• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.6. Penjelasan Responden Atas Variabel Sesudah Mengikuti Pendidikan dan

Pelatihan

Penjelasan responden atas tingkat kemudahan yang dirasakan dalam melakukan Tugas, Pokok dan Fungsi (Tupoksi) dalam pengembangan karir sesudah mengikuti pendidikan dan pelatihan menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 15 orang (18,75%) menyatakan sangat mudah, 45 orang (56,25%) menyatakan mudah, 10 orang (12,5%) menyatakan cukup mudah sedangkan 10 orang (12,5%) menyatakan tidak mudah.

Penjelasan responden atas motivasi untuk berprestasi dalam pengembangan karir sesudah mengikuti pendidikan dan pelatihan menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 24 orang (30,0%) menyatakan sangat termotivasi, 37 orang (46,25%) menyatakan termotivasi, 15 orang (18,75%) menyatakan cukup termotivasi, sedangkan 4 orang (5,0%) menyatakan tidak termotivasi. Hal ini berarti pegawai menyadari bahwa pendidikan dan pelatihan merupakan faktor penting untuk mempermudah dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai Pegawai Negeri Sipil dan memiliki motivasi untuk berprestasi. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11. Penjelasan Responden Atas Variabel Sesudah Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan

Jawaban

No Indikator Penilaian

Frekuensi Persentasi

1 Bagaimana tingkat kemudahan yang Bapak/Ibu rasakan dalam melakukan Tugas, Pokok dan Fungsi (Tupoksi) dalam pengembangan karir setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan? a. Sangat Mudah

b. Mudah

c. Cukup Mudah d. Tidak Mudah e. Sangat Tidak Mudah

15 45 10 10 - 18,75 56,25 12,5 12,5 - 2 Bagaimana motivasi Bapak/Ibu untuk berprestasi

dalam pengembangan karir setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan?

a. Sangat Termotivasi b. Termotivasi

c. Cukup Termotivasi d. Tidak Termotivasi

e. Sangat Tidak Termotivasi

24 37 15 4 - 30,0 46,25 18,75 5,0 - Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

4.7. Penjelasan Responden Atas Variabel Sebelum Mengikuti Pendidikan dan

Pelatihan

Penjelasan responden atas tingkat kemudahan yang dirasakan dalam melakukan Tugas, Pokok dan Fungsi (Tupoksi) dalam pengembangan karir sebelum mengikuti pendidikan dan pelatihan menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 7 orang (8,75%) menyatakan sangat mudah, 15 orang (18,75%) menyatakan mudah, 40 orang (50,0%) menyatakan cukup mudah 13 orang (16,3%) menyatakan tidak

Penjelasan responden atas motivasi untuk berprestasi dalam pengembangan karir sebelum mengikuti pendidikan dan pelatihan menunjukkan bahwa responden yang berjumlah 16 orang (20,0%) menyatakan sangat termotivasi, 26 orang (45,0%) menyatakan termotivasi, 24 orang (30,0%) menyatakan cukup termotivasi, sedangkan 14 orang (17,5%) menyatakan tidak termotivasi.

Hal ini menunjukkan sebagian pegawai menyadari bahwa tanpa adanya pendidikan dan pelatihan pegawai kurang termotivasi untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta belum sepenuhnya pegawai menganggap bahwa pendidikan dan pelatihan dapat meningkatkan motivasi dalam perubahan sikap dan cara kerja. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.12. Penjelasan Responden Atas Variabel Sebelum Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan

Jawaban No Indikator Penilaian

Frekuensi Persentasi

1 Bagaimana tingkat kemudahan yang Bapak/Ibu

rasakan dalam melakukan Tugas, Pokok dan Fungsi (Tupoksi) dalam pengembangan karir sebelum mengikuti pendidikan dan pelatihan?

a. Sangat Mudah b. Mudah c. Cukup Mudah d. Tidak Mudah e. Sangat Tidak Mudah

7 15 40 13 5 8,75 18,75 50,0 16,25 6,25 2 Bagaimana motivasi Bapak/Ibu untuk berprestasi

dalam pengembangan karir sebelum mengikuti pendidikan dan pelatihan?

a. Sangat Termotivasi b. Termotivasi c. Cukup Termotivasi d. Tidak Termotivasi e. Sangat Tidak Termotivasi

16 26 24 14 - 20,0 45,0 30,0 17,5 0 Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

4.8. Pembahasan

4.8.1. Pengujian Hipotesis Pertama

4.8.1.1.Pengujian asumsi klasik hipotesis pertama

Sebelum melakukan pengujian hipotesis dari penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk memastikan bahwa alat uji regresi berganda dapat digunakan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik telah terpenuhi, maka alat uji statistik regesi linear berganda dapat dipergunakan.

a. Uji Normalitas

Model yang paling baik adalah apabila datanya terdistribusi normal atau mendekati normal. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Sebaliknya, jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Sugiyono, 2003).

Uji untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau mendekati normal dilakukan dengan Regression Standarized Residual. Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Ex pe ct ed C um P ro b 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: karir

Sumber: Hasil Penelitian, 2009 (Data Diolah)

Gambar 4.2. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Pertama

Berdasarkan pada Gambar 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa penyebaran data berada pada sekitar garis diagonal dan mengikuti garis arah diagonal. Pengujian normalitas juga diperkuat oleh nilai Kolmogorov-Smirnov Test yang dapat dilihat pada Lampiran 4 yaitu tabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 0,961 dan nilai

asymp Sig. (2-tailed) 0,314 > á (0,05), maka nilai residual terstandarisasi. Dengan

demikian maka model regresi hipotesis pertama tersebut memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Multikolonieritas

Multikolonieritas adalah kejadian yang menginformasikan terjadinya hubungan antara variabel-variabel bebas dan hubungan yang terjadi cukup besar. Hal ini menyebabkan koefisien-koefesien menjadi tidak dapat ditaksir dan nilai standard

error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.

Tabel 4.13. Hasil Uji Multikolinearitas Hipotesis Pertama

Model Collinearity Statistics

B Tolerance VIF 1. (Constant) Pendidikan dan pelatihan Prestasi Kerja -1,030 .371 .461 .924 .924 1,082 1,082 a. Dependent Variable: Pengembangan Karir

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Berdasarkan pada Tabel 4.13 di atas diketahui bahwa nilai VIF untuk variabel bebas yang terdiri atas pendidikan dan pelatihan serta prestasi kerja lebih kecil dari 5 (VIF<5). Dengan demikian persamaan regresi hipotesis pertama terbebas dari asumsi multikolineritas.

c. Uji Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

Dependent Variable : Pengembangan Karir

Regression Studentized Residual

3 2 1 0 -1 -2 R e g re s s io n S ta n d a rd iz e d P re d ic te d V a lu e 3 2 1 0 -1 -2 -3 Scatterplot

Dependent Variable: karir

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Gambar 4.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Pertama

Berdasarkan pada Gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi hipotesis pertama terbebas dari asumsi heteroskedastisitas.

4.8.2. Hasil Uji Hipotesis Pertama

Untuk mempermudah pembacaan hasil dan interprestasi regresi maka digunakan bentuk persamaan. Persamaan atau model tersebut berisi konstanta dan koefesien-koefesien regresi yang didapat dari hasil pengolahan data yang telah dilakukan sebelumnya. Persamaan regresi yang telah dirumuskan kemudian dengan

bantuan program SPSS dilakukan pengolahan data sehingga didapat persamaan akhir sebagai berikut:

Y1 = -1,030 + 0,371 X1 + 0,461 X2 Persamaan tersebut diambil dari Tabel 4.14 berikut:

Tabel 4.14. Hasil Uji Regresi Berganda Hipotesis Pertama Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig

1 (Constant) Pendidikan dan pelatihan Prestasi kerja -1.030 .371 .461 4.095 .299 .337 .127 .140 -.251 2,928 3,299 .802 .004 .001 a. Dependent Variable: Pengembangan Karir

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Nilai besaran koefisin regresi ß1 sebesar 0,371 pada penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel pendidikan dan pelatihan (X1) berpengaruh sangat signifikan terhadap pengembangan karir pegawai (Y), di mana t hitung > t tabel untuk á = 5%

(2,928 > 1,980). Nilai besaran koefisien regresi ß2 sebesar 0,461 pada penelitian ini dapat diartikan bahwa variabel prestasi kerja (X2) berpengaruh sangat signifikan terhadap pengembangan karir pegawai (Y), di mana t hitung untuk á = 5% (3,299 >

1,980).

Hal ini karena pendidikan dan pelatihan serta prestasi kerja adalah usaha untuk memperbaiki kinerja pegawai pada suatu pekerjaan tertentu yang akan menjadi tanggung jawab pegawai dan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada setiap unit kerja.

4.8.2.1.Nilai koefesien determinasi untuk hipotesis pertama

Nilai Koefesien Determinasi (R Square) sebesar 0,258 atau 25,8%. Hal ini berarti bahwa variabel dependent yaitu pengembangan karir pegawai (Y) dapat dijelaskan oleh variabel independent pendidikan dan pelatihan (X1) dan prestasi kerja (X2) sebesar 25,8%, sedangkan sisanya sebesar 74,2% (1- R2) dijelaskan oleh variabel independen lainnya yang tidak dimasukkan ke dalam model ini. Nilai koefesien determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.15 berikut ini:

Tabel 4.15. Hasil Uji Determinasi Hipotesis Pertama

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of Estimate

1 .508a .258 .239 2.82407

a. Predictors: (Constant), pendidikan dan pelatihan serta prestasi kerja b. Dependent Variable: Pengembangan Karir

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

4.8.2.2.Pengujian hipotesis dengan uji F untuk hipotesis pertama

Pengaruh variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen dianalisis dengan menggunakan uji F, apabila F hitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan apabila nilai Fhitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak untuk á = 5%. Hasil pengujian uji F pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.16 di bawah ini:

Tabel 4.16. Hasil Uji F Hipotesis Pertama Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression Residual 213.883 614.104 2 77 106.941 7.975 13.409 .000a Total 827.987 79

a. Predictors: (Constant), pendidikan dan pelatihan serta prestasi kerja b. Dependent Variable: Pengembangan Karir

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.16 di atas diperoleh bahwa nilai F hitung (13.409) lebih besar dibandingkan dengan nilai F tabel (3,110), dan sig. á (0.000) lebih kecil dari alpha 5% (0,05). Hal ini mengindikasikan bahwa hasil penelitian menolak Ho dan menerima Ha. Dengan demikian secara serempak pendidikan dan pelatihan serta prestasi kerja berpengaruh sangat signifikan terhadap pengembangan karir. Hal ini karena pendidikan dan pelatihan serta prestasi kerja adalah usaha untuk memperbaiki kinerja pegawai pada suatu pekerjaan tertentu yang akan menjadi tanggung jawab pegawai dan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada setiap unit kerja.

4.8.2.3.Pengujian hipotesis dengan uji t untuk hipotesis pertama

Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik, pembahasan akan dilanjutkan dengan pengujian hipotesis, dengan memperhatikan nilai t hitung dari hasil regresi tersebut untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara persial terhadap variabel dependen dengan tingkat kepercayaan 95% atau pada alpha 5%, dengan syarat apabila nilai t hitung variabel independen signifikan terhadap variabel dependen

maka mendapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen, sedangkan apabila tidak signifikan maka tidak mendapat pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini uji t digunakan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau tidak dengan mengetahui variabel independen secara individual mempengaruhi variabel dependen. Adapun metode dalam penentuan t tabel menggunakan ketentuan tingkat signifikan 5% dengan df = n-k-1 (pada penelitian ini df = 80 – 2 - 1 = 77), sehingga didapat nilai t tabel sebesar 1,980, disajikan dalam Tabel 4.17 sebagai berikut.

Tabel 4.17. Hasil Uji Parsial Hipotesis Pertama

Model t Sig. 1 (Constant) Pendidikan dan pelatihan Prestasi kerja -.251 2,928 3,299 .802 .004 .001 a. Dependent Variable: Pengembangan Karir

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 4.17 di atas diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Nilai t hitung untuk variabel pendidikan dan pelatihan (2,928) lebih besar dibanding nilai t tabel (1,980) atau nilai Sig. t untuk variabel pendidikan dan pelatihan (0,004) lebih kecil dari alpha (0,05).

2. Nilai t hitung untuk variabel prestasi kerja (3,299) lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel (1,980), atau nilai sig. t untuk variabel prestasi kerja (0,001) lebih kecil dari alpha (0,05).

Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menolak Ho dan menerima H1 untuk variabel pendidikan dan pelatihan serta prestasi kerja. Dengan demikian secara parsial variabel pendidikan dan pelatihan serta prestasi kerja berpengaruh sangat signifikan terhadap pengembangan karir pegawai pada Kantor Bupati Serdang Bedagai. Hal ini karena pendidikan dan pelatihan serta prestasi kerja adalah usaha untuk memperbaiki kinerja pegawai pada suatu pekerjaan tertentu yang akan menjadi tanggung jawab pegawai dan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia pada setiap unit kerja.

4.8.3. Pengujian Hipotesis Kedua

Pengajuan hipotesis kedua dilakukan dengan menggunakan statistik Nonparametrik dengan teknik uji perbedaan berpasangan. Hipotesis kedua adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara pengembangan karir pegawai sebelum dan sesudah diadakannya pendidikan dan pelatihan pada Kantor Bupati Kabupaten Serdang Bedagai dengan hipotesis sebagai berikut:

1. Ho : µ = 0, tidak terjadi pengaruh pengembangan karir pegawai sesudah diadakan pendidikan dan pelatihan.

2. Ha : µ ≠ 0, terjadi pengaruh pengembangan karir pegawai sesudah diadakan pendidikan dan pelatihan.

Dalam pengujian hipotesis kedua ini, kriteria pengujian adalah Ho diterima apabila Z hitung ≤ Z tabel dan Ho ditolak apabila Z hitung > Z tabel Untuk á = 5%.

Tabel 4.18. Uji Nonparametric Sig Test Hipotesis Kedua Sesudah-sebelum

Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

- 8.832a .0000 a. Based on negative ranks

b. Wilconon Signed Ranks test.

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Hasil pengujian dengan teknik perbedaan berpasangan dapat dilihat pada Tabel 4.18. Berdasarkan pada tabel di atas diperoleh hasil di mana nilai Z hitung > Z tabel (-8,832< -1,96) dengan Asymp. Sig. sebesar 0,000, ini berarti nilai á (0,00) jauh lebih kecil dari 0,05.

Hal ini berarti hasil penelitian menolak Ho dan menerima Ha. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi perubahan pengembangan karir pegawai sesudah diadakannya pendidikan dan pelatihan, dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan maka prestasi kerja akan meningkat serta termotivasi dalam menyelesaikan tugas pokok dan fungsinya (tupoksi) pegawai pada Kantor Bupati Serdang Bedagai. Hal ini juga terlihat dari Tabel 4.19 berikut:

Tabel 4.19. Hasil Uji Nonparametrik T-Test Hipotesis Kedua

N Mean Rank Sum of Ranks

Sesudah-sebelum Negative Ranks Positive Ranks Ties Total 0a 78b 2c 80 .00 39.50 .00 .3081.00 b. Sesudah < sebelum c. Sesudah > sebelum d. Sesudah = sebelum

Dari Tabel 4.19 di atas terlihat dari 80 orang responden menyatakan bahwa pengembangan karir sesudah mengikuti pendidikan dan pelatihan memberikan pengaruh yang positif terhadap 78 orang pegawai yang sudah mengikuti pendidikan dan pelatihan. Hal ini disebabkan bahwa program pendidikan dan pelatihan merupakan sarana pembinaan dan pengembangan karir, melalui keikutsertaan dalam program pendidikan dan pelatihan, pegawai terpilih secara sadar dan berencana dipersiapkan oleh organisasinya untuk menerima tanggung jawab pekerjaan yang berbeda (rotasi) dan atau kedudukan/jabatan yang lebih tinggi (promosi) pada waktu yang akan datang (future oriented), dan karenanya program pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu investasi sumber daya manusia (human invesment) yang sangat berharga bagi setiap organisasi pemerintah (Lembaga Administrasi Negara, 2002). hanya 2 (dua) orang pegawai yang menganggap tidak ada pengaruh sesudah mengikuti pendidikan dan pelatihan, hal ini disebabkan bahwa responden menganggap setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan itu ternyata tidak selalu berdampak kepada jabatan maupun resiko mereka di lingkungan organisasinya, kurangnya sarana dan prasarana, serta pendidikan dan pelatihan (diklat teknis) yang dilakukan seringkali belum sesuai dengan kebutuhan organisasi, tugas dan individu sehingga tidak mendukung prestasi kerja dan karir pegawai.

BAB V

Dokumen terkait