KEARAH UTILISASI SETJARA EFFICIENT DARI ARANG BATU INDONESIA:
B. Rentjana „fundamental research work”
4. Penjelidikan karbonisasi semiindustri jang dilakukan dilaboratorium Dr C Otto & Comp Bochum, di Dahlhausen mulai dari tg
Pebruari 1957 sampai achir April 1957 bertudjuan membuat berbagai matjam kokas, ter padat dan minjak berat jang dibutuhkan untuk pertjobaan membuat Briket Kokas dengan tjara, Langkah Dua. Dengan setjara kebetulan Dr. C. Otto & Co. masih mempunjai perse diaan arang batu Bukit Asam jang diterima dari Tambang Bukit Asam dalam tahun 1952 untuk diselidiki. Arang batu ini dipergunakan oleh kita untuk melakukan pertjobaan pendahuluan. Arang batu Bukit Asam lama, Sigihan, Ombilin dan Bukit Asam bare jang untuk ke perluan ini tidak di „screen” dahulu dikarbonisir dalani oven kamar horizontal lebar 200 mm, pandjang 500 mm dan tinggi 600 mm dan berkapasitet 50 kg. Dari karbonisasi ini, maka dihasilkan: Kokas Tem peratur Menengah (K.T.M), Ter Temperatur Menengah (T.T.M.) dan dari T.T.M. dibebaskan benzol dan sepantjaran, naphtalin, mi njak dan ter padat. Angka2 jang berhubungan dengan hasil2 tersebut dapat dipeladjari pada Lampiran no. 4.
Bersama dengan pembuatan K.T.M. dan T.T.M. tsb. diatas, dila kukan pembuatan Kokas Temperatur Rendah dan Ter Temperatur Rendah dengan menggunakan „Rotating Furnace” berkapasitet 10 kg tiap2 kali. Dari T.T.R. ini jang bersifat alifatis dibebaskan berba gai bagai komponen jang bagi kita tidak begitu menarik, ketjuali phe nol dan sap. jang dikandungnja dan kadarnja agak tinggi. Hasil analisa dari karbonisasi Temperatur Rendah ini disertai analisa dari T.T.R. dapat dilihat pada Lampiran No. 4. 5. Pertjobaan pembuatan briket kokas jang didjelaskan oleh Lam piran No. 5 telah memberikan kenjataan, bahwa persoalan KEMPUT jang diberikan kepada Dr. Ing. Kurt Baum telah dipetjahkan sbb: Tjara jang terbaik ialah dengan menggiling kokas Temperatur Menengah sampai terdapat bubuk kokas dibawah 0,75 mm. Lain bubuk kokas ini ditjampur dengan air dan Ter padat dan minjak berat dalam perbandingan: 82 % K.T.M. 0,75 mm. 10 % Ter padat E.P. 67°C. , 2 % minjak berat. 6 % air. Tjampuran ini jang banjaknja 1k. 5 kg diaduk dalam pesawat tjam puran (type Loedge) pada temperatur kira2 80°C selama 15 menit.
Adonan jang masih panas lalu dimasukkan dalam pres briket pada tekanan 200 kg/cm2 dan dengan demikian didapati briket kokas men tah jang beratnja 18 gr. Setelah briket2 didinginkan, kemudian 1 a 2 kg dimasukkan dalam batu tahan api dan dimasukkan kedalam oven Muffel pada temperatur 1000°C selama 3 djam untuk dikalsiner, se hingga terdapat briket kokas masak dari kira2 15 g. Dengan tjara de mikian, maka ternjata bahwa dari ketiga tjontoh arang batu Indone sia dapat dihasilkan briket kokas jang mempunjai kekuatan bersatu antara 70% sampai 85%, diutjapkan dengan angka Hannover.
Kamipun mendapat kejakinan, bahwa tjara I.angkah Dua ini, dapat dipergunakan untuk mengolah arang batu muda jang lainnja sehing ga dapat didjddikan „standard method”. Dalam prakteknja Coke/Gas Plant Model Baumco pada dasarnja akan terdiri dari:
a. Oven Kamar Temperatur Menengah untuk membuat K.T.M., T.T.M., Gas jang mempunjai harga kalori tjukup tinggi setelah diambil benzolnja jang dikandung.
b. Pesawat destilasi ter untuk membebaskan dari ter minjak ri ngan, berat dan ter padat jang diperlukan dalam tjampuran briket sebagai bahan perekat. Jang tidak diperlukan dapatlah didjadi kan bahan dasar untuk Industri Kimia. c. Pesawat destilasi ammoniak untuk mengerdjakan air ammo nia keras atau ammoniumsulfat dengan mana dari air ammonia sekaligus dihuat ammoniumsulfat. d. Gilingan untuk membuat bubuk kokas. e. Pesawat mentjampur (mixer) untuk membuat tjampuran K.T.M. ter padat, minjak berat dan air. f.Pesawat briket untuk membuat briket kokas mentah.
g. Oven Kamar Temperatur tinggi jang dibutuhkan untuk kar bonisasi kedua jang menghasilkan briket kokas jang dikehendaki. VIII. Pertjobaan tambahan chusus untuk arang batu Ombilin.
Dibawah disadjikan hasil dari research tambahan jang inisiatifnja diambil ketika pertjobaan tjara Langkah Dua dilangsungkan dan jang selandjutnja atas permufakatan kami selaku petugas Pemerintah dan Dr. Ing. Kurt Baum selaku Consulting Engineer digandengkan ke pada instruksi pertama sebagai tertjantum dalam „agreement” ttg. 10 Oktober 1956, atas dasar harga menghargai dan pertjaja memper tjajai usaha kedua belah pihak kearah mendapatkan tjara2 jang terbaik dan effektif untuk mengolah arang batu Indonesia.
Dari hasil2 analisa2 jang dilakukan dilaboratorium „Steinkohlenberg bauverein Essen” dan di „Dr. C. Otto Kohl Labor Dahlhausen” kami tarik kesimpulan, bahwa dengan memperketjil bidji2 arang batu sam bil ditambahkan kepadanja bahan2 perekat jang terdiri dari hidrokar bon, sifat untuk membentuk kokas jang kompak dapat diperbesar. Maka sebagai pertjobaan orientasi kami membuat tjampuran jang ter diri dari 94% arang batu Ombilin dibawah 1 mm, 5% ter padat dan 1% tepung kentang, 1k. 750 g dari tjampuran jang serba sama ini lalu
dimasukkan dalam bak batu tahan api jang kemudian dibiarkan da lam oven Muffel selama 3 djam pada 1000°C. Setelah residu dalam bak batu tahan api didinginkan ternjata resep tsb. tadi itu telah meng hasilkan kokas jang mempunjai struktur baik dan kekuatan bersatu dari 86% angka IIannover sama dengan kokas pertama. Sebagai lan djutan dari pertjobaan ini lalu dibuat rangkaian pertjobaan jang da pat dipeladjari pada Lampiran No. 6. Dari rangkaian pertjobaan2 tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa:
a. Dengan mengkarbonisir arang batu Ombilin bentuk kasar dengan menggunakan oven kamar jang lebarnja 200 mm selama 6 djam pada temperatur 1000°C dapat dihasilkan kokas berbentuk besar antara 25 — 30 mm jang mempunjai kekuatan bersatu + 85% angka Hannover dan struktur jang sempurna, hanja agak ringan. b. dengan mengkarbonisir arang batu Ombilin berbentuk ketjil atau
besar setelah digiling dibawah 1 mm dan ditjampur dengan 5% ter padat jang dihasilkan sendiri ditambah atau tidak dengan ba han perekat lain, dengan menggunakan oven kamar, lebar 200 mm selama 6 djam pada 1000°C dihasilkan kokas jang memenuhi sjarat sebagai kokas metallurgi kelas pertama, besarnja antara 25 mm 80 mm.
Jang terpenting dalam hal karbonisasi ini ialah kondisi temperatur dari oven jang hams menjebabkan tjepat berlangsungnja proses karbonisasi dalam kenaikan temperatur 5°C/min.
Dalam prakteknja Coke/Gas Plant untuk karbonisasi langsung arang batu Ombilin atau arang batu lain jang sifatnja2 sama akan terdiri pada dasarnja dari: A. Oven Kamar Vertikal lebar + 200 mm untuk membuat: 1. Kokas metallurgi. 2. Gas untuk distribusi. 3. Ter.
B. Pesawat destilasi ter untuk membebaskan dari ter minjak ringan, menengah, berat dan ter padat jang dipergunakan bahan perekat. Jang lainnja dapatlah didjadikan bahan dasar untuk Industri Kimia. C. Pesawat Ammoniak untuk mengerdjakan air ammonia mendjadi
ammonia keras atau pesawat ammoniumsulfat dengan mana dari air ammonia sekali gus dibuat ammoniumsulfat.
D. Gilingan untuk membuat arang batu bubuk
E. Pesawat tjampuran untuk membuat tjampuran arang batu bubuk dan ter padat. D dan E tak diperlukan untuk karbonisasi arang batu berbentuk besar dengan setjara langsung.
Terang, bahwa tjara ini adalah lebih sederhana, djika dibandingkan dengan tjara langsung.
Terang, bahwa tjara ini adalah lebih sederhana djika dibandingkan dengan tjara Langkah Dua dan praktis sekali untuk diintrodusir ke dalam Pabrik2 Gas jang kini masih menggunakan Oven Kamar Nor mal jang diperuntukkan mengkarbonisir „coking gascoal”, oleh karena tak membawa perobahan banjak.
VIII. Kesimpulan.
1. „Fundamental research work” jang dilakukan di Djerman Barat an tara bulan Nopember 1956 s/d April 1957, dibawah pimpinan Dr. Ing Kurt Baum selaku „consulting engineer” dan jang diikuti pula oleh kami selaku petugas Pemerintah dari Djanuari 1957 s/d April 1957. telah menjatakan dengan tidak ragu2, bahwa dengan Tjara Langkah Dua dari arang batu Sigihan, Ombilin dan Bukit Asam dapat dihasilkan: a. Kokas dalam bentuk briket jang dapat dipergunakan untuk
keperluan industri.
b. Gas jang dapat dipergunakan sehagai gas kota guna keperluan pemanasan, penerangan dan pendinginan, pun setelah diambil benzolnja.
c. Ter jang menghasilkan benzol dan sepantjaran, phenol dan se pantjaran, minjak naphta, naphtalin, minjak kreosot, antrasen sehagai bahan dasar untuk industri kimia dan ter padat jang di butuhkan sebagai bahan perekat dalam proses.
d. Air ammonia jang padat dipergunakan sehagai bahan dasar un tuk pembuatan ammonia keras atau untuk pembuatan ammo niumsulfat.
2. Pada „fundamental research work” tsb. diatas telah pula dikete mukan sebagai alternatif tjara lain untuk mengkarbonisir arang batu Ombilin dengan menghilangkan satu fase karbonisasi. Kita hanja ha rus mengingat kondisi dari oven jang tertentu jang memungkinkan terdjadinja ketjepatan kenaikan temperatur sebanjak 5°/min. Tjara karbonisasi tjepat ini dapat menghasilkan:
a. kokas bentuk biasa jang memenuhi sjarat sehagai kokas me tallurgi kelas pertama.
b. gas jang dapat dipergunakan sebagai gas kota guna keperluan pemanasan, penerangan dan pendinginan.
c. ter aromatis untuk keperluan seperti pada lc) d. air ammonia untuk keperluan seperti pada Id)
3. Dengan diketemukannja kedua tjara tsb. diatas, maka sudah sepan tasnjalah, djika kini kita mulai dengan pekerdjaan pelaksanaan dalam hubungan dengan pembinaan kekajaan alam Indonesia jang berupa arang batu. Perlu dikemukakan disini, bahwa pembuatan kokas berkwalitet tinggi dari arang batu Indonesia adalah suatu per soalan jang tidak dapat dipetjahkan dengan tegas sedjak tahun 1927, sampai research ini dilakuan 10)
4. Dalam usaha merealisasikan hasil2 research tsb. maka kita djangan melupakan pabrik2 gas jang kini masih berada ditangan OGEM jang sekarang dieksploitirnja sedemikian rupa, sehingga tidak mengun tungkan Negara sama sekali. Penjakit jang disebabkan oleh Pabrik2 Gas OGEM ini haruslah dihilangkan terlebih dahulu sebelum kita
meningkat kepada merealisasikan projek baru jang besar2
. jang ber sifat kommersiil.
5. Sebagai langkah pertama kami sarankan, agar utilisasi arang batu Om bilin dengan menggunakan tjara karbonisasi „langkah satu baru” dipraktekkan segera di Pabrik Gas Tjirebon untuk menggantikan oven retort jang lama dan suatu model „Demonstration Unit Coke/Gas/ Byproduct Plant” tjara tsb. dapat dipertimbangkan untuk didirikan di dekat Padang.
Guna merealisasikan „tjara langkah dua” jang paling tjotjok diguna kan dahulu arang batu Bukit Asam untuk suatu Model Demonstra tion Unit jang sebaiknja didirikan di Pedjompongan umpamanja, sehingga surplus gasnja dapat disalurkan ke Kotabaru Kebajoran. Dengan demikian pemberian gas ke kota tsb. tidak merupakan persoalan lagi.
6. Djika telah ternjata, bahwa kedua tjara tsb. dalam bentuk „Demonstration unit” memang sudah menjatakan hasil2 jang baik dengan diketahui pula penjakitnja2, baru langkah2 kita ditudjukan kepadapengluasan tjara2 tsb., ke Pabrik2 Gas jang masih menggunakan tjara lama atau untuk sekali gus mewudjudkan „coke/gas/byproduct plant” komersil dengan memperhitungkan akan kebutuhan kokas berkwali tet tinggi, baik untuk keperluan karbonisasi, maupun reduksi/pemanasan dan hasil tambahan jang lainnja.
7. Agar rentjana2 pelaksanaan research baru ini didjalankan dengan sisti matis dan planmatig, perlulah diadakan koordinasi oleh B.P.N. antara Direktorat Djendral Tenaga, Direktorat Pertambangan dan Direkto rat Perindustrian untuk menghindari terdjadinja rentjana2 paralel jang bersimpang siur. Haruslah diingat, bahwa tudjuan terachir ialah men tjapai tjara utilisasi kekajaan arang batu Indonesia setjara efficien jang memberi manfaat bagi ekonomi negara seluruhnja.
8. Keuntungan2 jang sudah njata dari penggunaan tjara2 baru jang di ketemukan itu dapatlah disingkatkan sbb.:
a. Arang batu dan kokas Luar negeri tidak diperlukan lagi, sehingga ini berarti penghematan devizen jang bukan lumajan dan disamping itu sudah dapat dibanggakan, bahwa harga gas dapat diturunkan, mengingat gas ini sekarang mendjadi hasil tambahan dan arang batu dalam negeri harganja pun lebih murah daripada arang batu Iuar negeri dalam rupiah.
b. Kekajaan alam Indonesia jang berupa arang batu dari berbagai kwalitet dapat dibina untuk mewudjudkan Industri Kokas dan Gas nasional jang berfaedah bagi Negara dan masjarakatnja. Su atu Industri Kimia berdasarkan atas derivat2 ter dan air ammo nia sebagai bahan pokok tidak akan merupakan lagi kemustahilan begitu pula insdustri besi dan badja modern didalam hal mana kokas memainkan peranan jang sangat penting.
1. TJONTOH :
2. KADAR AIR % SIGIHAN
16.8 3. FLOAT AND SINK TEST: Kadar berat Banjaknja
a) + 10 mm dalam % % Abu
timbang
— 1.25 5.5 3.0 1.25 — 1.30 86.4 3.1 1.30 — 1.35 5.1 6.4 1.35 — 1.40 1.3 15.0 1.40 — 1.45 0.3 20.5 1.45 — 1.50 0.7 29.4 1.50 — 1.60 0.5 41.0 1.60 0.2 84.0 Djumlah: 100.000 4.01 b) 10 0.5 mm: — 1.25 16.0 2.6 1.25 — 1.30 45.5 3.2 1.30 — 1.35 23.3 5.5 1.35 — 1.40 5.3 8.8 1.40 — 1.45 2.4 15.1 1.45 — 1.50 1.1 20.9 1.50 — 1.60 1.8 29.3 + 1.60 4.6 73.1 Djumlah 100.00 8.11 4578OMBILIN