• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai pada Kantor Bupati Kabupaten Serdang Bedagai yang telah mengikuti pendidikan dan pelatihan berjumlah 378 orang. Selanjutnya Umar (2005) menyatakan bahwa untuk menentukan minimal sampel yang dibutuhkan jika ukuran populasi diketahui, dapat digunakan rumus Slovin sebagai berikut:

) 1 ( Ne2 N n   Di mana:

n

= Ukuran Sampel N = Ukuran Populasi

e

= Persentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan.

Dengan populasi (N) sebanyak 378 orang. Dengan tingkat kesalahan (e) 10% selanjutnya besar sampel yang dapat diambil adalah:

   ) 1 , 0 ( 378 1 378 2

n 79,079 dibulatkan menjadi 80 orang.

Selanjutnya distribusi sampel tersebut berdasarkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1. Distribusi Sampel Berdasarkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Serdang Bedagai

No SKPD Distribusi Sampel 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26.

Bagian Pemerintahan dan Kerjasama Bagian Hukum

Bagian Hubungan Masyarakat Inspektorat Kabupaten

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kantor Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan

Satuan Polisi pamong Praja

Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan desa Bagian Pengendalian Pembangunan

Bagian Perekonomian Bagian Kesejahteraan Sosial Bagian Pemberdayaan Permpuan

Badan Perencanaan dan pembangunan Daerah Dinas Kesehatan

Kantor Ketahanan Pangan Kantor Pelayanan Terpadu Dinas Pemuda dan Olah Raga Dinas Kehutanan dan Perkebunan Dinas Tenaga Kerja

Bagian Umum dan Perlengkapan Bagian Keuangan

Bagian Organisasi

Badan Kepegawaian Daerah

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi

3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4* 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4* 3 Total 80

* Jumlah pegawai yang lebih banyak mengikuti pendidikan dan pelatihan

Setelah jumlah sampel diambil dari populasi telah yang ditentukan, selanjutnya pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random

di mana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

b. Wawancara (interview) secara langsung kepada yang berhak dan berwenang memberi data informasi yang diperlukan dalam penelitian ini.

c. Daftar Pertanyaan (questionaire) yaitu berupa angket yang diisi oleh setiap pegawai yang menjadi responden dalam penelitian ini, mengenai tanggapan mereka terhadap pendidikan dan pelatihan, prestasi kerja dan pengembangan karir.

d. Studi Dokumentasi yaitu pengumpulan data atau dokumen yang berkaitan dengan penelitian yang diperoleh dari Kantor Bupati Kabupaten Serdang Bedagai dan Badan Kepegawaian Daerah (BKD).

3.5. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang dikumpulkan untuk penelitian ini adalah:

1. Data primer yaitu data yang diperoleh dari responden melalui wawancara

2. Data sekunder yaitu data pendukung data primer yang diperoleh melalui dokumentasi pada Kantor Bupati Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara.

3.6. Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Adapun definisi dari kedua variabel tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan dan Pelatihan (X1), adalah: Upaya untuk meningkatkan kualitas SDM sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.

2. Prestasi Kerja (X2), adalah: Hasil kerja yang dicapai oleh pegawai sebagai usaha terbaik dalam melaksanakan tugas/pekerjaannya.

3. Pengembangan Karir (Y) adalah: Kesempatan dalam peningkatan karir yang dapat dicapai pegawai dalam suatu instansi

Tabel 3.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama

Variabel Definisi Operasional Indikator Pengukuran Pendidikan dan Pelatihan (X1) Upaya untuk meningkatkan kualitas SDM sesuai dengan kebutuhan pekerjaan

1. Kebutuhan pendidikan dan pelatihan

2. Sasaran pendidikan dan pelatihan

3. Penetapan isi program 4. Prinsip-prinsip belajar 5. Pelaksanaan program 6. Identifikasi manfaat 7. Penilaian pelaksanaan program Skala Likert Prestasi Kerja (X2)

Hasil kerja yang dicapai oleh pegawai sebagai usaha terbaik dalam melaksanakan tugas/ pekerjaannya 1. Kualitas Kerja 2. Kuantitas Kerja 3. Kemampuan belajar 4. Kemauan kerja

5. Kerjasama antara atasan dan bawahan 6. Tanggung jawab 7. Disiplin Skala Likert Pengembangan karir (Y) Kesempatan dalam peningkatan karir yang dapat dicapai pegawai dalam suatu instansi

1. Uraian kerja 2. Spesifikasi kerja 3. Promosi 4. Sosialisasi

5. Kesesuaian antara pangkat dan jabatan

6. Komunikasi

Skala Likert

Tabel 3.3. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua

Variabel Definisi

Operasional Indikator Pengukuran

Dampak Pengembangan Karir - sebelum - sesudah Kesempatan dalam peningkatan karir yang dapat dicapai pegawai dalam suatu instansi setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan Kesempatan dalam peningkatan karir yang dapat dicapai pegawai dalam suatu instansi sebelum mengikuti pendidikan dan pelatihan

1. Kemudahan yang dirasakan pegawai dalam melakukan tugas pokok dan fungsinya dalam pengembangan karir setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan.

2. Motivasi pegawai untuk berprestasi dalam pengembangan karir setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan. 3. Kemudahan yang dirasakan pegawai

dalam melakukan tugas pokok dan fungsinya dalam pengembangan karir sebelum mengikuti pendidikan dan pelatihan.

4. Motivasi pegawai untuk berprestasi dalam pengembangan karir sebelum mengikuti pendidikan dan pelatihan.

Skala likert Skala likert Skala likert Skala likert

Sumber: Hasil Penelitian, 2010

3.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

3.7.1. Uji Validitas

Menurut Umar (2005) bahwa “sangat disarankan agar jumlah responden untuk diuji coba minimal 30 orang. Dengan jumlah 30 orang ini distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal”. Untuk mengetahui apakah instrumen angket yang dipakai cukup layak digunakan sehingga mampu menghasilkan data yang akurat sesuai dengan tujuan pengukurannya maka dilakukan uji validitas. Menurut Ghozali (2005: 45) bahwa untuk mengukur validitas yaitu melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan skor konstruk atau variabel.

Menurut Sugiyono (2004) kalau korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,30 maka butir dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid.

3.7.1.1.Uji validitas instrumen variabel

Tabel 3.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Pendidikan dan Pelatihan

Pertanyaan Corrected item Total Correlation

Sig

(1- tailed). Keterangan 1. Program pendidikan yang dilakukan

telah sesuai dengan jumlah kebutuhan.

2. Program pendidikan dan pelatihan yang dilakukan telah tepat sasaran sehingga membantu untuk meningkatkan karir. 3. Program pendidikan dan pelatihan yang

diselenggarakan sesuai dengan materi program.

4. Program pendidikan dan pelatihan yang diselenggarakan telah sesuai dengan prinsip-prinsip yang mendukung pengembangan karir.

5. Dalam pelaksanaan program, fasilitas yang diberikan selama pendidikan dan pelatihan sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

6. Manfaat setelah mengikuti pendidikan dan pelatihan dengan dampak pekerjaan lebih mudah dilaksanakan dan hasil yang dicapai jadi lebih baik.

7. Pelaksanaan diklat yang diikuti memberikan penilaian yang positif.

0,428 0,535 0,426 0,586 0,471 0,516 0,638 0,016 0,002 0,017 0,001 0,007 0,003 0,000 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.4 di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel pendidikan dan pelatihan memiliki nilai lebih besar dari 0,30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel pendidikan dan pelatihan yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan ini diperkuat dengan nilai signifikansi (1-tailed) seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai á sebesar 5 persen.

Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Prestasi Kerja

Pertanyaan Corrected item Total Correlation

Sig

(1- tailed). Keterangan 1. Dalam kualitas kerja, yaitu hasil pekerjaan

yang dilakukan harus diselesaikan tepat waktu dan tidak membuat kesalahan dalam menyelesaikannya.

2. Dalam kuantitas yaitu, jumlah pekerjaan yang dilakukan telah sesuai dengan standar kerja yang ditentukan lembaga.

3. Kemampuan belajar dan keseriusan dalam menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan sampai tuntas.

4. Semangat/dorongan untuk memberikan hasil kerja yang baik bagi lembaga. 5. Kerjasama yang terjalin dengan pimpinan

dan rekan kerja adalah sangat baik dan harmonis.

6. Dalam melaksanakan tugas sehari-hari harus dengan penuh tanggung jawab dan profesionalisme.

7. Tingkat disiplin dalam ketaatan atas peraturan yang ditetapkan.

0,375 0,464 0,682 0,666 0,730 0,791 0,791 0,041 0,010 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.5 di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel prestasi kerja memiliki nilai lebih besar dari 0,30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel prestasi kerja yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan ini diperkuat dengan nilai signifikansi (1-tailed) seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai á sebesar 5 persen.

Tabel 3.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Pengembangan Karir Pertanyaan Corrected Item Total Correlation Sig (1- tailed). Keterangan

1. Kesesuaian uraian kerja yang jelas dalam pekerjaan yang dilaksanakan dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. 2. Spesifikasi pekerjaan yang jelas

untuk tiap posisi akan

mempengaruhi dalam

pengembangan karir.

3. Senioritas merupakan faktor utama seseorang untuk dapat dipromosikan.

4. Kesediaan untuk bekerjasama dengan bersosialisasi dengan baik harus tetap terjalin termasuk sebagai pelayanan publik.

5. Kesesuaian antara pangkat/ golongan dan persyaratan jabatan merupakan penunjang pengem-bangan karir.

6. Dalam menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul harus diselesaikan secara terbuka serta dapat berkomunikasi secara efektif. 0,687 0,787 0,727 0,667 0,638 0,785 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.6 di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel pengembangan karir memiliki nilai lebih besar dari 0,30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel pengembangan karir yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan

ini diperkuat dengan nilai signifikansi (1-tailed) seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai á sebesar 5 persen.

Tabel 3.7. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Sesudah Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan

Pertanyaan Corrected item Total Correlation

Sig

(1- tailed). Keterangan

- Tingkat kemudahan yang dirasakan dalam melakukan Tugas, Pokok dan Fungsi dalam pengembangan karir sesudah mengikuti pendidikan dan pelatihan.

- Motivasi untuk berprestasi dalam pengembangan karir sesudah mengikuti pendidikan dan pelatihan.

0,759 0,737 0,000 0,000 Valid Valid

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.7 di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel sesudah mengikuti pendidikan dan pelatihan memiliki nilai lebih besar dari 0,30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel sesudah mengikuti pendidikan dan pelatihan yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan ini diperkuat dengan nilai signifikansi (1-tailed) seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai á sebesar 5 persen.

Tabel 3.8. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Sebelum Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan

Pertanyaan Corrected item Total Correlation

Sig

(1- tailed). Keterangan

- Tingkat kemudahan yang dirasakan dalam melakukan Tugas, Pokok dan Fungsi dalam pengembangan karir sebelum mengikuti pendidikan dan pelatihan.

- Motivasi untuk berprestasi dalam pengembangan karir sebelum mengikuti pendidikan dan pelatihan.

0,702 0,678 0,000 0,000 Valid Valid

Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Berdasarkan Tabel 3.8 di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel sebelum mengikuti pendidikan dan pelatihan memiliki nilai lebih besar dari 0,30. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh instrumen pertanyaan dari variabel sebelum mengikuti pendidikan dan pelatihan yang digunakan adalah valid dan dapat digunakan dalam penelitian. Kesimpulan ini diperkuat dengan nilai signifikansi (1-tailed) seluruh instrumen yang lebih kecil dari nilai á sebesar 5 persen.

3.7.2. Uji Reliabilitas

Bertujuan untuk menguji kehandalan atau kepercayaan pengungkapan data. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi adalah pengukuran yang mampu memberikan hasil yang dipercaya (reliable).

Pengujian dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu, dalam hal ini teknik

yang digunakan adalah teknik Alpa Cronbach. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alfa > 0.60 (Ghozali, 2003).

Tabel 3.9. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel

Variabel Cronbachs Alpha

N

Of Items Keterangan

- Variabel Pendidikan dan Pelatihan - Variabel Prestasi Kerja

- Variabel Pengembangan Karir

- Variabel Setelah Pengembangan Karir

- Variabel Sebelum Pengembangan Karir

0,702 0,766 0,794 0,790 0,732 7 7 6 2 2 Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Reliabel Sumber: Hasil Penelitian, 2010 (Data Diolah)

Menurut Sekaran (2006), bahwa “reliabilitas yang kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan reliabilitas dengan cronbach alpa 0,8 atau di atasnya adalah baik”. Berdasarkan output yang diperoleh pada tabel di atas, diperoleh nilai koefisien reliabilitas pada variabel prestasi dan nilai koefisien

reliabilitas pada variabel lainnya lebih besar dari 0,7 (>0,7) dapat diterima, maka

variabel-variabel yang digunakan pada instrumen tersebut adalah reliabel untuk digunakan dalam penelitian.

3.8. Pengujian Asumsi Klasik

3.8.1. Pengujian Normalitas Data

Pengujian asumsi klasik perlu dilakukan untuk memastikan bahwa alat uji statistik regresi linear berganda dapat digunakan atau tidak. Ghozali (2005: 110) menyatakan bahwa uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t atau F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid

untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual

berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan analisis statistik. Lebih jelasnya yaitu:

1. Analisis Grafik. Salah satu cara untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonal.

2. Analisis Statistik. Uji Normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal padahal secara statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S).

3.8.2. Uji Multikolonieritas

Menurut Ghozali (2005) bahwa uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variabel independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi antar variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini

variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah:

1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi dependen.

2. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas.

3. Multikolonieritas dapat juga dilihat dari nilai Tolerance dan VarianceInflasi

Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang

terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai

Tolerance yang rendah sama dengan VIF (karena VIF = 1/Tolerance). Nilai

cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolonieritas

adalah nilai Tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10.

3.8.3. Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2005) menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.

Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, antara lain dengan cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen

dengan residualnya. Dasar analisisnya adalah: 1). Jika pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadinya heteroskedastisitas dan 2). Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.9. Analisis Data

3.9.1. Untuk Menguji Hipotesis Pertama

Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linear berganda. Model regresi linear berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh pendidikan dan pelatihan serta prestasi kerja terhadap pengembangan karir pegawai.

Model regresi linear berganda yang dimaksud, dirumuskan sebagai berikut: Y = Bo + B1 X 1 + B2 X 2 + e

Di mana:

Y = Pengembangan Karir X1 = Pendidikan dan Pelatihan

X2 = Prestasi Kerja Bo = Intersep Y

B1 = Koefesien Variabel X1 B2 = Koefesien Variabel X2

Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan tingkat kepercayaan (confidence interval) 95% atau á = 5%.

Kriteria pengujian hipotesis untuk uji serempak adalah: 1. Uji F (Uji serempak)

Uji F dilakukan untuk melihat secara bersama-sama apakah ada pengaruh dari variabel bebas (X1, X2), yaitu Pendidikan dan pelatihan serta prestasi kerja terhadap pengembangan karir pegawai yang merupakan variabel terikat (Y) di Kantor Bupati Kabupaten Serdang Bedagai.

Maka hipotesis yang digunakan dalam uji F ini adalah:

Ho : B1 , B2 = 0 (Pendidikan dan pelatihan serta prestasi kerja tidak berpengaruh terhadap pengembangan karir pegawai pada Kantor Bupati Kabupaten Serdang Bedagai).

Ha : B1 , B2 ≠ 0 (Pendidikan dan pelatihan serta prestasi kerja berpengaruh terhadap pengembangan karir pegawai pada Kantor Bupati Kabupaten Serdang Bedagai).

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan uji F di mana jika F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, sedangkan jikaF hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima.

2. Uji t (Uji parsial)

Uji t bertujuan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh dari masing-masing variabel bebas: pendidikan dan pelatihan (X1) serta prestasi kerja (X2)

terhadap pengembangan karir pegawai yang merupakan variabel terikat (Y) pada Kantor Bupati Kabupaten Serdang Bedagai.

Maka hipotesis yang digunakan dalam uji t ini adalah:

Ho : B1 = 0 (Pendidikan dan pelatihan tidak berpengaruh terhadap pengembangan karir pegawai pada Kantor Bupati Kabupaten Serdang Bedagai). Ha : B1 ≠ 0 (Pendidikan dan pelatihan berpengaruh terhadap pengembangan karir

pegawai pada Kantor Bupati Kabupaten Serdang Bedagai).

Untuk menguji hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan Uji t. Jika t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, sedangkan jika t hitung > t tabelmaka Ho ditolak dan Ha diterima.

Ho : B2 = 0 (Prestasi Kerja tidak berpengaruh terhadap pengembangan karir pegawai pada Kantor Bupati Kabupaten Serdang Bedagai).

Ha : B2 ≠ 0 (Prestasi kerja berpengaruh terhadap pengembangan karir pegawai pada Kantor Bupati Kabupaten Serdang Bedagai).

3.9.2. Untuk Menguji Hipotesis Kedua

Dalam pengujian hipotesis ini ingin diketahui apakah pendidikan dan pelatihan akan meningkatkan pengembangan karir pegawai pada Kantor Bupati Kabupaten Serdang Bedagai. Uji hipotesis dilakukan adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara tingkat pengembangan karir sebelum dan sesudah mengikuti pendidikan dan pelatihan, disebut Uji Perbedaan berpasangan.

Adapun langkah-langkah dalam menguji hipotesis ini adalah sebagai berikut: 1. Menetapkan hipotesis nol (Ho) dan Hipotesis alternatif (Ha)

Ho : µ = 0, Tidak terjadi perubahan pengembangan karir sesudah pegawai mengikuti pendidikan dan pelatihan.

Ha : µ ≠ 0, Terjadi perubahan pengembangan karir sesudah pegawai mengikuti

pendidikan dan pelatihan.

2. Menyatakan taraf nyata dengan memakai taraf nyata 0,05 (5%) 3. Menguji hipotesis uji statistik z yang dihitung dengan rumus: ( X- µ )

Z =

(ó / √ n )

Nilai z didasarkan pada distribusi sampling dari X yang mempunyai distribusi normal dengan rata-rata hitung (µX) sama dengan µ, dan deviasi standar óX yang sama

dengan ó / √n Keterangan:

X = Rata-rata sampel (rata-rata perbedaan pengembangan karir pegawai sebelum dan sesudah mengikuti pendidikan dan pelatihan)

µ =

Rata-rata populasi

ó =

Deviasi standar populasi

4. Aturan pengambilan keputusan dirumuskan dengan mencari nilai kritis Z dari tabel bidang bawah kurva normal.

5. Mengambil keputusan untuk menolak atau menerima hipotesis nol berdasarkan informasi sampel.

BAB IV

Dokumen terkait