• Tidak ada hasil yang ditemukan

PentingnyaB danB ManfaatB HubunganB InterpersonalB dalamB LingkunganBKerjaB

D. ManfaatBPenelitianB 1.Manfaat Teoretis

2. PentingnyaB danB ManfaatB HubunganB InterpersonalB dalamB LingkunganBKerjaB

Secara umum, hubungan interpersonal penting dalam suatu lingkungan kerja hal ini dikarenakan dapat meningkatkan produktivitas kerja personil dalam organisasi tersebut (Haryani, 1995). Manfaat dari hubungan antar pribadi yang baik pada suatu lingkungan kerja adalah setiap masalah dapat diselesaikan dengan penuh kekeluargaan, adanya saling menghargai dan percaya antar karyawan (Robbins, 1999). Senada dengan pendapat para ahli diatas, Jhonson (1993) berpendapat bahwa manfaat yang didapat dengan melakukan hubungan interpersonal adalah untuk menghindari kesepian, dapat juga menstimulasi rasa aman, memahami diri dan meningkatkan keberhargaan diri.

Menurut Saydam (1996) manfaat yang timbul bila adanya hubungan yang baik antar karyawan antara lain :

a. Tidak terdapat konflik antar karyawan.

b. Setiap karyawan bersemangat dan bergairah dalam menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tugasnya.

c. Memberikan hasil yang terbaik bagi proses berikutnya untuk dikerjakan oleh unit kerja yang lain.

d. Setiap masalah dapat diselesaikan dengan penuh kekeluargaan.

e. Tercipta suasana santai dan keakraban, bukan suasana mencekam penuh ancaman.

f. Adanya saling menghargai dan percaya antar karyawan.

3. Faktor-faktorByangBMempengaruhiBHubunganBInterpersonalB Menurut Suranto (2005) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi hubungan interpersonal adalah:

a. Toleransi

Toleransi timbul karena adanya masing-masing pihak untuk menghargai dan menghormati perasaan pihak lain. Toleransi menjadi faktor yang mampengaruhi hubungan interpersonal karena dengan mengembangkan sikap toleran atau tenggang rasa, maka seandainya timbul perbedaan kepentingan kedua belah pihak dapat saling menghargai, sehingga perbedaan kepentingan itu tidak berkembang sebagai kendala untuk bersama.

b. Kesempatan-kesempatan yang seimbang

Rasa memperoleh keadilan dari interaksi akan menentukan kadar hubungan interpersonal. Ketika seseorang memperoleh kesempatan yang seimbang dan peluang yang adil,

maka akan mendorong orang tersebut untuk mempertahankan kebersamaan.

c. Sikap menghargai orang lain

Sikap ini menghendaki adanya pemahaman bahwa setiap orang itu memiliki martabat. Sikap yang baik untuk mendukung kadar hubungan interpersonal adalah sikap menghargai martabat dan keberadaan orang lain dalam lingkungannya.

d. Sikap mendukung bukan bertahan

Sikap mendukung yang dimaksud adalah sikap sportif yang berarti memberikan persetujuan terhadap orang lain. Sedangkan sikap bertahan, berawal dari adanya perbedaan pendapat. Apabila dua orang saling bertahan apalagi salah satu pihak terang-terangan menyerang pertahanan orang lain, maka ada kemungkinan hubungan tersebut menjadi renggang.

e. Sikap terbuka

Sikap terbuka adalah sikap untuk membuka diri, mengatakan tentang keadaan dirinya secara terbuka dan apa adanya. Keterbukaan dalam berhubungan akan menghilangkan kesalahpahaman dan kecurangan.

f. Pemilikan bersama atas informasi

Pemilikan bersama atas informasi dapat dilihat dari aspek keluasan dan kedalaman. Keluasan menunjukkan variasi topik. Kedalaman menunjukkan keintiman apa yang dikomunikasikan.

g. Kepercayaan

Kepercayaan adalah perasaan bahwa tidak ada bahaya dari orang lain dalam suatu hubungan. Kepercayaan berkaitan dengan memprediksi bahwa seseorang tidak akan mengkhianati dan dapat bekerjasama dengan baik, maka kepercayaan kita pada orang tersebut lebih besar.

h. Keakraban

Keakraban merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang, kedekatan, dan kehangatan. Hubungan interpersonal akan terpelihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat keakraban yang diperlukan.

i. Kesejajaran bagi kedua belah pihak

Kesejajaran yang dimaksud adalah tidak ada satu pihak yang mendominasi pihak lain. Kesejajaran merupakan perekat terpeliharanya hubungan interpersonal yang harmonis, karena dalam kesejajaran itu akan dijunjung tinggi sikap keadilan dari kedua belah pihak.

j. Kontrol atau pengawasan

Perlu diberlakukan kontrol maupun pengawasan supaya hubungan interpersonal terjaga dengan baik. Seseorang akan merasa tidak nyaman jika tidak ada kontrol di kehidupan privasinya.

k. Respon

Respon yaitu ketepatan dalam memberikan tanggapan. Terkadang penurunan kadar hubungan interpersonal terjadi jika respon yang diberikan tidak tepat atau tidak sesuai dengan harapan. l. Suasana emosional

Keserasian suasana emosional ketika komunikasi sedang berlangsung, ditunjukkan dengan ekspresi yang relevan dan mendukung.

4. ProsesBTerjadinyaBHubunganBInterpersonalB

Menurut Wisnuwardhani (2012) hubungan interpersonal akan diawali dengan atraksi interpersonal (interpersonal attraction). Saat berkenalan dengan orang lain, individu sedang melakukan penilaian mengenai kesesuaian terhadap orang lain. Penilaian terhadap orang lain dapat diekspresikan dalam beberapa dimensi yaitu strong liking, mild liking, neutral, mild dislike, strong dislike (Baron, Byrne, & Branscombe, 2006).

Menurut pendapat Knapp dan Vangelisti (1992), hubungan interpersonal pada dasarnya bersifat sekuensial, yaitu suatu proses yang mengikuti tahap yang berurutan. Intinya adalah manusia tidak langsung menjadi teman akrab setelah pertemuan. Keakraban antara seseorang dengan orang lain akan berlangsung secara bertahap. Perpindahan tahapan tersebut akan bersifat maju mapun mundur.

Artinya bahwa seseorang yang sebelumnya hanya berkenalan dapat menjadi teman akrab dan dapat terjadi sebaliknya. Hal senada juga dituturkan oleh Devito (2003) yang mengatakan bahwa sebuah hubungan pertemanan akan tercipta bila individu yang terlibat mematuhi aturan-aturan yang sudah disepakati bersama. Jika aturan tersebut dilanggar, maka hubungan yang sudah terjalin akan memudar. Devito (2003) memaparkan bahwa ada enam tahap yang merupakan model standard dari berkembangnya hubungan interpersonal. Tahapan-tahapan yang dimaksud antara lain:

a. Tahap kontak

Tahap pertama adalah terjadinya persepsi dimana seseorang dapat melihat, mendengar, atau membaui orang lain. Penampilan fisik menjadi sangat penting karena hal tersebut paling mudah untuk diamati. Pada tahap ini mendorong seseorang untuk memutuskan apakah ingin tetap berada dalam tahap ini, maksudanya bahwa seseorang hanya sebatas perkenalan saja, atau bahkan keluar dari hubungan tersebut, maupun sebaliknya ingin meneruskan ke tahap selanjutnya.

b. Tahap keterlibatan (involvement)

Tahap yang kedua adalah tahap pengenalan lebih lanjut ketika seseorang memutuskan untuk lebih mengenal orang lain. Tahap ini terjadi karena ada daya tarik untuk mengenal lebih jauh orang tersebut. Bisa salah satu yang aktif untuk membuka diri,

bisa juga kedua belah pihak sama-sama saling membuka diri untuk mengenal lebih jauh. Pada tahap ini orang mulai melakukan kegiatan-kegiatan bersama untuk meyakinkan diri tentang kualitas hubungan masing-masing.

c. Tahap keakraban (intimacy)

Pada tahap ini, orang lebih mengikat diri dengan orang lain (komitmen interpersonal). Masing-masing berusaha mempertahankan hubungannya agar selalu terjalin dengan baik sehingga terbentuklah pertalian (ikatan sosial) satu dengan yang lain. Pada hubungan pertemanan mereka akan membentuk ikatan persahabatan yang semakin kuat.

d. Tahap pemudaran (deteriotation)

Pada tahap ini ditandai dengan adanya ikatan yang semakin melemah diantara kedua belah pihak. Waktu yang dilalui bersama semakin sedikit dan adakalanya saat mereka saling bertemu hanya berdiam diri atau malah terjadi konflik pada hubungan tersebut.

e. Tahap Pemulihan (repair)

Pada tahap ini, masing-masing pihak dapat melakukan usaha pemulihan agar hubungan dapat membaik seperti semula. Usaha pemulihan atau perbaikan dapat dilakukan diri sendiri dan selanjutnya ditujukan untuk memperbaiki hubungan dengan orang lain. Kedua belah pihak juga dapat secara versama-sama

melakukan perbaikan untuk jalinan hubungannya. Usaha ini dapat berhasil dan juga gagal. Bila usaha ini berhasil, maka hubungan akan kembali ke tahap keakraban. Sebaliknya, bila hubungan gagal maka hubungan akan masuk ke tahap pemutusan.

f. Tahap pemutusan (dissolution)

Tahap pemutusan merupakan pemutusan hubungan diantara kedua belah pihak. Pemutusan hubungan diawali dengan perpisahan dengan orang yang saling memiliki hubungan, semisal ikatan pertemanan maupun ikatan percintaan. Tidak menutup kemungkinan bahwa seseorang yang telah memutuskan untuk berpisah dapat membina hubungannya kembali dengan orang yang sama dan menjalani siklus seperti sebelumnya.

5. EfekBHubunganBInterpersonalBpadaBPekerjaanBB

Hubungan interpersonal tidak selalu stabil. Walaupun pada awal perkembangannya sebuah hubungan berjalan stabil namun pada tahap berikutnya dapat saja mengalami goncangan. Penyebab memburuknya sebuah hubungan interpersonal sangatlah beragam. Berikut ini akan dijelaskan mengenai dampak positif dan negatif dari terjadinya hubungan interpersonal. B

a. EfekBPositifBdariBHubunganBInterpersonalByangBTinggiB

Menurut Allport (dalam Schultz, 1993) dampak positif dari hubungan interpersonal adalah seseorang akan mengalami perluasan

diri, dengan kata lain mampu mengembangkan potensi diri secara luas, selalu akan menciptakan hubungan yang hangat dengan rekan kerjanya, serta saat tidak sejalan dengan rekan kerjanya, individu tersebut mampu mengontrol emosinya dengan baik. Selain itu antusias pada pekerjaan atau tugas-tugas yang sekiranya membutuhkan kerjasama dengan orang lain.

Devito (2003) mengemukakan bahwa beberapa dampak positif seseorang membina hubungan interpersonal dengan rekan kerjanya antara lain mengurangi kesepian di tempat kerjanya, mendapat kesenangan saat menjalin hubungan dengan rekan kerjanya, serta menimbulkan rasa nyaman dan percaya diri di tempat kerja. B

b. EfekBNegatifBdariBHubunganBInterpersonalByangBRendahB

Menurut Madjid (dalam Bastaman, 1996) seseorang yang memiliki hubungan interpersonal yang rendah akan menjadi sosok egois dan individualisme dengan kata lain gaya hidupnya akan berpusat pada diri sendiri, dan mengabaikan rekan kerja yang ada di sekelilingnya.

Menurut Suranto (2011) dampak negatif dari hubungan interpersonal dengan rekan kerja adalah :

1) Kompetisi

Yang dimaksud dengan kompetisi adalah adanya persaingan yang tidak sehat di tempat kerja, dimana salah satu pihak berusaha memperoleh keuntungan dengan mengorbankan orang lain.

2) Dominasi

Yang dimaksud dengan dominasi adalah dimana individu berusaha mengendalikan rekan kerjanya sehingga orang tersebut merasakan hak-haknya dilanggar. Contohnya seperti seseorang merasa posisinya tidak kuat dalam suatu perusahaan karena terlalu sering diatur dan didikte oleh rekan kerjanya maka akan timbul keberanian pada dirinya untuk memutuskan hubungannya dengan rekan kerjanya.

3) Saling menyalahkan

Yang dimaksud dengan saling menyalahkan adalah individu berusaha menyalahkan rekan kerjanya dan saling mengklaim kebenaran diri sendiri .

4) Meremehkan

Yang dimaksud dengan meremehkan jika individu terus menerus berbuat sesuatu yang menyinggung perasaan rekan kerjanya.

5) Perbedaan Nilai

Yang dimaksud dengan perbedaan nilai adalah kedua belah pihak tidak lagi sepakat tentang nilai-nilai yang mereka anut. Apabila kedua belah pihak lebih memilih mempertahankan nilai-nilai pribadinya dan mengesampingkan kebersamaan maka hal ini dapat memicu disharmonisasi dan pecahnya kerjasama dalam pekerjaan.

B

6. IndikatorBMunculnyaBHubunganBInterpersonalB

Menurut Robbins (1999) yang menjadikan indikator dari munculnya hubungan interpersonal antar individu antara lain :

a. Sikap untuk saling menghargai

Adanya sikap saling menghargai satu dengan yang lain akan menimbulkan sikap akrab sehingga muncul hubungan interpersonal antar individu.

b. Loyal dan toleran antara satu dengan yang lain

Sikap toleransi dan loyal antar individu diperlukan dalam suatu organisasi untuk menjaga keutuhan dalam organisasi tersebut.

c. Adanya sikap terbuka antar individu

Artinya bahwa sikap untuk terbuka pada kritikan dan saran dari rekan maupun saling bercerita satu dengan yang lainnya.

d. Adanya keakraban satu dengan yang lain

Antar individu sudah saling mengenal dan mengerti satu dengan yang lainnya.

Menurut Calhoun dan Acocella (1995) indikator dari hubungan interpersonal adalah :

a. Kepercayaan

Kepercayaan yang didasari oleh adanya keberanian untuk saling memberi dan menerima diantara orang yang terlihat dalam proses komunikasi atau hubungan. Unsur percaya terdiri dari sikap menerima yakni kemampuan berhubungandengan orang lain tanpa menilai dan tanpa berusaha untuk mengendalikan.

b. Timbulnya sikap suportif

Sikap supportif yaitu sikap yang mengurangi sikap defensif dalam komunikasi dengan kata lain sikap membangun hubungan, bukan sikap mempertahankan diri.

c. Adanya sikap terbuka antar individu

Sikap terbuka yaitu berkenaan dengan menilai pesan secara obyektif dengan menggunakan data dan keajegan logika.

Sedangkan menurut Suranto (2011) indikator dari hubungan interpersonal antara lain :

a. Adanya sikap keakraban satu dengan yang lainnya

Artinya bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan interpersonal saling mengenal secara dekat.

b. Adanya sikap saling memerlukan satu dengan yang lain

Hubungan interpersonal diwarnai oleh pola hubungan saling memerlukan satu dengan yang lain. Kedua belah pihak saling memerlukan kehadiran seorang rekan untuk berinteraksi. c. Sikap keterbukaan antar individu

Artinya bahwa sikap untuk mau saling terbuka akan kritikan dari rekan maupun saling bercerita satu dengan yang lainnya. Diharapkan dengan adanya sikap terbuka meminimalisir adanya sikap saling tertutup antar satu dengan yang lain.

d. Timbul sikap kerjasama antar individu

Kerjasama akan timbul jika setiap orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti menggunakan indikator hubungan interpersonal dari teori Suranto (2011), antara lain adanya sikap keakraban satu dengan yang lainnya, adanya sikap saling memerlukan satu dengan yang lain, sikap keterbukaan antar individu, dan timbul sikap kerjasama antar individu. Peneliti menggunakan indikator dari Suranto

dikarenakan aspek-aspek tersebut sesuai konteks dan dapat diaplikasikan pada sales promotion girl di CV APAPUN Media Komunika.

B. Sales Promotion

Dokumen terkait