• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

5.4. Penilaian pada Pemeriksaan Fisik Depot Air Minum Isi Ulang

Berdasarkan penilaian dari pemeriksaan fisik depot air minum dengan cara pembobotan, maka dapat diketahui bahwa terdapat 2 (dua) depot air minum yang tidak memenuhi syarat, dengan masing-masing bobot 52 dan 64. Menurut Pedoman Pelaksanaan Penyelengaraan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum pemeriksaan fisik depot air minum yang memenuhi syarat, minimal nilai 70 maksimal 100, sedangkan yang tidak memenuhi syarat nilai < 70.

Maraknya usaha depot air minum belum diikuti oleh pengwasan hygine dan sanitasi terhadap usaha tersebut oleh pihak yang berwenang yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sehingga masih ditemukan pengusaha depot air minum yang tidak memperhatikan kualitas air minum yang dihasilkan oleh usahanya. Hal ini dapat menganggu kesehatan masyarakat yang mengkonsumsi air minum yang dihasilkan depot tersebut.

Pengwasan depot air minum menjadi tugas dan tanggung jawab Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota. Dampak dari lemahnya pengawasan dapat menyebabkan depot air minum tidak menerapkan kaidah hygiene sanitasi dalam produksi air minum. Pengawasan depot air minum perlu ditingkatkan agar air minum yang dijual kepada masyarakat benar-benar telah memenuhi syarat kesehatan dan aman dikonsumsi.

Menurut Jamaludin (2007), Usaha depot air minum merupakan usaha yang harus memperhatikan kualitas air. Kualitas air yang dihasilkan depot air minum dapat

dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya kualitas air baku, alat yang digunakan, proses pengolahan maupun perilaku pekerja. Hygiene sanitasi depot air minum adalah usaha yang dilakukan untuk mengendalikan faktor-faktor air minum, penjamah, tempat dan perlengakapannya yang dapat menimbulkan penyakit dan gangguan kesehatan lainnya. Manfaat hygiene sanitasi depot air minum adalah melindungi masyarakat dari potensi pengaruh akibat konsumsi air minum yang berasal dari depot air minum isi ulang.

Tempat yang terjamin hygiene dan sanitasinya, tenaga kerja yang sehat serta berperilaku sehat dan bersih, peralatan yang di rekomendasikan aman serta air baku berasal dari sumber air bersih dan pengawasan yang terus menerus akan menjamin mutu air sehat dan aman (Depkes, 2006).

5.5. Pemeriksaan Escherichia coli Pada Depot Air Isi Ulang

Dari hasil uji yang dilakukan dapat diketahui bahwa ada depot air minum yang belum memenuhi syarat bebas bakteri Escherichia coli, hal ini dapat terjadi karena proses desinfeksi atau pengolahan yang kurang baik. Alat yang digunakan tidak dalam masa pakai atau filter yang digunakan tidak bertingkat, merupakan beberapa faktor ditemukanya bakteri Escherichia coli pada air minum isi ulang. Hal lain yang dapat mempengaruhi kontaminasi Escherichia coli pada air minum isi ulang dalam galon yaitu hygiene sanitasi pekerja dan kebersihan galon.

Idealnya air bersih tidak mengandung organisme patogen, harus bebas dari bakteri yang menunjukkan indikasi kontaminasi tinja manusia. Kuman Escherichia coli pada umumnya mempunyai jumlah yang besar dalam tinja manusia, jadi pendeteksiannya perlu dilakukan setelah beberapa kali tingkat pengenceran.

Terdapatnya organisme coli tinja, terutama Escherchia coli lebih meyakinkan adanya pencemaran oleh tinja.

Syarat mutu air minum sangat ditentukan oleh kontaminasi kuman Escherchia coli dan Total Bakteri Coliform, sebab keberadaan bakteri Escherchia coli merupakan indikator terjadinya pencemaran tinja dalam air. Standar kandungan Escherichia coli dan Total Bakteri Coliform dalam air minum 0 per 100 ml sampel.

Diantara Penyakit berbasis lingkungan (termasuk tersedianya air minum/air bersih yang memenuhi syarat kesehatan) yang potensial menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) dan mempengaruhi sumber daya manusia adalah penyakit diare, sehingga ketersediaan air minum/air bersih dan sanitasi yang memenuhi syarat serta perilaku hidup bersih dan sehat mempunyai dampak yang besar dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat (Achmadi, 2001).

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi, U.F. 2001. Peranan Air dalam Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat. Dept Kimpraswil, Jakarta

Asfawi, S. 2004. Analisis Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Bakteriologis Air Minum Isi Ulang pada Tingkat Produsen di Kota Semarang. http//:google.co.id Diakses pada tanggal 19 Maret 2012

Chandra, B. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Depkes RI, 2010. Permenkes RI No. 492/MENKES/PER/IV/2010. Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Depkes RI, Jakarta.

---, 2006. Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum. Ditjen PP dan PL, Jakarta.

---, 2002. Kepmenkes RI No. 907/Menkes/SK/VII/2002. Tentang Syarat – Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum. Depkes RI, Jakarta.

---, 1990. Permenkes RI No.416/MenKes/PER/IX/1990. Tentang Syarat – Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Depkes RI, Jakarta.

---, 1998. Pedoman Pelatihan Water Technique System Membran Filter. Depkes RI, Jakarta.

Fardiaz, S, 1992. Polusi Air dan Udara. Kanisius, Yogyakarta

Jamaluddin, 2007. Analisis kualitas Air Minum Isi Ulang di Kota Langsa Nangroe Aceh Darussalam, Working Paper Series No.16 First Draft, UGM. Yogyakarta.

Muchtadi D, Laksmi BS, 1980. Petunjuk Praktek Mikrobiologi Hasil Pertanian. Depdikbud, Jakarta.

Mukhlis, A, 2003. Masalah Kesehatan di Balik Krisis Air Bersih. Medika, Jakarta Notoadmodjo, S. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. PT. Rineke Cipta, Jakarta. Pracoyo, NE. 2006. Penelitian Bakteriologi Air Minum Isi Ulang di Daerah

Jabotabek 2003 Maret 2004. Cermin Kedokteran.

Purnawijayanti, HA. 2001. Sanitasi Hygiene dan Keselamatan Kerja dalam Pengelolaan Makanan. Kanisius, Yogyakarta.

Sembiring, F.Y, 2008. Manajemen Pengawasan Sanitasi Lingkungan dan Kualitas Bakteriologis pada Depot Air Minum Isi Ulang Kota Batam. Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.

Siswanto, H. 2003. Mencegah Depot Air Minum Isi Ulang Tercemar. Tesis S2 FK UGM Prodi Kesehatan Kerja Minat Kesehatan Lingkungan, Yogyakarta. Slamet J, 2004. Kesehatan Lingkungan. Gajah Mada University Press, Yogyakarta. Sulistyandari, H. 2009. Faktor – Faktor yang Berhubungan dengan Kontaminasi

Deterjen Pada Air Minum Isi Ulang Di Depot Air Minum Isi Ulang (Damiu) Di Kabupaten Kendal Tahun 2009. Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang.

Sulistyawati, D. 2003. Studi Kualitas Bakteriologi Air Minum Isi Ulang Tingkat Produsen Di Kota Semarang. Semarang

Suma´mur, 1996. Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. PT. Toko Gunung Agung, Jakarta.

Sunarjo, 1994. Penyehatan Air dalam Program Penyediaan dan Pengolahan Air Bersih. Jakarta

Supardi, I dan Sukamto, 1999. Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan. Penerbit Alumni, Bandung.

Widiyanti,Ni L, Ni P.R, 2004. Analisis Kualitatif Bakteri Coliform pada Depot Air Minum Isi Ulang di Kota Singaraja Bali. Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 3 No. 1 Hal.64-73

Widyati,R.Y, 2002. Hygiene Sanitasi Umum dan Perhotelan. Grasindo, Jakarta.

Wikipedia, 2011. Bottled Water.

Nopember 2011

Wikipedia, 2011. Escherichia coli.

Nopember 2011

LAMPIRAN I

KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN

TANJUNGPINANG BARAT TAHUN 2012

I. Karakteristik Responden

1. Nama :

2. Umur :

3. Pendidikan Terakhir : a. Tamat SD b. Tamat SMP c. Tamat SMA d. Perguruan Tinggi

4. Lama Usaha :

II. Kuesioner

1. Pernah mengikuti kursus hygiene sanitasi depot air minum? a. Ya

b. Tidak

2. Apakah telah memiliki Surat Keterangan Laik Hygiene Sanitasi dari Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) setempat?

a. Ya b. Tidak

3. Apakah depot air minum memiliki Surat Tanda Izin Usaha (SITU) a. Ya

b. Tidak

4. Apakah depot air minum memiliki Surat Jaminan Pasok Air Baku dari PDAM atau perusahaan yang memiliki izin Pengambilan Air dari Instansi yang berwenang?

a. Ya b. Tidak

5. Apakah depot air minum memiliki laporan hasil uji air minum yang dihasilkan dari laboratorium pemeriksaan kualitas air yang ditunjuk Pemerintah Kabupaten/Kota atau yang terakreditasi?

a. Ya b. Tidak

LAMPIRAN II.

Lembar Observasi Hygiene Sanitasi Depot Air Minum Isi Ulang I. Lokasi

No Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Memenuhi

syarat

Tidak memenuhi

syarat

Ket Bebas dari pencemaran

a. Debu

b. Tempat pembuangan kotoran / sampah c. Tempat penumpukan barang

bekas/berbahaya/beracun

d. Tempat bersembunyi/berkembangbiak serangga

e. System saluran pembuangan air yang kurang baik

f. Tergenang air dan rawa II.a Bangunan

No Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Memenuhi

syarat Tidak memenuhi syarat Ket 1 Tata ruang

a. Ruang proses pengolahan b. Ruang tempat penyimpanan

c. Ruang tempat pembagian/penyediaan d. Ruang tunggu pengunjung

2 Konstruksi bangunan a. Kuat b. Aman c. Mudah dibersihkan 3 Lantai a. Kedap air b. Permukaaan rata c. Halus d. Tidak licin e. Mudah dibersihkan f. Kemiringan cukup

g. Keadaannya bersih dan tidak berdebu 4 Dinding

a. Terbuat dari bahan kedap air b. Permukaan rata

d. Tidak menyerap debu e. Mudah dibersihkan f. Warna dinding terang

g. Harus rapat tanpa ada retakan h. Bebas dari pakaian tergantung 5 Atas dan langit – langit

a. Halus

b. Menutup sempurna c. Tahan terhadap air d. Tidak bocor

e. Konstruksi atap dibuat anti tikus

f. Bahan langit – langi mudah dibersihkan g. Tidak menyerap debu

h. Permukaan rata i. Berwarna terang

j. Tinggi langit – langit minimal 2,4 m dari lantai 6 Pintu

a. Bahan kuat dan tahan lama b. Permukaan rata

c. Halus

d. Berwarna terang e. Mudah dibersihkan f. Dapat menutup rapat 7 Pencahayaan

a. Penyinaran cahaya minimal 10-20 foot candle b. Lampu anti hancur/menggunakan pelindung 8 Ventilasi

a. Cukup, untuk meminimalkan bau, gas, uap berbahaya

b. Bersih

III. Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi

No Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Memenuhi

syarat

Tidak memenuhi

syarat

ket

1. Tempat cuci tangan a. Sabun pembersih b. Saluran limbah 2. Toilet a. Jamban b. Peturasan 3. Tempat sampah

IV. Sarana Pengolahan Air Minum

No Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Memenuhi

syarat

Tidak memenuhi

syarat

Ket 1. Alat dan perlengkapan

a. Terbuat dari bahan tara pangan b. Tahan korosi

c. Tidak bereaksi dengan bahan kimia

2. Alat yang digunakan masih dalam masa pakai 3. Bahan sarana tidak terbuat dari logam berat yang

larut dalam air V. Air baku

No Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Memenuhi

syarat

Tidak memenuhi

syarat

Ket 1. Air baku diambil dari sumber air bersih seperti air

sumur gali atau PDAM

2. Dilakukan uji mutu untuk sumber air baku lain 3. Untuk menjamin kualitas air baku dilakukan

pengambilan sampel secara periodik 4. Terlindung dari cemaran

a. Kimia

b. Mikrobiologi VI. Penampungan air baku

No Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Memenuhi

syarat Tidak memenuhi syarat Ket 1. Bak penampungan

a. Dibuat dari bahan tara pangan

b. Bebas dari bahan yang dapat mencemari air 2. Tangki pengangkutan

a. Khusus digunakan untuk air minum b. Mudah dibersihkan dan di desinfektan c. Mempunyai manhole

d. Pengisian dan pengeluaran air melalui kran e. Selang dan pompa diberi penutup yang baik VII. Desinfeksi

No Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Memenuhi

syarat Tidak memenuhi syarat Ket 1. Menggunakan ozon

2. Menggunakan sinar ultra violet 3. Menggunakan reverse osmosis

VIII. Pelayanan konsumen

No Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Memenuhi

syarat

Tidak memenuhi

syarat

Ket 1 Wadah yang akan diisi dalam keadaan bersih

2 Proses pencucian botol disediakan oleh pengelola 3 Wadah yang sudah diisi ditutup dengan penutup

wadah yang saniter

4 Wadah yg sudah diisi langsung diberikan kepada pelanggan

IX. Karyawan

No Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Memenuhi

syarat

Tidak memenuhi

syarat

Ket 1. Harus bebas dari penyakit menular

2. Bebas dari a. Luka b. Bisul

c. Penyakit kulit

d. Luka lain pada anggota tubuh 3. Mencuci tangan pada saat melayani

pelanggan/konsumen

4. Pada waktu melayani konsumen a. Tidak merokok

b. Tidak berkuku panjang c. Tidak meludah

d. Tidak menggaruk

e. Tidak mengorek hidung/telinga/gigi f. Tidak makan

5. Memiliki surat keterangan telah mengikuti kursus operator depot air minum

6. Dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala (2x1 tahun)

7. Memakai pakaian kerja a. Bersih

b. Rapi

8. Memakai penutup kepala 9. Memakai sepatu

10. Karyawan yang berada pada tempat pengisian berpakaian khusus

X. Pekarangan

No Pelaksanaan Hygiene Sanitasi Memenuhi

syarat Tidak memenuhi syarat Ket 1. Permukaan a. Rapat air b. Cukup miring 2. Dijaga kebersihannya 3. Bebas dari pencemaran lain

Sumber : Diadopsi dari Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI No. 651/MPP/Kep/10/2004 tentang persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya dan Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum, Ditjen P2PL Depkes RI tahun 2006

LAMPIRAN III

FORMAT PEMERIKSAAN FISIK

1. Nama Depot :

2. Nama Pemilik/ :

Penanggung Jawab 3. Alammat Depot :

Catatan : penyimpangan dari petunjuk ini dianggap menyimpang dan diberikan tanda (γ) pada kolom yang tersedia.

Obyek Tanda (γ) Bobot URAIAN

SUMBER AIR

1 4 Bahan baku air minum

2 5 Air minum

3 3 Pengangkutan air baku memiliki izin pengangkutan air

4 4 Kendaraan tangki air terbuat dari bahan yang tidak dapat melepaskan zat – zat beracun ke dalam air 5 2 Ada bukti tertulis/sertifikat air baku berasal dari

sumber air tertentu

6 2 Pengangkutan air baku paling lama 12 jam sampai ke depot air minum

PENGAWASAN PROSES PENGOLAHAN 7 3 Tendon air bahan baku terlindung dari sinar matahari 8 4 Bahan tendon air terbuat dari bahan yang tidak dapat

melepaskan zat – zat beracun kedalam air TABUNG FILTER

9 4 Tabung filter terbuat dari bahan food grade dan

mudah pemeliharaannya serta tahan tekanan tinggi

10 4 Dimungkinkan melakukan system back washing

MIKRO FILTER

11 4 Bahan mikro filter terbuat dari bahan food grade 12 4 Terdapat lebih dari satu mikro filter (µ) dengan

ukuran berjenjang

PERALATAN POMPA DAN PIPA PENYALUR AIR

14 4 Terdapat pompa stainless yang berkekuatan tinggi 15 3 Terdapat alat penunjuk tekanan air

16 4 Pipa penyalur menggunakan bahan food grade PERALATAN STERILISASI ATAU DESINFEKSI

17 5

Terdapat peralatan sterilisasi berupa ultra violet atau ozonisasi dan atau peralatan desinfeksi lainnya yang berfungsi dan digunakan secara benar

18 5 Peralatan sterilisasi/desinfeksi masih dalam masa efektif membunuh kuman

PENCUCIAN BOTOL (GALON) 19 3 Ada fasilitas pencucian botol (galon) 20 4 Ada fasilitas pembilasan botol (galon)

PENGISIAN BOTOL (GALON)

21 3 Ada fasilitas pengisian botol (gallon) dalam ruangan tertutup

22 3 Tersedia tutup botol baru yang bersih

23 3 Tidak ada stock botol (gallon) yang telah diisi, lebih dari 24 jam di depot air minum

OPERATOR

24 4 Berperilaku hidup bersih dan sehat

25 3

Operator/penanggung jawab/ pemilik, memiliki Surat Keterangan telah mengikuti kursus Hygiene sanitasi depot air minum

PENGAWASAN TIKUS, LALAT, DAN KECOA 26 2 Terhindar dari tikus, lalat, dan kecoa

27 1 Konstruksi lantai, dinding, dan langit – langit kokoh dan kuat

PENCAHAYAAN

28 1 Pencahayaan cukup baik

LAIN – LAIN KEGIATAN 29 1 Ada akses terhadap fasilitas sanitasi

30 1 Secara umum terlihat bersih, rapi dan teratur 31 2 Ada contoh produk air minum sebagai sampel

100

Sumber : Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum, Ditjen P2PL Depkes RI Tahun 2006

LAMPIRAN IV

URAIAN DETAIL TIAP OBYEK PENGAWASAN

1. Bahan baku yang dipakai sebagai bahan produksi air minum harus memenuhi

persyaratan kualitas air bersih Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/MENKES/Per/IX/1990 tentang Syarat – syarat Kesehatan dan Pengawasan Kualitas Air Bersih.

2. Kualitas air minum yang dihasilkan harus sesuai dengan Keputusan Menteri

Kesehatan Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat – syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.

3. Izin pengangkutan air mobil tanki dikeluarkan oleh instansi terkait, misalnya Dinas Pertambangan atau Dinas lainnya.

4. Zat – zat beracun yang dimaksud adalah Zn, Pb, Cu atau zat lainnya yang dapat membahayakan kesehatan.

5. Bukti tertulis bias berupa nota pembelian air baku dari perusahaan pengangkutan air.

6. Pengangkutan yang melebihi waktu 12 jam memungkinkan berkembangnya

mikroorganisme yang membahayakan kesehatan.

7. Tandon penyimpanan air baku tidak terkena sinar matahari secara langsung

8. Tandon air sebaiknya terbuat dari bahan food grade, seperti stainless steel aatau poly- vinyl-carbonate.

9. Tabung filter air sebaiknya terbuat dari bahan food grade, seperti stainless steel aatau poly-vinyl-carbonate. Biasanya terdapat dua buah tabung yang berisi pasir aktif dan karbon aktif. Tabung filter ini harus tahan tekanan tinggi.

10. System back washing adalah cara pembersihan tabung filter dengan cara mengalirkan air tekanan tinggi secara terbalik sehingga kotoran atau residu yang selama ini tersaring dapat terbuang keluar. (lihat gambar skema instalasi depot, Form DAM 18). 11. Bahan wadah tabung mikro filter terbuat dari bahan food grade.

12. Mikro filter terdapat lebih dari satu buah dengan ukuran berjenjang dari besar ke kecil. Contoh 10µ, 5 µ, 1 µ, 0.4 µ (micron).

13. Masa pakai adalah umur (life time) dari mikro filter, masa pakai ini biasanya sudah ditentukan oleh produsen (pabrik yang membuat) mikro filter.

14. Pompa air sebaiknya terbuat dari stainless, dengan kekuatan tekanan kurang lebih 3-5 kg/cm2, tekanan ini diperlukan untuk mendorong air melalui berbagai macam filter yang ada.

15. Alat petunjuk tekanan air adalah alat yang berfungsi untuk memonitor tekanan air hasil pemompaan dalam pipa penyalur.

16. Pipa penyalur atau distribusi menggunakan bahan food grade.

17. Peralatan sterilisasi/desinfeksi harus ada pada sebuah depot air minum, dapat berupa Ultra Violet atau Ozonisasi atau peralatan desinfeksi lainnya atau bisa lebih dari satu alat sterilisasi/desinfeksi yang berfungsi dan digunakan secara benar, contohnya jika kemampuan peralatan tersebut 8 GPM (galon per minute) berarti paling tidak, keran pengisian depot digunakan untuk mengisi sekitar 6 – 7 galon permenitnya.

18. Masa efektif membunuh kuman adalah umur (life time) dari peralatan sterilisasi/desinfeksi, masa efektif ini biasanya sudah ditentukan oleh produsen (pabrik yang membuat) mikro filter.

19. Fasilitas pencucian botol (galon) adalah sarana pencucian botol untuk membersihkan botol yang terdapat pada depot

20. Fasilitas pembilasan botol (galon) adalah sarana pembilasan botol untuk membilas bagian dalam botol.

21. Fasilitas pengisian adalah sarana pengisian produk air minum kedalam botol (galon) yang terdapat dalam ruang tertutup.

22. Setiap botol galon yang telah diisi, langsung beri tutup yang baru dan bersih. Tetapi bukan dengan metode wrapping.

23. Pihak depot sebaiknya tidak membuat stock botol (galon) yang telah diisi, lebih dari 1 x 24 jam, botol yang telah diisi sebaiknya langsung dibawa oleh konsumen.

24. Perilaku hidup bersih dan sehat dari operator

25. Surat keterangan telah mengikuti kursus hygiene sanitasi Depot Air Minum bisa didapat dari penyelenggaraan atau instansi yang melaksanakan kursus hygiene sanitasi Depot Air Minum, seperti Departemen Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi, Kab/Kota atau asosiasi Depot Air Minum.

26. Depot Air Minum harus bebas dari tikus, lalat, dan kecoa, karena dapat mengotori dan merusak peralatan.

27. Lantai dibuat dengan konstruksi yang kuat, aman dengan bahan tegel, porselen atau keramik/kedap air begitu juga dengan dinding dan langit – langit kuat dan kokoh. 28. Cahaya yang ada tidak boleh menyiluakan, karena dapat mengganggu penglihatan

atau tidak boleh terlalu redup yang dapat membuat mata lelah.

29. Akses terhadap fasilitas sanitasi adalah walaupun depot air minum tidak memiliki sarana sanitasi seperti jamban, tetapi dilingkungan tersebut ada sarana sanitasi yang dapat digunakan, baik milik umum ataupun pribadi.

30. Dilingkungan depot air minum secara umum tidak terdapat sampah yang berserakan dan barang – barang tertata dengan rapi.

31. Setiap pengisian bahan baku sebaiknya diambil contoh air minum sebagai sampel kurang lebih sebanyak 1 liter disimpan selama 1 x 24 jam setelah itu dapat dibuang.

Sumber : Pedoman Pelaksanaan Penyelenggaraan Hygiene Sanitasi Depot Air Minum, Ditjen P2PL Depkes RI Tahun 2006

Lampiran 9

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar Lampiran 1. Salah Satu Depot di Kecamatan Tanjungpinang Barat.

Gambar Lampiran 3. Tabung Filter

Gambar Lampiran 5. Ruang Proses Pengolahan Air Minum Isi Ulang

Gambar lampiran 7. Tempat Pencucian Botol (Galon)

Gambar Lampiran 9. Pengambilan Sampel untuk Uji Laboratorium

Gambar Lampiran 11. Operator Depot Air Minum Isi Ulang

Gambar Lampiran 13. Surat Keterangan Laik Hygiene Sanitasi Depot Air Minum

Gambar Lampiran 15. Sumber Air Baku (Sumur Bor)

M A S T E R D A T A

No

PEMERIKSAN FISIK Total

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Skor 1 4 5 0 4 2 2 3 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 5 0 4 3 3 3 0 0 2 1 1 1 1 0 85 2 4 5 0 0 2 0 3 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 5 0 4 3 3 3 0 0 2 1 1 1 0 0 78 3 4 5 0 0 2 0 3 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 5 3 4 3 3 3 0 0 2 1 1 1 1 0 82 4 4 5 0 0 2 0 3 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 5 3 4 3 3 3 0 0 2 1 1 0 0 0 80 5 4 5 0 4 2 2 3 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 5 3 4 3 3 3 0 0 0 1 1 0 0 0 84 6 4 5 0 0 2 0 3 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 5 3 4 3 3 3 0 0 2 1 1 1 0 0 81 7 4 5 0 4 2 2 3 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 5 0 4 3 3 3 0 0 2 1 1 1 1 0 85 8 4 5 0 4 2 2 3 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 5 0 4 3 3 0 0 0 0 1 1 1 0 0 79 9 4 0 0 4 2 2 3 4 4 4 4 0 0 4 3 4 0 0 0 4 3 0 3 0 0 0 1 1 0 0 0 54 10 4 0 0 0 2 0 3 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 5 0 4 3 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 66

Active Sand Media Filter Lampiran 10

Skema Instalasi Pengolahan Air Minum

Antrachite Filter Granular Active Carbon Media Filter Ultraviolet/ Ozon Stainless Water Pump

Dokumen terkait