Rusak Ringan meningkat sebesar 45 unit atau 31,03%.

Hasil verifikasi adalah angka yang akan digunakan sebagai dasar

penilaian kerusakan dan kerugian akibat bencana, menjadi rumah rusak berat

sebanyak 648 unit, rusak sedang 801 unit, dan rusak ringan 2.161 dengan total

rumah rusak sebanyak 3.601 unit.

Tipologi rumah di Bener Meriah berdasarkan informasi Dinas Cipta Karya,

komposisi kerusakan pada rumah permanen sebesar 72%, rumah semi

permanen sebesar 16%, rumah non permanen sebesar 12%. Kerusakan rumah

dihitung berdasarkan tipologi rumah dengan asumsi rumah type 36 m². Tingkat

kerusakan diasumsikan, untuk rusak berat sebesar 90%, rusak sedang 50% dan

rusak ringan 20%.

Dimana:

X1 = Jumlah rumah dalam Unit

X2 = Harga satuan dalam meter persegi

X3 = Tipe rumah 36 m2

X4 = Tingkat kerusakan

Dalam melakukan estimasi tersebut diatas diperlukan tenaga ahli

bangunan dari Direktorat Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum.

Nilai Kerusakan = X1 * X2 * X3 * X4

18

Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana Gempabumi Aceh 2 Juli 2013 19

Dalam dokumen BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA 2013 (Halaman 43-70)

Dokumen terkait