• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian judul Perencanaan dan Perancangan Interior Baby s Centre. : Merencanakan, membuat, mengatur.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI. Pengertian judul Perencanaan dan Perancangan Interior Baby s Centre. : Merencanakan, membuat, mengatur."

Copied!
124
0
0

Teks penuh

(1)

11 A. KAJIAN LITERATUR

1. Pengertian Judul

Pengertian judul “Perencanaan dan Perancangan Interior Baby‟s Centre Di Surakarta” adalah sebagai berikut :

Perencanaan dan Perancangan

: Merencanakan, membuat, mengatur.

Proses, cara, perbuatan merancang (mengatur segala sesuatu).(KBBI 1998: hal.725)

Baby : Bayi; orok; jantung hati. (Prof. Drs. S. Wojowasito-W.J.S.

Poerwadarminta, Kamus Lengkap Inggris- indonesia, 1980, hal :12)

Baby‟s: Menandakan kepunyaan/ milik, milik bayi.

Centre : Pusat, bagian tengah. (Drs. M. Sudarodji-Arief. S, Kamus Lengkap Inggeris-Indonesia, 1993, hal :61)

{Senter/ sentral : pusat/ tengah/ berada ditengah-tengah.

(KBBI Balai Pustaka, 1995) }

Surakarta : Nama sebuah kota yang berada di Provinsi Jawa Tengah.

Jadi, “Perencanaan dan Perancangan Interior Baby‟s Centre Di

Surakarta” adalah suatu proses, merancang dan merencanakan tata ruang pada

sebuah bangunan pusat perlengkapan kebutuhan orang tua terhadap buah

hatinya dengan fasilitas yang menunjang melalui pendekatan psikologi

(2)

perilaku yang mempengaruhi perkembangan baik secara fisik maupun non fisik.

2. Tinjauan Tentang Kota Surakarta

Kota Surakarta merupakan salah satu kota bekas kerajaan di Indonesia yang mempunyai latar belakang tradisi dan adat istiadat yang kuat. Kota surakarta merupakan Ibu Kota Karisidenan pada tahun 1946,dan pada tahun 1965 menjadi Ibu Kota Dati II Kota Praja atau Kota Madya.

Kota Surakarta atau kota Solo pada saat ini sudah menjadi kota yang mandiri dengan sarana dan prasarana yang lengkap. Sarana dan prasarana tersebut terbagi atas sarana dan prasarana publik dan pemerintah.

a. Sejarah Kota Surakarta

Kota Surakarta didirikan pada tahun 1745, ditandai dengan dimulai pembangunan Keraton Mataram sebagai ganti keraton di Kartasura yang hancur akibat pemberontakan orang-orang Tionghoa melawan kekuasaan Pakubuwono (PB) II yang bertahta di Kartasura pada tahun 1742.

Dengan bantuan VOC, pemberontakan dapat ditumpas dan Kartasura direbut kembali, tapi keraton sudah hancur dan dianggap

"tercemar". Sunan Pakubuwana II kemudian memerintahkan

Tumenggung Honggowongso dan Tumenggung Mangkuyudo serta

komandan pasukan Belanda J.A.B. van Hohendorff untuk mencari

lokasi Ibu kota Kerajaan Mataram Islam yang baru. Maka

dibangunlah keraton baru di Surakarta (menurut pihak tertentu, nama

(3)

asli adalah "Salakarta"), 20 km ke arah tenggara dari Kartasura, pada tahun 1745, di desa Sala di tepi Bengawan Solo. Pembangunan kraton baru ini menurut catatan menggunakan bahan kayu jati dari kawasan hutan didekat Wonogiri (Alas Kethu) dan kayunya dihanyutkan melalui sungai.

Berlakunya Perjanjian Giyanti (13 Februari 1755) menyebabkan Surakarta menjadi pusat pemerintahan Kasunanan Surakarta, dengan rajanya PB III. Yogyakarta menjadi pusat pemerintahan Kasultanan Yogyakarta, dengan Raja Mangkubumi yaitu Sultan Hamengkubuwono I. Keraton dan kota Yogyakarta mulai dibangun pada tahun 1755, dengan pola tata kota yang sama dengan Surakarta yang lebih dulu dibangun.

Perjanjian Salatiga pada tahun 1757 memperluas wilayah kota Solo, dengan diberikannya wilayah sebelah utara keraton kepada pihak Pangeran Sambernyawa (Mangkunegaran I). Sejak saat itu, Solo merupakan kota dengan dua sistem administrasi, yang berlaku hingga tahun 1946, pada masa Perang Kemerdekaan Republik Indonesia. (www.surakarta.co.id)

b. Keadaan Geografis Kota Surakarta

Surakarta (juga disebut Solo atau Sala) merupakan kota

peringkat kesepuluh terbesar (setelah Yogyakarta). Secara

Astronomis Kota Solo terletak diantara 110° 46‟ - 110° 51‟ Bujur

Timur dan antara 7° 31‟- 7° 35‟ Lintang Selatan. Secara geografis

(4)

Kota Solo terletak diantara dua buah gunung yaitu Gunung Lawu dan Gunung Merapi, dan berada ditepi sungai Bengawan Solo.

Gambar II.1 Peta Kota Surakarta

(Sumber : www.surakarta.go.id.)

Wilayah administratif Kota Solo terletak di tengah wilayah eks Karesidenan Surakarta, dengan batas wilayah: sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali, sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar, sebelah selatan dan barat berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo. Transportasi Kota Surakarta terletak di pertemuan antara jalur selatan Jawa dan jalur Semarang-Madiun, yang menjadikan posisinya yang strategis sebagai kota transit. Jalur kereta api dari jalur utara dan jalur selatan Jawa juga terhubung di kota ini.

c. Sosial dan Budaya

Berdasarkan Monografi kelurahan jumlah penduduk tahun 2003

sebanyak 555.395 jiwa, terdiri dari penduduk laki-laki 273.516 jiwa

dan perempuan 281.879 jiwa. Penduduk berusia produktif sebanyak

336.354 jiwa dan yang berusia tidak produktif sebanyak139.148

jiwa. Jumlah dan struktur penduduk seperti itu menunjukkan potensi

pangsa pasar dan deferensiasi pasar yang cukup besar. Perbandingan

(5)

jumlah penduduk laki-laki dengan perempuan yang seimbang dan lebih dari 75% penduduk berusia produktif, Kota Surakarta memiliki sumber daya manusia yang potensial untuk menangani berbagai sektor. Bahasa daerah yang digunakan di Surakarta adalah bahasa Jawa dialek Surakarta. Dialek ini berbeda sedikit dengan dialek- dialek Jawa yang digunakan di kota-kota lain seperti di Semarang maupun Surabaya.

Perbedaannya berupa kosakata yang digunakan, ngoko (kasar), krama (halus), dan intonasinya. Bahasa Jawa dari Surakarta digunakan sebagai standar bahasa Jawa nasional (dan internasional, seperti di Suriname). Di Solo, juga terdapat salah satu sistem religi dan kepercayaan kejawen memang mengajarkan agar seseorang membiasakan laku spiritual seperti laku prihatin berjaga malam (Jawa: lek-lekan). Dengan kebiasaan melakukan ritual lek-lekan, orang Jawa meyakini sebagai sarana komunikasi transendental seorang makhluk (jagad alit) dengan sang kholiq (jagad ageng) guna mencari keharmonisan dan keselarasan hidup.

d. Ekonomi

Laju pertumbuhan ekonomi Kota Solo dan sekitarnya yang

menjadi wilayah kerja Bank Indonesia Solo pada tahun 2007

mencapai 5,62%. Pencapaian ini meningkat 1,27% dibandingkan

2006. Hal ini terbukti sejak setelah terjadinya krisis ekonomi tahun

1997 – 1998 kondisi ekonomi Kota Surakarta terus membaik dan

(6)

menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun, meskipun belum sebaik sebelum terjadi krisis.

Hal ini ditandai pada tahun 2005 sektor perdagangan, hotel dan restoran menyumbang 23,82% dari PDRB. Sektor tersebut menghasilkan Rp. 1,2 triliun yang mayoritas berasal dari perdagangan besar dan eceran. (Kompas, 17 Februari 2007)

e. Potensi Kota Solo

Surakarta memiliki bandar di Bengawan Solo Pada zaman pemerintah kerajaan Surakarta Hadiningrat, bandar ini menjadi pusat distribusi komoditas perdagangan antar daerah dan antar negara lewat jalur sungai. Bandar tersebut banyak pendatang dari luar Jawa, selain untuk berdagang juga belajar budaya Jawa di Kota Surakarta.

Selain kekhasan potensi kultural dan potensi serta letak geografis yang strategis ditambah lagi keberadaan Bandara Internasional Adisumarmo (Panasan), sungguh merupakan daya pikat masyarakat luar untuk datang berkunjung ke Kota Solo, wisata belanja, wisata ilmiah, wisata olahraga, wisata budaya dan wisata kuliner. (Suara Merdeka, Rabu 4 Desember 2002)

3. Tinjauan Khusus Tentang Balita

Balita diawali pada usia sekitar 0 sampai pada usia 5 tahun.

Perkembangan masa balita ini melalui masa bayi baru lahir, masa bayi itu

sendiri sampai pada masa awal kanak-kanak. (Hurlock, 1995 “Psikologi

Perkembangan”)

(7)

a. Awal Mulai Kehidupan

Menurut Hurlock (1995), individu baru merupakan generasi penerus bagi sebuah keluarga, sehingga masa-masa perkembangannya sangat membutuhkan perhatian dan pembelajaran sebagai bekal dasar yang penting terutama dari orangtua dan lingkungan. Pembelajaran sebenarnya bukan mulai bayi lahir namun sebelum lahir atau masih dalam kandungan pun harus sudah diberi bekal dari setiap sikap ibu. Perkembangan pranatal / masa kehamilan berlangsung selama sepuluh bulan berdasarkan perhitungan bulan yang masing-masing panjangnya dua puluh delapan hari atau sembilan bulan kalender dengan tiga tahapan periode pranatal.

Tahapan tersebut meliputi periode zigot (sejak pembuahan sampai akhir minggu kedua), periode embrio (akhir minggu kedua sampai akhir bulan kedua-berdasarkan perhitungan bulan), periode janin (akhir bulan kedua-perhitungan menurut bulan-sampai lahir). Jika terjadi hambatan yang mencegah terjadinya perkembangan menurut waktu yang tepat, individu akan mengalami cacat yang dapat mengganggu selama hidupnya. (Hurlock, 1995)

Menurut Hurlock, 1995 dalam bukunya “Psikologi

Perkembangan”, sikap ibu dapat mempengaruhi bayinya yang belum

dilahirkan, bukan melalui tali pusar yang merupakan satu-satunya

penghubung langsung antara keduanya melainkan akibat dari adanya

perubahan endokrin yang dapat dan memang terjadi apabila calon

ibu mengalami tekanan yang berat dan dalam waktu yang lama yang

(8)

biasanya mengiringi sikap yang kurang menyenangkan. Sebaliknya, sikap-sikap yang menyenangkan akan menimbulkan keseimbangan tubuh yang baik dan hal ini akan menunjang perkembangan yang normal sepanjang periode pranatal / masa kehamilan.

Banyak hal yang menyebabkan tekanan pada ibu selama kehamilan, dan sangat sering timbul adalah tidak menghendaki kehadiran anak karena adanya kesulitan dalam perkawinan atau keuangan atau karena kelahiran anak akan mengganggu program pendidikan ataupun pekerjaan. Gangguan-gangguan fisik yang berat dan yang cukup sering terjadi sehingga menjadikan calon ibu gelisah cepat marah, dan umumnya mengalami gangguan emosi.

Tekanan ibu mempengaruhi anak yang sedang berkembang baik sebelum maupun sesudah kelahiran. Sebelum kelahiran, adanya ketidakseimbangan glandular yang hebat dan menetap karena tekanan tersebut dapat mengakibatkan ketidakteraturan dalam perkembangan anak dan komplikasi pada waktu dilahirkan atau bahkan lahir sebelum waktunya.

Tekanan ibu berlangsung lama dan ekstrem selama periode janin

seringkali menyebabkan anak sering sakit selama 3 tahun pertama

daripada anak yang dialami anak yang mempunyai lingkungan janin

yang lebih menyenangkan. (Hurlock, 1995 “Psikologi

Perkembangan”)

(9)

b. Masa Bayi Baru Lahir 1) Istilah Bayi

Menurut istilah medis dalam Hurlock, 1995 “Psikologi Perkembangan”, bayi adalah seorang yang muda usianya, tetapi tidak ditetapkan batasan usia berapa individu tidak lagi tergolong bayi dan menjadi seorang anak. Masa bayi baru lahir juga disebut masa bayi neonatal. Banyak ahli psikologi yang menggunakan kata bayi seperti yang digunakan oleh para medis dan seperti halnya mereka, tidak berhasil menetapkan batas usia untuk masa bayi.

Istilah “bayi” sendiri dalam Hurlock, 1995 banyak ditafsirkan sebagai individu yang tidak berdaya, maka orang menamakan masa bayi selama dua tahun itu sebagai anak kecil yang baru belajar berjalan. Anak kecil adalah bayi yang telah berhasil menguasai tubuhnya sehingga relatif mandiri.

2) Ciri-ciri masa bayi baru lahir

Masa bayi neonatal memiliki beberapa ciri-ciri penting dalam periode bayi, (Hurlock, 1995 “Psikologi Perkembangan”) :

a) Masa bayi neonatal merupakan periode yang tersingkat dari semua periode perkembangan. Masa ini dimulai dari kelahiran dan berakhir pada saat bayi menjelang dua minggu.

Walaupun sangat singkat masa ini terbagi menjadi dua

periode; Periode Partunate (bermula dari keluarnya janin

dari rahim ibu dan berakhir setelah tali pusar dipotong dan

diikat) dan Periode Neonate (dari pemotongan dan

(10)

pengikatan tali pusar sampai sekitar akhir minggu kedua dari kehidupan pascamatur).

b) Masa bayi neonatal merupakan masa terjadinya penyesuaian yang radikal. Suatu peralihan dari lingkungan dalam ke lingkungan luar.

c) Masa bayi neonatal merupakan masa terhentinya perkembangan. Mengalami kemunduran seperti, berkurangnya berat badan kecenderungan menjadi kurang sehat dibandingkan dengan pada saat dilahirkan.

d) Masa bayi neonatal merupakan pendahuluan dari perkembangan selanjutnya. Perkembangan bayi yang baru lahir dapat memberi petunjuk tentang apa yang dapat diharapkan akan terjadi.

e) Masa bayi neonatal merupakan periode yang berbahaya.

Berbahaya secara fisik, karena sulitnya beradaptasi dengan lingkungan luar. Berbahaya secara psikologis, merupakan saat terbentuknya sikap dari orang-orang yang berarti bagi bayi.

Masa bayi baru lahir perkembangannya sudah berbeda dengan

saat bayi masih dalam kandungan terutama dalam perkembangan

secara fisik, aktivitas yang dilakukan oleh bayi dan kemampuan

sensorik pada bayi baru lahir.

(11)

1) Perkembangan Fisik Bayi Baru lahir

Bayi sangat berbeda dalam penampilan dan fungsi-fungsi fisiologisnya pada saat dilahirkan dan dalam penyesuaian awal setelah lahir, perbedaan tersebut meliputi (Hurlock, 1995

“Psikologi Perkembangan”):

a) Ukuran. Pada saat dilahirkan berat bayi rata-rata 7,5 pon dan panjangnya rata-rata 19,5 inci. Pada umumnya bayi laki-laki lebih panjang dan lebih berat daripada bayi perempuan.

b) Anggota Tubuh Bayi. Pada saat dilahirkan hanya sedikit perkembangan otot leher dan lengan. Tulang masih lentur dan halus, sehingga mudah retak atau parah. Kulitnya halus dan mudah terkena bisul. Diantara setiap 2000 anak yang lahir telah terdapat satu bayi yang mempunyai gigi pada waktu dilahirkan, tetapi giginya tergolong gigi “bayi” dan biasanya gigi seri tengah bawah.

c) Proporsi Fisik. Bayi bukanlah miniatur orang dewasa, kepalanya kira-kira seperempat dari panjang tubuh.

d) Fungsi Fisiologis. Karena susunan saraf otonom belum

berkembang pada waktu dilahirkan bayi tidak mampu

memperhatikan keseimbangan (homeostatis) yang

merupakan salah satu penyebab tingkat kematian tinggi

pada saat ini.

(12)

2) Aktivitas Bayi Baru Lahir

Gerakan bayi nampak setelah dilahirkan dengan gerakan- gerakan yang tidak berhubungan dengan kejadian-kejadian dibawah kendali bayi, hal ini disebabkan dari ketidakberdayaan bayi yang baru lahir. (Hurlock, 1995 “Psikologi Perkembangan”)

Meskipun gerakan bayi bersifat acak dan tidak berarti, namun secara kasar dapat digolongkan kedalam dua kategori umum yang dijelaskan didalam kotak dibawah ini.

Tabel II.1 Kategori Aktivitas Bayi

Sumber: Hurlock, 1997 “ Perkembangan Anak”

3) Kemampuan Sensorik Bayi Baru Lahir

a) Penglihatan. Bayi neonatal tidak buta tetapi bidang penglihatannya hanya kira-kira setengah dari bidang penglihatan orang dewasa. Pada penglihatan warna sama sekali tidak ada atau sangat minimal karena sel keruvut mata belum berkembang sehingga penglihatan terlihat kabur.

b) Pendengaran. Ada tanggapan bahwa pendengaran merupakan indera yang paling sedikit berkembang pada waktu kelahiran. Pandangan secara normal berkembang dalam tiga atau empat hari pertama dengan keluarnya cairan

KATEGORI AKTIVITAS BAYI

Aktivitas Menyeluruh Akivitas Khusus Kegiatan menyeluruh terjadi di seluruh

tubuh bila salah satu bagian tubuh dirangsang sekalipun kegiatan yang paling menonjol terjadi pada daerah yang dirangsang.

Meliputi bagian-bagian tubuh

terntentu, termasuk gerak refleks

yang merupakan tanggapan yang

tepat terhadap rangsangan yang

diberikan.

(13)

amniotik dari telinga tengah, sehingga bayi bisa membedakan dan menentukan arah sumber arah.

c) Penciuman. Sel-sel untuk penciuman yang terletak dibagian atas hidung telah bekembang pada waktu lahir.

d) Pengecapan. Pengecapan sudah tajam karena dipengaruhi oleh penciuman yang terletak di permukaan lidah dan daerah pipi.

e) Kepekaan Organik. Kepekaan terhadap rasa lapar sudah sepenuhnya berkembang pada saat lahir dan kontraksi- kontraksi lapar terjadi pada hari pertama.

f) Kepekaan Kulit. Sudah berkembang pada saat lahir dan terletak dekat permukaan kulit. (Hurlock, 1995 “Psikologi Perkembangan”)

c. Masa Bayi

Masa bayi memiliki arti yang kompleks, menurut Hurlock, 1995 dalam buku Psikologi Perkembangan meliputi:

1) Masa bayi adalah masa dasar yang sesungguhnya karena banyak pola perilaku, sikap dan pola ekspresi emosi terbentuk.

2) Masa bayi adalah masa dimana pertumbuhan dan perubahan berjalan pesat. Bayi berkempang pesat, baik secara fisik maupun psikologis. Dengan cepatnya pertumbuhan ini, perubahan tidak hanya terjadi dalam penampilan tetapi juga dalam kemampuan.

3) Masa bayi adalah berkurangnya ketergantungan pada orang lain

merupakan efek dari pesatnya perkembangan pengendalian

(14)

tubuh yang memungkinkan bayi duduk, berdiri, berjalan dan menggerakkan benda-benda.

4) Masa bayi adalah meningkatnya individualitas dalam arti keadaan ini memungkinkan bayi mengembangkan hal-hal yang sesuai dengan minat dan kemampuannya.

5) Masa bayi adalah permulaan sosialisasi, bayi ingin menunjukkan keinginannya untuk menjadi bagian dari kelompok sosial dengan memprotes kalau dibiarkan sendiri dan akan mencari perhatian dari orang lain.

6) Masa bayi adalah permulaan berkembangnya penggolongan peran seks dalam artian semua perlengkapan maupun sikap yang diberikan sesuai dengan jenis kelamin bayi, anak laki-laki identik dengan warna biru sedangkan anak perempuan dengan warna merah muda dengan rumbai-rumbai dan sebagainya.

7) Masa bayi adalah masa yang menarik karena perbedaan tubuh dengan orang dewasa dengan kepalanya yang besar, perut buncit, anggota badannya kecil dan kurus, tangan dan kakinya kecil, bila sedang memakai baju dan diselubungi selimut bayi membuatnya semakin menarik.

8) Masa bayi merupakan permulaan kreativitas, yang berperan

penting yaitu orangtua karena kurang adanya koordinasi otot

dan ketidakmampuan mengendalikan lingkungan. Dalam bulan-

bulan pertama bayi belajar mengembangkan minat dan sikap

yang merupakan dasar bagi kreativitasnya kemudian dan untuk

(15)

penyesuaian diri dengan pola-pola yang diletakkan oleh orang lain.

9) Masa bayi adalah masa berbahaya, secara fisik yaitu penyakit dan kecelakaan karena sering menyebabkan ketidakmampuan atau bahkan kematian, secara psikologis terjadi kalau diletakkan dasar-dasar yang buruk pada masa ini.

Pada masa bayi mengalami banyak perkembangan baik dari proses pematangan fungsi psikis atau fisik pada diri anak, yang ditunjang oleh faktor lingkungan dan proses belajar dalam kurun waktu tertentu menuju kedewasaan. (Wiwien, 2008 “Psikologi Anak Usia Dini”)

1) Perkembangan Selama Masa Bayi

Menurut Wiwien, 2008 perkembangan bayi meliputi perawatan dan pendidikan merupakan rangsangan dari lingkungan yang banyak berpengaruh dalam kehidupan anak menuju kedewasaan dan orang tua menjadi faktor utama yang bertanggungjawab. Perkembangan tersebut ialah :

a) Perkembangan Fisik (usia 0-3 tahun)

Menurut survei yang dilakukan di Amerika Serikat,

pola perkembangan fisik bayi sejak dilahirkan sampai

dengan usia 1 tahun (12 bulan) mengikuti pola atau rumus

tertentu, terutama yang berhubungan dengan berat dan tinggi

badan. Adapun pengukuran berat badan menggunakan

rumus: berat badan ketika lahir dikurangi usia kelahiran

(16)

dalam hitungan bulan ditambah 11. Berat badan menggunakan ukuran pon (1kg = 2 pon).

Ada bukti perbedaan berat dan tinggi badan antara bayi laki-laki dengan bayi perempuan. Pada awalnya tidak terlalu banyak selisihnya diantara keduanya. Namun, semakin banyak usianya semakin banyak pula selisihnya (Nelson dalam Medinnus, 1976). (Wiwien, 2008 “Psikologi Anak Usia Dini”)

Tabel II.2

Perkembangan Tinggi dan Berat Badan Usia Tiga Tahun Pertama

Anak Laki-laki Anak Perempuan

Berat Badan

(pon)

Tinggi Badan (inci)

Usia Berat Badan (pon)

Tinggi Badan (inci)

7,5 19,9 Saat

lahir

7,4 19,8

12,6 23,8 3 bulan 12,4 23,4

16,7 26,1 6 bulan 16,0 25,7

20,0 28,0 9 bulan 19,2 27,6

22,2 29,6 12bulan 21,5 29,2

23,7 30,9 15

bulan

23,0 30,5

25,2 32,2 18

bulan

24,5 31,8

27,7 34,4 2 tahun 27,1 34,1

30,0 36,3 2,5

tahun

29,6 36,0

32,2 37,9 3 tahun 31,8 37,7

Sumber: Nelson,W.E. et.al (dalam Wiwien, 2008 “Psikologi Anak Usia Dini).

Di Indonesia perkembangan fisik yang meliputi

pertambahan berat dan tinggi badan dapat dipantau melalui

(17)

KMS (kartu menuju sehat). Format yang digunakan untuk menggambarkan perkembangan fisik bayi adalah grafik. Di dalam grafik tersebut terdapat gradasi warna dari kuning, kuning kehijauan, hijau seperti daun muda, dan hijau.

Masing-masing warna memiliki arti berbeda. Misalnya warna kuning merupakan rambu-rambu untuk berhati-hati karena agak menyimpang dari pertumbuhan yang seharusnya. Semakin tua warnanya semakin sesuai dengan pertumbuhan yang seharusnya. (Wiwien, 2008 “Psikologi Anak Usia Dini”)

b) Perkembangan Bicara

Kemampuan berbicara memenuhi kebutuhan penting lainnya dalam kehidupan anak, yakni kebutuhan untuk menjadi bagian dari kelompok sosial. Sebagaimana halnya dalam bidang perkembangan lainnya tahun-tahun awal kehidupan sangat penting bagi perkembangan bicara anak.

Dalam setiap tahapan usia, anak-anak lebih mengerti apa yang dikatakan orang lain daripada mengutarakan pikiran dan perasaan-perasaan mereka sendiri dalam kata-kata.

Ekspresi muka pembicara, nada suara dan isyarat-isyarat

tangan membantu bayi untuk mengerti apa yang dikatakan

padanya. Rasa senang, marah dan takut sudah dapat

dimengerti sejak usia tiga bulan.

(18)

Pada usia dua tahun, menurut Tes Inteligensi Skala Terman-Merrill, rata-rata bayi harus cukup dapat mengerti dan bereaksi terhadap dua dari enam perintah sederhana.

Tetapi besarnya pengertian tergantung sebagian pada kemampuan intelektual bayi sendiri dan sebagian pada rangsangan dan dorongan orang lain agar bayi berusaha mengerti apa yang mereka katakan.

Banyak bayi selama tahun pertama dan kedua, mencoba memberitahukan kebutuhan dan keinginannya dengan bentuk komunikasi alam. Bentuk-bentuk komunikasi ini dikenal sebagai “bentuk-bentuk prabicara”. (Hurlock, 1997

“Perkembangan Anak”, jilid 1)

Menurut Hurlock, 1995, komunikasi berarti suatu pertukaran pikiran dan perasaan. Pertukaran dapat dilaksanakan dengan setiap bentuk bahasa seperti : isyarat, ungkapan emosional, bicara, atau bahasa tulisan, tetapi komunikasi yang paling umum dan paling efektif dilakukan dengan berbicara.

Belajar berbicara adalah proses yang panjang dan

rumit. Sebelum anak siap untuk belajar, alam menyediakan

bentuk komunikasi tertentu yang sifanya sementara. Selama

tahun pertama dan tengah tahun kedua pascalahir, sebelum

anak mempelajari kata-kata yang cukup untuk digunakan

sebagai bentuk komunikasi, mereka menggunakan 4 bentuk

(19)

komunikasi prabicara (prespeech) yakni : tangisan: bunyi yang meledak yang segera berkembang menjadi celoteh ; isyarat ; dan ekspresi emosional.

1) Tangisan

Dalam hari-hari awal kehidupan pascalahir, sebagaimana besar bunyi adalah menangis. Seperti yang dijelaskan oleh Otswaltd dan Peltzman bahwa

“Menangis merupakan salah satu cara pertama yang dapat dilakukan bayi untuk berkomunikasi dengan dunia luas”.

Pemahaman arti tangis dibantu dengan keras tangisan dan gerakan tubuh yang menyertainya. Semakin keras semakin lama tangis itu, semakin kuat kebutuhan bayi.

2) Ocehan dan Celoteh

Bentuk komunikasi prabicara kedua disebut “ocehan”

(cooig) atau “celoteh” (babbling). Ocehan merupakan

bunyi eksplosif awal disebabkan oleh perubahan gerakan

mekanisme suara. Bunyi itu sendiri sebagian besar

bergantung pada bentuk lubang mulut dan caranya

memodifikasi alur udara yang keluar dari paru-paru

melewati pita suara. Karena tidak berarti bagi bayi dan

tidak digunakan sebagai bentuk komunikasi, ocehan

dapat dipandang sebagai kegiatan bermain.

(20)

Celoteh, karena meningkatnya kemampuan mengendalikan arus udara yang melewati pita suara, bayi dapat mengucapkan bunyi seperti yang diinginkan. Oleh karena itu celoteh adalah bentuk senam suara, yang timbul secara spontan, tetapi tidak ada arti atau asosiasi yang sesungguhnya bagi bayi. Sebagian bayi mulai berceloteh seawal bulan kehidupan, setelah itu, terjadi peningkatan yang cepat dan memuncak antara bulan keenam dan kedelapan.

Celoteh mengandung nilai jangka panjang yang besar karena tiga alasan. Pertama, berceloteh adalah praktek verbal yang meletakkan dasar bagi perkembangan gerakan terlatih yang dikehendaki dalam berbicara.

Kedua, celoteh mendorong keinginan berkomunikasi dengan orang lain. Ketiga, berceloteh membantu bayi merasakan bahwa ia adlah bagian dari kelompok sosial.

Dengan merasa bahwa ia adalah bagian dari kelompok sosial, bayi terhindar dari perasaan terkucil yang selamanya menimbulkan ketidakmampuan berkomunikasi.

3) Isyarat

Bentuk komunikasi awal ketiga adalah isyarat, yakni

gerakan anggota badan berfungsi sebagai pengganti atau

pelengkap bicara. Sebagai pengganti bicara, isyarat

(21)

menggantikan kata; yaitu gagasan yang disampaikan kepada orang lain melalui gerakan badan atau bagian tubuh tertentu.

Sebagian besar isyarat yang dilakukan bayi mudah dipahami. Oleh karena itu, dapat berfungsi sebagai pengganti bicara yang memuaskan sebelum bayi dapat berkomunikasi dengan kata-kata.

Tabel II.3 Isyarat Bayi

Sumber : Hurlock, 1997 “Perkembangan Anak”jilid , hal :183

4) Ungkapan Emosional

Bentuk komunikasi prabicara yang ke empat adalah ungkapan emosi melalui perubahan tubuh dan raut wajah. Emosi yang senang disertai dengan suara senang seperti dalam bentuk ocehan, bunyi tertawa kecil, dan

Beberapa isyarat umum pada masa bayi

Isyarat Artinya

-Mengeluarkan makanan dari mulut -Mencebik (pout)

-Mendorong puting susu dari mulut dengan lidah

-Mendorong benda jauh-jauh -Menjangkau benda

-Menjangkau seseorang -Mengecapkan bibir atau mengeluarkan lidah

-Tersenyum dan mengacungkan tangan

-Bersin berlebihan -Bergeliat dan bergetar

-Menggeliat, meronta, dan menangis selama berpakaian dan mandi -Menolehkan kepala dari puting susu

-Kenyang atau tidak lapar -Tidak senang

-Kenyang atau tidak lapar -Tidak menginginkannya -Ingin memilikinya

- Ingin ditimang/ digendong -Lapar

-Ingin digendong -Basah dan dingin -Dingin

-Tidak suka adanya

pembatasan kegiatan

-Kenyang atau tidak lapar

(22)

tertawa, sedangkan emosi yang tidak senang disertai dengan tangisan dan rengekan.

Ungkapan emosi adalah bentuk komunikasi prabicara yang berguna karena alasan kedua, yakni apabila digunakan orang lain mudah ditafsirkan bayi. Ungkapan emosi memperkuat kata-kata, dan lebih menjadi pelengkap daripada pengganti bicara.

c) Perkembangan sosial

Menurut Albert Bandura dan Walter Mischel (dalam Wiwien, 2008) yang sebagai pelopor teori belajar sosial mengemukakan pembentuk perilaku sosial adalah adanya proses imitasi atau proses meniru. Individu akan berperilaku tertentu sebagai hasil dari meniru orang lain yang kemudian diulang-ulang dan akhirnya terintegrasi menjadi bagian dari dirinya.

Pentingnya pengalaman sosial awal, dipengaruhi dari keluarga. Pada tahun-tahun awal kehidupan, yang memberikan pengaruh terpenting terhadap perilaku sosial dan sikap anak tampaknya cara pendidikan anak yang digunakan orang tua. Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang demokratis mungkin melakukan penyesuaian sosial yang paling baik. (Hurlock, 1995

“Psikologi Perkembangan")

(23)

Tabel II.4 (a)

Reaksi Perkembangan Sosial Bayi Usia Reaksi sosial kepada

orang dewasa

Rekasi sosial kepada bayi-bayi lain 2 – 3

bulan

Bayi dapat membedakan manusia dari benda mati dan bayi itu tahu bahwa manusialah yang memenuhi kebutuhan- kebutuhannya. Pada usia ini bayi tidak menunjukkan rasa lebih menyukai satu orang tertentu dibandingkan dengan orang-orang lain.

-

4 – 5 bulan

Bayi ingin digendong olrh siapa saja yang mendekatinya dengan reaksi yang berbeda-beda.

Bayi mencoba menarik perhatian bayi atau anak

lain dengan

melambungkan badan ke atas dan ke bawah, menendang, tertawa atau bermain dengan ludah.

6 – 7 bulan

Ini merupakan awal dari

“masa lalu”, juga merupakan permulaan dari

“masa terikat” yaitu masa dimana bayi menunjukkan keterikatan yang kuat kepada ibunya atau ibu

pengganti dan

berkurangnya keramahtamahan.

Bayi tersenyum kepada bayi lain dan menunjukkan minat terhadap tangisannya.

8 – 9 bulan

Bayi mecoba meniru kata- kata, isyarat dan gerakan- gerakan sederhana dari orang lain.

Bayi mencoba meremasi pakaian dan rambut bayi-bayi lain, menirukan perilaku dan suara mereka dan bekerja sama dalam menggunakan mainan, meskipun ia cenderung bingun bila bayi lain mengambil salah satu mainannya.

12 bulan

Bayi bereaksi terhadap larangan “jangan-jangan”.

16–18 bulan

Negativisme, dalam bentuk keras kepala tidak mau mengikuti permintaan atau perintah dari orang dewasa ditunjukkan dengan perilaku menarik diri atau ledakan amarah.

Berebut mainan sedikit

berkurang dan bayi lebih

bekerja sama dalam

bermain dan mau

berbagi rasa.

(24)

Tabel II.4 (b)

Reaksi Perkembangan Sosial Bayi Usia Reaksi sosial kepada

orang dewasa

Rekasi sosial kepada bayi-bayi lain 20–24

bulan

Bayi bekerja sama dalam sejumlah kegiatan rutin seperti berpakaian, makan, dan mandi.

Bayi lebih berminat bermain dengan bayi lain dan menggunakan bahan-bahan permainan untuk membentuk hubungan sosial dengannya.

Sumber : Hurlock:1997,“Psikologi Perkembangan”

d) Perkembangan Kepribadian

Potensi untuk perkembangan kepribadian sudah ada pada waktu lahir seperti ditekankan oleh Thomas dan kawan-kawan, “ Kepribadian dibentuk oleh temperamen dan lingkungan yang terus menerus saling mempengaruhi”.

(Hurlock, 1997 “Perkembangan Anak”, jilid II)

Menurut para ahli (dalam Hurlock, 1997) Masa bayi

sering disebut sebagai “periode kritis” dalam perkembangan

kepribadian karena pada saat ini diletakkan dasar dimana

struktur kepribadian dewasa akan dibangun. Sifat

kepribadian tertentu dapat berubah sekalipun masih dalam

masa bayi. Perubahan ini dapat bersifat kuantitatif, yaitu

menguat atau melemahnya sifat yang sudah ada, atau

bersifat kualitatif, yaitu sifat yang secara sosial kurang baik

digantikan dengan sifat sosial yang lebih baik. Sebagian

besar perubahan kepribadian cenderung kuantitatif.

(25)

Inti pola kepribadian yaitu konsep yang pada dasarnya sama. Dengan berjalannya waktu inti ini menjadi semakin tidak lentur. Perubahan dalam sifat-sifat kepribadian dapat mengganggu keseimbangan kepribadian. Jadi pengalaman- pengalaman awal sangatlah penting membentuk pola kepribadian. (Hurlock, 1997 “Perkembangan Anak”, jilid II) e) Perkembangan motorik

Menurut Hurlock, 1997, Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Pengendalian tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada waktu lahir.

Gessel, A & Amatruda, C (dikutip oleh Medinnus,

1976) (dalam Wiwien, 2008) menyatakan lebih rinci bahwa

urutan perkembangan gerakan motorik untuk bayi usia 4

minggu sampai dengan 12 bulan adalah kelenturan kepala,

leher yang kuat, serta tangan menggenggam; kemudian

kepala mulai dapat digunakan, postur simetris, serta tangan

mulai membuka; tahap berikutnya mulai mampu didudukkan

dengan posisi kedua tangan di depan penyangga, mampu

meraih kubus, bisa menghentakkan kaki, melepaskan benda

perlahan; dan pada usia sekitar 12 bulan, bayi mampu

(26)

berjalan dengan dipegangi, mulai menjelajah, mampu memegang butiran benda secara lebih tepat.

Gambar II.2

Pola Perkembangan Koordinasi Tangan

Sumber:„Human psychological development‟:1961

Selain dari ketrampilan-ketrampilan tersebut diatas, ada beberapa macam ketrampilan yang dapat menunjang perkembangan motorik pada balita yaitu, (Santrock, 2003

“Life-Span Development Masa Hidup”) :

1) Ketrampilan motorik kasar (gross motor skills)

Pada saat lahir, bayi tidak memiliki koordinasi

dada atau lengan dengan baik, tetapi pada bulan

pertama bayi dapat mengangkat kepalanya dari posisi

tengkurap. Pada usia 3 bulan, bayi dapat menyangga

dadanya dengan menggunakan lengannya untuk

menopang pada saat ia sedang tengkurap. Pada usia 3

hingga 4 bulan, bayi dapat berguling dan pada usia 4

hingga 5 bulan mereka dapat menopang sebagian berat

badannya dengan kaki mereka. Pada usia kira-kira 6

bulan, bayi dapat duduk tanpa dukungan, dan pada usia

(27)

7 bulan mereka dapat merangkak dan berdiri tanp dukungan. Pada usia kira-kira 8 bulan bayi dapat menyangga tubuh mereka hingga posisi berdiri, pada usia 10 hingga 11 bulan mereka dapat berjalan menggunakan kursi atau meja sebagai alat bantu (ini disebut “menjelajahi” (cruiting)), dan pada usia 12 hingga 13 bulan bayi pada umumnya dapat berjalan tanpa bantuan.

Gambar II.3

Perkembangan Motorik Kasar selama 15 bulan pertama

Sumber: Life-Span Development

2) Ketrampilan motorik halus (fine motor skills)

Bayi mengalami kesulitan mengendalikan ketrampilan motorik halus pada saat lahir, walaupun mereka memiliki banyak komponen penting yang kelak menjadi gerakan lengan, tangan, dan jari tangan yang terkoordinasi dengan baik (Rosenblith, 1992).

Perkembangan perilaku meraih dan menggenggam

semakin baik selama 2 tahun pertama kehidupan. Pada

mulanya bayi hanya memperlihatkan gerakan bahu dan

(28)

siku yang kasar, tetapi kemudian memperlihatkan gerakan pergelangan tangan, perputaran tangan, dan koordinasi tangan-mata sepanjang 2 tahun pertama kehidupan tercermin dalam peningkatan ketrampilan motorik halus.

Tabel II.5 (a)

Perkembangan Perilaku sejak Bayi Dilahirkan 0-3 Tahun

Usia Perkembangan Motorik

Perilaku Adaptif

Berat Badan (pon)

Tinggi Badan (inci)

4

minggu

Kelenturan kepala, leher yang kuat,

serta tangan menggenggam

Melihat berkeliling

dengan kemampuan

melihat masih terbatas.

Keluarnya suara-suara kecil yang berasal dari

tenggorokan, dan mulai tertarik pada

suara bell.

Memerhatikan wajah.

12 minggu

Mampu mendongak dalam posisi tengkurap, berat badan bertumpu pada siku, tangan dalam posisi vocal

terbuka secara keseluruhan, tidak

terdapat refleks menggenggam.

Frekuensi menangis lebih sedikit

dibanding usia 8 minggu.

Ketika berusaha berbicara dengan

orang lain dan mengangguk-angguk

setuju diikuti oleh senyuman dan mengeluarkan suara

memekik dan berdeguk yang berlangsung 15-20

detik.

-

16 minggu

Kepala mulai tegak, postur simetris,

tangan mulai membuka, mampu

bermain mainan pada tangannya

(dengan menggoyang dan

menatapnya)

Kemampuan melihat lebih

luas mengikuti mainan yang

digerakkan.

Tertawa, vocal yang ramah,senang, kadang-kadang mengeluarkan suara

seperti orang mau muntah.

Bermain-main dengan tangan

dan bajunya,mampu mengenali botol, memasukkan

makanan ke mulut, mampu merespon suara

manusia lebih cepat,mampu menengok arah

suara yang mengajak

bicara.

(29)

Tabel II.5 (b)

Perkembangan Perilaku sejak Bayi Dilahirkan 0-3 Tahun

Usia Perkembangan Motorik

Perilaku Adaptif

Berat Badan (pon)

Tinggi Badan (inci)

20

minggu

Mampu duduk dengan disangga.

-

Suara-suara yang semula belum memiliki arti akan

semakin jelas membentuk huruf

konsonan, meski suaranya terdengar berbeda dari orang

dewasa

-

24 minggu

Mampu menjaga keseimbangan ketika

didudukan dengan posisi kedua tangan

di depan dengan bantuan, mampu menggenggam tapi

ibu jari tegak, meletakkan kubus yang satu bila diberi

kubus lain.

-

Degukan menjadi ocehan, mulai muncul

suara ma, mu, da, di.

-

28 minggu

Mampu didudukan dengan posisi kedua

tangan di depan sabagai penyangga,

mampu meraih kubus, meraup butiran-butiran kecil.

Memindahka n kubus dari tangan satu

ke tangan yang lainnya.

Menggeram, mampu menyuarakan keinginannya, menikmati suara yang

dikeluarkannya.

Bermain dengan kaki dan

mainan, mengharapkan suasana ketika sedang makan.

32 minggu

Mampu berdiri dengan disangga,

menggenggam dengan ibu jari terlipat, mampu memegang benda dengan ibu jari dan

jari-jari lainnya.

-

Sering melakukan pengulangan, intonasi

suara mulai tampak berbeda, mampu menunjukkan tekanan

& emosi.

-

40 minggu

Mampu duduk sendiri, bisa menghentakkan kaki, melepaskan

benda secara perlahan.

Mampu menyusun dua kubus.

Mampu mengucapkan satu kata, mampu

menyebutkan namanya.

Bermain permainan anak-

anak yang sederhana, serta

mampu makan

biskuit sendiri.

(30)

Tabel II.5 (c)

Perkembangan Perilaku sejak Bayi Dilahirkan 0-3 Tahun

Usia Perkembangan Motorik

Perilaku Adaptif

Berat Badan (pon)

Tinggi Badan (inci)

12

bulan

Mampu berjalan dengan dipegangi, mulai menjelajah, memegang butiran- butiran secara cepat.

Mampu meletakkan

kubus ke dalam tempatnya.

Mampu menyebutkan dua kata atau lebih.

Kemauan untuk dipakaikan baju, mampu

berbagi mainan, serta mampu makan dengan jari-jari

tangan.

18 bulan

Mampu berjalan sendiri tanpa terjatuh,mampu

duduk sendiri, mampu membangun menara dari 3 kubus.

Mampu menuang

manik- manik dari dalam botol;

mampu menirukan

goresan- goresan krayon.

Menggunakan bahasa tertentu, mampu menyebutkan nama

gambar.

Mampu makan dengan sendok

dan sedikit remah-remah yang tumpah, mulai teratur dalam buang

air.

2 tahun Mampu berlari meski kadang-kadang jatuh jika berlari memutar, mampu berdiri dan

duduk bergantian, mampu naik-turun

tangga, mampu membangun menara 6

kubus.

Mampu membangun

menara dari 6 kubus,

mampu menirukan

gambar lingkaran.

Mampu mengatakan dua kata atau lebih.

Mampu bekerja sama untuk

dipakaikan baju, mau meminjamkan

mainan, mampu makan

dengan jari.

30 bulan

Mampu melompat di udara dengan dua kaki, mampu berdiri

edngan satu kaki selam beberapa detik,

mampu berjalan dua langkah dengan menggunakan ujung

jari kaki, mampu melompat dari kursi, koordinasi yang baik antara tangan dan jari;

dapat bergerak secara mandiri, kemampuan

manipulasi objek semakin bagus.

-

Terjadi penambahan kosakata setiap hari, tidak ada celoteh,

ungkapan yang digunakan sudah memiliki makna, ucapannya minimal terdiri atas dua-lima kata, struktur kalimat yang digunakan masih

kekanak-kanakan, jarang menggunakan kalimat orang dewasa, yang digunakan masih

kekanak-kanakan, jarang menggunakan

Merasa frustasi bila ungkapannya tidak dipahami

oleh orang

dewasa.

(31)

Tabel II.5 (d)

Perkembangan Perilaku sejak Bayi Dilahirkan 0-3 Tahun

Usia Perkembangan Motorik

Perilaku Adaptif

Berat Badan (pon)

Tinggi Badan (inci)

30

bulan

kalimat orang dewasa, pemahaman terhadap bahasa masih terbatas, namun paham apa yang

dikatakan orang lain.

3 tahun Mampu berdiri diatas satu kaki, membangun menara

dari 10 kubus.

-

Jumlah kosakata mencapai 1.000 kata,sekitar 80%

ungkapannya sudah cukup mudah.

-

Sumber: “Psikologi Anak Usia Dini”, Wiwien, 2008 (Kombinasi antara Milestone dengan Gesell&Matruda)

2) Kategori Kegiatan Bayi a) Kegiatan Massa

Kegiatan ini paling besar terjadi pada bagian tubuh dan kaki dan paling sedikit dibagian kepala. Gerakan ini sangat tidak terkoordinasi dan menyebar serta mengakibatkan penggunaan energi yang besar. Biasanya kegiatan massa meningkat frekuensinya ketika bayi menyesuaikan diri dengan lingkungan pascalahir.

b) Kegiatan Spesifik

Terdapat dua jenis kegiatan spesifik: refleks dan

tanggapan umum. Refleks pertama yang muncul adalah

refleks yang penting artinya bagi kelangsungan hidup yang

nyata – refleks jantung, bernapas, bersin, dan pencernaan

makan. Tanggapan umum mencakup bagian tubuh yang lebih

besar daripada refleks, seperti gerakan acak lengan dan

(32)

tangan, kaki yang meregang dan menyepak, dan tolehan kepala.

3) Beberapa Ketrampilan Umum Pada Bayi a) Ketrampilan Tangan

(1) Makan sendiri

Pada usia delapan bulan, kebanyakan bayi dapat memegang botol susunya sendiri setelah dot dimasukkan ke dalam mulut; pada sembilan bulan, bayi dapat memasukkan dot ke dalam mulut dan mengeluarkannya tanpa dibantu.

Pada umur dua belas bulan bayi dapat minum dari sangkir yang dipegang dengan kedua belah tangannya, dan beberapa bulan kemudian dapat minum dari cangkir dengan menggunakan satu tangan. Pada tiga belas bulan mulai makan sendiri dengan sendok dan sebulan atau dua bulan kemuudian dapat menusuk makanan dengan garpu dan memasukkannya ke dalam mulut disertai tumpahan.

(2) Berpakaian sendiri

Pada akhir tahun pertama kebanyakan bayi dapat menarik kaos kaki, sepatu, topi dan sarung tangan. Pada pertengahan tahun kedua bayi berusaha memakai topi dan sarung tangan dan pada akhir masa bayi dapat mengenakan dan melepaskan pakaian.

(3) Mengurus diri senidri

(33)

Mandi sendiri terbatas pada menyeka muka dan badan.

Sebelum dua tahun kebanyakan bayi berusaha menyikat gigi dan menyisir rambut secara sendiri.

b) Ketrampilan Kaki

Bayi belajar melompat dari tempat tinggi biasanya dengan gerakan-gerakan menyerupai berjalan. Bayi memanjat tangga mula-mula dengan cara merangkak dan merambat setelah dapat berjalan sendiri, ia naik dan turun dalam posisi tegak, meletakkan satu kaki pada tangga dan menariknya kaki satunya.

4) Keadaan Bayi

Untuk menggambarkan dan memahami perkembangan bayi, para ahli perkembangan (developmentalist) telah membangun klasifikasi keadaan bayi. ( Berg & Berg, 1987; Brown, 1964; Colombo, Moss, & Horowitz, 1989 ) (dalam Hurlock, 1995)

Berikut ini salah satu kemungkinan skema klasifikasi, yang menggambarkan tujuh keadaan bayi ( Brown, 1964 ):

1) Tidur nyenyak (deep sleep). Bayi berbaring tidak bergerak dengan mata tertutup, bernafas secara teratur, tidak membuat suara, dan tidak merespons terhadap rangsangan luar.

2) Tidur teratur (regular sleep). Bayi sangat sedikit bergerak,

bernafas dengan serak atau meliputi mendesah, dan

(34)

pernafasan normal atau bergerak dari normal ke tidak teratur.

3) Tidur terganggu (disturbed sleep). Ada sejumlah variabel gerakan, kelopak mata bayi tertutup tetapi dapat mengedip- ngedip, bernafas tidak teratur dan barangkali ada beberapa keluhan, isakan, dan nafas panjang.

4) Mengantuk (drowsy). Mata bayi tertutup atau sebagian tertutup atau tampak berkaca-kaca, ada gereakan kecil (walaupun kejutan-kejutan dan gerakan bebas tertentu dapat terjadi), suara lebih teratur dibandingkan dengan tidur terganggu, dan beberapa suara peralihan dapat terjadi.

d. Awal Masa Kanak-Kanak

Anak-anak adalah generasi yang akan tumbuh menjadi generasi baru yang akan menjadi pribadi-pribadi dewasa yang akan berkarya di dunia ini. Masa kanak-kanak menjadi periode awal dai kehidupan manusia dan pada masa inilah dibutuhkan perhatian yang tidak sedikit untuk membentuk dasar kepribadian mereka. ( Elizabet Sinta Hermawaty, „Fasilitas Terpadu Pendidikan Prasekolah‟; 2001; JUTA; UGM )

Sebagian besar orangtua menganggap awal masa kanak-kanak

sebagai usia yang mengundang masalah atau usia sulit, karena

sering terjadi masalah perilaku yang lebih menyulitkan daripada

masalah perawatan fisik bayi yang disebabkan anak yang lebih muda

(35)

seringkali bandel, keras kepala, tidak menurut negativistis, dan melawan.

Para pendidik menyebutnya sebagai usia prasekolah untuk membedakannya dari saat dimana anak dianggap cukup tua, baik secara fisik dan mental, untuk mengahadapi tugas-tugas pada saat mereka mulai mengikuti pendidikan formal. Usia kelompok, usia menjelajah, usia bertanya, usia meniru dan usia kreatif adalah awal masa kanak-kanak bagi para ahli psikologi dengan pertimbangan kondisi perkembangan yang terjadi pada anak. (Hurlock, 1995)

1) Perkembangan Fisik (usia 3-6 tahun)

Postur tubuh anak yang berusia 3 tahun biasanya lebih langsing dan panjang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Meskipun ukuran kepala masih relatif besar, proporsi tubuh mendekati proporsi orang dewasa. Postur tubuh ada beberapa macam, ada yang posturnya gemuk lembek atau endomorfik, ada yang kuat berotot atau mesomorfik dan ada lagi yang relatif kurus atau ektomorfik. (Wiwien, 2008 “Psikologi Anak Usia Dini”)

Gambar II. 4

Tipe-tipe bentuk tubuh anak-anak

Sumber: Hurlock: 1997,“Perkembangan Anak”.

Bentuk tubuh ektomorfik

Bentuk tubuh mesomorfik

Bentuk tubuh endomorfik

(36)

Tabel II.6

Perkembangan Tinggi dan Berat Badan Anak Usia 3-6 Tahun Pertama

Anak Laki-laki Anak Perempuan

Berat Badan

(pon)

Tinggi Badan (inci)

Usia Berat Badan (pon)

Tinggi Badan (inci)

32,2 37,9 3 tahun 31,8 37,7

34,36 39,3 3,5 tahun 33,9 39,2

36,4 40,7 4 tahun 36,2 40,6

38,4 42,0 4,5 tahun 38,5 42,0

40,5 42,8 5 tahun 40,5 42,9

45,6 45,0 5,5 tahun 44,0 44,4

48,3 46,3 6 tahun 46,5 45,6

Sumber: Nelson,W.E. et.al (dalam Wiwien, 2008 “Psikologi Anak Usia Dini).

Selain itu, menurut Hurlock, 1995, perkembangan yang pesat pada sistem syaraf, otot-otot, dan kerangka tubuh. Tulang- tulang menjadi semakin padat dan keras. Asupan makanan sangat berpengaruh pada proses pematangan tulang ini.

Penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa anak yang mengalami kekurangan gizi memiliki lingkar kepala yang lebih kecil dibandingkan ukuran normal.

Semua gigi susu telah tumbuh sehingga anak mulai dapat

merobek dan menggigit makanan atau benda-benda lainnya, gigi

geligi akan terus tumbuh, apabila anak yang berusia 5 tahun

masih suka menghisap ibu jarimaka akan berpengaruh terhadap

gigi dan dimungkinkan mengalami gangguan emosional.

(37)

2) Ketrampilan Pada Awal Masa Kanak-Kanak

Awal masa kanak-kanak dapat dianggap sebagai masa yang ideal yaitu “saat belajar” uuntuk belajar ketrampilan. (Hurlock, 1995 “Psikologi Perkembangan")

a) Ketrampilan tangan

Ketrampilan dalam makan dan berpakaian sendiri yang dimulai pada masa bayi disempurnakan dalam awal masa kanak-kanak. Kemajuan terbesar dalam ketrampilan berpakaian umumnya antara usia 1,5 dan 3,5 tahun.

Menyisir rambut dan mandi merupakan ketrampilan yang mudah dilakukan dalam periode ini.

b) Ketrampilan kaki

Sekali anak dapat berjalan, ia mengalihkan perhatian untuk mempelajari gerakan-gerakan yang menggunakan kaki. Antara usia tiga dan empat, naik sepeda roda tiga dan berenang dapat dipelajari.

3) Kemajuan Berbicara Dalam Awal Masa Kanak-Kanak

Pada saat anak-anak berusia dua tahun, kebanyakan bentuk- bentuk koomunikasi prabicara yang tadinya sangat bermanfaat dalam masa bayi telah ditinggalkan.

Selama masa awal kanak-kanak, anak-anak memiliki

keinginan kuat untuk belajar berbicara, disebabkan karena

belajar berbicara merupakan sarana pokok dalam sosialisasi atau

(38)

mengadakan kontak sosial dengan teman sebayanya dan sebagai sarana untuk memperoleh kemandirian.

Awal masa kanak-kanak umumnya merupakan saat berkembang pesatnya penugasan tugas pokok dalam belajar berbicara yaitu menambah kosa kata, menguasai pengucapan kata-kata dan menggabungkan kata-kata menjadi kalimat.

Awal masa kanak-kanak terkenal sebagaii masa tukang ngobrol, karena sekali anak-anak dapat berbicara dengan mudah, ia tak putus-putusnya bicara. Sebaliknya, ada anak-anak lain yang relatif diam, yang tergolong pendiam. (Hurlock, 1995

“Psikologi Perkembangan") 4) Emosi Awal Masa Kanak-Kanak

Selama awal masa kanak-kanak emosi sangat kuat. Saat ini merupakan saat ketidakseimbangan karena anak-anak “keluar dari fokus”, dalam arti bahwa ia mudah terbawa ledakan- ledakan emosional sehingga sulit dibimbing dan diarahkan. Hal ini tampak mencolok pada anak-anak usia 2,5 - 3,5 tahun dan 5,5 - 6,5 tahun, meskipun pada umumnya hal ini berlaku pada hampir seluruh periode awal masa kanak-kanak. Emosi tersebut antara lain; amarah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, dan kasih sayang.

Ciri khas penampilan emosi anak :

a) Emosi yang kuat

(39)

Anak kecil bereaksi dngan intensitas yang sama, baik terhadap situasi yang remeh maupun yang serius.

b) Emosi seringkali tampak

Anak-anak seringkali memperlihatkan emosi mereka meningkat dan mereka menjumpai bahwa ledakan emosional seringkali mengakibatkan hukuman. Kemudian mereka mengekang ledakan emosi dengan cara yang lebih dapat diterima.

c) Emosi bersifat sementara

Faktor peralihan yang cepat pada anak-anak dari tertawa kemudian menangis atau marah ke senyum, atau cemburu ke sayang :

Membersihkan sistem emosi yang terpendam dengan ekspresi terus terang; kekurangsempurnaan pemahaman terhadap situasi; dan rentang perhatian yang pendek seingga mudah dialihkan. Dengan meningkatnya usia, emosi anak menjadi lebih meneteap.

d) Emosi berubah kekuatannya

Dengan meningkatnya usia anak, pada usia tertentu emosi yang sangat kuat berkurang sedangkan emosi yang lemah berubah menjadi kuat. Variasi ini disebabkan oleh perubahan dorongan, perkembangan intelektual dan perubahan minat dan nilai.

e) Emosi dapat diketahui melalui gejala perilaku

(40)

Reaksi emosional anak diperlihatkan tidak secara langsung namun melaluikegelisahan, melamun, menangis, kesukaran berbicara, dan tingkah yang gugup seperti menggigit kuku dan menghisap jempol. (Hurlock, 1995 “Psikologi Perkembangan") 5) Perkembangan Kepribadian Pada Awal Masa Kanak-kanak

Pola kepribadian yang dasarnya telah diletakkan pada masa bayi, mulai berbentuk dalam awal masa kanak-kanak. Dengan berjalannya periode awal masa kanak-kanak, anak semakin banyak berhubungan dengan teman-teman sebayanya, baik di lingkungan tetangga, di lingkunggan prasekolah atau di pusat perawatan anak.

Anak yang berusia sekitar 3–4 tahun berada pada masa Oedipus complex, yakni sindrom yang ditandai oleh keinginan anak untuk menggantikan orang tua yang berjenis kelamin sama untuk memperoleh perhatian dan kasih sayang dari orang tua yang berjenis kelamin berbeda.

Sekitar usia 5–6 tahun, tumbuh superego yang berfungsi untuk menekan id agar tidak muncul ke perilaku. Superego pada masa ini bersifat sangat kaku. Anak perempuan yang berasal dari keluarga yang sangat menghargai kebersihan akan menjadi pribadi yang kompulsif sehingga mendorong anak untuk berganti baju enam kali sehari karena tidak suka kotor.

Melalui proses identifikasi, anak akan memahami

perbedaan jenis kelamin beserta peran yang menyertainya.

(41)

Pembentukan kepribadian dapat dipengaruhi oleh lingkungan sosial dan peran orang tua. Media yang dapat digunakan untuk pembentukan kepribadian salah satunya adalah bermain. Aspek- aspek yang sering dibicarakan yang diperkirakan akan berpengaruh dalam pembentukan kepribadian: rasa takut, agresi, kepedulian terhadap orang lain. (Wiwien, 2008 “Psikologi Anak Usia Dini”)

6) Bermain Pada Awal Masa Kanak-Kanak

Masa awal kanak-kanak sering disebut juga tahap mainan, kaarena dalam periode ini hampir semua permainan menggunakan mainan. (Hurlock, 1997 “Perkembangan Anak") Pola bermain awal masa kanak-kanak:

a) Bermain dengan mainan

Pada permulaan masa awal kanak-kanak, bermain dengan mainan merupakan bentuk yang dominan.

b) Dramatisasi

Sekitar usia 3 tahun dramatisasi terdiri dari permainan dengan meniru pengalaman-pengalaman hidup, kemudian anak-anak bermain dengan pura-pura dengan teman- temannya berdasarkan cerita-cerita yang dibacakan kepada mereka atau berdasarkan acara-acara film dan televisi yan mereka lihat.

c) Konstruksi

(42)

Sebagian besar bentuk-bentuk atau konstruksi yang dibuat merupakan tiruan dari apa yang dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari.

d) Permainan

Dalam tahun keempat anak mulai menyukai permainan yang dimainkan bersama teman sebaya daripada dengan orang-orang dewasa dengan melibatkan beberapa peraturan dan menguji ketrampilan.

e) Membaca

Anak-anak senag dibacakan dongeng-dongeng atau tentang hewan dan kejadian sehari-hari. Anak-anak juga senang melihat gambar-gambar dari buku.

f) Televisi

Anak-anak senang melihat film kartun, film tentang binatang dan film rumah tentang anggota-anggota keluarga.

7) Stimulasi Perkembangan Anak

Tujuan tindakan memberikan stimulasi pada anak adalah

untuk membantu anak mencapai tingkat perkembangan yang

optimal atau sesuai dengan yang diharapkan. Tindakan ini

meliputi berbagai aktivitas untuk merangsang perkembangan

anak, seperti latihan gerak, berbicara, berpikir, kemandirian dan

sosialisasi.stimulasi dilakukan setiap ada kesempatan atau

sehari-hari dan disesuaikan dengan umur dan prinsip stimulasi.

(43)

Dalam suatu investigasi, 40 orang bayi yang lahir sebelum waktunya menjalani unit perawatan intensif dan ditempatkan di suatu perawatan transisional dipelajari (Field, Scafidi, &

Schanberg, 1987). Dua puluh orang bayi yang baru lahir sebelum waktunya diberi stimulasi khusus dengan pijatan dan olahraga selama 3 periode yang masing-masing 15 menit padapermulaan 3 jam berturut-turut setiap pagi selama 10 hari.

Bidang kemampuan perkembangan yang dipantau dan distimulasi meliputi; Kemampuan Bergaul dan Mandiri (BM), Kemampuan Berbicara, Bahasa dan Kecerdasan (BBK), Kemampuan Gerak Kasar (GK), Kemampuan Gerak Halus (GH).

Bayi umur 0-3 bulan

Tugas perkembangan (ketrampilan yang harus dicapai):

a) Dapat menggerakkan kedua lengan dan kaki sama mudahnya (GK)

b) Bereaksi dengan melihat ke arah sumber cahaya (GH) c) Mengoceh dan bereaksi terhadap suara (BBK)

d) Bereaksi senyum terhadap ajakan (BM)

Stimulasi yang diperlukan pada bayi 0-3 bulan:

a) Bergaul dan mandiri dengan mengajak bayi berbicara dengan lembut, dibuai, dipeluk, dinyanyikan lagu, dan lain-lain.

b) Bicara, bahasa dan kecerdasan. Mengajak bayi berbicara, mendengarkan berbagai suara.

c) Gerak kasar. Melatih bayi mengangkat kepala pada posisi telungkup dan memperhatikan benda bergerak.

d) Gerak halus. Melatih bayi menggenggam benda kecil.

(44)

Bayi umur 3-6 bulan

Tugas perkembangan (ketrampilan yang harus dicapai):

a) Menegakkan kepala saat telungkup (GK) b) Meraih benda yang terjangkau (GH) c) Menengok ke arah sumber suara (BBK) d) Mencari benda yang dipindahkan (BM)

Stimulasi yang diperlukan pada bayi 3-6 bulan:

a) Bergaul dan mandiri. Melatih bayi mencari sumber suara.

b) Bicara, bahasa dan kecerdasan. Melatih bayi menirukan suara/ bunyi/ kata.

c) Gerak kasar. Melatih bayi menyangga leher dengan kuat.

d) Gerak halus. Melatih bayi meraup benda kecil.

Bayi umur 6-9 bulan

Tugas perkembangan (ketrampilan yang harus dicapai):

a) Ketika didudukan dapat bertahan dengan kepala tegak (GK) b) Memindahkan benda dari tangan satu ke tangan yang lain

(GH)

c) Tertawa/ berteriak melihat benda menarik (BBK) d) Makan biskuit tanpa dibantu (BM)

Stimulasi yang diperlukan pada bayi 6-9 bulan:

a) Bergaul dan mandiri. Mengajak anak bermain.

b) Bicara, bahasa dan kecerdasan. Melatih anak menirukan.

c) Gerak kasar. Melatih anak berjalan dengan berpegangan.

d) Gerak halus. Melatih anak memasukkan dan mengeluarkan benda dari wadah.

Bayi umur 9-12 bulan

Tugas perkembangan (ketrampilan yang harus dicapai):

a) Berjalan dengan berpegangan (GK) b) Dapat meraup benda-benda kecil (GH) c) Mengatakan dua suku kata yang sama (BBK) d) Bereaksi terhadap permainan ”ciluk ba” (BM)

Stimulasi yang diperlukan pada bayi 9-12 bulan:

(45)

a) Gerak kasar. Melatih anak berjalan sendiri.

b) Gerak halus. Mengajak anak menggelindingkan bola dan mengembalikan bola.

c) Bicara, bahasa dan kecerdasan. Melatih anak menirukan kata- kata kemudian mengenalkan kata-kata baru sambil menunjukkan gambarnya.

d) Bergaul dan mandiri. Mengajak anak mengikuti kegiatan keluarga seperti makan bersama.

Bayi umur 12-18 bulan

Tugas perkembangan (ketrampilan yang harus dicapai):

a) Berjalan sendiri tidak jatuh (GK)

b) Mengambil benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk (GH) c) Mengungkapkan keinginan secara sederhana (BBK) d) Minum sendiri dari gelas tidak tumpah (BM)

Stimulasi yang diperlukan pada bayi 12-18 bulan:

a) Gerak kasar. Melatih anak naik turun tangga.

b) Gerak halus. Bermain lempar tangkap bola besar kemudian bola kecil.

c) Bicara, bahasa dan kecerdasan. Melatih anak menunjuk dan menyebutkan nama-nama bagian tubuh.

d) Bergaul dan mandiri. Memberi kesempatan pada anak untuk melepas pakaian sendiri.

Bayi umur 18-24 bulan

Tugas perkembangan (ketrampilan yang harus dicapai):

a) Berjalan sedikitnya lima langkah (GK) b) Mencoret-coret dengan alat tulis (GH)

c) Menunjuk bagian tubuh dan menyebutkan namanya (BBK) d) Meniru melakukan pekerjaan rumah tangga (BM)

Stimulasi yang diperlukan pada bayi 18-24 bulan:

a) Gerak kasar. Melatih anak berdiri dengan satu kaki.

b) Gerak halus. Mengajari anak menggambar bulatan, garis

segitiga dan gambar wajah.

(46)

c) Bicara, bahasa dan kecerdasan. Melatih anak mengikuti perintah sederhana.

d) Bergaul dan mandiri. Melatih anak agar mau ditinggalkan untuk sementara waktu.

Bayi umur 2-3 tahun

Tugas perkembangan (ketrampilan yang harus dicapai):

a) Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan, sedikitnya dua hitungan (GK)

b) Meniru membuat garis lurus (GH)

c) Menyatakan keinginan sedikitnya dengan dua kata (BBK) d) Melepas pakaian sendiri (BM)

Stimulasi yang diperlukan pada bayi 2-3 tahun:

a) Gerak kasar. Melatih anak melompat dengan satu kaki.

b) Gerak halus. Mengajak anak bermain menyusun dan menumpuk balok.

c) Bicara, bahasa dan kecerdasan. Melatih anak mengenal bentuk dan warna.

d) Bergaul dan mandiri. Melatih anak mencuci tangan dan kaki serta mengeringkan sendiri.

Bayi umur 3-4 tahun

Tugas perkembangan (ketrampilan yang harus dicapai):

a) Berjalan jinjit (GK)

b) Membuat gambar lingkaran (GH) c) Mengenal sedikitnya satu warna (BBK) d) Mematuhi cara permainan sederhana (BM)

Stimulasi yang diperlukan pada bayi 3-4 tahun:

a) Gerak kasar. Melatih anak melompat dengan satu kaki.

b) Gerak halus. Melatih anak menggunting dan membuat buku cerita dengan gambar.

c) Bicara, bahasa dan kecerdasan. Melatih anak mengenal

bentuk dan warna.

Referensi

Dokumen terkait

The research on Toxicity Test Of n-Butanol Fraction Beruwas Laut (Scaevola taccada (Gaertn.) Roxb.) Using Brine Shrimp Lethality Test Method an investigation with larvaes

Wawancara ( Interview ) Penulis menggunakan teknik wawancara yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan melalui percakapan antara penulis dengan pihak yang

Sebagai contoh telah dicoba laser semi sealed-off dengan tekanan operasi 30 mbar dan laser yang dapat bertahan dengan daya konstan dalam waktu 5 sampai 7 hari,

Aceh adalah Daerah Provinsi yang merupakan kesatuan masyarakat hukum yang bersifat istimewa dan diberi kewenangan khusus untuk mengatur dan mengurus diri sendiri urusan

(2) Dalam hal Nilai Perolehan Objek Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) tidak diketahui atau lebih rendah dari pada NJOP yang digunakan dalam pengenaan

Organisasi dan Tata Kerja Pengadilan Negeri Sambas telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum Jo Undang- Undang Nomor 8 Tahun

Program kerja PPL telah terlaksana dengan baik dan lancar. Kegiatan praktik mengajar di kelas dan pembuatan administrasi guru telah dapat terselesaikan sesuai dengan

Next, untuk menampilkannya di browser, kita akan membuat view baru yang disimpan di resources\views\, silahkan buat folder baru dengan nama blog dalam folder