• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PUSTAKA

PENJELASAN SEBELUM PERSETUJUAN Bapak/Ibu Yth,

Kami adalah staf pengajar dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, IPB akan melakukan kegiatan penelitian mengenai Sosio Ekonomi, Demografi, Konsumsi dan Gaya Hidup serta Prevalensi Sindrom Metabolik Penduduk Paruh Baya di Perdesaan.

Pada kelompok usia dewasa, stroke, diabetes mellitus dan penyakit jantung merupakan tiga penyakit tidak menular penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Faktor risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes dapat meningkat dengan adanya sindrom metabolik. Sindrom metabolik terkait erat dengan umur. Pada rentang umur 20-29 tahun peluang untuk menderita sindrom metabolik adalah 6,7%. Dan pada umur 60-69 tahun peluangnya meningkat menjadi 42.0%-43.5%. Laki-laki dan perempuan mempunyai peluang yang hampir sama untuk menderita sindrom ini. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis masalah sindrom metabolik dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada masyarakat perdesaan.

Kontribusi penelitian ini yang utama adalah adanya pemahaman tentang persoalan sindrom metabolik di daerah perdesaan. Hal ini akan dapat memperjelas faktor-faktor risiko sindrom metabolik yang mungkin berbeda di wilayah desa dan kota sehingga diharapkan akan semakin menggugah kesadaran para pemangku kepentingan terkait gizi kesehatan masyarakat dan juga anggota masyarakat tentang pentingnya mewaspadai sindrom metabolik. Kami mengundang Bapak/Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Tujuan penelitian

Menganalisis prevalensi dan faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian sindrom metabolik di daerah perdesaan.

Perlakuan/hal-hal yang akan dialami peserta

Penelitian ini akan dilakukan dengan mengumpulkan data melalui: Wawancara

-Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data tentang karakteristik sosial ekonomi rumah tangga, gaya hidup, riwayat kesehatan, dan konsumsi pangan. Data yang dikumpulkan akan diperlakukan secara rahasia sehingga tidak merugikan subyek.

Pengukuran

-Pengukuran dilakukan untuk mengumpulkan data berat badan, tinggi badan, komposisi lemak tubuh, tekanan darah dan profil darah oleh tenaga medis.

Manfaat bagi peserta

Bila Bapak/Ibu menjadi peserta kegiatan ini, maka akan mendapatkan manfaat yaitu tambahan informasi mengenai status gizi dan mendapat pemeriksaan kesehatan dan laboratorium gratis dan juga deteksi dini terhadap penyakit metabolik.

Risiko yang mungkin timbul

Resiko yang mungkin timbul minimal seperti pengambilan darah pada umumnya. Resiko tersebut meliputi adanya hematome/memar pada tempat pengambilan darah yang akan hilang tanpa pengobatan selama 3-7 hari. Resiko lain juga dimungkinkan terjadi infeksi pada luka tusukan namun hal ini dapat dihindari dengan penanganan oleh tenaga profesional yang berpengalaman dan penggunaan peralatan steril dan sekali pakai (disposable).

Kerahasiaan data

Data yang diperoleh dari kegiatan ini akan diperlakukan secara rahasia, hanya peneliti yang bertanggungjawab atas kegiatan ini yang dapat memperoleh dan menggunakan informasi yang didapatkan dari kegiatan ini.

Hak untuk menolak atau menarik diri dari kegiatan

Bapak/Ibu dapat menolak untuk berpartisipasi dari kegiatan ini dan mempunyai hak mengundurkan diri setiap saat bila dirasakan ada hal-hal yang kurang berkenan bagi Bapak/Ibu tanpa ada sanksi apapun dari kami.

Insentif yang diberikan

Peserta akan diberikan uang sebesar Rp 100.000 pada akhir kegiatan. Peneliti yang dapat dihubungi

Bila ada hal-hal yang ingin ditanyakan terkait penelitian ini, Bapak/Ibu dapat menghubungi ketua peneliti, dr. Naufal Muharam Nurdin di nomor: 0899-82-69-369. Terima kasih atas kerjasama Anda

Lampiran 4 Tata cara pengambilan darah dan analisis glukosa darah Tata cara pengambilan sampel darah

1. Sampel terlebih dahulu menjalani puasa semalam penuh selama ± 12 jam tanpa makan atau minum apa pun kecuali air putih sebelum dilakukan pengambilan darah.

2. Pengambilan darah dilakukan di tempat pemeriksaan yang telah ditentukan. 3. Pengambilan darah sampel dilakukan sekitar pukul 08.00 – 12.00. Tim

medik/paramedic sudah siap di tempat sebelum kegiatan dilaksanakan. Sampel diminta datang 30 menit sebelum waktu pemeriksaan.

4. Sampel diminta untuk duduk dengan posisi tegak dengan posisi senyaman mungkin. Letakkan salah satu tangan di atas meja dan diluruskan, pilih lengan yang banyak melakukan aktivitas atau lengan dengan pembuluh vena teraba/kelihatan.

5. Tahapan yang dilakukan paramedik saat mengambil darah adalah menggunakan alat dan bahan sebagai berikut: kapas, alkohol 70%, tabung darah, spuit dengan jarum G23, air untuk cuci tangan setelah selesai pengambilan darah, sabun cuci dan lap bersih.

6. Darah diambil sebanyak 5 ml dari vena mediana cubiti dan langsung dilakukan pemisahan serum. Setelah itu, dilakukan pengukuran glukosa darah puasa dan profil lipid serum menggunakan spektrofotometer.

7. Setelah selesai, bagian lengan bekas pengambilan darah ditutup dengan kapas beralkohol dan plester.

Analisis glukosa darah Deskripsi:

Pemeriksaan glukosa darah berguna untuk mengukur jumlah glukosa dalam darah saat sampel diperiksa. Glukosa darah digunakan untuk mendeteksi hiperglikemik maupun hipoglikemik untuk membantu menegakkan diagnosis diabetes dan memantau kadar glukosa pada penyandang diabetes. Glukosa puasa diukur saat keadaan puasa (± 8-10 jam). Berdasarkan konsensus Pengelolaan dan Pencegahan DM 2006, berikut kriteria pengendalian DM berdasarkan level glukosa puasa : Baik (80-100 mg/dL), Sedang (100-125 mg/dL), Buruk (≥126 mg/dL). Glukosa puasa juga dapat menegakkan kriteria prediabetes bila memiliki kadar glukosa puasa 100-125 mg/dL (5,6-6,9 mmol/L).

Beberapa penyebab konsentrasi gula yang tinggi selain diabetes antara lain: spesimen tidak puasa, infus intravena glukosa yang baru dilakukan, kondisi stress, cushing disease, akromegali, pheochromocytoma, glukagonoma, penyakit hati yang parah, pankreatitis, dan obat-obat tertentu seperti diuretik, glukortikoid, β-blocker, asam nikotinat, obat yang mengandung estrogen, dll).

Manfaat Pemeriksaan:

Pemeriksaan glukosa puasa dapat digunakan untuk skrining, diagnosis DM. Penentuan konsentrasi glukosa puasa juga dapat digunakan dalam diagnosis dan penanganan beberapa gangguan metabolik tertentu seperti asidosis, ketosis, dehidrasi, dan koma.

Metode : Heksokinase (Spektrofotometri) Alat : TRX 7010

Reagen : Dialine (R1 : ATP, NAD, Sodium Azida, R2 : Hexokinase, G6PD) Prinsip Pemeriksaan

Glukosa dalam sampel difosforilasi oleh enzim Heksokinase sehingga membentuk glukosa-6-fosfat yang kemudian dioksidasi dengan katalisis enzim G6PD. Reaksi oksidasi tersebut menyebabkan tereduksinya NAD menjadi NADH yang dapat diukur intensitasnya sebagai konsentrasi glukosa dalam sampel.

Reaksi yang terjadi :

Glukosa + ATP Glukosa-6-Fosfat + ADP Glukosa-6-Fosfat + NAD 6-Fosfoglukonat + NADH Prosedur Pengerjaan :

- Ambil darah menggunakan tabung NaF (tutup abu-abu) - Sentrifugasi dengan kecepatan 1300-2000 g selama 15 menit

- Pisahkan plasma NaF dan masukkan ke dalam alat (reaksi yang terjadi seperti prinsip kerja, terjadi secara otomatis di alat)

- Hasil keluar sebagai konsentrasi glukosa dengan satuan mg/dL

Limit Deteksi : 0 mg/dL Linearitas : 0-700 mg/dL

Lampiran 5 Dokumentasi selama penelitian

Kantor Desa Cisalak Registrasi pemeriksaan darah

Sawah milik petani Desa Cisalak Pengambilan darah oleh tim kesehatan

Lampiran 6 Pengetahuan gizi berdasarkan status glukosa darah

Pertanyaan Pengetahuan gizi

PraDM/D M

Non DM Total

n % n % n %

Pengetahuan Umum

1. DM (kencing manis) adalah penyakit

menular

11 47.8 31 34.8 42 37.5

Pengetahuan tentang Faktor Risiko

2. Orang gendut cenderung mudah

terkena DM (kencing manis)

8 34.8 34 38.2 42 37.5

3. Olahraga yang teratur dapat

mengurangi risiko DM (kencing

manis)

10 43.5 38 42.7 48 42.9

Pengetahuan tentang Penyakit dan Komplikasi

4. Sering kesemutan pada tangan dan

kaki adalah gejala DM (kencing manis)

6 26.1 17 19.1 23 20.5

5. Orang yang DM (kencing manis)

harus merawat kesehatan kakinya dengan baik

5 21.7 26 29.2 31 27.7

6. DM (kencing manis) yang tidak

diobati dapat menyebabkan kebutaan

11 47.8 29 32.6 40 35.7

7. Luka pada pasien DM (kencing manis)

sembuhnya sangat lama

12 52.2 48 53.9 60 53.6

Pengetahuan tentang Pangan yang Berisiko

8. Seseorang yang mederita DM (kencing

manis) mengurangi makan nasi

12 52.2 46 51.7 58 51.8

9. Seseorang yang menderita DM

(kencing manis) mengurangi makanan yang berlemak seperti gajih, jeroan, otak.

9 39.1 37 41.6 46 41.1

10. Seseorang yang menderita DM

(kencing manis) sangat di anjurkan makanan tempe

10 43.5 21 23.6 31 27.7

Sebaran contoh menurut tingkat pengetahuan gizi

Tingkat Pengetahuan tentang DM PraDM/DM Non DM

n % n %

Rendah (<60%) 56 100.0 56 100.0

Sedang (60%-80%) 0 0 0 0

Tinggi (>80%) 0 0 0 0

Dokumen terkait