• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENILAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Indikator Keberhasilan :

4.1.6. PENILAIAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

Kementerian Keuangan saat ini telah menerapkan penilaian pekerjaan bagi pegawainya berdasarkan Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) PNS menurut Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 dan Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 02/SE/1980, serta Evaluasi, Penilaian, Kenaikan dan Penurunan Jabatan dan peringkat Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.01/2008 tentang Pedoman Penetapan, Evaluasi, Penilaian, Kenaikan dan Penurunan Jabatan dan peringkat Bagi Pemangku Jabatan Pelaksana di Lingkungan Kementerian Keuangan.

4.1.6.1. PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 dan Surat Edaran Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara Nomor 02/SE/1980, Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) PNS adalah daftar yang memuat hasil penilaian pelaksanaan pekerjaan seorang PNS dalam jangka waktu 1 (satu) tahun yang dibuat oleh Pejabat Penilai. Tujuan pembuatan DP3 adalah untuk memperoleh bahan-bahan pertimbangan yang obyektif dalam pembinaan PNS berdasarkan sistem karier dan

sistem prestasi kerja. DP3 diperlukan sebagai persyaratan kenaikan pangkat, mutasi, dan kenaikan jabatan (promosi).

a. Pihak-pihak yang terlibat dalam penilaian adalah atasan pejabat penilai, pejabat penilai, dan pegawai yang dinilai :

1). Atasan pejabat penilai adalah alasan langsung dari pejabat penilai. 2). Pejabat penilai adalah atasan langsung dari pegawai yang dinilai. 3). Pegawai yang dinilai adalah bawahan langsung dari pejabat penilai.

Pejabat penilai yang merangkap sebagai atasan pejabat penilai adalah Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tinggi Negara, dan lain-lain seperti dijelaskan pada tabel berikut :

Tabel 14. Para Pihak Yang Terlibat Dalam Penilaian

No. Atasan Pejabat Penilai Pejabat Penilai Pegawai yang Dinilai

1. Menteri Menteri Pejabat eselon I

2. Menteri Pejabat eselon I Pejabat eselon II

3. Pejabat eselon I Pejabat eselon II Pejabat eselon III

4. Pejabat eselon II Pejabat eselon III Pejabat eselon IV

5. Pejabat eselon III Pejabat eselon IV Pejabat eselon V

6. Pejabat eselon IV Pejabat eselon V Pelaksana

b. Masa Penilaian

1). Masa penilaian dalam jangka waktu satu tahun dari bulan Januari sampai dengan Desember; 2). Unsur yang dinilai adalah kesetiaan, prestasi kerja, tanggung jawab, ketaatan, kejujuran, kerjasama,

prakarsa, dan kepemimpinan;

3). Nilai pelaksanaan pekerjaan dinyatakan dengan angka dan sebutan sebagai berikut :

PEN ILA IAN PN S

PENILAIAN PELAK SANAAN

Tabel 15. Angka dan Sebutan Nilai Pelaksanaan Pekerjaan ANGKA SEBUTAN 91 – 100 76 – 90 61 – 75 51 – 60 50 ke bawah Amat Baik Baik Cukup Sedang Kurang c. Prosedur Penilaian

1). Atasan langsung sebagai pejabat penilai wajib menilai pelaksanaan pekerjaan bawahan langsungnya. Penilaian dilakukan pada akhir bulan Desember. Pejabat penilai baru menilai bawahan langsungnya apabila telah enam bulan membawahi pegawai yang akan dinilai. Apabila penilaian itu diperlukan untuk mutasi kepegawaian, maka pejabat penilai tersebut dapat memberikan penilaia kepada bawahan langsungnya dengan menggunakan bahan-bahan yang ditinggalkan pejabat lama. Bahan-bahan penilaian tersebut dapat dilihat pada Buku Catatan Penilaian dari masing-masing pegawai yang akan dinilai. Nilai-nilai dalam Buku Catatan Penilaian dituangkan dalam suatu Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP-3). Khusus bagi calon Pegawai Negeri Sipil yang akan diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil, penilaiannya dilakukan setelah Calon PNS tersebut sekurang-kurangnya 1 (satu) tahun menjadi Calon PNS terhitung sejak yang bersangkutan secara nyata melaksanakan tugasnya menjadi Calon PNS.

2). Penyampaian DP-3

DP-3 yang telah dibuat dan ditandatangani oleh pejabat penilai disampaikan kepada pegawai yang dinilai. Pegawai yang dinilai wajib mencantumkan tanggal penerimaan DP-3 yang diberikan oleh pejabat penilai. DP-3 yang diterima dari pejabat penilai kemudian ditandatangani (tidak ada keberatan unsur penilaian atau ada keberatan terhadap sebagian/semua unsur penilaian), disampaikan kembali kepada pejabat penilai selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak tanggal penerimaan DP-3, yang kemudian oleh pejabat penilai disampaikan kepada atasan pejabat penilai untuk ditandatangani. DP-3 berlaku sah setelah mendapat tanda tangan atasan pejabat penilai.

3). Keberatan

a). Pegawai yang merasa keberatan atas penilaian sebagian atau seluruh unsur yang dinilai, dapat mengajukan keberatan secara tertulis pada kolom catatan dan DP-3 tersebut harus ditandatangani. Pengajuan keberatan diajukan selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak menerima DP-3 dari pejabat penilai. Pengajuan keberatan lebih dari waktu tersebut tidak diterima/kadaluarsa.

b). Keberatan tersebut mendapat tanggapan tertulis dari pejabat penilai dan kemudian disampaikan kepada atasan pejabat penilai dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak menerima keberatan dari pegawai yang dinilai.

c). Atasan pejabat penilai memeriksa dengan seksama setiap akan menandatangani DP-3 (yang ada keberatan/yang tidak ada keberatan) yang diajukan oleh pejabat penilai. Jika alasan dari pejabat penilai terhadap keberatan penilaian yang diajukan pegawai yarg dinilai masuk akal/wajar dan sesuai dengan data yang ada pada atasan pejabat penilai, maka nilai tidak diubah dan kemudian ditandatangani. Apabila keberatan yang diajukan tersebut ternyata benar kurang adil/kurang wajar dan atasan pejabat penilai ada cukup data untuk pertimbangan perbaikan, maka DP-3 tersebut diperbaiki dengan mencoret nilai yang lama dengan mengganti dengan nilai yang baru dan diberi paraf, kemudian DP-3 tersebut ditandatangani dan DP-3 berlaku sah.

Pedoman dalam memberikan nilai pelaksanaan pekerjaan PNS adalah sebagai tersebut dalam lampiran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 10 tahun 1979 tanggal 15 Mei 1979 . DP3

Pejabat Penilai, Pejabat Penilai, PNS yang dinilai dan atau pejabat lain yang karena tugas dan jabatannya dapat mengetahui DP3.

4.1.6.2. EVALUASI DAN PENILAIAN KINERJA PEMANGKU JABATAN PELAKSANA DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.01/2008 tentang Pedoman Penetapan, Evaluasi, Penilaian, Kenaikan dan Penurunan Jabatan dan peringkat Bagi Pemangku Jabatan Pelaksana di Lingkungan Kementerian Keuangan; penetapan jabatan dan peringkat bagi pelaksana didasarkan pada kompetensi teknis pelaksana yang bersangkutan. Untuk hal tersebut perlu dilakukan evaluasi dan penilaian selain penilaian DP3 yang berlaku umum bagi PNS. DP3 tetap dilakukan untuk keperluan persyaratan kenaikan pangkat, mutasi, dan kenaikan jabatan (promosi).

a. Evaluasi dan Penilaian Kinerja

Evaluasi dilakukan oleh atasan langsung pelaksana setiap 6 (enam) bulan secara periodik yaitu pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni dan bulan Juli sampai dengan Desember. Evaluasi dilakukan atas dasar penilaian 3 (tiga) komponen yang meliputi :

1). Pelaksanaan pekerjaan (40%); 2). Disiplin Kehadiran (30%);

3). Sikap dan Perilaku Terhadap Pekerjaan (30%).

Penilaian terhadap komponen Pelaksanaan Pekerjaan dilakukan berdasarkan indikator pencapaian atau realisasi atas rencana kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya oleh atasan langsung pelaksana.

Penilaian terhadap komponen Disiplin Kehadiran dilakukan berdasarkan 2 (dua) indikator kedisiplinan yang terdiri dari : 1) Ketidakhadiran dan 2) Kepatuhan selama jam kerja (keberadaan di tempat tugas).

Penilaian terhadap komponen Sikap dan Perilaku Terhadap Pekerjaan dilakukan berdasarkan rata-rata dari 4 (empat) indikator yaitu :

1). Tanggung jawab terhadap pekerjaan; 2). Kerja sama dalam melaksanakan tugas; 3). Prakarsa/inisiatif dalam bekerja; 4). Integritas.

Kriteria Total Nilai Tertimbang atas hasil evaluasi adalah sebagai berikut :

1). 90 – 100 : Baik

2). 70 – 89 : Sedang

3). 69 ke bawah: Kurang

Penilaian pelaksana pada Kantor Pusat dilakukan oleh Pejabat Penilai Kantor Pusat, pada Instansi Vertikal dilakukan oleh Pejabat Penilai Instansi Vertikal, dan pada Unit Pelaksana Teknis dilakukan oleh Pejabat Penilai Unit Pelaksana Teknis.

b. Rekomendasi Kenaikan atau Penurunan Jabatan dan Peringkatnya

Pelaksana dapat direkomendasikan kenaikan jabatan dan peringkatnya setingkat lebih tinggi apabila memenuhi kriteria umum dan kriteria khusus. Kriteria umum yang harus dipernuhi adalah :

1). kompetensi teknis sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan pada jabatan yang diusulkan; 2). syarat jabatan pada jabatan yang diusulkan;

3). telah melaksanakan tugas paling kurang 2 (dua) tahun pada peringkat jabatan yang sama; 4). tidak sedang menjalankan hukuman disiplin.

Adapun kriteria khusus yang harus dipenuhi adalah jumlah total nilai tertimbang bernilai “Baik” (90 – 100) selama 4 (empat) periode berturut-turut.

Dikecualikan dari ketentuan kriteria umum point c dan kriteria khusus bagi pelaksana sehingga dapat dinaikan jabatan dan peringkatnya 1 (satu) tingkat lebih tinggi apabila telah 1 (satu) tahun :

1). Lulus Ujian Penyesuaian Kenaikan Pangkat (UPKP); atau 2). Lulus Diploma III atau IV Kedinasan; atau

3). Lulus Tugas Belajar (S2/S3); dan memiliki total nilai tertimbang bernilai “Baik” (90 – 100).

EVALU ASI DAN PEN ILAIAN

4.1.6.3. PERINGKAT KEPANGKATAN BERDASARKAN DAFTAR URUT KEPANGKATAN (DUK)

Obyektifitas dalam mempertimbangkan kenaikan pangkat dan pengangkatan dalam jabatan antara lain adalah dengan memperhatikan nomor urut dalam Daftar Urut Kepangkatan (DUK) dari PNS yang akan dipertimbangkan tersebut.

DUK PNS adalah suatu daftar yang memuat nama-nama PNS dari suatu satuan organisasi negara yang disusun menurut tingkatan kepangkatan. Ukuran yang digunakan untuk menetapkan nomor urut dalam DUK secara berturut-turut adalah :

1). pangkat; 2). jabatan; 3). masa kerja; 4). latihan jabatan; 5). pendidikan; dan 6). usia.

Dalam DUK tidak boleh ada 2 nama PNS yang sama nomor urutnya. Ukuran tersebut digunakan untuk menentukan nomor urut yang tepat dalam satu DUK. Adapun beberapa hal yang

terkait dengan DUK yaitu : a. Pembuatan DUK

Menteri, Jaksa Agung, Pimpinan Kesekretariatan Lembaga Tertinggi/Tinggi Negara, Pimpinan Lembaga Pemerintah non Departemen dan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I, Bupati/ Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II dan pejabat lain yang ditentukan oleh Presiden, membuat dan memelihara DUK dalam lingkungannya masing-masing.

DUK dibuat untuk seluruh PNS dari satu satuan organisasi tiap-tiap tahun pada bulan Desember. Calon PNS belum dimasukkan dalam DUK karena Calon PNS belum diberikan pangkat.

Pada dasarnya DUK dibuat secara terpusat pada tingkat Kementerian, Kejaksaan Agung, dan sebagainya seperti tersebut diatas. Tetapi untuk penggunaan praktis dan berdasarkan pertimbangan jumlah PNS yang dibina dan lokasi penempatan kerja, maka pejabat yang

membuat dan memelihara DUK sebagaimana disebutkan diatas dapat mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada pejabat lain dalam lingkungan masing-masing.

b. Pengumuman dan Keberatan Atas Nomor Urut Dalam DUK

DUK yang telah selesai disusun berdasarkan ukuran-ukuran sebagaimana disebutkan diatas diumumkan secara terbuka sehingga PNS yang bersangkutan dapat dengan mudah membacanya. Dalam penyusunan DUK tidak ada yang bersifat rahasia.

Apabila ada PNS yang keberatan atas nomor urutnya dalam DUK, ia dapat dan berhak mengajukan keberatan secara tertulis kepada Pejabat Pembuat DUK. yang bersangkutan melalui hirarki. Keberatan harus sudah diajukan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari terhitung mulai DUK diumumkan. Keberatan yang diajukan melebihi 30 (tiga puluh) hari tidak dipertimbangkan. Pejabat Pembuat DUK wajib mempertimbangkan dengan seksama keberatan yang diajukan oleh PNS.

Dokumen terkait