• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

C. Saran

Berikut merupakan beberapa saran yang dapat peneliti uraikan untuk mengoptimalkan dan meningkatkan keefektivitasan pendidikan karakter melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning di sekolah.

1. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling

Penelitian yang terlaksana di SMP BOPKRI 1 Yogyakarta dalam tujuan meningkatkan karakter self leadership siswa kelas VIII A terbukti efektif. Para siswa pun masih memiliki potensi dan kesempatan untuk

118

meningkatkan karakter self leadership. Oleh karena itu, siswa tetap membutuhkan bimbingan dalam hal meningkatkan karakter self leadership dalam kehidupan sehari-hari. Peneliti menganjurkan kepada guru bimbingan dan konseling untuk melanjutkan implementasi pendidikan karakter melalui layanan bimbingan klasikal dengan pendekatan experiential learning untuk meningkatkan karakter self leadership siswa. Guru bimbingan dan konseling pun dapat mengajak guru mata pelajaran untuk berkolaborasi, terlibat bersama dalam impelementasi pendidikan karakter ini mulai dari menyusun program, implementasi program hingga evaluasi dan refleksi program pendidikan karakter.

2. Bagi Peneliti lain

Penelitian ini perlu pengembangan kemasan permainan yang lebih kreatif dan menarik, sehingga cerminan pendekatan experiential learning lebih optimal.

119

DAFTAR PUSTAKA

Artantiani, Dwi Ayu. (2016). Tawuran Pelajar di Cirebon Rusak Truk Gandeng. [Tersedia: http://www.news.okezone.com] diakses tanggal 5 September 2016.

Azwar, S. (2009). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Azwar, S. (2014). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Baharuddin., Esa Nur Wahyuni. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Barus, Gendon. (2015). Menakar Hasil Pendidikan Karakter Terintegrasi di SMP. Cakrawala Pendidikan, Juni 2015, Th XXXIV No. 2.

BKKBN. (2014). Remaja Pelaku Seks Bebas Meningkat. [Tersedia: http://www.bkkbn.go.id] diakses tanggal 5 September 2016).

Buchori, Mochtar. (2007). Character Building dan Pendidikan Kita. [Tersedia: http://www.kompas.co.id] Diakses tanggal 27 Mei 2016.

Depdiknas. (2003). Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2004). Bimbingan dan Konseling. Pedoman Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Ditjen GTK. (2016). Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbingan dan

Konseling Sekolah Menengah Pertama (SMP). Jakarta: Kemendikbud Ditjen GTK.

Farozin, Muh. (2012). Pengembangan Model Bimbingan Klasikal untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa SMP. Cakrawala Pendidikan, Februari 2012, Th. XXXI No 1.

Faure, Edgar. (1972). Learning to be: The World of Education Today and Tomorrow. Paris: UNESCO.

Ferri, Rendika. (2016). 17 Pelajar Tertangkap Membolos di Jam Sekolah.

[Tersedia: http://www.jogja.tribunnews.com] Diakses tanggal 6

September 2016.

Garger, J., & Jacques, P. (2007). Self Leadership and Academics Performance. Academic Exchange, Summer, 230-235.

120

Guilford, J.P. (1973). Fundamental Statistics ini Psychology and Education. New York: Mc Graw-Hill Book Co.Inc.

Gunarsa, Singgih D., Yulia Singgih D.G. (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta; BPK Gunung Mulia.

Herbert, A., Stephen, K., Robin, M., & Ortrun, Z. (2002). The Concept of Action Research The Learning Organization. New Jersey: Prentice-Hall Inc. Englewood Cliffs.

Hidayat, Dede Rahmat., Badrujaman, Aip. (2012). Penelitian Tindakan dalam Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Indeks.

Hopkins, David. 2008. A Teacher’s Guide to Classroom Research Fourth Edition. England: Open University Press.

Jahja, Yudrik. (2011). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media. Kemendikbud. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Kemendikbud. (2016). Sambutan Menteri Pendidikan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Ke 71. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendiknas. (2010). Desain Induk Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.

Koesoema A, Doni. (2007). Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo.

Kolb, David A. (1984). Experiential Learning. New Jersey: Prentice Hall, Inc. Englewood Cliffs.

Lazar, Pricillia Eka D.S. (2016). Efektivitas Implementasi Pendidikan Karakter Bela Gender Berbasis Layanan Bimbingan Klasikal Kolaboratif dengan Pendekatan Experiential learning. Skripsi, tidak diterbitkan, USD, Yogyakarta.

Lickona, Thomas. (2013). Pendidikan Karakter: Panduan Lengkap Mendidik Siswa menjadi Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media.

LKPP, Universitas Hasanudin. (2007). Panduan Penerapan Model Pemebelajaran Experiential Learning. Makassar: Lembaga Kajian dan Pengembangan Pendidikan, Universitas Hasanudin.

121

Marzuki. (2011). Pengintegrasian Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran di Sekolah. Makalah. FIS Universitas Negeri Yogyakarta.

Musaheri. (2014). Self Leadership: Motor Penggerak Kepemimpinan Mutu Pendidikan. Journal Pelopor Pendidikan. Vol 6 No. 2, 79-84.

Nasution. (2005). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Neck, C. P., & Houghton, J. D. (2006). Two decades of self-leadership theory and research. Journal Managerial Psychology Vol 21 No.4, 270-295. Nurgiyantoro, Burhan., dkk. (2009). Statistika Terapan untuk Penelitian Ilmu-Ilmu

Sosial. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Nurihsan, Achmad Juntika. (2014). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.

Rachmawati, Ira. (2016). Buwas, Pengguna Narkoba di Indonesia Meningkat hingga 5,9 Juta Orang. [Tersedia: http://www.kompas.com] diakses tanggal 5 September 2016.

Riduwan. 2006. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Robbins, SP. (2006). Perilaku Organisasi Kontroversi, Aplikasi, Edisi Bahasa Indonesia, Jilid 2. Jakarta: PT. Prehallindo.

Rogers, Carl R. (1969). Freedom to Learn. Columbus: Charles E. Merrill Publishing Company.

Romlah, Tatiek. (2006). Teori dan Praktik Bimbingan Kelompok. Malang: Universitas Malang.

Rowley, W.J. (2005). Comprehensive Guidance and Counseling Programs‘ Use of Guidance Curricula Materials: A Survey of National Trends. Professional School Counseling, 8 (3), 256-263, Apr, 2005.

Ryan, R.M., & Deci , E.L. (2000). Self Determination Theory and the Facilitation of Intrinsic Motivation, Social Development, and Well-Being. American Psychologist, 55, 68-78.

Samani, Muchlas., Hariyanto. (2012). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.

Sanjaya, Wina. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Kencana Prenada Media Group.

122

Santrock, John W. (2012). Life-Span Development (Perkembangan Masa Hidup). Jakarta: Erlangga.

Suciati. (2005). PEKERTI. Mengajar di Perguruan Tinggi. Buku 1.07. Taksonomi Tujuan Instruksional. Jakarta: Pusat antar Universitas untuk peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Depdiknas.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Supratiknya, A. (2011). Merancang Program dan Modul Psikoedukasi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Suyanto. (2011). Panduan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMP, Ditjenmandikdasmen.

Wibowo, Agus. (2012). Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wibowo, Agus. (2013). Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter bangsa Berperadaban. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Winkel, WS., & Hastuti, Sri. (2004) Bimbingan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

Zubaedi. (2012). Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasi dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana.

123 SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN

DIRIKU (MY SELF)

No K e t e r a n g a n

1. Pokok Bahasan 3 M (Mengenal, Memahami dan Menerima) Diri

2. Tugas Perkembangan Menyadari kekurangan dan kelebihan, serta potensi yang ada

dalam diri

3. Bidang Bimbingan Bimbingan pribadi

4. Jenis layanan Bimbingan klasikal

5. Fungsi bimbingan Pemahaman dan pengembangan

6. Sasaran Layanan Siswa SMP Kelas VIII

7. Standar kompetensi Siswa mampu membangun konsep diri yang positif

8. Kompetensi Dasar Agar siswa dapat menyadari kekurangan dan kelebihan serta

potensi yang ada dalam diri

9. Indikator a. Siswa dapat menyebutkan kekurangan dan kelebihan

dalam dirinya.

b. Siswa dapat menyebutkan potensi yang ada dalam dirinya c. Siswa dapat mengenal, memahami dan menerima dirinya

secara positif

d. Siswa dapat membangun konsep diri yang positif

10. Materi a. Mengenal kekurangan dan kelebihan yang dimiliki

b. Pentingnya mengetahui potensi diri

c. Menonton video “Berjuang Meski Terbatas” d. Membangun konsep diri yang positif

11. Metode Permainan, dinamika kelompok, menonton video, ceramah

singkat

12. Waktu 60 menit

13. Tempat Ruang kelas atau aula

14. Media Modul, lembar kerja, LCD, Laptop, speaker

15. Prosedur Skenario kegiatan pelayanan terlampir

16. Penilaian a. Pernyataan hasil belajar siswa (hasil refleksi)

b. Inventori self assesment siswa

A. RANCANGAN PELAYANAN BIMBINGAN

124

NO KEGIATAN GURU SISWA WAKTU

1. Pembuka

Salam Memberikan salam atau

sapaan yang semangat dan akrab kepada siswa

Menjawab salam saat guru memberi salam atau sapaan yang semangat dan akrab kepada siswa

5 menit

Pengantar Bimbingan

Memberikan pengantar singkat tentang kegiatan bimbingan dan penjelasan tujuan kegiatan bimbingan yang diadakan

Mendengarkan pengantar singkat tentang kegiatan bimbingan dan penjelasan tujuan kegiatan bimbingan yang diadakan

2. Inti

Permainan dinamika kelompok

Mengajak siswa bermain “Angin Bertiup”

(Aturan permainan terlampir)

Membuat satu lingkaran besar dan memberikan satu tanda (sepatu atau benda lain) sebagagai tanda posisi berdiri siswa 10 menit Refleksi dan sharing mengenai permainan Memberikan pertanyaan-pertanyaan refleksi atas isi muatan karakter permainan tersebut secara lisan

Memaknai permainan tersebut, dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan refleksi atas isi muatan karakter permainan tersebut secara lisan

5 menit Pengembangan Kepribadian Mahasiswa 2014 Universitas

Sanata Dharma. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Widianingsih, Nunung. 2015. Pemahaman Diri. [diakses pada Minggu, 8 Mei 2016 pada:

https://spiritkonselingbk.wordpress.com/2015/03/23/pemaham an-diri/]

Depdiknas.2007.Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal.Jakarta.

125

Kekurangan dan kelebihan

kertas digunakan untuk menuliskan kekurangan dan kelebihan siswa

kertas yang dibagikan oleh guru

Review Kerja siswa I

Memberikan umpan balik pada pekerjaan siswa terkait dengan menulis kekurangan dan kelebihan diri

Mendengarkan dan berdiskusi terhadap hasil menulis kekurangan dan kelebihan diri

5 menit

Kerja siswa II: Menggali potensi diri

Meminta siswa menyadari potensi dirinya (bakat dan minat) merujuk pada kelebihan diri

Menuliskan potensi diri merujuk pada kelebihan diri siswa

5 menit

Review kerja siswa II

Memberikan umpan balik terkait dengan potensi yang dimiliki

Mendengarkan dan

menjawab pertanyaan dari guru

5 menit

Menonton video singkat

Melihat video singkat “Berjuang Meski Terbatas”” (Refleksi dilakukan bersamaan dengan penyajian materi)

Menonton video yang diputarkan oleh pembimbing tentang konsep diri 3 menit Penyajian materi Menyampaikan materi mengenai “Belajar

Menghargai Diri dengan Apa yang Kita Miliki”

Menyimak dan

mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru tentang “Belajar

Menghargai Diri dengan Apa yang Kita Miliki”

8 menit

3. Penutup

Merefleksikan kegiatan yang diikuti

Membagikan lembar refleksi untuk siswa

Menuliskan hasil belajar/refleksi setelah mengikuti bimbingan (dapat dilakukan secara tertulis atau secara lisan dengan menunjuk beberapa siswa)

5 menit

Kesimpulan dan penutup Durasi

Menyampaikan kesimpulan kegiatan bimbingan dari awal hingga akhir yang disampaikan dan mengakhiri kegiatan bimbingan

Mendengarkan kesimpulan kegiatan bimbingan dari awal hingga akhir yang disampaikan guru

4 menit

126

AYO BERMAIN!

ANGIN BERTIUP

1. Ajak siswa untuk bermain permainan ini, cari tempat yang luas.

2. Mintalah siswa untuk meletakkan salah satu di depannya sebagai tanda posisi awal siswa.

3. Tunjuk seorang siswa untuk berdiri di depan sebagai instruktor dan wasit permainan.

4. Instruktur berkata,“angin bertiup”. Lalu pemain membalas dengan pertanyaan, “ bertiup

kemana?”, dan instruktur pun menjawab dengan menyebutkan salah satu ciri dari pemain, “bertiup ke anak yang memakai baju berwarna merah”.

5. Maka pemain yang ciri-cirinya disebutkan oleh instruktor harus berpindah tempat dengan pemain yang memiliki ciri yang sama.

6. Bagi pemain yang terlambat, dia akan gugur dan mendapatkan hukuman.

MENONTON VIDEO

Menonton video tentang Konsep Diri yang Positif

Link download: https://www.youtube.com/watch?v=litXW91UauE

Setelah siswa menonton video, siswa memaknai isi video tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan. (Lihat panduan pertanyaan di lembar evaluasi)

127

BELAJAR MENGHARGAI DIRI DENGAN APA YANG KITA MILIKI

Konsep diri dapat diartikan sebagai keyakinan, pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Konsep diri dibagi menjadi dua yaitu konsep diri negatif dan konsep diri positif. KONSEP DIRI NEGATIF

Meyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak memiliki kemampuan, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai dan tidak semangat untuk menjalani hidup.

Ciri-ciri seseorang yang memiliki konsep diri negatif adalah sebagai berikut.

Tidak yakin terhadap kehidupan dan kesempatan yang dihadapinya. Ia tidak melihat tantangan sebagai kesempatan, namun lebih sebagai halangan. Mudah menyerah sebelum mencoba dan jika gagal, akan menyalahkan diri sendiri atau menyalahkan orang lain.

KONSEP DIRI POSITIF

Orang yang memiliki konsep diri positif akan optimis, penuh percaya diri dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialaminya. Kegagalan bukan dipandang sebagai kematian, namun lebih sebagai penemuan dan pelajaran berharga untuk melangkah ke depan.

Ciri-ciri seseorang yang memiliki konsep diri positif adalah

Mampu menghargai dirinya dan melihat hal-hal yang positif yang dapat dilakukan demi keberhasilan di masa yang akan datang.

128

Kenali Diri Sendiri

Mengenali diri merupakan sebuah proses yang menuntut kejujuran kita dalam melihat dan menilai diri seperti apa. Hanya dengan kejujuran inilah kita bisa mengetahui kelebihan kita dan hal-hal dalam diri kita yang masih perlu kita perbaiki ataupun dikembangkan. Dengan mengenal diri kita dengan baik, kita bisa memilih cara terbaik untuk berinteraksi dan bekerja sama dengan orang lain, kita bisa memahami kekuatan kita yang bisa kita “bagikan” kepada orang lain dan kita juga bisa memahami apa yang bisa kita pelajari dari orang lain.

Menghargai Diri sebagai Ciptaan Tuhan

Menghargai diri sebagai ciptaan Tuhan membuat kita tetap rendah hati walaupun telah diberi kesempatan menikmati banyak kesuksesan. Menghargai diri sebagai ciptaan Tuhan juga dapat membuat kita menerima kelemahan kita. Semua ciptaan Tuhan adalah sempurna. Kita tidak perlu meratapi diri dalam menghadapi kelemahan yang tidak bisa diperbaiki. Kelemahan ini membuat kita mendapat kesempatan melihat hal-hal lain yang bisa kita lakukan bukan terpaku pada hal-hal yang tidak bisa kita lakukan lagi.

Sadari Bahwa Kita Unik

Yakinlah bahwa diri kita adalah unik dan tidak ada yang bisa menyamai keunikan kita. Dari jumlah manusia yang begitu banyak , tidak ada yang seperti kita sebelum kita hadir di dunia ini, dan tidak ada yang seperti kita pada saat kita ada didunia ini, lebih lagi di masa akan datang tidak akan ada yang bergerak, berbicara dan berpikir sama persis seperti kita.

Atasi Kelemahan yang Kita Miliki

Langkah yang satu ini sering kali sulit kita lakukan. Kita seringkali tidak mau mengakui kelemahan kita. Kita sering kali mengandalkan penilaian orang lain semata terhadap kelemahan kita. Padahal sebenarnya jika kita jujur, kitalah orang yang seharusnya lebih tahu kelemahan kita sendiri. Jika kita jujur, kita mungkin mendapatkan bahwa kelemahan kita mungkin saja bukan kelemahan, tetapi kesalahan yang kita lakukan: kebiasaan buruk (misalnya: kebiasaan menunda pekerjaan, sikap negatif (misalnya: lupa berterima kasih pada orang-orang yang telah banyak membantu, iri terhadap orang lain).

129

1. Panduan Pertanyaan Kegiatan

NO KEGIATAN PERTANYAAN

1. Setelah bermain permainan “Angin bertiup”

1. Menurut kamu, apa yang kamu alami dan rasakan saat bermain angin bertiup tadi?

2. Apa makna dari permainan angin bertiup?

3. Jika dikaitkan dengan kehidupan, sehari-hari apa yang dapat kamu petik dari permainan tadi?

2. Refleksi

PERNYATAAN HASIL BELAJAR

Setelah saya mengikuti kegiatan bimbingan hari ini, saya menjadi tahu bahwa:

___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________

NIATKU

Setelah aku mengikuti bimbingan dengan tema “Potret Diri” aku akan:

___________________________________________________________________________ ___________________________________________________________________________

misalnya dengan aktif mengikuti kegiatan yang positif dan tidak mudah putus asa.

Sumber : Budisantoso, Nugroho., dkk. 2014. Buku Panduan Pelatihan

Pengembangan Kepribadian Mahasiswa 2014 Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

“Kenali, pahami dan terimalah kekurangan dan kelebihanmu

sebagai wujud kekuatan untuk meraih impianmu”

131

No K e t e r a n g a n

1. Pokok Bahasan Menegaskan Impian

2. Tugas Perkembangan Menyadari impian-impian yang ingin diraih

3. Bidang Bimbingan Bimbingan pribadi

4. Jenis layanan Bimbingan klasikal

5. Fungsi bimbingan Pemahaman dan pengembangan

6. Sasaran Layanan Siswa SMP Kelas VIII

7. Standar kompetensi Siswa mampu menuliskan dan menegaskan impiannya

8. Kompetensi Dasar Agar siswa dapat memiliki self direction dalam hidupnya

9. Indikator e. Siswa mampu menyadari pentingnya memiliki impian hidup.

f. Siswa mampu menuliskan impian hidup.

g. Siswa mampu membuat langkah-langkah konkrit demi mencapai impian hidup.

10. Materi e. I Have a dream

f. Tips Menuliskan Mimpi dengan SMART

11. Metode Permainan, dinamika kelompok, menonton video, ceramah

singkat

12. Waktu 60 menit

13. Tempat Ruang kelas atau Aula

14. Media Modul, lembar kerja, LCD, Laptop, speaker

15. Prosedur Skenario kegiatan pelayanan terlampir

16. Penilaian c. Pernyataan hasil belajar siswa (hasil refleksi)

d. Inventori self assesment siswa 17. Rencana Tindak lanjut Disesuaikan dengan kebijakan guru BK

18. Sumber 1. Covey,Sean. 2001. The 7 Habits of Highly Effective Teens.

Jakarta: Binarupa Aksara

2. Kuntoro Adi, dan tim penyusun. 2013. Buku Panduan

Peserta Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa. Yogyakarta: Penerbit Sanata Dharma.

132

NO KEGIATAN GURU SISWA WAKTU

1. Pembuka

Salam Memberikan salam atau

sapaan yang semangat dan akrab kepada siswa

Menjawab salam saat guru memberi salam atau sapaan yang semangat dan akrab kepada siswa

3 menit

Pengantar Bimbingan

Memberikan pengantar singkat tentang kegiatan bimbingan dan penjelasan tujuan kegiatan bimbingan yang diadakan

Mendengarkan pengantar singkat tentang kegiatan bimbingan dan penjelasan tujuan kegiatan bimbingan yang diadakan

2. Inti

Review materi “Potret Diri”

Mengajak siswa untuk mereview materi “My Self” untuk Bridging ke materi “Menegaskan Mimpiku”

Mereview materi “Potret Diri” agar terbantu untuk masuk ke materi

“Menegaskan Mimpi”

5 menit

Menonton video singkat

Melihat Cuplikan Film “Sang Pemimpi”. Setelah menonton, guru mengajak siswa untuk memaknai cuplikan film itu.

Menonton cuplikan film yang diputarkan oleh pembimbing tentang Impian. Setalah itu siswa memaknai cuplikan film itu.

10 menit

Menuliskan Impian

Memberikan materi tentang I Have a Dream dan tips menuliskan impian dengan SMART (materi terlampir). Selanjutnya guru mengajak siswa untuk memulai menuliskan impiannya.

Mendengarkan materi yang disampaikan oleh guru dan menuliskan impian masing-masing siswa dengan SMART.

15 menit

Sharing Impian Mengajak siswa untuk

mengungkapkan impian yang sudah dituliskan kepada siswa lainnya.

Secara bergantian mengungkapkan impian yang sudah dituliskan di depan kelas. 10 menit Menuliskan Langkah Konkrit untuk meraih Mimpi

Memberikan lembar kerja data kegiatan yang dilakukan siswa untuk meraih mimpi.

Mengisi daftar kegiatan konkrit

133

kegiatan yang diikuti

untuk siswa belajar/refleksi setelah

mengikuti bimbingan (dapat dilakukan secara tertulis atau secara lisan dengan menunjuk beberapa siswa) Kesimpulan

dan penutup Durasi

Menyampaikan kesimpulan kegiatan bimbingan dari awal hingga akhir yang disampaikan dan mengakhiri kegiatan bimbingan

Mendengarkan kesimpulan kegiatan bimbingan dari awal hingga akhir yang disampaikan guru

2 menit

134

Menuliskan Impian

1. Siswa diminta menuliskan impian-impian masing-masing dalam sebuah kertas. 2. Setelah siswa menuliskan beberapa impian, siswa diminta memilih salah satu yang

menjadi impian utama.

3. Guru meminta beberapa siswa untuk mengungkapkan impiannya pada semua siswa. 4. Guru mereview impian-impian siswa dan mengevaluasi dengan melihat aspek SMART. 5. Siswa diminta memperbaiki impiannya jika dirasa belum SMART.

6. Setelah selesai menuliskan impiannya, semua siswa diminta mengungkapkan impian masing-masing.

MENONTON VIDEO

Menonton video tentang “Sang Pemimpi”

Setelah siswa menonton video, siswa memaknai isi video tersebut dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan. (Lihat panduan pertanyaan di lembar evaluasi).

135

I HAVE A DREAM

Mimpi adalah cara kita menarik pikiran kita menuju masa depan. Stephen R. Covey mengajak kita dengan mulai dengan tujuan akhir dalam pikiran. Dengan mulai memikirkan tujuan yang hendak dicapai, yaitu masa depan Anda sendiri, Anda bisa mengarahkan dan memfokuskan energi yang Anda miliki untuk mencapai mimpi tersebut.

Kek, cara untuk memulai mimpi dengan tujuan akhir gimana sih kek?

136

Cara terbaik untuk

mengenali TUJUAN

HIDUP kita adalah

dengan

MENULISKAN

MISI PRIBADI dan Harus

SMART

Sini-sini kakek

jelasin, gini nih

caranya..

S

Specific

M

Measurable

A

Achievable

R

Realistic

T

Time-bound

137

Merry Riana ~ Motivator Wanita Sukses Dari Indonesia Kisah Hidup Merry Riana

Merry Riana lahir pada tanggal 29 Mei 1980 di Jakarta. Ia dilahirkan dalam keluarga yang bisa dibilang cukup sederhana. Ayahnya adalah seorang pebisnis dan ibunya tinggal dirumah sebagai ibu rumah tangga. Ia mempunyai 3 orang saudara, dan ia adalah anak pertama. Menjadi seorang anak pertama tentunya berarti menjadi tumpuan dan harapan orang tuanya. Dan hal tersebut disadari betul oleh nya.

Selepas masa pendidikan menengah atas, ia yang mempunyai cita cita sebagai seorang insinyur teknik berencana melanjutkan studinya ke Universitas Trisakti mengambil jurusan Teknik Elektro. Namun karena pada waktu itu keadaan ibu kota sedang tidak kondusif pasca kerusuhan tahun ’98, orang tua Merry khatir jika anaknya harus melanjutkan studi di Jakarta. Dan jadilah ia dikirim ke Singapura untuk melanjutkan studi disana, dengan harapan ia bisa lebih fokus belajar dan relative terjaga keadaannya. Di Singapura, Merry memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Nanyang Technological University (NTU) mengambil jurusan Electrical and Electronics Engineering (EEE).

Cita-cita besar ternyata memang harus ditempuh dengan jalan yang terjal, tidak semulus yang dibayangkan nyatanya ia mengalami beberapa masalah besar di sana. Ia yang tidak mempunyai persiapan yang cukup untuk studi di luar negeri ternyata gagal pada tes bahasa asingnya. Ditambah lagi dengan keadaan keuangan keluarga yang minim memaksanya untuk memutar otak mencari tambahan biaya hidupnya disana.

Ia sempat mencari pinjaman uang untuk hidup sehari-hari, tidak hanya itu beberapa pekerjaan sampingan pun seperti penyebar pamflet, penjaga kios hingga menjadi pelayan di hotel harus ia jalani untuk terus bertahan di sana. Ia yakin seberat apapun jalanya, ia pasti bisa melaluinya. Keyakinan tersebut lah yang menjadi modal dan penguat niatnya.

Biodata Singkat Merry Riana

Nama : Merry Riana

Nama Panggilan : Merry

Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 29 Mei 1980 Pendidikan : Jurusan Electrical and

Electronics Engineering (EEE), Nanyang Technological University (NTU)

138

139

H.Evaluasi

Panduan Refleksi Pemutaran Video

1. Setelah menonton video tersebut, bagaimana perasaanmu?

__________________________________________________________________ 2. Menurut pendapatmu, apa isi video tersebut?

__________________________________________________________________ 3. Manfaat apa yang kalian dapat setelah menonton video tersebut?

__________________________________________________________________ 4. Sebutkan 3 hal penting yang dapat kamu lakukan dalam rangka mencari tujuan

Dokumen terkait