• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.2.3 Penilaian Risiko Rantai Pasokan Minyak Akar Wangi Pada

cadangan modal yang dapat digunakan untuk menutup kebutuhan biaya operasional atau kebutuhan diluar operasional penyulingan. Misalnya, biaya keluarga karyawan yang sakit dan peningkatan pajak/retribusi dari Pemda. Peningkatan pajak/retribusi dari Pemda terjadi secara kontinu.

Risiko menerima kerugian akibat mutu tidak standar juga mempunyai frekuensi rendah dan dampak tinggi. Risiko tersebut berfrekuensi rendah karena harga minyak yang cenderung meningkat. Walaupun harga minyak akar wangi Indonesia dibawah harga minyak akar wangi dari Haiti. Haiti mampu menjual minyak akar wangi dengan harga Rp. 1.800.000 per kg dan Indonesia mampu menjual minyak akar wangi dengan harga Rp. 1.100.000 per kg. Risiko yang selalu terjadi adalah risiko peningkatan pajak/retribusi daerah. Namun risiko tersebut tidak berpengaruh signifikan terhadap penyulingan karena dampaknya rendah dan penyuling mampu mengatasinya.

Kondisi-kondisi risiko tersebut dapat berubah. Risiko tersebut bergantung pada perubahan waktu dan kondisi-kondisi eksternal. Risiko yang dianalisis merupakan risiko berdasarkan hasil survey responden dengan kondisi penyulingan saat penelitian berlangsung (existing).

4.2.3 Penilaian Risiko Rantai Pasokan Minyak Akar Wangi Pada Penyuling

1. Strukturisasi Risiko Rantai Pasokan

Penilaian risiko didasarkan pada penilaian pakar sesuai peubah risiko yang sudah diidentifikasi. Peubah risiko yang sudah diidentifikasi tersebut direduksi untuk memudahkan penilaian. Reduksi peubah risiko dilakukan berdasarkan persetujuan pakar. Peubah risiko operasional diakuisisi dengan pola pemikiran input, proses, dan output, serta pendukung kegiatan operasional. Hubungan antara risiko dan peubah dapat digambarkan dalam bentuk struktur

hirarki untuk memudahkan penilaian risiko dan pengagregasian risiko. Struktur hirarki penilaian risiko dapat dilihat pada Gambar 13. Simbol KR menunjukkan Key Risk Indicatorsdengan nomor n.

Gambar 13. Struktur hirarki penilaian risiko rantai pasokan minyak akar wangi pada penyuling

Risiko Rantai Pasokan Minyak Akar Wangi pada Penyuling

Operasional Pemasaran Keuangan

Kelangkaan Bahan

Baku (KR1)

Mutu bahan baku

tidak sesuai (KR2) Kelangkaan Bahan Bakar (KR3) Kondisi Suhu Penyulingan Terlalu Tinggi (KR4) Kondisi Tekanan PenyulinganTerlalu Tinggi (KR5) Teknologi alat penyulingan tidak sesuai standar (KR7) Ketidakterampilan Pekerja (KR8) Distorsi Informasi (KR10) Harga minyak akar wangi turun

(KR13) Pembayaran tidak sesuai kontrak (KR14) Belum menjalankan proses penyulingan sesuai GMP (KR6) Pengembalian minyak akar wangi

(KR15) Konsumen beralih ke produsen lain (KR16) Gagal dalam pengiriman produk (KR17) Fluktuasi harga minyak akar wangi karena pengaruh krisis global (KR18) Biaya Operasional Meningkat (KR19) Permodalan tidak mencukupi untuk proses penyulingan (KR20) Penerimaan menurun (KR21)

Mutu minyak tidak

sesuai standar (KR11)

Jumlah produksi tidak sesuai target

(KR12)

Kinerja karyawan

3. Hasil Penilaian Risiko

Penilaian risiko rantai pasokan minyak akar wangi dimaksudkan untuk mengetahui nilai risiko setiap peubah risiko. Hasil penilaian dampak setiap peubah risiko pakar dapat dilihat pada Tabel 7. Risiko yang perlu mendapat perhatian lebih adalah kondisi tekanan terlalu tinggi. Hal tersebut dikarenakan dampak yang ditimbulkan sangat tinggi, kondisi tekanan terlalu tinggi akan menurunkan kualitas minyak, kebakaran, dan ledakan ketel.

Tabel 7. Hasil agregasi penilaian risiko pada peubah risiko

Kode Peubah Penentu/Faktor-Faktor Peubah Risiko Tingkat Dampak Risiko Tingkat Frekuensi Risiko Operasional

KR1 Kelangkaan bahan baku 4 2

KR2 Mutu bahan baku tidak sesuai 4 3

KR3 Kelangkaan bahan bakar 4 3

KR4

Kondisi temperatur penyulingan terlalu tinggi

4 4

KR5

Kondisi tekanan penyulingan terlalu tinggi

5 4

KR6

Belum menjalankan proses penyulingan sesuai GMP

4 3

KR7

Teknologi alat penyulingan tidak sesuai standar

4 3

KR8 Ketidakterampilan pekerja 4 2

KR9 Kinerja karyawan rendah 3 2

KR10 Distorsi Informasi 4 2

KR11 Mutu minyak tidak sesuai standar 4 4

KR12 Jumlah produksi tidak sesuai target 4 4

Pemasaran

KR13 Harga minyak akar wangi turun 4 4

KR14 Pembayaran tidak sesuai kontrak 3 1

KR15 Pengembalian minyak akar wangi 4 1

KR16 Konsumen beralih ke produsen lain 4 2

KR17 Gagal dalam pengiriman produk 4 2

KR18

Fluktuasi harga minyak akar wangi karena pengaruh krisis global

4 3

Keuangan

KR19 Biaya Operasional Meningkat 4 3

KR20

Permodalan tidak mencukupi untuk proses penyulingan

4 4

KR21 Penerimaan menurun 4 4

Keterangan: 5 (Sangat Tinggi), 4 (Tinggi), 3 (Sedang), 2 (Rendah), 1 (Sangat Rendah).

Kelangkaan bahan baku mempunyai dampak risiko yang tinggi, bahan baku yang dimaksud adalah akar wangi. Apabila terjadi kelangkaan bahan baku maka penyuling tidak dapat melakukan penyulingan secara kontinu. Kelangkaan bahan baku terjadi saat penelitian berlangsung (existing), kelangkaan tersebut diakibatkan oleh cuaca yang tidak sesuai dengan perkiraan. Permasalahan cuaca juga mengakibatkan rendahnya mutu akar wangi. Akar wangi mempunyai tiga tingkatan kualitas, selain itu adanya musim hujan terus menerus maka rendemen minyak juga berkurang.

Input proses penyulingan yang berisiko tinggi adalah kelangkaan bahan bakar. Apabila terjadi kelangkaan bahan bakar maka proses punyulingan tidak dapat dilaksanakan. Kelangkaan bahan bakar paling parah adalah adanya program konversi minyak tanah ke gas. Penyuling yang menggunakan bahan bakar minyak tanah mengganti bahan bakar menjadi solar atau oli bekas.

Selama proses penyulingan, kondisi temperatur terlalu tinggi perlu mendapat perhatian lebih. Kondisi temperatur yang tinggi mengakibatkan tingkat kegosongan minyak yang tinggi. Hal tersebut terjadi karena tidak didukung oleh teknologi yang sesuai standar. Proses penyulingan yang tidak sesuai standar mengakibatkan rendahnya mutu minyak dan berkurangnya rendemen.

Kegiatan operasional penyuling didukung oleh karyawan dan informasi yang berhubungan dengan penyulingan. Karyawan yang tidak terampil dalam mengatur suhu dan tekanan mempunyai tingkat risiko tinggi. Walaupun demikian kinerja karyawan mempunyai tingkat risiko sedang. Kesalahan informasi atau adanya distorsi informasi mempunayai dampak risiko yang tinggi pula.

Output berupa minyak akar wangi kasar yang mempunyai peubah risiko yaitu mutu dan jumlah rendemen minyak akar wangi. Mutu minyak akar wangi yang tidak sesuai standar mempunyai dampak risiko tinggi. Jumlah rendemen yang tidak sesuai target juga

mempunyai risiko tinggi. Risiko pada output tersebut dikarenakan input dan proses penyulingan yang kurang tepat.

Peubah risiko pemasaran yang mempunyai tingkat risiko tinggi adalah harga minyak akar wangi turun. Penurunan harga minyak akar wangi mengakibatkan kerugian keuangan. Penurunan harga tersebut terjadi akibat penurunan mutu atau adanya keterikatan kontrak modal yang terikat. Sehingga penyuling yang mempunyai hutang modal akan menerima harga yang lebih rendah. Namun demikian, risiko pembayaran tidak sesuai kontrak mempunyai tingkat risiko sedang.

Peubah risiko pemasaran lain yang mempunyai tingkat risiko tinggi adalah pengembalian minyak akar wangi, beralihnya konsumen minyak akar wangi ke produsen lain, dan gagal dalam pengiriman produk. Ketiga peubah tersebut akan mengakibatkan total kerugian yang beasr. Fluktuasi harga minyak akar wangi akibat krisis global mempunyai tingkat risiko yang tinggi. Peningkatan harga tinggi yang tidak diimbangi oleh peningkatan permintaan luar negeri akan mengakibatkan ekspor minyak akar wangi mengalami kendala. Hal ini dikarenakan Indonesia belum mampu mengolah minyak akar wangi menjadi produk jadi.

Risiko keuangan penyulingan mempunyai tiga peubah utama yaitu peningkatan biaya operasional, kecukupan modal, dan penerimaan yang menurun. Tiga peubah tersebut mempunyai tingkat risiko yang tinggi. Biaya operasional meningkat dan modal yang tidak cukup akan mengakibatkan berhentinya proses penyulingan sehingga penerimaan penyuling menurun.

Risiko pada setiap kegiatan dalam penyulingan menunjukkan bahwa kegiatan operasional, pemasaran , dan keuangan mempunyai risiko tinggi. Hal tersebut menunjukkan bahwa dalam kegiatan penyulingan integrasi antara operasional, pemasaran, dan keuangan sangat diperlukan. Setiap kegiatan rantai pasokan harus didukung oleh bagian satu dan yang lain. Sehingga, semua anggota atau

aktivitas rantai pasokan harus saling mendukung agar tercipta rantai pasokan yang efisien. Hasil agregasi risiko keseluruhan menunjukkan bahwa risiko penyulingan adalah tinggi. Risiko tingkat tinggi membutuhkan pengelolaan atau manajemen risiko yang baik. Manajemen risiko yang baik tersebut dimaksudkan untuk menjaga keberlanjutan usaha penyulingan akar wangi.

4.3. Rancangan Sistem Penunjang Keputusan Risiko Rantai Pasokan Minyak

Dokumen terkait