• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Dan Pendanaan Pelaksanaan Rehabilitasi Dan

Dalam dokumen BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA 2013 (Halaman 94-100)

BAB V PENYELENGGARAAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI WILAYAH

A. Perencanaan Dan Pendanaan Pelaksanaan Rehabilitasi Dan

REKONSTRUKSI

Perencanaan pembangunan daerah merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dari sistem perencanaan pembangunan nasional yang diatur dalam

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004. Sama halnya dengan Rencana Aksi

Rehabilitasi dan Rekonstruksi Pascabencana adalah merupakan kebijakan yang di-

integrasikan dalam sistem perencanaan pembangunan nasional dan daerah, sesuai

amanat Undang-undang nomor 25 tahun 2004. Dalam kaitannya dengan

mekanisme perencanaan dan penganggaran pembangunan tahunan, Rencana Aksi

Rehabilitasi dan Rekonstruksi dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP)

untuk penyusunan RAPBN, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD)

Provinsi/Kabupaten/Kota untuk penyusunan RAPBD, sesuai dengan mekanisme

dalam peraturan dan perundang-undangan terkait.

Gambar 5.1

Kedudukan Rencana Aksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi

dalam sistem Perencanaan Pembangunan

RRRN : Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nasional

RRRD : Rencana Rehabilitasi dan Rekonstruksi Daerah

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 2008 tentang Pendanaan

dan Pengelolaan Bantuan Bencana, Pemerintah menyediakan dana dari sumber

APBN sebagai berikut:

1.

Dana kontijensi untuk kegiatan kesiapsiagaan pada tahap prabencana;

2.

Dana siap pakai yang ditempatkan dalam anggaran Badan Nasional

Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk kegiatan pada saat tanggap darurat;

3.

Dana bantuan sosial berpola hibah disediakan untuk kegiatan pada tahap

pascabencana

Sumber pendanaan utama pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi adalah

APBN dan APBD, namun tidak menutup kemungkinan alokasi dari sumber

pendanaan lainnya, seperti dana masyarakat, dan bantuan/hibah dari lembaga atau

RPJM

Daerah

RPJP

Daerah

RKP

RPJM

Nasional

RPJP

Nasional

RKP

Daerah

Renstra

KL

Renja -

KL

Renstra

SKPD

Renja -

SKPD

RAPBN

RAPBD

RKA-KL

RKA -

SKPD

APBN

Rincian

APBN

APBD

Rincian

APBD

Peme

rintah

Pusat

Peme

rintah

Daerah

RRRN

RRRD

Sumber: Bappenas, 2013

Sumber: Bappenas, 2013

undangan yang berlaku. Pemerintah dapat memberikan bantuan untuk pembiayaan

pemulihan pascabencana kepada pemerintah daerah yang terkena bencana melalui

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berdasarkan usulan kebutuhan

dari Pemerintah Daerah yang telah dievaluasi, diverifikasi oleh BNPB.

Pendanaan penanggulangan bencana dari sumber APBD (Provinsi/

Kabupaten/Kota), baik sistem perencanaan dan penganggarannya maupun

pelaksanaan, penatausahaan keuangan dan pertanggungjawabannya perlu

disesuaikan dengan pengaturan mengenai pengelolaan keuangan daerah (APBD):

1. Peraturan Pemerintah nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah

2. Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 21 tahun 2011 junto nomor 13 Tahun

2006 junto nomor 59 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan

Daerah

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri tentang Pedoman Penyusunan APBD

(diterbitkan tiap tahun anggaran)

4. Peraturan lainnya yang terkait dengan sistem dan prosedur pengelolaan

keuangan daerah.

Besarnya kebutuhan pendanaan untuk kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi

ditetapkan berdasarkan hasil Penilaian Kerusakan dan Kerugian (Damages and

Losses Assessment) yang dipadukan dengan hasil Pengkajian Kebutuhan Pemulihan

Kemanusiaan

(Human Recovery Need Assesment), yang meliputi sektor: a)

Perumahan dan prasarana permukiman, b) Infrastruktur, c) Sosial, d) Ekonomi, dan

e) Lintas Sektor. Berdasarkan hasil pengkajian kebutuhan yang dikoordinasikan oleh

BNPB, maka kebutuhan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi adalah sebesar Rp.1,011

triyun, dengan rincian sebesar Rp.862,788 miliar untuk kebutuhan pemulihan di

Kabupaten Aceh Tengah dan sebesar Rp.148,345 miliar untuk pemulihan Kabupaten

Bener Meriah sebagaimana sudah diuaraikan di Bab III.

Dalam penyusunan kebutuhan pendanaan tersebut, dilakukan secara

bottom-up dan partisipatif, yang disinkronkan dengan usulan-usulan dari

1.

Mengurangi potensi duplikasi kegiatan dan pembiayaan

2.

Menganalisa prioritas pemulihan masing-masing sektor berdasarkan kebijakan

rehabilitasi dan rekonstruksi.

Sumber pendanaan rehabilitasi dan rekonstruksi berasal dari APBN yang

teralokasikan pada DIPA BNPB, DIPA Kementerian/Lembaga teknis terkait dan APBD

pada pemerintah daerah sesuai dengan kewenangan masing-masing yang akan

dilaksanakan dalam 2 (dua) tahun anggaran dari tahun 2013 – 2014.

Sesuai dengan arahan Presiden dan Wakil Presiden yang menginstruksikan

untuk mensinergikan program/kegiatan yang terdapat pada Kementerian/Lembaga

terkait dengan rencana kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana gempa

bumi untuk wilayah Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah, maka

pengidentifikasian potensi sumber pendanaan ditempuh dengan cara

pendayagunaan anggaran pemerintah sebagai berikut:

1.

Rupiah murni APBN, APBA dan APBK pada tahun 2013 didayagunakan secara

optimal untuk kegiatan di daerah yang terkena dampak bencana melalui

realokasi (jika dimungkinkan) kegiatan berdasarkan pedoman dan peraturan

yang berlaku.

2.

Anggaran perubahan APBN, APBA dan APBK pada tahun 2013 didayagunakan

secara optimal untuk upaya rehabilitasi dan rekonstruksi di wilayah yang terkena

dampak bencana secara proporsional sesuai dengan prosedur perencanaan dan

penganggaran tahunan yang berlaku.

3.

Anggaran pemerintah (APBN, APBA dan APBK) tahun 2014 didayagunakan

secara optimal untuk upaya lanjutan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi di

daerah yang terkena dampak bencana sesuai dengan prosedur perencanaan dan

penganggaran tahunan yang berlaku.

Berdasarkan upaya tersebut, maka indikasi pendanaan kegiatan rehabilitasi

dan rekonstruksi di wilayah Kabupaten Aceh Tengah dan Kabupaten Bener Meriah

adalah sebagaimana terdapat masing-masing pada Tabel 5.1 dan Tabel 5.3.

Sesuai dengan Tabel 5.1, bahwa dari total kebutuhan pendanaan kegiatan

rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana pada wilayah Kabupaten Aceh Tengah

sebesar Rp.862,929 milyar. Pembiayaan dari APBN dan APBA Pemerintah Aceh,

sedangkan Kabupaten Aceh Tengah tidak dapat memberikan sharing pendanaan.

Tabel 5.1

Indikasi Sumber Pendanaan Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Pada Kabupaten Aceh Tengah (ribu rupiah)

Komposisi pendanaan APBN yang teralokasikan di Kementerian/lembaga

termasuk BNPB pada Kabupaten Aceh Tengah adalah sebagaimana terdapat pada

Tabel 5.2.

Tabel 5.2 Komposisi Alokasi APBN Pada Kabupaten Aceh Tengah

DIKNAS AGAMA PERINDUS PU PERTANIAN BNPB Jumlah

1 PERUMAHAN & PERMUKIMAN 441,152,701 - - - - - 350,601,534 350,601,534 90,551,167 - 441,152,701

1 Perumahan 424,482,701 - - - - - 333,931,534 333,931,534 90,551,167 - 424,482,701 a Rusak Berat 218,621,419 - - - - - 145,747,612 145,747,612 72,873,806 - 218,621,419 b Rusak Sedang 88,386,802 - - - - - 70,709,442 70,709,442 17,677,360 - 88,386,802 c Rusak Ringan 74,183,069 - - - - - 74,183,069 74,183,069 - - 74,183,069 d Pendampingan 43,291,411 - - - - - 43,291,411 43,291,411 - - 43,291,411 2 Prasarana Lingkungan 16,670,000 - - - - - 16,670,000 16,670,000 - - 16,670,000 2 INFRASTRUKTUR 133,362,415 - - - 31,518,000 - 101,844,415 133,362,415 - - 133,362,415 1 Transportasi Darat 126,677,417 - - - 30,450,000 - 96,227,417 126,677,417 - - 126,677,417 2 Sumber Daya Air 6,297,128 - - - 1,068,000 - 5,229,128 6,297,128 - - 6,297,128 3 HRNA 387,870 - - - - - 387,870 387,870 387,870 3 SOSIAL 224,428,333 159,440,736 1,399,210 - - - 63,588,388 224,428,333 - - 224,428,333 1 Kesehatan 45,901,500 - - - - - 45,901,500 45,901,500 - - 45,901,500 2 Pendidikan 168,249,400 159,440,736 - - - - 8,808,664 168,249,400 - - 168,249,400 3 Agama 7,602,500 - 1,399,210 - - - 6,203,290 7,602,500 - - 7,602,500 4 HRNA 2,674,933 - - - - - 2,674,933 2,674,933 - - 2,674,933 4 EKONOMI PRODUKTIF 27,896,625 - - 7,187,198 - 1,369,125 19,340,302 27,896,625 - - 27,896,625 1 Pertanian 1,369,125 - - - - 1,369,125 - 1,369,125 - - 1,369,125 2 Perindustrian 26,527,500 - - 7,187,198 - - 19,340,302 26,527,500 - - 26,527,500 5 LINTAS SEKTOR 35,948,855 35,948,855 35,948,855 35,948,855 1 Pemerintahan 34,522,500 - - - - - 34,522,500 34,522,500 - - 34,522,500 2 Ketertiban (Polri) 990,000 - - - - - 990,000 990,000 - - 990,000 3 HRNA 436,355 - - - - - 436,355 436,355 436,355 862,788,929 159,440,736 1,399,210 7,187,198 31,518,000 1,369,125 571,323,494 772,237,762 90,551,167 - 862,788,929 JUMLAH TOTAL APBN (2013 dan 2014) NO SEKTOR/ SUBSEKTOR TOTAL KEBUTUHAN APB Kabupaten Aceh Tengah APB Pemerintah ACEH

(Rp.000)

(% )

1

BNPB

571,323,494

73.98

2

Kementerian Pendidikan Nasional

159,440,736

20.65

3

Kementerian Pekerjaan Umum

31,518,000

4.08

No

Kementerian/ Lembaga

Sesuai dengan Tabel 5.3, bahwa dari total kebutuhan pendanaan kegiatan

rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana pada wilayah Kabupaten Bener Meriah

sebesar Rp.148,345 milyar, sebesar Rp.109,770 milyar dibiayai dari APBN,

Rp.16,965 milyar dibiayai oleh APB Aceh dan Rp.21,610 milyar dibiayai APB

Kabupaten Bener Meriah.

Tabel 5.3

Indikasi Sumber Pendanaan Kegiatan Rehabilitasi dan Rekonstruski pada Kabupaten Bener

Meriah (ribu rupiah)

Komposisi pendanaan yang teralokasikan di Kementerian/Lembaga dan

KPDT

DIKNAS

AGAMA

PERINDUS

BNPB

Jumlah

1 PERUMAHAN & PERMUKIMAN 89,798,834

-

-

-

-

51,223,834

51,223,834

16,965,000

21,610,000

89,798,834

1

Perumahan

88,903,000

-

-

-

-

50,328,000

50,328,000

16,965,000

21,610,000

88,903,000

a Rusak Berat

38,880,000

-

-

-

-

25,920,000

25,920,000

12,960,000

-

38,880,000

b Rusak Sedang

20,025,000

-

-

-

-

16,020,000

16,020,000

4,005,000

-

20,025,000

c Rusak Ringan

21,610,000

-

-

-

-

-

-

-

21,610,000

21,610,000

d Pendampingan

8,388,000

-

-

-

-

8,388,000

8,388,000

-

-

8,388,000

2 Prasarana Lingkungan

895,834

-

-

-

-

895,834

895,834

-

-

895,834

2 INFRASTRUKTUR

10,608,570

8,020,422

-

-

-

2,588,148

10,608,570

-

-

10,608,570

1 Transportasi Darat

4,385,000

2,165,000

-

-

-

2,220,000

4,385,000

-

-

4,385,000

2 Sumber Daya Air

5,855,422

5,855,422

-

-

-

-

5,855,422

-

-

5,855,422

3 HRNA

368,148

-

-

-

-

368,148

368,148

-

-

368,148

3 SOSIAL

42,426,494

4,502,660

30,639,264

440,790

-

6,843,779

42,426,494

-

-

42,426,494

1 Kesehatan

6,136,000

4,045,500

-

-

-

2,090,500

6,136,000

-

-

6,136,000

2 Pendidikan

32,332,000

457,160

30,639,264

-

-

1,235,576

32,332,000

-

-

32,332,000

3 Agama

2,395,000

-

-

440,790

-

1,954,210

2,395,000

-

-

2,395,000

4 HRNA

1,563,494

-

-

-

-

1,563,494

1,563,494

-

-

1,563,494

4 EKONOMI PRODUKTIF

4,672,500

2,722,500

-

-

812,802

1,137,198

4,672,500

-

-

4,672,500

1 Pertanian

742,500

742,500

-

-

-

-

742,500

-

-

742,500

2 Perindustrian

3,000,000

1,050,000

-

-

812,802

1,137,198

3,000,000

-

-

3,000,000

3 Perdagangan

930,000

930,000

-

-

-

-

930,000

-

-

930,000

5 LINTAS SEKTOR

838,625

-

-

-

-

838,625

838,625

838,625

1 Pemerintahan

384,000

-

-

-

-

384,000

384,000

-

-

384,000

2 Keamanan (TNI)

144,000

-

-

-

-

144,000

144,000

-

-

144,000

3 HRNA

310,625

-

-

-

-

310,625

310,625

-

-

310,625

148,345,023

15,245,582

30,639,264

440,790

812,802

62,631,584

109,770,023

16,965,000

21,610,000

148,345,023

TOTAL

TOTAL

APBN (2013 dan 2014)

NO

SEKTOR/

SUBSEKTOR

TOTAL

KEBUTUHA

N

APB

Pemerintah

ACEH

APB. Kab

BENER

MERIAH

Tabel 5.4

Komposisi Alokasi APBN pada Kabupaten Bener Meriah

Selain itu, dalam tahun 2013 disediakan dana APBN dari DIPA Kementerian

Sosial sebesar Rp.2 milyar untuk pemberian Jadup (jaminan hidup) kepada setiap KK

pada saat membangun kembali rumahnya dan dana berupa cash for work dari DIPA

BNPB sebesar Rp.40,352 milyar yang dialokasikan untuk Kabupaten Aceh Tengah

sebesar Rp.32,664 milyar dan untuk Kabupaten Bener Meriah sebesar Rp.7,589 milyar.

Cash for work diberikan kepada KK yang rumahnya rusak berat, rusak sedang dan

rusak ringan sambil menunggu cairnya dana untuk persiapan membangunan rumah

kembali sebagaimana dijelaskan pada Bab III.

Dalam dokumen BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA 2013 (Halaman 94-100)

Dokumen terkait