• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Kualitas Fisik Telur Ayam Konsumsi

2. Penilaian Penerapan Higien atau Sanitasi

Penerapan higien dan sanitasi pada kedua kelompok kepemilikan ayam di peternakan berbeda-beda. Terdapat beberapa poin dalam penilaian aspek tersebut. Aspek-aspek tersebut adalah higien sanitasi pekerja peternakan, higien sanitasi pengunjung/tamu, sanitasi kandang, gudang penyimpanan telur, gudang pakan, higien penanganan telur dan sanitasi peternakan.

Higien Sanitasi Pekerja Peternakan. Pegawai dapat menjadi sumber penyebaran mikroorganisme sehingga perlu adanya pengawasan terhadap kebersihan pegawai di area peternakan. Penerapan higien dan sanitasi terhadap pekerja pada kedua kelompok tersebut belum seutuhnya dilaksanakan karena belum ada aturan terkait mengenai sanitasi personal pegawai. Menurut Keputusan Menteri Pertanian (2001) tenaga kerja yang diperkerjakan hendaknya berbadan sehat dan mendapat pelatihan

teknis produksi kesehatan hewan. Pelatihan rutin terkait dengan biosekuriti, higien dan sanitasi terhadap setiap pekerja di peternakan pada kedua kelompok tidak dilakukan.

Karyawan yang sakit berpotensi sebagai sumber pencemar sehingga tidak diperkenankan kontak dengan produk, peralatan dan fasilitas peternakan. Hal yang harus diperhatikan adalah menjaga tidak adanya kontaminan yang masih menempel pada tubuh sehingga dapat menulari ayam di kandang. Pegawai dilarang keluar masuk peternakan ayam yang berbeda pada hari yang sama untuk mencegah masuknya mikroorganisme dari luar ke dalam peternakan. Hal ini dapat diterapkan dengan mencuci tangan, mengganti baju yang kotor, melakukan dipping sepatu atau alas kaki yang digunakan pegawai sebelum masuk area peternakan.

Higien Sanitasi Pengunjung/Tamu. Higien sanitasi pengunjung dilakukan dengan adanya pengawasan terhadap pengunjung dan pengunjung harus mengikuti aturan biosekuriti, higien dan sanitasi di peternakan. Hal ini dilakukan karena tidak setiap orang dapat keluar masuk komplek perkandangan yang memungkinkan bisa menularkan suatu penyakit. Higien tersebut belum dilakukan dengan baik oleh kelompok I dan kelompok II. Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian (2001) bahwa peternakan ayam petelur sebaiknya menyediakan fasilitas desinfeksi untuk staf dan tamu serta kendaraan di pintu masuk perusahaan peternakan.

Pengawasan terhadap pengunjung/tamu yang datang umumnya sudah dilakukan. Penerapan higien sanitasi terhadap pengunjung belum dilakukan dengan baik. Pengunjung/tamu belum mengikuti aturan terkait biosekuriti, higien dan sanitasi. Pengunjung hanya diperbolehkan masuk ke area yang dianggap bersih bagi kesehatan ayam (tidak boleh sampai masuk ke dalam area kandang terutama kandang DOC yang rentan penyakit). Salah satu tindakan yang harus dilakukan dalam pengamanan penyakit menurut Keputusan Menteri Pertanian (2001) yaitu peternakan harus mempunyai sistem penghapus hama yang baik bagi lalu lintas kendaraan, orang dan peralatan yang keluar masuk komplek peternakan maupun pada pintu-pintu masuk kandang, gudang makanan dan lain sebagainya.

Sanitasi Kandang. Semua peternakan ayam petelur tersebut melakukan sanitasi dan pembersihan kandang dengan baik. Jadwal pembersihan kandang dan kotoran

berbeda-beda pada setiap peternakan. Semua peternakan melakukan pengosongan kandang sebelum ayam masuk atau pada saat pemindahan ayam dari kandang periode sebelumnya (all in all out). Setelah itu dilakukan pembersihan kandang dari segala jenis kotoran yang berasal dari periode sebelumnya (feses, bulu-bulu ayam, debu) dan memberikan insektisida untuk membasmi kutu-kutu kandang, mendesinfeksi menggunakan sprayer kemudian menabur kapur pada alas kandang. Bangunan kandang, tempat pakan dan tempat minum dibersihkan dan didisinfeksi kembali. Kandang battery dibersihkan, dilakukan pengapuran rak cage (kayu) dan memperbaiki fasilitas-fasilitas kandang yang mengalami kerusakan. Seluruh isi kandang disemprot disinfektan. Disinfektan yang digunakan adalah Long Life, Safety Guard, Firkon, Biosit dan BKC. Alas kandang brooder ditaburi sekam yang telah didesinfeksi. Disinfeksi dilakukan satu atau dua hari sebelum pulet masuk kandang.

Tindakan yang harus dilakukan dalam pengamanan penyakit yaitu peternak harus melakukan pembersihan dan pencucian kandang baik terhadap kandang yang telah dikosongkan maupun sebelum ternak berikutnya masuk ke dalam kandang. Tindakan lain yang dapat dilakukan adalahmenjaga kebersihan serta sanitasi seluruh peternakan, tidak terdapat ternak dan unggas lain yang dapat sebagai penghantar penyakit menular dan mempunyai sistem penghapus hama yang baik bagi lalu lintas kendaraan, orang dan peralatan yang keluar masuk peternakan (Kepmentan, 2001).

Gudang Penyimpanan Telur. Peternakan ayam petelur pada kedua kelompok belum memiliki struktur bangunan yang menunjang higien dan sanitasi telur yang baik. Gudang telur yang baik menurut President’s Council on Food Safety (1999) memiliki beberapa kriteria seperti lantai dan dinding terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan dilakukan disinfektan, pertemuan dinding dan lantai cekung sehingga memudahkan dalam pembersihan, adanya langit-langit yang terbuat dari bahan yang tidak mudah mengelupas, ventilasi yang baik untuk menjaga aliran udara di dalam ruangan yang baik, serta penerangan yang memadai.

Gudang telur kelompok II dan sebagian pada kelompok I sudah cukup baik yaitu memiliki ventilasi yang cukup baik, terdapat langit-langit yang terbuat dari triplek serta penerangan yang sudah cukup baik, namun masih ada yang belum memiliki ventilasi dan penerangan yang baik. Suhu dan kelembaban gudang telur

mengikuti suhu dan kelembaban rata-rata kandang yaitu 250-300C dan kelembaban udara 70 %.

Gudang Pakan. Kondisi gudang pakan belum memiliki struktur bangunan yang menunjang higien dan sanitasi telur yang baik. Peternakan ayam petelur yang dikunjungi umumnya membeli pakan dari pabrik dan hanya beberapa saja yang membuat pakan sendiri. Pakan yang digunakan harus cukup dan sehat serta berkualitas sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam DSN (1995) dan berasal dari pabrik pakan yang sudah memiliki izin (Kepmentan, 2001).

Konstruksi gudang pakan pada kedua kelompok peternakan umumnya beralaskan lantai semen, beratap asbes, seng dan genteng, berdinding bahan batako, kawat dan seng. Peternakan kelompok II sudah hampir memiliki struktur gudang pakan yang cukup baik dengan dilengkapi ventilasi udara kandang yang cukup, atap kandang dengan menggunakan asbes dan beralaskan lantai semen. Suhu dan kelembaban gudang pakan mengikuti suhu dan kelembaban rata-rata kandang yaitu 250-300C dan kelembaban udara 70%.

Higien Penanganan Telur. Higien penanganan telur pada kedua kelompok peternakan dilakukan dengan cukup baik. Telur dari kandang sebagian besar ditampung terlebih dahulu pada egg tray plastik bersih yang kemudian dilakukan pemisahan antara telur yang bagus dan telur retak di gudang telur. Hal ini dilakukan untuk mencegah telur yang baik terkontaminasi agen patogen yang mungkin terdapat pada telur kotor atau retak. Telur retak biasanya dijual kepada masyarakat sekitar peternakan dan tukang kue. Telur kotor dibersihkan dengan menggunakan lap kering tanpa dicuci dengan air. Telur kemudian ditimbang dan dimasukkan ke dalam peti kayu yang sebelumnya ditaburi sekam bersih guna mencegah terjadinya telur pecah selama perjalanan yang selanjutnya akan didistribusikan ke agen telur.

Distribusi telur pada kedua kelompok peternakan tersebut tidak menggunakan mobil boks tertutup melainkan dengan menggunakan mobil truk terbuka. Hal ini memungkinkan telur terkontaminasi selama diperjalanan karena alat angkut yang digunakan tidak tertutup.

Sanitasi Peternakan. Air yang digunakan oleh seluruh peternakan tersebut memenuhi persyaratan air bersih, yaitu menggunakan air tanah untuk minum ternak

dan kegiatan peternakan lainnya. Hal tersebut sesuai dengan Keputusan Menteri Pertanian (2001) bahwa persyaratan air untuk peternakan yaitu air yang digunakan harus memenuhi baku mutu air yang sehat yang dapat diminum oleh manusia dan ternak serta tersedia sepanjang tahun. Air diperiksa di laboratorium tetapi tidak rutin satu tahun satu kali, hanya sekali di awal karena disarankan oleh dinas peternakan setempat sehingga jelas air yang digunakan aman dan sehat untuk digunakan dalam peternakan.

Kotoran ayam dan sampah yang terdapat di lingkungan peternakan dapat menjadi salah satu sumber pencemaran di peternakan. Pengambilan sampah dan kotoran ayam dilakukan secara teratur di peternakan. Waktu pengambilan feses dilakukan berbeda-beda tiap peternakan, ada yang setiap hari diangkut, dua kali dalam satu minggu, satu minggu satu kali dan ada juga yang diambil secara tidak teratur sesuai penuhnya tempat feses. Sampah pada semua peternakan dibersihkan setiap hari dan dibakar karena dapat mencemari lingkungan peternakan.

Dokumen terkait