• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Kajian Lapangan

1. Penitipan Anak Usia Balita

Tempat penitipan anak merupakan suatu wadah bagi anak-anak untuk bermain dan belajar pada saat orang tua mereka sibuk bekerja atau beraktivitas diluar rumah. Adanya tempat penitipan anak dikarenakan proses pertumbuhan dan perkembangan balita sangat penting bagi masa depannya dan tidak boleh dilewatkan. Proses belajar anak melalui bermain yang menyenangkan dimana dapat menumbuhkan kreatifitas, mampu bersosialisasi, mampu berimajinasi, bebas dan terarahkan.

Kegiatan dalam penitipan sangat kompleks karena waktu dalam hampir setengah harinya dihabiskan di tempat penitipan sehingga kegiatannya pun harus mengikuti perkembangan daripada anak-anak. Kebutuhan anak pada usia balita yang terutama sebenarnya waktu untuk istirahat yaitu tidur.

Kegiatan ini membutuhkan waktu yang lebih banyak dibanding saat melakukan kegiatan yang lain.

 Area Tidur

Gambar II. 12a

Area Tidur Balita Tempat Penitipan Anak UNS Solo

Sumber: Dok. Pribadi

Tempat penitipan anak di wilayah kampus Universitas Sebelas Maret memiliki luasan kurang lebih 20 m² dengan pembagian ruang menggunakan partisi pendek, difungsikan agar penglihatan pengasuh untuk menjangkau aktivitas anak-anak. Beberapa box bayi digunakan sebagai alas tidur dan dengan menggunakan kasur tipis sebagai alas tidur sekaligus bermain.

Gambar II. 12b

Area Tidur Tempat Penitipan Bianglala Yogyakarta

Sumber:Dok. Pribadi

Pada penitipan di Bianglala menggunakan beberapa kasur busa yang diletakkan dilantai sebagai alas tidur anak-anak.

Gambar II. 12c

Area Tidur Tempat Penitipan Mutiara SMKN 7 Surakarta

Sumber: Dok. Pribadi

Tempat tidur kayu yang dialasi kasur yang biasa disebut “amben” ini digunakan untuk tidur pada penitipan anak di Mutiara. Tempat tidur ini diberikan ruangan khusus yang hanya digunakan untuk kegiatan tidur.

Aktivitas tidur dibutuhkan ruang tersendiri yang pastinya jauh dari kebisingan. Penggunaan tempat tidur disesuaikan dengan usia balita, anak di bawah 3 tahun ditempatkan pada box bayi sedangkan usia di atas 3 tahun dapat menggunakan bed tidur. Bahan yang digunakan pada tempat tidur menggunakan bahan yang aman seperti kayu dengan bentuk tempat tidur atau box tidur yang aman dan nyaman, pada alas tidur menggunakan upholstery bermotif yang aman dan bervariasi desainnya.

Partisi digunakan pada area ini untuk membatasi antara ruang tidur dengan ruang lainnya dengan batas ketinggian minimal jangkauan pandangan supaya dapat memantau balita yang berada di ruangan tersebut. Pembentuk ruang pada area tidur menggunakan material batubata plester finishing cat dan pelapis kayu sebagai pembatas dinding, penggunaan material keramik dan parquet sebagai penutup lantai, sedangkan pada plafon menggunakan eternit dan gypsum.

Pencahayaan dan penghawaan yang digunakan bersifat menyeluruh dengan memanfaatkan juga pencahayaan alami dan penghawaan alami melalui bukaan beberapa jendela yang aman bagi balita.

 Area Bermain dan Belajar

Gambar II. 13a Area Bermain dan Belajar

Sumber: Dok. Pribadi

Gambar II. 13b Area Bermain dan Belajar

Sumber: Dok. Pribadi

Area bermain pada penitipan tidak seperti area bermain pada fasilitas bermain di luar daripada penitipan. Di tempat penitipan hanya membutuhkan space luas yang tidak dipenuhi dengan berbagai macam jenis mainan. Selain jumlah anak yang dititipkan banyak, usia daripada mereka pun bervariasi, jangkauan para pengasuh menjadi lebih mudah dengan space yang kosong.

Aktivitas yang dilakukan dalam ruangan ini jelas anak-anak diajak bermain mengenal benda-benda sampai mengenal pribadi sebaya dengan menunjukkan sikap sosial yang dimiliki anak-anak. Bermain yang menuju kepada pembelajaran atau belajar sambil bermain dapat menimbulkan minat anak untuk mengenal atau mengetahui apa yang mereka lihat dan hal itu akan menimbulkan imajinasi mereka yang akan ditimbulkan melalui sikap atau perilaku mereka. Bermain pada penitipan umumnya berada di dalam ruangan tapi juga disediakan area bermain outdoor yang digunakan dalam waktu-waktu tertentu.

Area bermain dalam ruangan disini menggunakan bahan yang aman, mudah dalam perawatannya, menarik bagi anak-anak serta nyaman. Pada pembentuk ruang plafon menggunakan penutup eternit dengan aksen

hiasan-hiasan gantung yang dibuat oleh pengasuh, pada dinding sebagian menggunakan partisi masif yaitu dinding dan partisi non masif yaitu triplek dan furniture yang difinishing menggunakan cat (furniture disini yaitu almari yang berfungsi juga sebagai loker). Ruangan ini membutuhkan penerangan dan juga penghawaan yang menunjang suasana kegiatan bermain. Penerangan serta pengahwaan yang digunakan bersifat menyeluruh pada area bermain indoor sedangkan kegiatan outdoor sepenuhnya memanfaatkan sinar matahari sebagai penerangan alami, selain itu penghawaan alami melalui bukaan beberapa jendela yang aman bagi balita juga digunakan.

 Area Makan

Gambar II. 14a FeedingArea

Sumber: www.google.net

Pada penitipan anak usia balita kegiatan makan masih membutuhkan pengasuh untuk menyiapkan sampai menyuapkan. Area ini membutuhkan beberapa furniture terutama kursi makan khusus bagi balita dengan masing-masing pengasuh yang mendampinginya.

Bahan yang digunakan yaitu kayu dan fiber sebagai furniture untuk makan yang dilapisi dengan upholstery yang nyaman. Penggunaan material pada pembatas dinding area ini menggunakan batubata plester

dengan finising cat dan wallpaper motif, sedangkan pada penutup lantai menggunakan karpet dan keramik dengan variasi warna. Pada ruangan ini membutuhkan view yang luas dengan memberikan aksen pada pembatas dinding berupa gambar dan warna-warna yang menarik sehingga tidak membuat bosan balita saat melakukan aktivitas makan.

Selain itu juga dibutuhkan penyimpanan peralatan makan yang bersih dan untuk menyiapkan makanan balita seperti pantry atau dapur bersih yang dapat menunjang kegiatan makan balita.

Gambar II. 14b Pantry Makan

Sumber: www.google.net (Mouse Planet Kingdom)

 Toiletris

Gambar II. 15

Toilet, Ruang Ganti, Lavatory

Sumber: www.google.net (Mom and Matthew)

Toiletris pada penitipan balita sangat dibutuhkan selain karena menjadi kebutuhan utama mengenai kebersihan juga dapat mengenalkan anak untuk mandiri. Toiletris disini berhubungan dengan area basah, bagi balita yang „ngompol‟ atau buang hajat (usia dibawah 3 tahun) akan

ditempatkan pada changing table yaitu meja yang khusus digunakan untuk mengganti popok/ baju atau saat memandikan balita dilengkapi dengan perlengkapan seperti baju, peralatan mandi, bedak dan sebagainya.