• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1.6 Penilaian Otentik

Penilaian merupakan proses sistematis dalam pengumpulan, analisis, dan penafsiran informasi untuk menentukan seberapa jauh seorang siswa dapat mencapai tujuan pendidikan. Penilaian pada proses pembelajaran biasanya menggunakan penilaian otentik. Penilaian dalam Kurikulum SD 2013 mengacu pada Permendikbud Nomor 66 Thun 2013 tentang standar pendidikan (Kunandar, 2014: 35). Penilaian otentik (authentic assessment)

menekankan kemampuan siswa untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki secara bermakna. Menurut Stiggins (dalam Nurgiantoro, 2011: 23) penilaian otentik merupakan penilaian kinerja (performance) yang meminta siswa untuk mendemonstrasikan ketrampilan dan kompetensi tertentu yang merupakan penerapan yang dikuasainya.

Rustaman (2006) mengatakan penilaian otentik (authentic assessment) mengacu pada penilaian yang dilakukan secara langsung

sehingga penilaian dapat dilakukan dengan sebenarnya sesuai keadaan siswa pada saat itu juga. Mueller (2011) (dalam Basuki, 2014: 168) mengatakan bahwa bentuk penilaian yang mengharuskan para siswa untuk melaksanakan tugas-tugas dunia nyata yang menunjukkan aplikasi yang bermakna dari suatu pengetahuan atau keterampilan esensial disebut dengan penilaian otentik.

Mueller (dalam Nurgiantoro, 2011: 23) menyatakan bahwa penilaian otentik merupakan a form of assessment in which students are asked to perform real-world tasks that’s demonstrate meaningful application of

essential knoeledge and skills. Penilaian otentik merupakan penilaian

terhadap tugas-tugas yang menyerupai kegiatan membaca dan menulis sebagaimana halnya di dunia nyata dan di dunia sekolah.

Dalam penilaian otentik terdapat Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang digunakan untuk membentu mengukur kemampuan siswa. Kompetensi Inti merupakan operasionalisasi dari SKL dalam bentuk

kualitas yang harus dimiliki setelah menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus ditempuh pada jenjang pendidikan tertentu. Kompetensi inti harus mengembangkan kualitas seimbang antara hard skill dan soft skill (Permendikbud, 2013: 5).

Kompetensi inti dirancang dalam empat kelompok yang saling memiliki keterkaitan dimana sikap keagamaan terdapat dalam kompetensi inti 1) Sikap sosial terdapat dalam kompetensi inti 2) Pengetahuan terdapat dalam kompetensi inti 3) Penerapan pengetahuan terdapat pada kompetensi inti. Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap pembelajaran secara integratif. Kompetensi inti 1 yang berkaitan dengan sikap keagamaan dapat dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching). Indirect teaching maksudnya adalah pada waktu siswa belajar tentang pengetahuan (kompetensi inti 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi inti 4). Kompetensi inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi kompetensi dasar. Kompetensi inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal kompetensi dasar (Permendikbud, 2013: 5).

Kompetensi dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari kompetensi dasar. Kompetensi dasar merupakan kompetensi yang terdiri dari sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang berasal dari kompetensi inti yang harus dikuasai oleh

siswa. Kompetensi-kompetensi ini dikembangkan dengan memerhatikan karakteristik siswa, kemampuan awal, serta ciri dari muatan pelajaran (Permendikbud, 2013: 7). Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian otentik merupakan penilaian terhadap kinerja yang dilakukan oleh siswa yang merupakan penerapan terhadap pengetahuan yang diperoleh secara teoritis dan diterapkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. 2.1.6.2 Macam Penilaian Otentik

Penilaian otentik merupakan penilaian kinerja observasi sistematik. Kunandar (2014: 40-41) menjelaskan bahwa penilaian otentik meliputi proyek, hasil tes tulis, portofolio, pekerjaan rumah, kuis, karya siswa, presebtasi, demonstrasi, laporan, jurnal karya tulis, kelompok diskusi, dan wawancara. Pertama, proyek atau sering disebut dengan penugasan diberikan oleh guru kepada siswa dalam waktu tertentu dan digunakan untuk mengetahui ketercapaian materi. Selanjutnya kedua hasil tes tulis biasanya digunakan untuk mengukur kompetensi yang bersifat kognitif. Ketiga portofolio merupakan produk hasil kerja selama satu semester.

Keempat pekerjaan rumah, dikerjakan sebagai pendalaman atas penugasan kompetensi yang diperoleh dalam pembelajaran. Kelima, kuis merupakan kegiatan yang diberikan guru dengan pertanyaan yang diajukan guna mengetahui kompetensi yang dikuasai siswa. Keenam, karya siswa dapat meliputi laporan diskusi kelompok, eksperimen, pengamatan, dan proyek yang dapat digunakan sebagai dasar penilaian otentik. Ketujuh,

presentasi dilakukan saat siswa melaporkan hasil proyek. Kedelapan, demonstrasi merupakan aktivitas yang dilakukan siswa berkaitan dengan materi yang disampaikan dalam pembelajaran. Kesembilan, laporan merupakan kegiatan yang berkaitan dengan tugas siswa. Kesepuluh, jurnal berisi catatan perkembangan pemahaman siswa mengenai pembelajaran. Kesebelas, karya tulis merupakan karya yang dibuat siswa dalam hal tulis. Keduabelas, kelompok diskusi dan terakhir wawancara.

2.1.6.3 Teknik Penilaian Otentik

Menurut Kunandar (2014: 38-39) penilaian otentik mengukur aspek pembelajaran berupa kinerja atau hasil produk. Penilaian kinerja mencerminkan kompetensi dari siswa secara nyata dan objektif. Penilaian ini dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung. Siswa dinilai berdasarkan kompetensi proses dari proses kegiatan berlangsung sampai dengan selesai kegiatan. Selain itu penilaian juga menggunakan berbagai sumber untuk mengetahui ketercapaian materi siswa. Tes digunakan untuk mengumpulkan data penilaian semata. Penilaian harus menekankan kedalaman pengetahuan dan keahlian siswa. Jadi siswa dinilai pencapaian kompetensi harus mengukur kedalaman materi terhadap penugasan kompetensi tertentu secara objektif.

1. Sikap

Penilaian sikap dalam Kurikulum SD 2013 terdapat pada Kompetensi Inti ke-1 dan ke-2. Kompetensi ini digunakan untuk menilai sikap spiritual dan sikap sosial. Aspek sikap dapat dinilai menggunakan : (1) Observasi/pengamatan, observas/pengamatan ini dapat dilakukan baik langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan rubrik penilaian yang berisi sejumlah perilaku yang diamati. Sebagai contoh indikator pada KI 2 seperti ini menunjukan sikap percaya diri saat menulis kosa kata. Indikator tersebut dinilai melalui observasi yang dilakukan oleh guru.

2. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan Kompentesi Inti ke-3. Aspek untuk menilai pengetahuan dapat dinilai dengan cara berikut : (1) Tes Tertulis, merupakan yang soal dan jawabannya berupa pilihan ganda, menjodohkan dan uraian. Instrumennya berupa soal dan kunci jawaban. (2) Tes Lisan, merupakan cara penilaian dimana guru mengucapkan pertanyaan yang diberikan dan siswa menjawabnya secara lisan sehingga menimbulkan keberanian dalam diri siswa. Aspek pengetahuan dinilai menggunakan tes tertulis dan penugasan. Sebagai contoh indikator KI 3, seperti ini Menyebutkan contoh kebersamaan dalam keluarga. Indikator dalam KI3 dapat dinilai denan cara tes tertulis.

3. Keterampilan

Keterampilan merupakan Kompetensi Inti ke-4. Aspek keterampilan dapat dinilai dengan beberapa cara yaitu : (1) Performance atau Kinerja, merupakan suatu penilaian yang meminta siswa melakukan suatu tugas pada situasi aslinya. Contoh performance atau kinerja adalah meminta siswa memainkan alat musik. (2) Produk, merupakan penilaian terhadap kemampuan siswa dalam membuat produk. Penilaian tidak hanya dilakukan pada hasik akhirnya saja melainkan juga proses pembuatannya. Contoh penilaian produk adalah membuat layang-layang. (3) Proyek, merupakan penilaian terhadap tugas yang mengandung investigasi dan dilakukan dalam waktu tertentu. Penilaian ini sangat dianjurkan untuk mengambangkan kemampuan berfikir tingkat tinggi dalam diri siswa. Penilaian kompetensi keterampilan dapat dilakukan dengan menggunakan unjuk kerja, produk, projek, dan portofolio. Sebagai contoh indikator pada KI 4 seperti ini menuliskan kosa kata kegiatan berlibur bersama keluarga. KI4 dapat dinilai dengan produk atau portofolio.

Dokumen terkait