• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KAPASITAS DAN KESEJAHTERAAN HAKIM

Dalam dokumen DAFTAR ISI Laporan Tahunan 2013 (Halaman 44-62)

NO LAPORAN HASIL INVESTIGASI (LHI) JUMLAH

D. PENINGKATAN KAPASITAS DAN KESEJAHTERAAN HAKIM

Peningkatan kapasitas dan kesejahteraan hakim merupakan wewenang dan tugas yang diamanatkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial. Pembuat undang-undang memandang penting keterlibatan Komisi Yudisial untuk meningkatkan kapasitas hakim yang dituangkan dalam Pasal 20 ayat (2) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 yang menyatakan bahwa “Komisi Yudisial mempunyai tugas mengupayakan peningkatan kapasitas

dan kesejahteraan Hakim”.

1. Peningkatan Kapasitas Hakim

Upaya peningkatan kapasitas hakim yang dilakukan oleh Komisi Yudisial dilakukan dalam rangka mewujudkan hakim yang bersih, jujur, dan profesional, yang diarahkan untuk melengkapi dan mendukung peningkatan kapasitas hukum yang telah dilakukan oleh Mahkamah Agung.

Agar pelaksanaan peningkatan kapasitas hakim dapat berjalan secara terencana, terarah, terprogram, dan terealisasi, telah disusun dan ditetapkan Grand design Peningkatan Kapasitas Hakim, dengan Peraturan Komisi Yudisial Nomor 3 Tahun 2013 tentang Grand Design Peningkatan Kapasitas Hakim.

Upaya peningkatan kapasitas hakim dilakukan dalam berbagai kegiatan sebagaimana tersebut dibawah ini:

a. Penunjang Pelatihan

1. Penyusunan Buku dan Artikel Online

Penyusunan Buku Pendukung Pelatihan Peningkatan Kapasitas Hakim tujuannya adalah sebagai bahan bacaan hakim sehingga dapat membantu hakim dalam melaksanakan tugas memeriksa dan memutus perkara dan dapat meningkatkan kapasitas hakim. Buku pendukung pelatihan peningkatan kapasitas hakim yang telah disusun adalah Buku Proceeding Pelatihan Pidana Khusus, Proceeding Pelatihan Ekonomi Syariah, Proceeding Pelatihan Hukum Pidana Militer. Selain proceeding, disusun juga silabus untuk pelatihan khusus hukum acara pidana.

2. Penyusunan Buku Panduan Penyelenggaraan Pelatihan

Penyusunan panduan penyelenggaraan pelatihan peningkatan kapasitas hakim ini dimaksudkan untuk menjadi acuan bagi penyelenggara pelatihan peningkatan kapasitas, sedangkan tujuan dari penyusunan panduan

penyelenggaraan pelatihan peningkatan kapasitas hakim ini untuk:

1) Memberikan pedoman dalam menyelenggarakan pelatihan peningka-tan kapasitas hakim dalam merencanakan, melaksanakan, menetapkan standar mutu, dan melakukan monitoring dan evaluasi pelatihan. 2) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelatihan peningkatan

kapa-sitas hakim secara terencana, berkelanjutan, terukur, dan komprehensif. Sasaran penyusunan panduan penyelenggaraan pelatihan peningkatan kapasitas hakim ini adalah sebagai berikut:

a. Unit kerja pada Komisi Yudisial atau pengelola pelatihan peningkatan kapasitas hakim yang bertanggungjawab dalam peningkatan kapasitas hakim.

b. Tim fasilitator pelatihan peningkatan kapasitas hakim baik yang ada dilingkungan Komisi Yudisial maupun pihak lain yang dilibat-kan menjadi fasilitator atau pengelola latihan.

c. Peserta pelatihan sebagai penerima manfaat dari penyelengga-raan pelatihan peningkatan kapasitas hakim.

Manfaat penyusunan panduan penyelenggaraan pelatihan peningkatan kapasitas hakim ini adalah sebagai berikut:

a. Manfaat bagi penyelenggara pelatihan yaitu dapat meren-canakan, melaksanakan, menetapkan standar mutu pelatihan, dan melakukan monitoring dan evaluasi pelatihan sesuai dengan tujuan peningkatan kapasitas hakim.

b. Manfaat bagi fasilitator yaitu tersedianya acuan yang jelas dalam memfasilitasi pelatihan peningkatan kapasitas hakim sehingga materi pelatihan dapat disampaikan sesuai dengan tujuan pen-ingkatan kapasitas hakim.

c. Manfaat bagi peserta pelatihan yaitu mendapatkan jaminan mengikuti pelatihan yang terencana dan terukur dengan baik. Penyusunan panduan penyelenggaraan pelatihan peningkatan kapasitas hakim dilaksanakan dari bulan Mei sampai dengan Juli 2013.

3. Penyusunan Kurikulum Pelatihan KEPPH

Salah satu bentuk peningkatan kapasitas hakim yang dilakukan Komisi Yudisial adalah pelatihan hakim. Sesuai dengan ranah yang menjadi domain kewenangan Komisi Yudisial sebagai lembaga pengawas eksternal terhadap hakim, maka pelatihan hakim yang dilakukan Komisi Yudisial

kepada peningkatan kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan hakim dalam mengimplementasikan KEPPH baik dalam kedinasan maupun diluar kedinasan. Dalam rangka menunjang pelaksanaan pelatihan KEPPH maka disusun kurikulum Pelatihan KEPPH kerjasama antara Tim Komisi Yudisial dengan Tim Psikologi UI. Adapun kurikulum Pelatihan KEPPH yang disusun adalah kurikulum pelatihan KEPPH untuk hakim dengan masa kerja 5-10 tahun.

4. Pelatihan ToT untuk Fasilitator

Salah satu posisi yang sangat penting dalam sebuah pelatihan peningkatan kapasitas hakim yang dilakukan Komisi Yudisial adalah seorang fasilitator. Fasilitator dituntut dapat menstimulus dinamika forum pelatihan dan mengendalikan pelatihan agar dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, mengendalikan penggunaan waktu secara optimal dengan mengkombinasikan antara fleksibilitas dan efektifitas penggunaan waktu dengan berpegangan pada prinsip menghargai peserta, dapat membangun proses yang partisipatori dan hasil yang terukur serta memahami substansi/materi yang difasilitasi. Kegiatan

Training of Trainers (ToT) sebagai fasilitator dilaksanakan pada hari Kamis

s.d.Sabtu tanggal 31 Oktober s.d. 2 November 2013 di Bogor, dengan peserta sebanyak 24 orang yang merupakan perwakilan dari Biro/Pusat di Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial.

Tujuan penyelenggaraanTraining of Trainers (ToT) sebagai fasilitator, diharapkan peserta mampu mengoptimalkan hasil belajarnya dalam menguasai keterampilan yang dibutuhkan untuk merancang dan menyelenggarakan kegiatan pengajaran yang antara lain meliputi:

a. Mengenal berbagai alternatif teknik mengajar; b. Menyusun rencana aktivitas belajar;

c. Menyampaikan materi pengajaran melalui komunikasi yang efektif dan konstruktif;

d. Membangkitkan motivasi peserta untuk belajar.

Materi pelatihan ToT untuk fasilitator adalah Pengantar Pelatihan Fasilitator Komisi Yudisial, Analisis Training dan Analisis Diri, Pembelajaran Aktif dan Pembelajaran Orang Dewasa, Peran, Tugas dan Kode Etik Fasilitator yang meliputi Membaca Peta, Memberi Instruksi, Ceramah Efektif, Menjadi Moderator, Memotivasi,Merangsang, dan Menggugah, Atmosfir & Iklim Pembelajaran Kondusif, Debriefing/Refleksi Pengalaman, Metode Pembelajaran, Merancang Sesi Pelatihan/Panduan dan Membuat rancangan sesi pelatihan. Narasumber pelatihan ToT untuk fasilitator adalah Tim Psikologi dari Universitas Indonesia yang terdiri dari: Bagus Takwin, Alfrindra Prumaldhi, Evi, dan Ade.

b. Pelatihan Peningkatan Kapasitas Hakim

Isu strategis dalam kegiatan Peningkatan Kapasitas Hakim adalah pengukuran outcome jangka panjang dari kegiatan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Hakim yang mengalami kesulitan karena pelatihan peningkatan kapasitas hakim yang dilaksanakan belum berbasis pada angkatan serta instrument. Sarana dan prasarana pendukung pelatihan peningkatan kapasitas hakim juga belum memadai. Hal ini disebabkan karena keterbatasan anggaran untuk pelaksanaan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Hakim dan kegiatan pendukungnya. Idealnya pelatihan peningkatan kapasitas hakim dilaksanakan dengan basis angkatan, yaitu angkatan hakim 1-7 Mahkamah Agung, yang merupakan bibit baru yang harus senantiasa dibina dan tingkatkan kapasitasnya serta dijadikan agen perubahan dalam peradilan, ke depan angkatan tersebut track record-nya senantiasa dipantau dan dievaluasi sehingga dapat diproyeksikan menjadi hakim agung yang ideal. Pelatihan yang diselenggarakan oleh Komisi Yudisial pada tahun 2013 adalah sebagai berikut:

a. Pelatihan Tematik Ekonomi Syariah Bagi Hakim Pengadilan Agama

Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 13-16 Februari 2013 bertempat di Savoy Homann Bidakara Hotel, Bandung Jawa Barat. Sedikitnya terdapat 51 Hakim pada Pengadilan Agama Tingkat Pertama yang terlibat aktif sebagai peserta. Tujuan penyelenggaraan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan Hakim Pengadilan Agama terhadap perkembangan ekonomi syariah, menyediakan wadah sharing pengalaman bagi Hakim Pengadilan Agama mengenai penanganan perkara ekonomi syariah, dan menyamakan persepsi terkait penanganan perkara ekonomi syariah.

Tabel 27

Materi dan Narasumber Pelatihan Tematik Ekonomi Syariah Bagi Hakim Pengadilan Agama

No Materi Narasumber

1. Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim Dr. Suparman Marzuki, S.H.,M.Si (Ketua Bidang Pengawasan hakim dan Investigasi)

2.

Peran dan Tanggung Jawab Hakim Agama dalam

Mewujudkan Keadilan Ilahiyah Bagi Masyarakat

Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siradj, M.A. (Ketua PBNU)

3. Hukum Ekonomi Syariah Prof. Dr. H. Jaih Mubarok, M.Ag. (Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung)

4. Asuransi dan Reasuransi Syariah Prof. Dr. H. M. Amin Suma, S.H., M.A. (Guru Besar dan Dekan Fakultas Syariah UIN/ IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta)

5. Hukum Perbankan Syariah Duddy Yustiadi, S.E. (Pakar Perbankan Syariah) 6. Pegadaian Syariah Dr. Ir. Iwan P. Pontjowinoto, M.M., CFP (Pakar Ekonomi Syariah dan Mantan

Ketua Umum MES)

7. Hukum Acara Sengketa Ekonomi Syariah Prof. Dr. H. Abdul Manan, S.H.,S.IP.,M.Hum (Hakim Agung MA) 8. Teknik Pembuatan Putusan Dr. Habiburrahman, S.H.,M.Hum (Hakim Agung)

b. Pelatihan Tematik Hakim Pengadilan Militer.

Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 20-23 Maret 2013 bertempat di Kobangdikal, Surabaya Jawa Timur. Sedikitnya terdapat 27 Hakim Militer yang terlibat aktif sebagai peserta.

Tujuan penyelenggaraan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan hakim dilingkungan Peradilan Militer, menyediakan wadah

sharing pengalaman bagi hakim dilingkungan Peradilan Militer mengenai

proses penanganan perkara tindak pidana militer, dan menyamakan persepsi terkait proses penanganan perkara tindak pidana militer.

Materi dan narasumber dalam pelatihan ini adalah sebagai berikut:

Tabel 28

Materi dan Narasumber Pelatihan Tematik Hakim Pengadilan Militer

No Materi Narasumber

1. Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim H. Abbas Said, S.H.,M.H. (Anggota Komisi Yudisial RI)

2.

Peran dan Tanggung Jawab Hakim dilingkungan Peradilan Militer dalam Mewujudkan Keadilan Bagi Masyarakat

Dr. K.H. Said Aqil Siraj, M.A. (Ketua PBNU) 3. Hak Asasi Manusia Dr. Fadillah Agus, S.H.,M.H. (Praktisi) 4. Tindak Pidana Korupsi “Sistem Pembuktian Dalam Tindak

Pidana Korupsi”

Prof. Dr. Barda Nawawi Arief, S.H. (Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Diponegoro)

5. Hukum Pidana Militer “Tindak Pidana Desersi Serta Akibat Hukum Yang Ditimbulkan”

Kol. CHK. (Purn) TNI Yacob Luna Sumuk, S.H. (Dosen Sekolah Tinggi Hukum Militer dan Mantan Hakim Militer)

6.

Hukum Acara Pidana Militer “Penjatuhan Pidana Tambahan Pemecatan Prajurit TNI Beserta Akibatnya Ditinjau dari

Prospektif Hukum Acara Pidana Militer”

Laksma TNI AR. Tampubolon, S.H. (Kepala Pengadilan Militer Utama Mahkamah Agung RI)

7. Penalaran Hukum Prof. Dr. Arief Sidharta, S.H. (Guru Besar FH Universitas Parahyangan) 8. Teknik Pembuatan Putusan H. Mayor Jenderal TNI (Purn) Iskandar Kamil, S.H. (Mantan Ketua Muda Pidana

c. Penyelenggaraan Pelatihan Tematik “Sengketa Tata Usaha Negara” Bagi Hakim dilingkungan Peradilan Tata Usaha Negara.

Pelatihan Tematik “Sengketa Tata Usaha Negara” Bagi Hakim dilingkungan Peradilan Tata Usaha Negara dilaksanakan pada 14-18 Mei 2013 di Gedung Pusdiklat Pancasila dan Konstitusi, Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Bogor, diikuti 30 peserta (hakim) dari PTUN Palembang, PTUN lampung, PTUN Palangkaraya, PTUN Surabaya, PTUN Semarang, PTUN Yogyakarta, PTUN Jakarta, PTUN Bandung, PTUN Serang.

Tujuan penyelenggaraan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan hakim dilingkungan Peradilan Tata Usaha Negara terhadap perkembangan sengketa Tata Usaha Negara, menyediakan wadah sharing pengalaman bagi Hakim dilingkungan peradilan Tata Usaha Negara dalam hal penanganan sengketa Tata Usaha Negara, dan menyamakan persepsi terkait penanganan sekaligus penyelesaian sengketa Tata Usaha Negara.

Materi dan narasumber pada pelatihan ini adalah:

Tabel 29

Materi dan Narasumber Pelatihan Tematik “Sengketa Tata Usaha Negara” Bagi Hakim dilingkungan Peradilan Tata Usaha Negara

No Materi Narasumber

1. KEPPH “Secara Tekstual dan Kontekstual” Dr. Taufiqurrohman Syahuri, S.H., M.H. (Ketua Bidang Rekrutmen Hakim Komisi Yudisial)

2.

Peran dan Tanggung Jawab Hakim dalam Mewujudkan Keadilan Bagi Masyarakat Ditinjau dari Perspektif Filsafat Agama

H. Abbas Said, S.H.,M.H.

3. Manajemen Pengendalian Emosi dan Stres Dalam Proses Persidangan

Winarini Wilman, Ph.D. (Dosen Psikologi Universitas Indonesia)

4. Prinsip-Prinsip Dasar Hukum Administrasi dan Perkembangannya

Prof. Dr. Asep Warlan Yusuf, S.H., M.H. (Guru Besar Hukum Administrasi Negara Universitas Parahyangan)

5.

Sengketa TUN mengenai: 1) Pertanahan

2) Keputusan Lelang 3) Kepegawaian

Dr. Irfan Fachruddin, S.H., CN. (Hakim Agung MA RI)

6.

Aspek Prosedural dari Pemeriksaan Gugatan Class

Action dan Legal Standing yang

Diajukan ke Pengadilan TUN

Dr. HM. Harry Djatmiko, S.H., M.S. (Hakim Agung MA RI)

7. Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara (HAPTUN) Dr. H. Supandi, S.H., M.Hum. (Hakim Agung MA RI) 8. Teknik Pembuatan Putusan Dr. H. Supandi, S.H., M.Hum. (Hakim Agung MA RI)

d. Pelatihan Tematik “Hukum Acara Perdata” Bagi Hakim Pengadilan Negeri/ Umum di Bogor.

Pelatihan ini dilaksanakan pada 11-15 Juni 2013 di Badan Litbang Kumdil

MA RI, Jalan Cikopo Selatan, Desa Suka Maju, Mega Mendung, Bogor, Jawa Barat, dengan 30 peserta Hakim dari PN Jakarta Pusat, PN Jakarta Selatan, PN Jakarta Timur, PN Jakarta Utara, PN Jakarta Barat, PN Tangerang, PN Serang, PN Bandung, PN Bale Bandung, PN Bekasi, PN Bogor, PN Depok dan PN Karawang. Tujuan

penyelenggaraan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan hakim dilingkungan Peradilan Umum terhadap Hukum Acara Perdata, tersedianya wadah sharing pengalaman bagi hakim dilingkungan Peradilan Umum mengenai hukum acara perdata dan permasalahan-permasalahan dalam penerapan hukum acara perdata, dan menyamakan persepsi terkait penerapan hukum acara perdata.

Materi dan narasumber pada pelatihan ini adalah sebagai berikut:

Tabel 30

Materi dan Narasumber Pelatihan Tematik “Hukum Acara Perdata” Bagi Hakim Pengadilan Negeri/Umum di Bogor

No Materi Narasumber

1. Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) “Secara Tekstual dan Kontekstual”

Dr. Ibrahim, S.H., M.H., LL.M. (Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga Komisi Yudisial RI)

2.

Peran dan Tanggung Jawab Hakim Dalam Mewujudkan Keadilan Bagi Masyarakat Ditinjau dari Perspektif Filsafat Agama

K.H. Ma’ruf Amin

3. Manajemen Pengendalian Emosi dan Stress Dalam Proses Persidangan

Reza Indragiri Amriel (Pakar Psikologi Forensik)

4.

Perjanjian di luar KUH Perdata (Kontrak Inominaat), meliputi:

1. Perjanjian Kerjasama Operasi (KSO)

2. Kontrak Karya

Prof. Dr. Johannes Gunawan, S.H., LL.M. (Guru Besar Hukum Universitas Parahyangan) 5. Hukum Agraria “Konflik Masyarakat Dalam Bidang Pertanahan” Prof. Dr. Sudjito, S.H., M.Si. (Guru Besar Hukum Agraria Universitas

Gadjah Mada)

6. Permasalahan Eksekusi Dalam Perkara Perdata Dr. H. Mohammad Saleh, S.H., M.H. (Wakil Ketua MA Bidang Yudisial) 7.

Penyalahgunaan keadaan (Misbruik

Van Omstandigheden/ Undue Influence) sebagai alasan untuk

mencampuri perjanjian

Atja Sondjaya, S.H. (Mantan Hakim Agung MA RI)

e. Pelatihan Tematik “Hukum Acara Perdata” Bagi Hakim Pengadilan Negeri/ Umum di Solo.

Pelatihan ini dilaksanakan pada tanggal 11 s.d. 14 September 2013 di Hotel Paragon, Jalan Dr. Sutomo, Solo. dengan peserta 31 hakim dari PN

Karanganyar, PN Sukoharjo, PN Surakarta, PN Magelang, PN Sragen, PN Boyolali, PN Salatiga, PN Purwodidi, PN Klaten, PN Wonogiri.

Tujuan penyelenggaraan pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan hakim dilingkungan Peradilan Umum terhadap Hukum Acara Perdata, tersedianya wadah sharing pengalaman bagi hakim dilingkungan Peradilan Umum mengenai hukum acara perdata dan permasalahan-permasalahan dalam penerapan hukum acara perdata, dan menyamakan persepsi terkait penerapan hukum acara perdata.

Materi dan narasumber pada pelatihan ini adalah sebagai berikut:

Tabel 31

Materi dan Narasumber Pelatihan

No Materi Narasumber

1. Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) “Secara Tekstual dan Kontekstual”

Dr. Ibrahim, S.H., M.H., LL.M. (Ketua Pencegahan dan Peningkatan Kapasitas Hakim)

2.

Peran dan Tanggung Jawab Hakim Dalam Mewujudkan Keadilan Bagi Masyarakat Ditinjau dari Perspektif Filsafat Agama

Ansyahrul, S.H., M.Hum. (Mantan Ketua Pengadilan Tinggi Jakarta)

3. Manajemen Pengendalian Emosi dan Stress Dalam Proses Persidangan Winarini Wilman, Ph.D. (Dosen Psikologi Universitas Indonesia)

4. Perlawanan terhadap Eksekusi Hak Tanggungan dan Pengosongan Objek Lelang

Djafni Djamal, S.H.,M.H. (Hakim Agung)

5.

Perjanjian di luar KUH Perdata (Kontrak Inominaat), meliputi:

1. Perjanjian Kerjasama Operasi 2. Kontrak Karya terkait dengan

pertambangan

Prof. Dr. Ridwan Khairandy, S.H., M.H. (Guru Besar Hukum Perdata Universitas Islam Indonesia) 6. Perbuatan Melawan Hukum Parwoto Wignjosumarto, S.H.(Mantan Hakim Tinggi) 7. Wanprestasi Parwoto Wignjosumarto, S.H.(Mantan Hakim Tinggi)

8.

Penyalahgunaan Keadaan (Misbruik

Van Omstandigheden Undue Influence)

Sebagai Alasan Untuk Mencampuri Perjanjian

Hirman Purwanasuma, S.H.

c. Forum Diskusi Hakim

Forum diskusi hakim adalah forum diskusi bagi hakim terkait dengan berbagai topik dalam upaya peningkatan kapasitas hakim yang diselenggarakan oleh Komisi Yudisial bekerjasama dengan pihak lain, baik dari dalam maupun luar negeri yang dilaksanakan dalam rangka merumuskan upaya peningkatan kapasitas hakim yang diperlukan dalam mendukung pelaksanaan tugas hakim sehingga dapat menghasilkan putusan yang memenuhi rasa keadilan bagi pencari keadilan, bermanfaat bagi masyarakat dan mewujudkan kepastian hukum bagi hegara.

Detail kegiatan dari Forum Diskusi Hakim adalah:

1) Menerima kunjungan Justice Academy of Turkey ke Komisi Yudisial pada tanggal 27 s.d. 31 Januari 2013 dan Penandatangan MoU antara Komisi Yudisial dengan Justice Academy of Turkey (bekerja sama dengan Hubungan Antar Lembaga Komisi Yudisial) pada tanggal 28 Januari 2013. Tujuan dari MoU ini adalah untuk menjalin kerjasama dengan Akademi Pendidikan Hakim dan Jaksa Turki dalam rangka meningkatkan kapasitas hakim.

2) Pengiriman hakim dan jaksa dalam acara Seminar/Pelatihan/Short Course on Anti – Corruption and Money Laundry, pada tanggal 21 s.d. 30 September 2013 di Justice Academy of Turkey, ini merupakan tindak lanjut dari MoU antara Komisi Yudisial dengan Justice Academy of Turkey. d. Pengelolaan Situs Peningkatan Kapasitas Hakim

Pada tahun 2013 telah dibuat situs Peningkatan Kapasits Hakim yang sudah diintegrasikan dengan situs Komisi Yudisial, tujuan dari pembuatan situs ini adalah sebagai media bagi hakim untuk meningkatkan pengetahuan hakim, sharing pengalaman bagi hakim, dan menyamakan persepsi terhadap permasalahan-permasalahan hukum. Peluncuran situs PKH dilaksanakan bulan Juni 2013 pada saat Pelatihan Tematik “Hukum Acara Perdata” Bagi Hakim di lingkungan Pengadilan Negeri/Umum. Situs peningkatan kapasitas hakim akan dikembangkan menjadi media pelatihan online (e-learning) bagi hakim, sehingga dapat menjangkau hakim-hakim di seluruh Indonesia yang tidak mendapat kesempatan mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas hakim secara tatap muka dapat mengikutinya secara online melalui situs peningkatan kapasitas hakim.

2. Kesejahteraan Hakim

Keamanan dan kesejahteraan hakim merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk menjaga independensi hakim dan imparsialitas hakim agar tidak mudah dipengaruhi oleh pihak-pihak yang berperkara. Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman telah memberikan jaminan keamanan dan kesejahteraan sebagaimana diatur dalam Pasal 48 ayat (1) yang menyatakan bahwa

“Negara memberikan jaminan keamanan dan kesejahteraan hakim dan hakim konstitusi dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab penyelenggaraan kekuasaan kehakiman”.

Meski secara normatif, negara telah memberikan jaminan keamanan dan kesejahteraan, namun masih banyak ditemui di dalam praktik dimana hakim mendapatkan intimidasi dari para pihak berperkara. Secara faktual hakim sebagai pejabat negara belum mendapatkan jaminan keamanan dan kesejahteraan.

Persoalan kesejahteraan hakim ini perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh. Faktor keuangan ini dapat dijadikan sebagai salah satu alat untuk mempengaruhi perkara yang sedang ditangani. Selain terkait dengan independensi, tidak dipenuhinya jaminan kesejahteraan bagi hakim menyebabkan hakim rentan terhadap korupsi dan suap. Teori adanya hubungan antara kesejahteraan hakim dan kualitas putusan sudah terbukti di banyak negara-negara seluruh dunia. Di India, Malaysia, dan Perancis terbukti bahwa dengan ditingkatkannya kesejahteraan hakim, maka kualitas putusan mereka akan membaik secara paralel. Prinsipnya hakim harus sejahtera dahulu baru ia bisa membuat putusan yang adil.

Sebuah penelitian International Commission of Justice (ICJ) yang berjudul “Reviewing Measures to Prevent and Combat Judicial Corruption” (2010) memberi konfirmasi bahwa salah satu penyebab korupsi peradilan adalah rendahnya gaji dan tunjangan yang diterima hakim. Karena itu, ICJ merekomendasikan agar kesejahteraan hakim dijamin oleh negara, tidak dikurangi, dan aplikasinya harus dijauhkan dari pengaruh politik.

Upaya peningkatan kesejahteraan hakim tentu bertujuan agar hakim dapat bekerja lebih baik dan mempercepat proses reformasi birokrasi di lembaga pengadilan, yang pada gilirannya dapat menghindarkan para ”wakil Tuhan” di muka bumi dari berperilaku atau berbuat menyimpang dan para hakim dapat mengembalikan kewibawaan institusi peradilan. Dengan begitu, rakyat sebagai pembayar pajak tidak merasa tertipu untuk memberikan gaji dan tunjangan yang pantas bagi hakim.

Dalam rangka peningkatan kesejahteraan hakim, Komisi Yudisial menyelenggarakan Forum Diskusi Hakim tentang Problematika Kesejahteraan Hakim yang dilaksanakan di Tarakan, Kalimantan Utara, dengan peserta 25 Hakim perwakilan dari pengadilan negeri dan agama di wilayah Kalimantan Utara.

Maksud dari kegiatan Forum Diskusi Hakim Tentang Problematika Kesejahteraan Hakim di Tarakan adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui secara langsung problematika kesejahteraan hakim di wilayah Kalimantan Utara,

b. Untuk mendapatkan masukan dari para hakim mengenai hal-hal yang terkait dengan problematika kesejahteraan hakim yang mereka hadapi.

Sedangkan tujuan dari kegiatan Diskusi Hakim Tentang Problematika Kesejahteraan Hakim adalah untuk merumuskan rekomendasi upaya peningkatan kesejahteraan hakim sebagai implementasi hak-hak yang terdapat di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2012 tentang Hak Keuangan dan Fasilitas Hakim yang Berada di bawah Mahkamah Agung yang hingga saat ini belum terpenuhi.

E. ADVOKASI

Pelaksanaan kegiatan advokasi hakim pada dasarnya telah dilaksanakan sebelum Peraturan Komisi Yudisial tentang Advokasi Hakim disusun dengan pertimbangan bahwa pelaksanaan tugas advokasi hakim tetap memiliki payung hukum sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 20 ayat (1) huruf e Undang-Undang No 11 Tahun 2011 tentang Komisi Yudisial.

Adapun pelaksanaan advokasi hakim telah dimulai sejak Bulan Januari 2013 hingga Bulan November 2013 dengan penanganan perkara sebanyak 7 (tujuh) kasus sesuai dengan capaian yang hendak dicapai pada tahun 2013. Namun demikian, mengingat keterbatasan anggaran yang tersedia dan minimnya dukungan anggaran dari Pemerintah, dapat dimaklumi bahwa pelaksanaan advokasi hakim masih jauh dari harapan sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang dan Peraturan Komisi Yudisial itu sendiri.

1. Penyusunan Peraturan Komisi Yudisial Tentang Advokasi Hakim

Penyusunan Peraturan Komisi Yudisial tentang Advokasi Hakim dilakukan dengan beberapa tahapan, dimulai dari penyusunan position paper tentang advokasi hakim, naskah akademik tentang peraturan advokasi hakim, penyusunan draf peraturan advokasi hakim hingga akhirnya disahkan berdasarkan keputusan rapat pleno Komisi Yudisial.

Peraturan Komisi Yudisial tentang Advokasi Hakim merupakan peraturan yang menafsirkan lebih lanjut tentang pelaksanaan tugas sebagaimana diatur dalam Pasal 20 ayat (1) huruf e Undang-Undang No. 18 tahun 2011 tentang Komisi Yudisial. Adapun proses-proses penyusunan peraturan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Position paper tentang advokasi hakim

Position paper tentang advokasi hakim merupakan sebuah kertas kerja yang

menyusun tentang konsep dan desain kegiatan advokasi hakim Komisi Yudisial. Dinamika yang masih menjadi polemik dalam penyusunan position paper adalah terkait penafsiran bentuk langkah hukum dan/atau langkah lain yang dilakukan

Dalam dokumen DAFTAR ISI Laporan Tahunan 2013 (Halaman 44-62)

Dokumen terkait