Bab II Kondisi Satker
2.8. Analisa dan Mitigasi Risiko
2.8.2. Penilaian Tingkat Risiko
Penilaian tingkat risiko yang dapat dialami oleh Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga untuk mewujudkan suatu sasaran strategisnya dalam kurun waktu periode 2020 s.d 2024, seperti terlihat pada tabel berikut ini :
RSB RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, Peride 2020 s.d. 2024
53
Tabel 2.12. Risk Grading Penerapan Manajemen Risiko TerintegrasiRumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga
NO SASARAN STRATEGIS NO RISIKO KEMUNG KINAN
DAMPAK TINGKAT
RISIKO WARNA
I. PERSPEKTIF FINANSIAL
1 Terwujudnya peningkatan pendapatan dan efisiensi biaya
1 Keterlambatan pengajuan klaim karena proses verifikasi
3 4 12
Kurang tagih karena kesalahan entry
3 4 12
Belanja yang tidak sesuai dengan rencana dan alokasi
3 4 12
II. PERSPEKTIF KONSUMEN
2 Terwujudnya kepuasan pelanggan
2
3
Keterlambatan penyampaian kuesioner kepada responden oleh petugas unit kerja
4 2 8
3 Terwujudnya pelayanan prima 4 Penyelesaian komplain tertunda karena keterlambatan konfirmasi dari unit kerja yang terdampak komplain
3 2 6
Penurunan jumlah kunjungan pasien karena kekecewaan pelanggan
2 3 6
Ketidak telitian pengisian identitas pasien
2 4 8
Kesalahan pemasangan gelang identitas
2 4 8
Kesalahan pemasangan label pada gelang identitas
2 4 8
6
Kebijakan, Pedoman, Panduan dan SPO belum ada/ belum di Revieu
3 4 12
Layanan di Rawat Jalan belum berbasis IT
3 4 12
7 Tersedianya alat bronchoscopy yang siap pakai
3 4 12
Kebijakan, Panduan dan SOP dalam operasionalisasi bronchoscopy
3 4 12
Pemeliharaan Alat dan kalibrasi sesuai jadwal
3 4 12
12 5
Petugas tidak siap di tempat sesuai waktunya (terlambat datang)
3 4
Tidak tercapainya kepuasan pelanggan sesuai permenpan 25 tahun 2017
4 4 16
Terdapat Perbedaan persepsi Responden terhadap pertanyaan dalam mengisi kuesioner
RSB RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, Peride 2020 s.d. 2024
54
Tabel 2.12. Lanjutan . . . .NO SASARAN STRATEGIS NO RISIKO KEMUNG KINAN
DAMPAK TINGKAT
RISIKO WARNA
Kesiapan SDM di ruang tindakan 3 3 9 Sistem antrian belum berbasis IT 3 4 12 8
9
10 Kesiapan ruang OK dalam pelaksanaan Operasi
2 4 8
Adanya sistem terintegrasi dalam pelayanan berbasis IT
3 4 12
11 Kesiapan SDM yang
berhubungan dalam pelayanan Radiologi
4 4 16
12
masih kurangnya sarana dan prasarana pendukung yaitu sistim agar lebih efisien dan efektif yaitu LIS (laboratory information system)dan Pneumatic tube
5 4 20
4 Terwujudnya layanan paru dan pernapasan paripurna
13
5 Terwujudnya layanan rumah sakit yang mendukung program nasional
14 Skrening pasien TB RO yang kurang ketat
3 4 12
Ketaatan terhadap SPO pemasangan Ventilaor masih kurang
2 4 8
Belum semua SDM Keperawatan di ICU bersertifikat ICU
4 4 16
Jumlah analis pelaksana dan dokter di laboratorium patologi klinik , mikrobiologi dan administrasi masih kurang
5 4 20
Masih tingginya angka duplo 4 3 12
Jumlah petugas tdak sebanding dengan jumlah pasien yang datang ( jaga sore dan jaga malam , Perawat 2 org , Dokter jaga IGD 1 orang, portir 1 org)
3 4 12
Kebijakan, Panduan dan SPO Pelayanan Radiologi
2 4 8
Jumlah SDM kurang 5 4 20
Kapasitas IGD terbatas ( 8 TT) 3 4 12 Sarana Prasara Kurang
memadai
RSB RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, Peride 2020 s.d. 2024
55
Tabel 2.12. Lanjutan . . . .NO SASARAN STRATEGIS NO RISIKO KEMUNG KINAN
DAMPAK TINGKAT
RISIKO WARNA
Pasien menolak untuk diobati 3 4 12
Daerah asal pasien yang jauh dari RS
2 4 8
6 Terwujudnya layanan unggulan 15 Belum lengkapnya fasilitas pendukung layanan Kanker
4 4 16
Belum ada dokter spesialis onkologi
3 4 12
16 Kemampuan SDM dalam penaganan Kegawatan di meja operasi
2 5 10
Keterbatasan sarpras pendukung dalam penganan kegawatan di meja operasi
2 4 8
7 Terwujudnya layanan paru dan pernapasan yang dikenal dan diminati masyarakat
17 Penyusunan Progrm belum sesuai sasaran
2 4 8
18 Instisusi lain tidak paham terhadap pentingnya kerjasama
2 4 8
Pemutusan kerjasama karena ketidaksepakatan dalam perjanjian
3 4 12
8 Terselenggaranya RS Pendidikan untuk Peningkatan Kualitas Pelayanan
19 Keterbatasan Kemampuan SDM untuk melakukan penelitian, dan menulis Journal
3 4 12
Keterbatasan fasilitas , sarana , prasaran dalam penelitian
3 4 12
Keterbatasan Anggaran dalam penelitian
3 4 12
20 Terbatasnya sarana prasarana 3 4 12 Tidak tercapainya target
kompetensi karena keterbatasan kasus
2 4 8
21 Instisusi lain tidak paham terhadap pentingnya kerjasama
2 4 8
Instisusi pendidikan belum memenuhi standar yang di tetapkan oleh RS (Minimal akreditasi B)
3 3 9
Pemutusan kerjasama karena ketidaksepakatan dalam perjanjian
RSB RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, Peride 2020 s.d. 2024
56
Tabel 2.12. Lanjutan . . . .NO SASARAN STRATEGIS NO RISIKO KEMUNG KINAN
DAMPAK TINGKAT
RISIKO WARNA
9 Terwujudnya tata kelola layanan paru dan pernafasan yang bermutu, efektif, dan efisien
22 Jumlah pasien yang dilayani tidak sebanding dengan jumlah SDM
3 4 12
Kemampuan SDM dalam penanganan kegawatdaruratan
3 4 12
Pasien datang dalam keadaan terminal
3 4 12
23 Penanganan terhadap pasien tidak optimal
3 4 12
24 Kekosongan obat Fornas 4 3 12
Tidak tersedianya alternatif obat non Fornas
4 3 12
Komitmen dokter penulis resep 3 3 9 Ketersediaan Kebijakan,
Pedoman, Panduan dan SPO
2 4 8
25 Tingkat kemampuan SDM dalam pemasangan IV Cath
2 4 8
26 Komitme petugas kesehatan dalam mengisi dokumen rekam medis
4 3 12
27 Kebijakan , panduan dan SPO tindakan Bronchoscopy
2 5 10
Jumlah SDM yang berkompeten dalam Tindakan Bronchoscopy masih terbatas
3 4 12
28 Kemampuan SDM dalam penanganan Emergency Kasus Ventil Pneumothoraks
2 4 8
Ketersediaan alat dalam penanganan Kasus Ventil Pneumothoraks
2 4 8
10 Terwujudnya SDM yang unggul 29 Pelaksanaan In House Training belum optimal
3 4 12
Pelaksanan Pelatihan menunggu jadwal penyelenggaraan dari institusi lain
3 4 12
30 Kesempatan untuk mengikuti pelatihan terbatas 3 4 12 11 Tersedianya SDM yang kompeten 31 Ketidaktepatan dalam penempatan 3 4 12
Adanya rotasi jabatan 3 4 12
Survelance belum berjalan 3 4 12
SIRS belum terintegrasi ke semua layanan
RSB RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, Peride 2020 s.d. 2024
57
Tabel 2.12. Lanjutan . . . .NO SASARAN STRATEGIS NO RISIKO KEMUNG KINAN
DAMPAK TINGKAT
RISIKO WARNA
12 Tersedianya sarana prasarana dengan optimalisasi aset
32 Ketidaktepatan dalam perencanaan 3 4 12 33 Ketidaktepatan dalam perencanaan 3 4 12
Kebijakan, Panduan dan SPO Pemeliharaan alat Kedokteran Canggih
3 4 12
34 Pelaksanaan Kalibrasi oleh penyedia tidak sesuai jadwal
2 4 8
Kebijakan, Panduan dan SPO Kalibrasi alat
3 3 9
35 keterbatasan sumber daya dalam pengembangan dan
pemeliharaan modul yang dikembangkan. 4 5 20 36 Keterbatasan SDM yang berkompeten dalam mengoperasikanl alat 3 4 12
Alat yang akan di pakai belum di kalibrasi
2 4 8
13 37 Casecading Indikator yang belum
sesuai tugas dan fungsi
3 4 12
Penetuan Target kinerja yang tidak sesuai
3 4 12
Kebijakan , Pedoman , Panduan dan SPO penentuan target kinerja
3 4 12
38 Rapat di saat jam visit 3 4 12
DPJP berhalangan hadir 3 3 9
14 Tersedianya Kebutuhan SDM dan Pendidikan
39 Instisusi lain tidak paham terhadap pentingnya kerjasama
2 4 8
Pemutusan kerjasama karena ketidaksepakatan dalam perjanjian
3 4 12
Terwujudnya budaya kerja dan loyalitas pegawai
Risk grading menggunakan Permenkes No. 25 Tahun 2019 tentang penerapan manajemen resiko terintegrasi (hijau biru kuning coklat merah).
RSB RS Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, Peride 2020 s.d. 2024