• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

D. Pentingnya Metode Latihan Pembelajaran Baca Tulis al-

Dalam mempelajari Alquran, untuk mendapatkan penguasaan yang sempurna bagi peserta didik maka tidak dapat dipisahkan dengan proses pemberian latihan secara terpadu dan komprehensif bagi siswa/ warga belajar.

Penekanan-penekanan penting dalam memberikan latihan kepada siswa harus difokuskan pada:

1. Latihan membaca huruf hijaiyyah yang berjumlah 28 huruf. Sama seperti jika kita hendak belajar membaca bahasa indonesia. Karena jika siswa mengetahui dan bisa membaca 28 huruf hijaiyyah dengan benar, hal ini merupakan modal utama siswa untuk bisa membaca Alquran, karena isi Alquran adalah bacaan yang di dalamnya tersusun dari 28 huruf hijaiyyah.

2. Setelah faham dan mampu membaca huruf hijaiyyah dengan fasih, tahapan selanjutnya adalah latihan mengenali tanda baca, yaitu, fathah, kasrah, dan dhommah. Sama seperti belajar berbahasa indonesia, tiga tanda baca yang

disebutkan tadi mirip halnya dengan huruf vokal yang ada di bahasa indonesia.

3. Latihan menguasai atau paling tidak mengetahui mengenai isyarat baca di dalam Alquran. didalam tata cara membaca Alquran ada banyak isyarat tanda baca, seperti, Mad Arid Lissukun, Mad Wajib Muttasil, dll. Isyarat baca ini memang tidak sering muncul di dalam Alquran, frekuensi kemunculannya sedikit, namun hal ini penting diperhatikan dan dipelajari karena jika tidak kita belum bisa dikatakan fasih membaca Alquran kalau tidak memperhatikan isyarat baca ini.

4. Latihan yang ke-4 adalah latihan menguasai teknik membaca Alquran, seperti Idgham, Qalqolah, dll. Idgham adalah teknik membaca dengung, seperti halnya jika ada huruf hijaiyyah “nun” bertemu dengan “Mim”. Jika kita menemukan kalimat ini maka teknik membacanya harus dengung, dapat juga dikatakan Idgham Miimi.

5. Latihan terakhir adalah “praktek”. Seseorang tidak akan bisa membaca Alquran dengan fasih jika tidak pernah mempraktekkannya. Bacalah

Alquran secara rutin, sebelum waktu masuk subuh atau setelah maghrib adalah waktu yang bagus untuk membaca Alquran. Perlu diingat, jika kita masih belum fasih dalam membaca Alquran, ada baiknya jika ada yang membimbing anda selama kita membaca Alquran, agar jika ada kesalahan baca pendamping anda bisa membetulkan dan kita bisa langsung memperbaiki kesalahannya.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini bersipat kualitatif dengan metode analisis deskritif tang bertujuan memberikan gambaransecara sederhana tentang peningkatan kemampuan membaca Alquran pada siswa Sekolah Dasar Swasta Uminda Tanakaraeng melalui metode latihan.

B. Lokasi dan Objek Penelitian

Sekolah Dasar Swasta Uminda Tanakaraeng terletak di kecamatan Manuju kabupaten Gowa yang menjadi objek penelitian penulis dengan pertimbangan sebagai berikut:

1. Sekolah ini merupakan sebagian kecil dari sekolah dasar yang berstatus swasta yang memberikan layanan pendidikan dasar kepada masyarakat.

2. Lokasi penelitian yang mudah dijangkau oleh penulis sehingga memungkinkan untuk dilakukannya penelitian secara maksimal.

C. Variabel Penelitian

Dari judul penelitian penulis “Peningkatan kemampuan membaca Alquran melalui metode latihan pada siswa kelas IV sekolah dasar swasta Uminda kec. Manuju kab. Gowa” maka yang menjadi variabel penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan membaca Alquran pada siswa kelas IV di SD. Swasta Uminda Tanakaraeng sebagai variabel terikat.

27

2. Metode latihan dalam pembelajaran baca Alquran di SD. Swasta Uminda Tanakaraeng sebagai variabel bebas.

D. Definisi Operasional

Untuk memberikan pemahaman lebih jauh maka peneliti menguraikan defenisi operasional yang mengacu pada item penelitian sebagai berikut:

1. Peningkatan kemampuan membaca Alquran adalah proses perpindahan dari keadaan rendah ke tingkat yang lebih tinggi, dari keadaan yang kurang baik menjadi lebih baik dalam rangka menambah kecakapan yang dimiliki seseorang yang diperoleh dari pengalaman.

2. Metode latihan adalah cara atau langkah yang ditempuh untuk mendapatkan sesuatu melalui proses pembimbingan kepada peserta didik melalui kegiatan yang berulang-ulang/ pembiasaan.

Dari defenisi operasional di atas dapat diartikan secara umum bahwa

"Peningkatan Kemampuan Membaca Alquran Melalui Metode Latihan pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Uminda Tanakaraeng Kecamatan Manuju kabupaten Gowa” adalah usaha yang dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan membaca Alquran pada obyek penelitian yakni siswa kelas IV di sekolah dasar swasta Uminda dengan menggunakan metode latihan/ pembiasaan kepada siswa.

E. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Setiap kegiatan tidak terlepas dari keadaan subyek yang hendak dijadi-

kan sumber data tersebut tergantung pada masalah yang diteliti serta hipotesis yang diuji kebenarannya.

Untuk mengantar penulis kepada suatu permasalahan tehadap suatu obyek populasi peneliti dalam skripsi ini, terlebih penulis memberikan pengertian populasi berdasarkan rumusan para pakar sebagai berikut:

Surasmi, Arikunto mengemukakan bahwa populasi adalah keseluruhan obyek penelitian. Sedangkan populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel. Suharsimi Arikunto (1991: 81). Kemudian Nana Sudjana (1999: 120) memberikan defenisi tentang populasi yang berarti totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun kualitas daripada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya.

Dari pengertian lain juga dikemukakan oleh Hermin warsito (1992: 87) bahwa populasi adalah kumpulan unsur atau elemen yang menjadi obyek penelitian dari elemen populasi itu merupakan suatu analisis atau peristiwa.

Dari pengertian di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa populasi adalah keseluruhan dari sumber data yang menjadi obyek penelitian yang diperlukan mangenai sesuatu yang ada hubungannya dengan penelitian baik berupa benda, kejadian, manusia, nilai dan sebagainya.

Berdasarkan penelitian ini, maka populasi dalam penelitian ini adalah semua semua siswa kelas IV Sekolah Dasar Swasta Uminda Tanakaraeng beserta guru pendidikan agama Islam yang mengajarkan materi baca tulis Alquran. Oleh karena itu sehubungan dengan penelitian ini, maka kelompok

individu yang menjadi populasi penelitian ini adalah keseluruhan peserta didik yang ada di sekolah dasar swasta Uminda Tanakaraeng kecamatan Manuju yang duduk di bangku kelas IV dengan jumlah siswa sebanyak 20 orang.

TABLE 3.1

Jumlah Populasi Siswa Kelas IV SD. Swasta Uminda Tanakaraeng Tahun 2012/2013

No Jenis Kelamin Jumlah Siswa

1

Sumber Data: SD. Swasta Uminda Tanakaraeng Desa Tanakaraeng Kec.

Manuju 2. Sampel

Dalam menentukan besar kecilnya sampel yang diambil, dari berbagai literatur yang ada tidak ditentukan ketentuan mutlak suatu sampel. Pada umumnya dalam penelitian untuk menentukan besar kecilnya sampel yang akan diambil hanya atas dasar pertimbangan praktis dalam hal ini didasarkan bahwa peneliti mempunyai keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga serta kemampuan, sekaligus luasnya wilayah penyabaran populasi.

Untuk memperjelas pengertian sampel akan dikemukakan bebrapa pengertian sebagai berikut:

Suharsimi Arikunto, (1999: 109), mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Berdasarkan dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari obyek pendidikan yang akan diteliti mewakili populasi sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan.

Karena populasi dalam penelitian ini jumlahnya sedikit, maka penulis menggunakan semua populasi sebagai sampel pula. Dengan demikian yang menjadi sampel adalah keseluruhan siswa di kelas IV Sekolah Dasar Swasta Uminda Tanakaraeng kecamatan Manuju tahun ajaran 2012/2013.

Tabel 3.2.

Jumlah Sampel Siswa Kelas IV SD. Swasta Uminda Tanakaraeng Desa Tanakaraeng Kec. Manuju TahunAjaran 2012/2013

No Jenis Kelamin Jumlah Siswa

1 Laki-laki 18 Orang

2 Perempuan 12 Oramg

Jumlah 20 Orang

Sumber Data: SD. Swasta Swasta Uminda Tanakaraeng Desa Tanakaraeng Kec. Manuju

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan salah satu unsure yang sangat penting dalam penelitian karena berfungsi sebagai alat bantu agar kegiatan penelitian berjalan secara sistimatis dan terstruktur. Oleh karena itu untuk memperoleh data yang relevan dengan masalah yang akan diteliti maka instrument penelitian yang dianggap tepat untuk digunakan adalah pedoman wawancara dan angket.

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam upaya mengakuratkan data penelitian, penulis menggunakan instrumen pengumpulan data. Instrumen ini berfungsi sebagai alat atau sarana untuk memperoleh data dan informasi yang dapat dipertanggung jawabkankebenarannya. Instrumen pengumpulan data yang penulis maksudkan adalah alat untuk menyatakan kebenaran dan persentase dalam bentuk data kuantitatif.

Dalam mengadakan penelitian di Sekolah Dasar Swasta Uminda, penulis menggunakan instrumen pengumpulan data dalam bentuk observasi, wawancara, angket dan dokumentasi. Untuk mengumpulkan data di lapangan, penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek pelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Apabila objek penelitian bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam (kejadian-kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja dan penggunaan responden kecil.

2. Wawancara

Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.

3. Angket

Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna.

4. Dokumentasi

Dokumentasi ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian melalui dokumen-dokumen data yang relevan penelitian. Sumber data yang dipergunakan dalam penelitian ini dengan dua sumber yaitu:

a. Data primer, data yang dilumpulkan melalui wawancara dipergunakan untuk memperoleh imformasi dari siswa dan pembina mengenai peranan metode latihan dalam meningkatkan kemampuan

membaca dan menulis pada siswa kelas IV Sekolah Dasar Swasta Uminda .

b. Data sekunder, data yang diperoleh melalui referensi, dokumen, arsip-arsip yang ada di kantor Sekolah Dasar Swasta Uminda yang dianggap penting.

H. Teknik Analisis Data

Setelah penulis mengadakan penelitian, baik penelitian kepustakaan maupun penelitian lapangan, maka selanjutnya data tersebut diorganisir berdasarkan jenis data serta karakteristiknya, kemudian diolah dengan menganalisis data atau informasi yang diperoleh dilapangan dengan cara sebagai berikut:

1. Tekhnik Analisis kuantitatif

Penelitian ini menggunakan data dalam bentuk deskriptif kuantitatif, yakni data yang berupa angka-angka yang diperoleh dilapangan diolah dan dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

P = 100 N

F %

Dimana :

P = Angka persentase F = Frekuensi jawaban

N = Jumlah responden. Sudjana (2003 :49) 2. Tekhnik Analisis Kualitatif

Margono, (1997: 107), mengemukakan bahwa teknik kualitatif adalah cara atau prosedur analisis data yang bersifat monografis atau berwujud

kasus-kasus untuk menemukan kebenaran atau pengetahuan. Deskriftif kualitatif digunakan untuk mengolah dan menganalisis data yang berupa kata-kata atau kalimat yang diperoleh di lapangan yang merupakan jawaban dari permasalahan yang ada dalam penelitian ini untuk menyertai dan melengkapi gambaran yang diperoleh dari analisis data kuntitatif.

Di dalam mengelolah data ini penulis menggunakan metode sebagai berikut:

a. Metode induktif yakni penulis menganalisis data dari hal-hal yang bersifat khusus kemudian menarik kesimpulan umum.

b. Metode deduktif, yakni menganalisis permasalahan dari hal-hal yang bersifat umum kemudian menarik kesimpulan khusus.

c. Metode komparatif yakni penulis mengembangkan/mengemukakan beberapa masalah atau fakta, kemudian membandingkan antara satu dengan yang lainnya untuk mencari hubungan, persamaan serta perbedaan sehingga diambil kesimpulan yang dianggap baik dan representatif.

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Sekolah Dasar Swasta Uminda Tanakaraeng terletak di Desa tanah Karaeng kecamatan Manuju kabupaten Gowa dengan jarak sekitar 4 km dari ibukota kecamatan.

Sekolah Dasar ini didirikan pada tahun 2008 oleh keluarga besar K.H.Jamaluddin Amien.

Sekolah dasar Swasta Uminda Tanakaraeng adalah salah satu lembaga pendidikan dasar swasta yang ada di desa Tanakaraeng kecamatan Manuju dengan posisi yang starategis karena lokasinya yang relatif berjauhan dengan sekolah dasar lainnya, maka seiring dengan pertambahan jumlah penduduk, sekolah dasar ini mempunyai peranan penting dalam memberi bekal pendidikan dan dakwa kepada masyarakat di sekitarnya. Sekolah dasar swasta Uminda Tanakaraeng mempunyai infastruktur yang terdiri dari bangunan fisik gedung enam (6) lokal kelas, ruang perpustakaan dan kantor.

Sekolah Dasar Swasta Uminda Tanakaraeng memiliki 8 pembina yang kebanyakan tenaga Pembina di dalam masih berstatus guru tetap yayasan dan tenaga honorer. Pembina Sekolah Dasar Swasta Uminda tersebut sebagaimana tergambar dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.1.

Tenaga Pembina Sekolah Dasar Swasta Uminda

No Nama Pembina Jabatan Alamat

1. Sudirman,S.Pd.M.Pd Kepala Sekolah Sungguminasa

2. Abd.Hafid.S.Pd Guru kelas Makassar

3. Kasmawati.A.Ma Guru kelas Bissoloro

4. Arwati, S.Pd Guru kelas Tokka

5. Kartini.A.Ma Guru kelas Tokka

35

6. Nurhidayati,A.Ma Guru kelas Tokka

7. Rosminah.S.Pd Guru kelas Lemoa

8. Agustina,S.Ag Guru PAI Batunapara

Sumber: Data sekolah dasar Swasta Uminda Tanakaraeng Desa Tanakaraeng Kec.

Manuju 2013

Dalam menjalankan aktifitas mengajar di sekolah dasa, untuk menjamin kelancaran proses belajar mengajar maka dalam setiap tingkatan kelas ditangani langsung oleh seorang wali kelas. Wali-wali kelas tersebut bertanggungjawab menjalankan administrasi dan pembinaan di kelasnya masing-masing.Tugas wali kelas secara langsung membina perkembangan peserta didiknya setiap hah pada jam sekolah. Hal ini dimungkingkan adanya siswa yang tidak mengikuti pelajaran dengan maksimal.Tabel di bawah ini memberi gambaran imformasi tentang wali kelas di sekolah dasar Swasta Uminda untuk tahun pelajaran 2013/2014.

Tabel. 4.2.

Guru/wali kelas Sekolah Dasar Swasta Uminda

No. Nama Pembina Jabatan

1 Rosmina, S.Pd Wali kelas I

2 Kartini, A.Ma Wali kelas II

3 Nurhidayati, A.Ma Wali kelas III

4 Arwati, S.Pd Wali kelas IV

5 Kasmawati, A.Ma Wali kelas V

6 Abd. Hafid, S.Pd Wali kelas VI Sumber: Data sekolah dasar swasta UmindaTanakaraeng

Desa Tanakaraeng Kec. Manuju 2013

Untuk mendukung profesionalisme guru serta menjamin mutu peserta didik di sekolah dasar, dalam proses belajar mengajar mulai dari kelas I sampai kelas VI pada mata pelajaran tertentu bidang studi tersebut tidak diajarkan oleh wali kelasnya.

setiap kata dan tindakan, hams mempunyai makna dalam pembangunan karakter dan kecerdasang apabila hakekak ajaran itu diinterpretasikan dengan kebutuhan pembangunan dalam kontes kekinian dalam aplikasi utuh dan menyeluruh.

Metode latihan menyertakan segala kaitan, interaksi dan perbedaan yang memaksimalkan cara belajar yang berfokus pada hubungan yang dinamis dalam lingkungan kelas interaksi yang mendirikan landasan dan keranka untuk belajar yang diinterpertasi kedalam dunia pendidikan, ekonomi atau politik dalam suatu kerangka pembangunan untuk dijadikan landasan pendorong dan pengarah ketangguhan pribadi dalam peninkatan prestasi.

Metode latihan menawarkan suatu sintesis dari hal-hal yang kita butuhkan sebagai cara-cara baru untuk memaksimalkan dampak usaha pengajaran melalui usaha melalui perkembangan hubungan pengubahan belajar dan penyempurnaan hasil belajar.

Belajar adalah istilah kunci yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, Sehingga tanpa belajar sesungguhnya tak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses belajar selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya kependidikan. Diperlukan adanya usaha nyata demi tercapainya pemahaman yang lebih luas dan mendalam mengenai proses perubahan manusia ke arah yang lebih baik. dengan kata lain bahwa pemberdayaan potensi belajar siswa perlu dimaksimalkan.

pemahaman, wawasan, penerapan metode yang mengadopsi metode latihan membaca dan menulis Al-quran. Pertanyaan penulis berfokus pada pengetahuan dan dan sumber informasi yang didapatkan oleh guru tentang metode latihan dalam mempelajari baca tulis Al-quran. Hasil wawancara penulis tergambar pernyataan guru Sekolah Dasar berikut ini:

Agustina (guru PAI) mengemukakan bahwa dalam pelaksaan proses belajar mengajar khususnya dalam mengajarkan anak-anak membaca Al-quran dengan metode latihan. Menurutnya metode latihan sangat efektif karena dengan metode ini dapat langsung menyentuh kepentingan siswa dalam belajar. Dari penerapan metode latihan dengan menggunakan metode IQRA sebanyak 16 orang siswa (80%) dapat meningkat kemampuan membacanya dengan sangat pesat, sementara 4 orang sisanya (20%) mengalami peningkatan sedang dan butuh pengulangan beberapa kali latihan. (Wawancara pada tanggal 21 Oktober 2013 di SD Swasta Uminda Tanakaraeng)

Pemberdayaan potensi belajar siswa sesungguhnya diharapkan melahirkan perubahan. Kemampuan untuk berubah inilah yang merupakan batasan dan makna yang terkandung dalam belajar. Kemampuan untuk berubah dari individu siswa secara khusus merupakan tali perekat untuk memfungsikan dan mendayagunakan kemampuan dasar belajar ke arah kebebasan dari kemandekan fungsi sebagai cikal bakal" khalifah di bumi" di mana ia dapat bebas mengeksplorasi, memilih dan menetapkan keputusan-keputusan penting dalam aktivitas belajarnya.

meningkatkan nilai, meningkatkan rasa percaya diri, meningkatkan harga diri, dan melanjutkan penggunaan keterampilan.

Potensi belajar siswa khususnya pada belajar baca tulis Al-quran dalam perspektif keagamaan, dapat dikemukakan bahwa belajar kewajiban bag! setiap muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat kehidupannya menuju kepada fluktuasi iman. Peningkatan taraf hidup dan proses perubahan yang signifikan ke arah yang lebih baik. Kecerdasan spiritual atau spiritual quotient yang tertuang dalam ajaran Islam dikukuhkan oleh Allah sebagai suatu jaminan eksistensi hidup manusia.

Lebih jelasnya dalam Alquran surah al-Mujadilah {58}: 11

Terjemahnya :

"Niscaya Allah akan meningglkan beberapa derajat kepada orang-orang beriman dan berilmu". (Depag Rl: 2011)

Ilmu dalam hal ini tentu saja harus berupa pengetahuan yang relevan dengan tuntunan zaman dan bermanfaat bagi kehidupan manusia. Dengan demikian bahwa metode latihan dalam mempelajari Alquran secara khusus memiliki peranan penting dalam pemberdayaan potensi belajar siswa. Dari adanya pengajaran dan pembelajaran yang menarik akan membawa motivasi tertinggi bagi seorang siswa untuk tampil dengan pemberdayaan potensi dirinya sebagai insan pilihan Allah untuk menebar maslahat di persada bumi dengan kemurniaan dan ketulusan nuraninya.

motivasi belajar siswa. Kesadaran seseorang siswa bahwa pemberdayaan potensi belajar siswa yang idealnya ditandai munculnya semangat dan motivasi baru yang positif.. Umumnya siswa mengalami penigkatan motivasi dan minat belajar melalui metode IQRA yang kami Pembina terapkan pada pelajaran membaca Alquran. Siswa yang dibekali oleh motivasi tulus dalam belajar sebagai buah penempatan kecerdasan emosi dalam belajar, sebagai pengantar untuk mengarahkan potensi belajar siswa tersalurkan ke sisi hidup yang positif. Metode latihan ternyata mutlak dibutuhkan dalam meningkatkan kemampuan baca tulis Alquran. (Wawancara pada tanggal 24 Oktober 2013 di SD Swasta Uminda Tanakaraeng)

Dalam mengembang visi dan misi pendidikan yang berciri khas pendidikan agama Islam, lebih jauh dijelaskan oleh salah seorang pembina Sekolah Dasar mengemukakan bahwa Sekolah Dasar Swasta Uminda Tanakaraeng Desa Tanakaraeng Kec. Manuju Kab. Gowa sebagai suatu lembaga pendidikan yang bernaung di bawah kementerian pendidikan dan kebudayaan dalam mengembangkan visi dan misinya tidak terlepas dari nilai-nilai luhur agama yang tertuang dalam Alquran dan Hadits Rasulullah saw, yang merupakan titik tolak utama dalam mendapatkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Sebagai lembaga pendidikan yang bernuansa Islam, maka dalam mengembangkan pendidikan kepada masyarakat luas.

Menurut Sudirman, urgensi penerapan metode latihan di Sekolah Dasar Swasta Uminda juga memberikan dukungan dan motivasi yang dapat

sumber daya manusia yang handal di bidang keagamaan, melalui pembalajaran Al-quran menciptakan manusia yang memiliki Iman yang kokoh dengan memberikan pemahaman terhadap Alquran pada anak. (Wawancara pada tanggal 4 November 2013 di SD Swasta Uminda Tanakaraeng)

Dapat disimpulkan bahwa adanya sinergi metode latihan belajar baca tulis Al-quran dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca dan menulis Al-quran. Maka perlu kolaborasi kecerdasan siswa yang bersipat praktikal yang dapat memberdayakan potensi belajar siswa dalam membentuk siswa yang berjiwa paripurna dalam meningkatkan puncak prestasinya.

C. Hubungan Metode Latihan dengan Kemampuan baca tulis Al-quran di SD Uminda Tanakaraeng

Belajar hendaknya menjadi prioritas dengan suatu motivasi prestasi belajar bagi siswa. Prestasi belajar dalam tujuan jangka pendek dan juga tidak mengabaikan tujuan jangka panjangnya. Metode latihan baca tulis Alquran hendaknya mampu mengantarkan siswa pada kemampuan baca tulis Alquran.

depan yakni belajar dengan mengantisipasi masa realitas.

Dalam era globlisasi diperlukan adanya metode yang dapat mengantarkan siswa pada kemampuan praktis yang mengacu pada reorientasi pendidikan sebagai adaptasi terhadap perubahan-perubahan yang kian kompleks.

Perlu adanya keterbukaan dan kelenturan dalam pimikiran serta kemampuan memecahkan masalah-masalah non-rutin secara kreatif dan kritis. Dalam hal ini kemampuan baca tulis Alquran, Khusus dalam term penelitian ini di Sekolah

latihan dalam pencapaian kemampuan baca tulis Al-quran para siswa.

Kemampuan baca tulis Alquran dapat tercapai dengan mudah apabila ada singkronisasi antara penerapan metode yang tepat dalam hal ini metode latihan dalam pengajaran yang menyenangkan bagi siswa. Karena adanya keterkaitan dan hubungan yang erat antara keduanya, maka satu di antara dua hal tersebut tidak bisa dipisahkan.

Perlu disadari bahwa hubungan metode latihan dengan kemampuan baca tulis Alquran bila tidak diseimbangkan atau dihilangkan salah satunya. Hal ini akan memunculkan kemungkinan bila tidak ada keseimbangan akan berpengaruh dengan penurunan prestasi anak didik karena mereka akan merasa jenuh dalam penerimaan mata pelajaran dari dari guru sebagai tenaga pendidik. Boleh jadi bila hal ini tidak ditangani akan merupakan penyia-nyiaan potensi intelektual yang unggul.

Sekolah Dasar Swasta Uminda Tanakaraeng sebagai lembaga pendidikan formal yang dalam aplikasi proses belajar mengajar sering mengadopsi penerapan sistim metode latihan hams menampilkan upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan baca tulis Alquran bagi peserta didik. Tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program pengajaran adalah sebuah academic performance

Sekolah Dasar Swasta Uminda Tanakaraeng sebagai lembaga pendidikan formal yang dalam aplikasi proses belajar mengajar sering mengadopsi penerapan sistim metode latihan hams menampilkan upaya-upaya untuk meningkatkan kemampuan baca tulis Alquran bagi peserta didik. Tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program pengajaran adalah sebuah academic performance

Dokumen terkait