• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi deskriptif mengenai hubungan interpersonal pada Sales Promotion Girl (SPG) di CV Apapun Media Komunika, Yogyakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi deskriptif mengenai hubungan interpersonal pada Sales Promotion Girl (SPG) di CV Apapun Media Komunika, Yogyakarta."

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI HUBUNGAN INTERPERSONAL PADA SALES PROMOTION GIRL (SPG) DI CV APAPUN MEDIA

KOMUNIKA, YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh : Yohana Y. Sihombing NIM : 069114074

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

Setiap hiiup orang, pasti penuh iengan perjuangan..

Jangan pernah kau hina ian kau sesali

Tiap perjuangan yang telah kau lakukan!!

(5)

v

Aku Persembahkan

Untuk alm. Opung Doli,

Ini untukmu pung..seperti janjiku..

Untuk Papap dan Mamam tercinta,

Terimakasih pap,, mam.. untuk setiap keringat

yang telah kalian berikan untukku.

Untuk Adikku Lino tersayang,

Untuk rekan rekan di APAPUN Office

Untuk Kekasihku Jian,

Untuk sahabat-sahabat yang selalu mendukungku..

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.

Yogyakarta, 31 Juli 2013 Penulis,

(7)

vii

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI HUBUNGAN INTERPERSONAL PADA SALES PROMOTION GIRL (SPG) DI CV APAPUN MEDIA

KOMUNIKA, YOGYAKARTA

Yohana Yuliastuty Sihombing

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran yang lebih lengkap mengenai hubungan interpersonal yang ada di CV APAPUN Media Komunika.

Subyek yang digunakan pada penelitian ini adalah sales promotion girl event yang memiliki masa kerja lebih dari 1 tahun di CV APAPUN Media Komunika. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu sampel diambil dari populasi sesuai dengan tujuan penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan metode skala yaitu skala hubungan interpersonal yang disusun berdasarkan indikator-indikator hubungan interpersonal yang dikemukakan oleh Suranto (2011) yaitu; timbulnya keakraban, saling memerlukan satu dengan yang lainnya, sikap keterbukaan, dan kerjasama antar individu. Hasil analisis validitas skala hubungan interpersonal menunjukkan bahwa dari 40 butir aitem yang diujicobakan, terdapat 3 aitem yang gugur. Koefisien korelasi aitem bergerak dari 0,327 ≤ rxy ≤ 0,648 dan koefisien reliabilitas alpha cronbach (α) sebesar 0,899.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sales promotion girl di CV APAPUN Media Komunika memiliki kualitas hubungan interpersonal yang tinggi. Selain itu, ditemukan bahwa sebagian besar sales promotion girl yang ada di CV APAPUN Media Komunika memiliki status belum menikah. Hal ini di dukung oleh temuan hasil profil responden yang menyatakan bahwa 49 % adalah mahasiswa dan berumur 21-26 tahun dengan persentase 66 %.

(8)

viii

A DESCRIPTIVE STUDY ABOUT THE INTERPERSONAL RELATIONSHIP Of SALES PROMOTION GIRL (SPG) In CV APAPUN

MEDIA KOMUNIKA, YOGYAKARTA

Yohana Yuliastuty Sihombing

ABSTRACT

This study aims to determine a more complete picture of the interpersonal relationships of Sales Promotion Girl (SPG) at CV APAPUN Media Komunika.

The subjects are the sales promotion girl event that has more than 1 year experience in APAPUN Media Komunika. This Study is using purposive sampling that samples taken from the population according to the research objectives. Data collected by the scale method scales interpersonal relationship which is based on the indicators proposed by the interpersonal relationships Suranto (2011), namely: the emergence of familiarity, each requiring one to another, an attitude of openness, and cooperation among individuals. Validity of the results of the analysis indicate that the interpersonal relationship scale of 40 points items tested, there were 3 items fall. Correlation coefficient between of 0.327 ≤ rxy ≤ 0.648 and Cronbach alpha reliability coefficient (α) of 0.899.

The results of this study it can be concluded that the sales promotion girl at CV APAPUN Media Komunika has a high quality of interpersonal relationships. In addition, it was found that most of the existing sales promotion girl at CV APAPUN Media Komunika unmarried status. It is supported by the findings of the profile of respondents who stated that 49% are students aged 21-26 years and with the percentage of 66%.

(9)

ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Yohana Yuliastuty Sihombing

NIM : 069114074

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI HUBUNGAN INTERPERSONAL PADA SALES PROMOTION GIRL (SPG) DI CV APAPUN MEDIA

KOMUNIKA, YOGYAKARTA

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 31 Juli 2013

Penulis,

(10)

x

KATA PENGANTAR

Pujian dan rasa syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yesus Kristus atas penyertaan dan anugerah yang diberikan selama pengerjaan skripsi ini. Penulis menyadari banyak orang yang telah menjadi inspirasi dan penyemangat yang luar biasa. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih pada beberapa orang tersebut, antara lain :

1. Ibu Dewi Soerna Anggraeni M. Psi. selaku dosen pembimbing skripsi dan Wakaprodi atas pengertian untuk waktu, tenaga, pembelajaran dan doanya selama pengerjaan skripsi. Terimakasih ibu telah menjadi salah satu semangatku saat aku mulai menyerah.

2. Bapak C. Siswa Widyatmoko M.Psi. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Dr. T. Priyo Widiyanto M.Si selaku Wakil Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Ratri Sunar Astuti S.Psi., M.Si selaku Kaprodi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terimakasih bu, untuk segala doa dan kemudahan yang telah diberikan.

(11)

xi

6. Segenap Staf Fakultas, mas Gandung, mas Doni, bu Nanik, Mas Muji, dan pak Gi yang memberikan kemudahan dalam segala urusan perkuliahan selama ini.

7. Papap dan Mamam tercinta… terimakasih untuk dukungan dan selalu menyemangati aku untuk melanjutkan perkuliahanku. Spesial buat mamam, terimakasih mam, Kamu segalanya buatku dan saat senang maupun saat hidup ini terasa sangat berat dan lelah, mamam selalu memberikan ekstra dukungannya agar ku tetap tegar dan kuat. Mamam tutik akan selalu menjadi “mbok metal” ku.

8. Adikku Lino tersayang yang sekarang berumur 6 tahun, terimakasih Dek Lino telah jadi pelengkap yang indah untuk hidup Kak Jo. Setiap hari selalu ada senyum untuk Kakak saat Kak Jo mulai lelah. Terimakasih pengertiannya sudah mau Kakak ajak senang maupun susah. Kakak berjanji akan selalu menjaga dan berusaha membuat Dek Lino dan Mamam senang.

9. Untuk “bos gank” ernest ananta, rekan-rekan fasilitator dan teknis di Nuri Adventuria, terimakasih untuk dukungannya sampai hari ini. Untuk Asoy dan Mas Ernest, terimakasih untuk bantuannya yang dadakan beberapa hari yang lalu. Jasa kalian akan selalu aku ingat. Spesial buat “bos gank” Ernest ananta terimakasih mas, telah dipercaya untuk ikut dalam event-event outbond di Nuri Adventuria selama ini sehingga “dapur” ku masih

(12)

xii

10. Rekan-rekan di Event Organizer APAPUN Media Komunika, terimakasih sekali untuk kesempatannya belajar di EO APAPUN. Selalu ada hal yang baru dan keceriaan untuk aku tiap hari. Terimakasih juga untuk support dan izinnya dalam pengambilan data SPG event di EO APAPUN sehingga proses pengerjaan skripsi berjalan dengan lancar. Terimakasih juga untuk kepercayaannya hampir 4 tahun ini, aku boleh belajar, berkembang, berdinamika dan mengais rejeki di EO APAPUN. Spesial untuk Mas Wahyu, Uncle Sam, Nyoppy, Sableh, Komet.. thx guys for ur support.. 11. Buat teman-teman angkatan 2006, terimakasih untuk warna hidup yang

kalian berikan untukku. Mari kita berjuang kawan.

12. Pada rekan-rekan bikers 150 Unlimited Riders Community, terimakasih untuk keceriaannya dalam bentuk apapun yang membuat aku nyaman bersama kalian.

13. Jian Andhika Pratama, yang sekarang sering aku sebut “hubby”. Aku ingin mengucapkan banyak terimakasih untuk waktu dan tenaga yang telah diberikan. Meski dengan keterbatasanku, berbalut kekuranganku, aku juga ingin mengucapkan terimakasih untuk tetap berjuang dan bertahan selama ini, sesulit apapun jalan yang pernah kita lewati. Semoga “garis finish” yang kita tuju sama.

Yogyakarta, 19 Juni 2013 Hormat saya,

(13)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………..… i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING …... ii

HALAMAN PENGESAHAN ……… iii

HALAMAN MOTTO ………...………..…… iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ………....…… v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..……… vi

ABSTRAK ……….…. vii

ABSTRACT ……… viii

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ………... ix

KATA PENGANTAR ……… x

DAFTAR ISI ………... xiii

DAFTAR TABEL ….………..……… xvi

BAB I PENDAHULUAN ………..………. 1

A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Rumusan Masalah ……….. 8

C. Tujuan Penelitian ……….. 9

D. Manfaat Penelitian ……… 9

1. Manfaat Teoretis ………. . 9

(14)

xiv

BAB II LANDASAN TEORI ……… 11

A. Hubungan Interpersonal ……….. 11

1. Pengertian Hubungan Interpersonal ……… 11

a. Hubungan Interpersonal Secara Umum ... 11

b. Hubungan Interpersonal dalam Lingkungan Kerja ... 11

2. Pentingnya dan Manfaat Hubungan Interpersonal dalam Lingkungan Kerja………...… 13

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hubungan Interpersonal.. 14

4. Proses Terjadinya Hubungan Interpersonal ……… 17

5. Efek Hubungan Interpersonal pada Pekerjaan ……… 20

a. Efek Positif dari Hubungan Interpersonal yang Tinggi ….. 20

b. Efek Negatif dari Hubungan Interpersonal yang Rendah … 21 7. Indikator Munculnya Hubungan Interpersonal ……….. 23

B. Sales Promotion ………. 26

1. Definisi Sales ………. 26

2. Definisi Sales Promotion Girl ……… 27

3. Kriteria Sales Promotion Girl ……… 28

4. Faktor yang Mempengaruhi kerja Sales Promotion Girl…… 29

5. Agensi Sales Promotion Girl ………. 30

6. CV APAPUN Media Komunika ……… 31

C. Deskripsi Hubungan Interpersonal pada Sales Promotion Girl… 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .………. 38

(15)

xv

B. Identifikasi Penelitian ……… 38

C. Definisi Operasional ………. 38

D. Subyek Penelitian ………. 39

E. Metode Pengumpulan Data ………... 40

F. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data …………... 43

1. Validitas ……… 43

2. Reliabilitas ……… 45

G. Analisis Data ………. 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ……….. 49

A. Kancah Penelitian …... 49

B. Pengujian Instrumen ………. 50

C. Deskripsi Subyek Penelitian …... 52

D. Deskripsi Data Penelitian ………. 56

E. Analisis Data Tambahan ………. . 57

1. Sikap Keakraban ……… 57

2. Sikap Saling Memerlukan ……… 59

3. Sikap Keterbukaan ……… 61

4. Sikap Kerjasama ………... 63

F. Pembahasan ……….. 65

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 69

A. Kesimpulan ……… 69

(16)

xvi

(17)

xvii

BAGAN TABEL

Tabel 3.1 Blueprint Skala Hubungan Interpersonal ……… 42 Tabel 3.2 Distribusi Aitem Skala Hubungan Interpersonal

Menurut Sifat Favourable dan Unfavourable ……… 43 Tabel 3.3 Norma Kategori Jenjang Perhitungan

Rerata Teoretis ……… 46 Tabel 3.4 Norma Kategori Jenjang Setelah Perhitungan

Rerata Teoretis ……… 48 Tabel 4.1 Distribusi Aitem Skala Hubungan Interpersonal

(18)

1

BABBI

PENDAHULUANB

B

A. LatarBBelakangBMasalahB

Setiap perusahaan pasti ingin karyawannya dapat bekerja dengan

baik. Hal ini dikarenakan perusahaan tersebut memiliki tujuan-tujuan

tertentu yang hendak dicapai. Salah satu yang memegang peranan penting

dalam perkembangan perusahaan adalah unsur manusia. Setiap perusahaan

menginginkan karyawan dengan SDM yang berkualitas. Karena tanpa

didukung karyawan dengan SDM yang berkualitas, perkembangan suatu

perusahaan akan sia-sia saja. Tanpa karyawan dengan SDM yang handal,

pengolahan, penggunaan, dan pemanfaatan sumber-sumber lain itu akan

menjadi tidak efektif, tidak efisien, dan tidak produktif (Anoraga & Suyati,

1995). Hal ini terlihat pada perusahaan distributor yang perkembangan

perusahaannya tergantung pada kerja seorang sales, karena sales merupakan

ujung tombak dalam memasarkan produk dari perusahaan (Basu & Ibnu,

1995).

Hubungan sales dan perusahaan itu seperti simbiosis mutualisme.

Perusahaan membutuhan tenaga sales untuk memasarkan produknya.

Seorang sales juga membutuhkan perusahaan tempatnya bernaung untuk

bekerja (Ratmoyo, 2012). Royan (2012) mengemukakan bahwa sales atau

wiraniaga dalam teori pemasaran juga sering disebut dengan sales force.

(19)

merchandiser, dan sales promotion. Berdasarkan jangka waktunya,

Salesman berbeda dengan sales promotion girl. Salesman melakukan

kegiatan penjualan secara reguler pada konsumen, dan biasanya dikontrak

untuk jangka waktu yang lama oleh perusahaan. Sedangkan sales promotion

girl bertugas mempromosikan produk-produk yang ada. Salesman dan sales

promotion girl memiliki tugas yang hampir sama, yaitu sebagai tenaga

penjual yang menjualkan suatu produk langsung ke konsumen.

Menurut Ratmoyo (2012) arti kata sales adalah tenaga penjual.

Sales juga sering disebut dengan wiraniaga. Sales adalah ujung tombak

suatu perusahaan. Sales adalah barisan garda depan yang berhubungan

langsung dengan konsumen akhir / end user. Tanpa adanya sales (tenaga

penjual) maka perusahaan akan kelabakan dalam bidang direct marketing.

Sales merupakan sarana efektif yang dapat digunakan produsen untuk

meneruskan dan merealisasikan pesan promosi yang diiklankan. Jadi sales

disini tidak hanya sebagai brand ambassador produk, tetapi juga untuk

meningkatkan penjualan. Oleh karena itu, seorang sales harus mengenal dan

mengetahui tentang produk yang akan ia jual.

Menurut Ruky (2003), beberapa karakteristik mengenai sales

promotion girl antara lain, seorang sales terkadang kurang mau mencari

informasi lebih tentang produk yang dijual. Oleh karena itu, terkadang antar

sales yang satu dengan sales yang lain memiliki kesamaan karakteristik

dalam menjelaskan produk yang sama. Beberapa sales juga kurang bisa

(20)

dalam bekerja. Persaingan antar sales merupakan hal yang wajar jika sesama

sales memiliki jiwa cooperative. Sales juga hendaknya mampu berinteraksi

dengan performa yang baik dengan siapa saja terutama dengan sesama sales.

Hal ini dilakukan supaya tidak ada penolakan antar sales. Seorang sales

yang memiliki motif afiliasi tinggi maka ia akan berusaha untuk bisa

bekerjasama dengan orang lain. Jika kerjasama antar sales dapat dilakukan,

maka akan timbul kepuasan dan peningkatan produktivitas kerja diantara

para sales.

Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kerja dari seorang sales

promotion girl. Faktor yang pertama adalah faktor yang bersumber dari

dalam diri pegawai, misalnya motivasi pegawai untuk melakukan pekerjaan

secara maksimal dan kemampuan pegawai dalam perusahaan tersebut.

Faktor yang kedua adalah faktor perusahaan. Faktor ini berkaitan dengan

kebijakan perusahaan, berupa kesempatan yang memungkinkan sejauh mana

pegawai dapat mengembangkan karier dan pemberian penghargaan berupa

bonus gaji pada pegawai. Faktor yang terakhir adalah faktor lingkungan.

Faktor ini berupa interaksi antar teman kerja di perusahaan. Jika tercipta

interaksi yang baik antara rekan kerja dalam perusahaan, maka produktivitas

akan semakin meningkat pula (Ratmoyo, 2012).

Faktor yang mempengaruhi kerja dari sales promotion girl juga

diperingkas oleh Yunarto (2006) yang mengatakan bahwa kinerja sales

promotion girl ditentukan oleh dua faktor. Pertama faktor individu yang

(21)

faktor yang kedua adalah faktor lingkungan. Yang dimaksud dengan faktor

lingkungan adalah situasi atau suasana kerja dari organisasi atau perusahaan

setiap harinya. Hal ini terkait lebih merujuk pada hubungan interpersonal

antara sales promotion girl yang satu dengan sales promotion girl yang lain.

Sales promotion girl juga hendaknya mampu berinteraksi dengan performa

yang baik dengan siapa saja terutama dengan sesama sales.

Berdasarkan beberapa faktor diatas, terlihat bahwa hubungan antar

sales promotion girl ternyata penting dalam dunia pekerjaan. Hal ini

dikarenakan seorang sales promotion girl yang memiliki kemampuan

menjalin hubungan dengan rekan kerjanya dan memiliki motif afiliasi tinggi

maka ia akan berusaha untuk bisa bekerjasama dengan orang lain. Jika

kerjasama antar sales dapat dilakukan, maka akan timbul kepuasan dan

peningkatan kinerja diantara para sales (Royan, 2012). Selain itu. hubungan

interpersonal penting dalam bekerja dikarenakan dapat memicu gairah

dalam bekerja, berkembang menjadi individu yang produktif dalam bekerja,

dan akan lebih semangat untuk bekerjasama dengan orang lain (Suranto,

2011). Menurut Timpe (1992), individu yang produktif dalam bekerja

cenderung dapat bergaul secara efektif, yaitu mampu membina relasi yang

baik dengan orang lain. Hal ini dapat terlihat dari sikap yang terbuka untuk

bekerja sama dengan orang lain, antusiasme dalam bergaul, dan dapat

membina hubungan interpersonal yang baik dengan rekan kerjanya.

Hubungan interpersonal adalah hubungan yang terdiri dari dua

(22)

pola interaksi yang konsisten (Pearson, 1983). Tentu saja hubungan tersebut

akan memberikan pengaruh terhadap satu dengan yang lainnya atau dapat

dikatakan juga sebagai hubungan yang bersifat timbal balik. Hubungan

interpersonal berbeda dengan hubungan formal yang memiliki ciri khas.

Pada hubungan formal, orang-orang yang terlibat dibedakan berdasarkan

posisi mereka dalam masyarakat atau lingkungan sosial dimana mereka

saling mengetahui satu sama lainnya, namun tidak terjadi hubungan yang

lebih intim. Berbeda dengan hubungan interpersonal dimana terjadi suatu

proses yang mungkin saja tercipta. Dapat dikatakan juga bahwa hubungan

interpersonal lebih intim daripada hubungan formal (Wisnuwardhani dan

Fatmawati, 2012).

Faktor-faktor yang mempengaruhi dimulainya suatu hubungan

interpersonal mencakup 3 hal, yaitu faktor internal, eksternal, dan interaksi.

Faktor internal adalah interaksi antara individu dengan orang lain yang

dilandasi oleh hal-hal dalam diri individu seperti need to belong (kebutuhan

untuk menjadi bagian dari suatu kelompok) dan karena adanya pengaruh

perasaan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi

dimulainya suatu hubungan interpersonal, antara lain proximity dan daya

tarik fisik. Terakhir adalah faktor interaksi, yaitu hubungan yang dilandasi

karena kesamaan antara orang yang satu dengan orang yang lain (Baron dan

Byrne, 1994).

Hubungan interpersonal penting dalam diri karyawan karena dapat

(23)

Hubungan interpersonal juga dapat membangun identitas personal yang

positif serta meningkatkan keyakinan pada lingkungan kerja. Dengan adanya

hubungan interpersonal yang baik dapat memicu seseorang menjadi pribadi

yang produktif dalam bekerja (Jhonson, 1991). Sebuah jurnal yang ditulis

oleh Aida (2005) meneliti tentang motivasi, kepuasan, dan produktivitas

kerja pada penyuluh lapangan peternakan. Penelitian ini dilakukan dengan

sampel sebanyak 36 orang penyuluh di kabupaten Sukabumi. Dalam

penelitian ini ditemukan hasil bahwa faktor internal pada motivasi yang

meliputi motivasi untuk berprestasi, pengakuan, pekerjaan, dan tanggung

jawab berkorelasi positif dengan produktivitas kerja. Faktor eksternal dalam

motivasi yang meliputi administrasi, supervise, gaji dan imbalan, serta

kondisi kerja berkorelasi negatif dengan produktivitas kerja. Namun

hubungan interpersonal dan status sosial berkorelasi positif dengan

produktivitas kerja pada kelompok. Hal ini dikarenakan hubungan

interpersonal berperan penting dalam penyelenggaraan penyuluhan. Menurut

penyuluh, hubungan antar penyuluh memang seharusnya terjalin dengan erat

sehingga timbul keintiman antar penyuluh.

Pada sampel yang lain, penelitian yang dilakukan oleh Lia (2009)

mengenai pengaruh hubungan interpersonal dan lingkungan kerja terhadap

kepuasan kerja karyawan pada PT PLN cabang Binjai. Sampel yang diambil

adalah 30 orang karyawan pada PT PLN cabang Binjai. Hasil dari penelitian

tersebut adalah hubungan interpersonal dan lingkungan kerja berpengaruh

(24)

kepuasan kerja dipengaruhi oleh hubungan interpersonal. Untuk

meningkatkan kepuasan kerja, setiap karyawan harus menunjukkan sikap

bersahabat saat menerima masukan dari rekan kerjanya.

Berdasarkan beberapa penelitian diatas, dapat terlihat bahwa

hubungan interpersonal ini penting untuk pekerjaan yang mengutamakan

teamwork karena akan terlihat intensitas interaksi suatu kelompok. Salah

satu contohnya adalah sales. Gambaran mengenai sales juga bisa dijumpai

pada CV APAPUN MEDIA KOMUNIKA. CV APAPUN MEDIA

KOMUNIKA, lebih dikenal dengan nama APAPUN COMMUNICATION

adalah sebuah perusahaan yang bergerak di industri kreatif. Area kerja di

industri kreatif yang mereka rinci yaitu sebagai konseptor ide, eksekutor

pendukung acara (supporting team). Dalam perkembangannya, APAPUN

COMMUNICATION lebih dikenal sebagai sebuah Event Organizer (EO).

CV APAPUN Media Komunika mendapatkan banyak kesempatan

sebagai klien dari perusahaan-perusahaan lain yang membutuhkan

penyelenggaraan event untuk mengoptimalkan penjualan langsung produk

yang akan dipasarkan dengan melibatkan SPG sebagai tenaga penjual.

Dalam penyelenggaraan beberapa event, EO APAPUN COMUNICATION

mempekerjakan ratusan Sales Promotion Girl (SPG) dalam penjualan

produk-produk yang sebagian besar berupa barang elektronik atau gadget.

Pengorganisasian SPG dalam acara-acara yang melibatkan aktivitas

penawaran produk baru di pasaran. Selain itu SPG juga bertugas

(25)

keberadaan brand baru dari suatu produk yang dikeluarkan. Hal ini

menggambarkan bahwa keberadaan SDM yang ada di EO APAPUN,

khususnya sales sangat penting dalam suatu event.

Menurut observasi yang dilakukan oleh peneliti mengenai kinerja

sales promotion girl di CV APAPUN Media Komunika, ada beberapa hal

yang mengakibatkan suatu perusahaan mencapai hasil (target) yang optimal

atau tidak. Seorang tenaga penjual dapat mencapai target atau tidak sangat

dipengaruhi oleh adanya tuntutan dari perusahaan untuk mencapai omset

tinggi serta produktivitas dan kinerja dari para pekerjanya sendiri. Agar

pekerjanya semakin produktif dalam bekerja, biasanya diberlakukan sistem

bonus. Seperti yang ada di EO APAPUN COMMUNICATION, agar SPG

termotivasi dalam bekerja, perusahaan ini biasanya menerapkan sistem

reward and punishment. Bagi mereka yang bisa mencapai target atau bahkan

over target akan mendapatkan bonus atau reward, sebaliknya yang tidak

mampu mencapai target akan kena penalti. Dalam perusahaan tersebut hal

ini akan mempengaruhi produktivitas kerja dari salesnya, yang dilihat dari

hasil dari penjualan SPG yang mereka bina. Berdasarkan kasus yang

ditemukan oleh peneliti di EO APAPUN COMMUNICATION, bahwa

kinerja sales promotion girl juga dipengaruhi oleh hubungan antar rekan

kerja yang satu dengan yang lain. Semakin lama seorang sales promotion

girl berkumpul dengan teman sekerjanya maka akan menimbulkan

kedekatan satu dengan yang lainnya. Kedekatan ini ditandai dengan

(26)

dengan SPG yang lainnya sehingga nantinya terlihat bahwa hubungan

interpersonal antar sales promotion girl penting di EO APAPUN

dikarenakan mempengaruhi kinerja masing-masing sales. Berdasarkan latar

belakang tersebut, peneliti ingin mengerahui deskripsi hubungan

interpersonal pada sales promotion girl di CV APAPUN Media Komunika.

B B

B. RumusanBMasalahB

Bagaimana kualitas hubungan interpersonal pada Sales Promotion

Girl di CV APAPUN Media Komunika?

C. TujuanBPenelitianB

Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan interpersonal pada

Sales Promotion Girl di CV APAPUN Media Komunika.

D. ManfaatBPenelitianB

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pandangan mengenai

hubungan interpersonal dalam ilmu Psikologi Industri dan Organisasi,

sehingga dapat menjadi bahan informasi dan pertimbangan untuk

penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi para atasan/pemimpin, khususnya atasan CV APAPUN Media

(27)

tambahan pengetahuan tentang pentingnya hubungan interpersonal

pada Sales Promotion Girl yang bekerja di CV APAPUN Media

Komunika.

b. Bagi pihak koordinator SPG CV APAPUN Media Komunika. Hasil

penelitian ini dapat memberikan masukan dan saran dalam upaya

meningkatkan kinerja pada Sales Promotion Girl yang bekerja di CV

(28)

11

BABBIIB

LANDASANBTEORIB

B

A. HubunganBInterpersonalB

1. PengertianBHubunganBInterpersonalB

a.BHubunganBInterpersonalBSecaraBUmumB

Menurut Rasimin (dalam Sukmono, Djohan, Ellywati,

2007) hubungan interpersonal secara umum adalah kemampuan

dalam melakukan hubungan antara beberapa orang yang menyangkut

bagaimana seseorang berpikir, merasakan, dan memandang orang

lain, melakukan sesuatu untuk orang lain, memberikan reaksi pada

suatu perilaku orang lain. Hubungan interpersonal adalah suatu

hubungan yang mencirikan proses-proses yang timbul sebagai hasil

dari interaksi individu dengan individu lainnya (Chaplin, 1989).

B

b.BHubunganBInterpersonalBdalamBLingkunganBKerjaB

Hubungan interpersonal secara umum dan hubungan

interpersonal dalam lingkungan kerja hampir sama, yang

membedakan hanyalah konteks terjadinya hubungan interpersonal

tersebut (Suranto, 2011). Hubungan interpersonal organisasi adalah

interaksi antara seseorang dengan orang lain dalam situasi kerja

(29)

produktif sehingga dicapai kepuasan ekonomi, psikologis, dan

sosial. (Robbins, 1999).

Menurut Siagian (2000) hubungan interpersonal adalah

keseluruhan hubungan baik yang bersifat formal maupun informal

yang perlu diciptakan dan dibina dalam suatu organisasi sehingga

tercipta suatu kerjasama yang intim dan harmonis dalam rangka

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

Menurut Effendy (1998) ada dua pengertian hubungan

interpersonal, yaitu hubungan dalam arti luas dan arti sempit.

Dalam arti luas hubungan antar manusia adalah kualitas

berkomunikasi yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain

dalam segala situasi dan di dalam semua bidang kehidupan,

sehingga menimbulkan rasa puas dan bahagia kepada kedua pihak.

Pengertian hubungan antar manusia dalam arti sempit adalah

kualitas berkomunikasi yang dilakukan oleh seseorang kepada

orang lain secara langsung bertatap muka dalam suatu organisasi

kerja dan dalam berbagai situasi kerja dengan tujuan untuk

menggugah kegairahan kerja dengan semangat kerjasama yang

produktif serta dengan perasaan yang bahagia.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat ditarik

kesimpulan bahwa hubungan interpersonal dalam lingkungan kerja

adalah kualitas dari suatu hubungan yang bersifat formal maupun

(30)

berbagai situasi kerja dengan tujuan untuk mengembangkan rasa

bahagia dan rasa puas serta untuk meningkatkan dan

mengembangkan hasil yang lebih produktif dan memuaskan.

2. PentingnyaB danB ManfaatB HubunganB InterpersonalB dalamB

LingkunganBKerjaB

Secara umum, hubungan interpersonal penting dalam suatu

lingkungan kerja hal ini dikarenakan dapat meningkatkan produktivitas

kerja personil dalam organisasi tersebut (Haryani, 1995). Manfaat dari

hubungan antar pribadi yang baik pada suatu lingkungan kerja adalah

setiap masalah dapat diselesaikan dengan penuh kekeluargaan, adanya

saling menghargai dan percaya antar karyawan (Robbins, 1999).

Senada dengan pendapat para ahli diatas, Jhonson (1993) berpendapat

bahwa manfaat yang didapat dengan melakukan hubungan

interpersonal adalah untuk menghindari kesepian, dapat juga

menstimulasi rasa aman, memahami diri dan meningkatkan

keberhargaan diri.

Menurut Saydam (1996) manfaat yang timbul bila adanya

hubungan yang baik antar karyawan antara lain :

a. Tidak terdapat konflik antar karyawan.

b. Setiap karyawan bersemangat dan bergairah dalam

(31)

c. Memberikan hasil yang terbaik bagi proses berikutnya

untuk dikerjakan oleh unit kerja yang lain.

d. Setiap masalah dapat diselesaikan dengan penuh

kekeluargaan.

e. Tercipta suasana santai dan keakraban, bukan suasana

mencekam penuh ancaman.

f. Adanya saling menghargai dan percaya antar karyawan.

3. Faktor-faktorByangBMempengaruhiBHubunganBInterpersonalB

Menurut Suranto (2005) terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi hubungan interpersonal adalah:

a. Toleransi

Toleransi timbul karena adanya masing-masing pihak

untuk menghargai dan menghormati perasaan pihak lain. Toleransi

menjadi faktor yang mampengaruhi hubungan interpersonal karena

dengan mengembangkan sikap toleran atau tenggang rasa, maka

seandainya timbul perbedaan kepentingan kedua belah pihak dapat

saling menghargai, sehingga perbedaan kepentingan itu tidak

berkembang sebagai kendala untuk bersama.

b. Kesempatan-kesempatan yang seimbang

Rasa memperoleh keadilan dari interaksi akan

menentukan kadar hubungan interpersonal. Ketika seseorang

(32)

maka akan mendorong orang tersebut untuk mempertahankan

kebersamaan.

c. Sikap menghargai orang lain

Sikap ini menghendaki adanya pemahaman bahwa setiap

orang itu memiliki martabat. Sikap yang baik untuk mendukung

kadar hubungan interpersonal adalah sikap menghargai martabat

dan keberadaan orang lain dalam lingkungannya.

d. Sikap mendukung bukan bertahan

Sikap mendukung yang dimaksud adalah sikap sportif

yang berarti memberikan persetujuan terhadap orang lain.

Sedangkan sikap bertahan, berawal dari adanya perbedaan

pendapat. Apabila dua orang saling bertahan apalagi salah satu

pihak terang-terangan menyerang pertahanan orang lain, maka ada

kemungkinan hubungan tersebut menjadi renggang.

e. Sikap terbuka

Sikap terbuka adalah sikap untuk membuka diri,

mengatakan tentang keadaan dirinya secara terbuka dan apa

adanya. Keterbukaan dalam berhubungan akan menghilangkan

kesalahpahaman dan kecurangan.

f. Pemilikan bersama atas informasi

Pemilikan bersama atas informasi dapat dilihat dari aspek

keluasan dan kedalaman. Keluasan menunjukkan variasi topik.

(33)

g. Kepercayaan

Kepercayaan adalah perasaan bahwa tidak ada bahaya

dari orang lain dalam suatu hubungan. Kepercayaan berkaitan

dengan memprediksi bahwa seseorang tidak akan mengkhianati

dan dapat bekerjasama dengan baik, maka kepercayaan kita pada

orang tersebut lebih besar.

h. Keakraban

Keakraban merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih

sayang, kedekatan, dan kehangatan. Hubungan interpersonal akan

terpelihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat

keakraban yang diperlukan.

i. Kesejajaran bagi kedua belah pihak

Kesejajaran yang dimaksud adalah tidak ada satu pihak

yang mendominasi pihak lain. Kesejajaran merupakan perekat

terpeliharanya hubungan interpersonal yang harmonis, karena

dalam kesejajaran itu akan dijunjung tinggi sikap keadilan dari

kedua belah pihak.

j. Kontrol atau pengawasan

Perlu diberlakukan kontrol maupun pengawasan supaya

hubungan interpersonal terjaga dengan baik. Seseorang akan

merasa tidak nyaman jika tidak ada kontrol di kehidupan

(34)

k. Respon

Respon yaitu ketepatan dalam memberikan tanggapan.

Terkadang penurunan kadar hubungan interpersonal terjadi jika

respon yang diberikan tidak tepat atau tidak sesuai dengan harapan.

l. Suasana emosional

Keserasian suasana emosional ketika komunikasi sedang

berlangsung, ditunjukkan dengan ekspresi yang relevan dan

mendukung.

4. ProsesBTerjadinyaBHubunganBInterpersonalB

Menurut Wisnuwardhani (2012) hubungan interpersonal akan

diawali dengan atraksi interpersonal (interpersonal attraction). Saat

berkenalan dengan orang lain, individu sedang melakukan penilaian

mengenai kesesuaian terhadap orang lain. Penilaian terhadap orang

lain dapat diekspresikan dalam beberapa dimensi yaitu strong liking,

mild liking, neutral, mild dislike, strong dislike (Baron, Byrne, &

Branscombe, 2006).

Menurut pendapat Knapp dan Vangelisti (1992), hubungan

interpersonal pada dasarnya bersifat sekuensial, yaitu suatu proses

yang mengikuti tahap yang berurutan. Intinya adalah manusia tidak

langsung menjadi teman akrab setelah pertemuan. Keakraban antara

seseorang dengan orang lain akan berlangsung secara bertahap.

(35)

Artinya bahwa seseorang yang sebelumnya hanya berkenalan dapat

menjadi teman akrab dan dapat terjadi sebaliknya. Hal senada juga

dituturkan oleh Devito (2003) yang mengatakan bahwa sebuah

hubungan pertemanan akan tercipta bila individu yang terlibat

mematuhi aturan-aturan yang sudah disepakati bersama. Jika aturan

tersebut dilanggar, maka hubungan yang sudah terjalin akan memudar.

Devito (2003) memaparkan bahwa ada enam tahap yang merupakan

model standard dari berkembangnya hubungan interpersonal.

Tahapan-tahapan yang dimaksud antara lain:

a. Tahap kontak

Tahap pertama adalah terjadinya persepsi dimana

seseorang dapat melihat, mendengar, atau membaui orang lain.

Penampilan fisik menjadi sangat penting karena hal tersebut paling

mudah untuk diamati. Pada tahap ini mendorong seseorang untuk

memutuskan apakah ingin tetap berada dalam tahap ini,

maksudanya bahwa seseorang hanya sebatas perkenalan saja, atau

bahkan keluar dari hubungan tersebut, maupun sebaliknya ingin

meneruskan ke tahap selanjutnya.

b. Tahap keterlibatan (involvement)

Tahap yang kedua adalah tahap pengenalan lebih lanjut

ketika seseorang memutuskan untuk lebih mengenal orang lain.

Tahap ini terjadi karena ada daya tarik untuk mengenal lebih jauh

(36)

bisa juga kedua belah pihak sama-sama saling membuka diri untuk

mengenal lebih jauh. Pada tahap ini orang mulai melakukan

kegiatan-kegiatan bersama untuk meyakinkan diri tentang kualitas

hubungan masing-masing.

c. Tahap keakraban (intimacy)

Pada tahap ini, orang lebih mengikat diri dengan orang

lain (komitmen interpersonal). Masing-masing berusaha

mempertahankan hubungannya agar selalu terjalin dengan baik

sehingga terbentuklah pertalian (ikatan sosial) satu dengan yang

lain. Pada hubungan pertemanan mereka akan membentuk ikatan

persahabatan yang semakin kuat.

d. Tahap pemudaran (deteriotation)

Pada tahap ini ditandai dengan adanya ikatan yang

semakin melemah diantara kedua belah pihak. Waktu yang dilalui

bersama semakin sedikit dan adakalanya saat mereka saling

bertemu hanya berdiam diri atau malah terjadi konflik pada

hubungan tersebut.

e. Tahap Pemulihan (repair)

Pada tahap ini, masing-masing pihak dapat melakukan

usaha pemulihan agar hubungan dapat membaik seperti semula.

Usaha pemulihan atau perbaikan dapat dilakukan diri sendiri dan

selanjutnya ditujukan untuk memperbaiki hubungan dengan orang

(37)

melakukan perbaikan untuk jalinan hubungannya. Usaha ini dapat

berhasil dan juga gagal. Bila usaha ini berhasil, maka hubungan

akan kembali ke tahap keakraban. Sebaliknya, bila hubungan gagal

maka hubungan akan masuk ke tahap pemutusan.

f. Tahap pemutusan (dissolution)

Tahap pemutusan merupakan pemutusan hubungan

diantara kedua belah pihak. Pemutusan hubungan diawali dengan

perpisahan dengan orang yang saling memiliki hubungan, semisal

ikatan pertemanan maupun ikatan percintaan. Tidak menutup

kemungkinan bahwa seseorang yang telah memutuskan untuk

berpisah dapat membina hubungannya kembali dengan orang yang

sama dan menjalani siklus seperti sebelumnya.

5. EfekBHubunganBInterpersonalBpadaBPekerjaanBB

Hubungan interpersonal tidak selalu stabil. Walaupun pada awal

perkembangannya sebuah hubungan berjalan stabil namun pada tahap

berikutnya dapat saja mengalami goncangan. Penyebab memburuknya

sebuah hubungan interpersonal sangatlah beragam. Berikut ini akan

dijelaskan mengenai dampak positif dan negatif dari terjadinya hubungan

interpersonal. B

a. EfekBPositifBdariBHubunganBInterpersonalByangBTinggiB

Menurut Allport (dalam Schultz, 1993) dampak positif dari

(38)

diri, dengan kata lain mampu mengembangkan potensi diri secara luas,

selalu akan menciptakan hubungan yang hangat dengan rekan

kerjanya, serta saat tidak sejalan dengan rekan kerjanya, individu

tersebut mampu mengontrol emosinya dengan baik. Selain itu antusias

pada pekerjaan atau tugas-tugas yang sekiranya membutuhkan

kerjasama dengan orang lain.

Devito (2003) mengemukakan bahwa beberapa dampak

positif seseorang membina hubungan interpersonal dengan rekan

kerjanya antara lain mengurangi kesepian di tempat kerjanya,

mendapat kesenangan saat menjalin hubungan dengan rekan kerjanya,

serta menimbulkan rasa nyaman dan percaya diri di tempat kerja.

B

b. EfekBNegatifBdariBHubunganBInterpersonalByangBRendahB

Menurut Madjid (dalam Bastaman, 1996) seseorang yang

memiliki hubungan interpersonal yang rendah akan menjadi sosok

egois dan individualisme dengan kata lain gaya hidupnya akan

berpusat pada diri sendiri, dan mengabaikan rekan kerja yang ada di

(39)

Menurut Suranto (2011) dampak negatif dari hubungan

interpersonal dengan rekan kerja adalah :

1) Kompetisi

Yang dimaksud dengan kompetisi adalah adanya

persaingan yang tidak sehat di tempat kerja, dimana salah satu

pihak berusaha memperoleh keuntungan dengan mengorbankan

orang lain.

2) Dominasi

Yang dimaksud dengan dominasi adalah dimana individu

berusaha mengendalikan rekan kerjanya sehingga orang tersebut

merasakan hak-haknya dilanggar. Contohnya seperti seseorang

merasa posisinya tidak kuat dalam suatu perusahaan karena terlalu

sering diatur dan didikte oleh rekan kerjanya maka akan timbul

keberanian pada dirinya untuk memutuskan hubungannya dengan

rekan kerjanya.

3) Saling menyalahkan

Yang dimaksud dengan saling menyalahkan adalah

individu berusaha menyalahkan rekan kerjanya dan saling

mengklaim kebenaran diri sendiri .

4) Meremehkan

Yang dimaksud dengan meremehkan jika individu terus

menerus berbuat sesuatu yang menyinggung perasaan rekan

(40)

5) Perbedaan Nilai

Yang dimaksud dengan perbedaan nilai adalah kedua

belah pihak tidak lagi sepakat tentang nilai-nilai yang mereka anut.

Apabila kedua belah pihak lebih memilih mempertahankan

nilai-nilai pribadinya dan mengesampingkan kebersamaan maka hal ini

dapat memicu disharmonisasi dan pecahnya kerjasama dalam

pekerjaan.

B

6. IndikatorBMunculnyaBHubunganBInterpersonalB

Menurut Robbins (1999) yang menjadikan indikator dari

munculnya hubungan interpersonal antar individu antara lain :

a. Sikap untuk saling menghargai

Adanya sikap saling menghargai satu dengan yang lain

akan menimbulkan sikap akrab sehingga muncul hubungan

interpersonal antar individu.

b. Loyal dan toleran antara satu dengan yang lain

Sikap toleransi dan loyal antar individu diperlukan dalam

suatu organisasi untuk menjaga keutuhan dalam organisasi

tersebut.

c. Adanya sikap terbuka antar individu

Artinya bahwa sikap untuk terbuka pada kritikan dan

(41)

d. Adanya keakraban satu dengan yang lain

Antar individu sudah saling mengenal dan mengerti satu

dengan yang lainnya.

Menurut Calhoun dan Acocella (1995) indikator dari

hubungan interpersonal adalah :

a. Kepercayaan

Kepercayaan yang didasari oleh adanya keberanian untuk

saling memberi dan menerima diantara orang yang terlihat dalam

proses komunikasi atau hubungan. Unsur percaya terdiri dari sikap

menerima yakni kemampuan berhubungandengan orang lain tanpa

menilai dan tanpa berusaha untuk mengendalikan.

b. Timbulnya sikap suportif

Sikap supportif yaitu sikap yang mengurangi sikap

defensif dalam komunikasi dengan kata lain sikap membangun

hubungan, bukan sikap mempertahankan diri.

c. Adanya sikap terbuka antar individu

Sikap terbuka yaitu berkenaan dengan menilai pesan

(42)

Sedangkan menurut Suranto (2011) indikator dari hubungan

interpersonal antara lain :

a. Adanya sikap keakraban satu dengan yang lainnya

Artinya bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam hubungan

interpersonal saling mengenal secara dekat.

b. Adanya sikap saling memerlukan satu dengan yang lain

Hubungan interpersonal diwarnai oleh pola hubungan

saling memerlukan satu dengan yang lain. Kedua belah pihak

saling memerlukan kehadiran seorang rekan untuk berinteraksi.

c. Sikap keterbukaan antar individu

Artinya bahwa sikap untuk mau saling terbuka akan

kritikan dari rekan maupun saling bercerita satu dengan yang

lainnya. Diharapkan dengan adanya sikap terbuka meminimalisir

adanya sikap saling tertutup antar satu dengan yang lain.

d. Timbul sikap kerjasama antar individu

Kerjasama akan timbul jika setiap orang menyadari

bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti menggunakan indikator

hubungan interpersonal dari teori Suranto (2011), antara lain adanya sikap

keakraban satu dengan yang lainnya, adanya sikap saling memerlukan satu

dengan yang lain, sikap keterbukaan antar individu, dan timbul sikap

(43)

dikarenakan aspek-aspek tersebut sesuai konteks dan dapat diaplikasikan

pada sales promotion girl di CV APAPUN Media Komunika.

B. Sales Promotion

1. DefinisiBSalesB

Sales atau wiraniaga disebut juga dengan tenaga penjual.

Sedangkan kata sales dalam kamus bahasa Inggris artinya kegiatan

menjual (Iswara, 2009). Namun kata sales juga sering di pakai dalam

dunia pemasaran yang artinya tenaga penjual (Ratmoyo, 2012). Royan

(2012) mengemukakan bahwa wiraniaga atau tenaga penjual juga

sering disebut dengan sales force. Secara keseluruhan sales force terdiri

dari salesman, task force, merchandiser, dan sales promotion girl.

Tugas seorang wiraniaga adalah menyampaikan produk yang

ditawarkan kepada pembeli dengan mengikuti rumus AIDA untuk

memperoleh perhatian (attention), mempertahankan minat (interest),

membangkitkan keinginan (desire), dan menghasilkan tindakan

(action). Hal ini dikarenakan seorang wiraniaga bertanggung jawab

menanamkan citra yang baik pada konsumen maupun khalayak umum.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa wiraniaga

adalah tenaga penjual. Kata lain dari wiraniaga adalah sales force.

Seorang sales harus memiliki kemampuan berinteraksi dan komunikasi

(44)

2. DefinisiBSales Promotion GirlB

Menurut Saladin (2003) sales promotion adalah tenaga

penjual yang melakukan kegiatan penjualan yang bersifat jangka

pendek. Royan (2012) mengatakan bahwa salesman berbeda dengan

sales promotion girl. Salesman melakukan kegiatan penjualan secara

reguler pada konsumen, dan biasanya dikontrak untuk jangka waktu

yang lama oleh perusahaan. Sedangkan sales promotion girl bertugas

mempromosikan produk-produk yang ada. Berdasarkan kriterianya,

terdapat dua jenis Sales Promotion Girl. Sales Promotion Girl reguler

dan event. Untuk sales promotion girl reguler biasanya menetap di area

toko-toko tertentu dan sales promotion girl event biasanya bekerja

menawarkan produk hanya di event-event tertentu seperti contohnya

pameran produk. Masa kerja sales promotion girl event sangat singkat

sesuai dengan lamanya acara event yang berlangsung (Ratmoyo, 2012).

Ratmoyo (2012) menambahkan bahwa seorang sales promotion girl

merupakan tenaga penjual yang bertugas mempromosikan produknya.

B Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sales

promotion girl adalah penjual wanita yang bertugas mempromosikan

(45)

3. KriteriaBSales Promotion GirlB

Ratmoyo (2012) mengemukakan bahwa kriteria menjadi

seorang Sales Promotion Girl antara lain :

a. Berjenis kelamin wanita

Berdasarkan jenis kelaminnya, Sales Promotion Girl adalah

tenaga penjual yang berjenis kelamin wanita.

b. Usia antara 20 - 30 tahun

Pada rentang usia 20 - 30 tahun kondisi fisik seorang

wanita sedang dalam kondisi yang fit dan energik. Selain itu,

kemampuan belajarnya pun masih tinggi sehingga dia bisa

beradaptasi dengan baik dalam kondisi apapun.

c. Tinggi minimal 160 cm

Hal ini dibutuhkan guna meningkatkan kualitas

penampilannya. Seorang Sales Promotion Girl dituntut untuk tampil

menarik di depan khalayak umum.

d. Sehat jasmani dan rohani

Seorang Sales Promotion Girl haruslah sehat jasmani dan

rohanisupaya bisa melakukan aktivitas fisik, bisa berkomunikasi

dengan baik, serta juga bisa menangani konsumen dengan beragam

(46)

e. Aktif

Seorang Sales Promotion Girl haruslah seorang wanita

yang aktif dan tanggap pada berbagai situasi. Contohnya seperti

seorang Sales Promotion Girl ketika ada calon konsumen, ia harus

menghampiri dan menawarkan produknya.

f. Suka Berinteraksi dengan banyak orang

Seorang Sales Promotion Girl haruslah memiliki

kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain. Baik itu dengan

rekan kerjanya maupun dengan konsumen.

B

4. BFaktorByangBMempengaruhiBBKinerjaBSales Promotion GirlB

Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kerja dari seorang

sales promotion girl. Faktor yang pertama adalah faktor yang

bersumber dari dalam diri pegawai, misalnya motivasi pegawai untuk

melakukan pekerjaan secara maksimal dan kemampuan pegawai dalam

perusahaan tersebut. Faktor yang kedua adalah faktor perusahaan.

Faktor ini berkaitan dengan kebijakan perusahaan, berupa kesempatan

yang memungkinkan sejauh mana pegawai dapat mengembangkan

karier dan pemberian penghargaan berupa bonus gaji pada pegawai.

Faktor yang terakhir adalah faktor lingkungan. Faktor ini berupa

interaksi antar teman kerja di perusahaan. Jika tercipta interaksi yang

baik antara rekan kerja dalam perusahaan, maka produktivitas akan

(47)

Faktor yang mempengaruhi kerja dari sales promotion girl

juga diperingkas oleh Yunarto (2006) yang mengatakan bahwa kinerja

sales promotion girl ditentukan oleh dua faktor, yaitu yang pertama

faktor individu yang berupa ciri khas yang dimiliki oleh individu

dengan orang lain. Sedangkan faktor yang kedua adalah faktor

lingkungan. Yang dimaksud dengan faktor lingkungan adalah situasi

atau suasana kerja dari organisasi atau perusahaan setiap harinya. Ini

lebih merujuk pada hubungan interpersonal antara sales promotion girl

yang satu dengan sales promotion girl yang lain. Sales promotion girl

juga hendaknya mampu berinteraksi dengan performa yang baik

dengan siapa saja terutama dengan sesama sales. Hal ini dilakukan

supaya tidak ada penolakan antar sales. Seorang sales produk yang

memiliki motif afiliasi tinggi maka ia akan berusaha untuk bisa

bekerjasama dengan orang lain. Jika kerjasama antar sales dapat

dilakukan, maka akan timbul kepuasan dan peningkatan kinerja

diantara para sales (Royan, 2012).B

B

5. AgensiBSales Promotion GirlB

Kata agensi berasal dari kata agency. Dalam kamus bahasa

Inggris, arti kata agency adalah agen atau perwakilan. (Iswara, 2009).

Menurut Ratmoyo (2012) yang dimaksud dengan agensi sales

promotion girl adalah agen penyaluran sales promotion girl yang

(48)

perusahaan-perusahaan yang membutuhkan. Sedangkan menurut Shimp (2003)

agensi sales promotion girl adalah penyedia tenaga kerja sales

promotion girl bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

agensi sales promotion girl adalah penyedia sales promotion girl bagi

perusahaan-perusahaan untuk memasarkan suatu produk.

Sebuah agensi harus dapat melihat dan memahami fenomena

yang ada dalam dunia pemasaran. Sales Promotion Girl dan agensi

memiliki hubungan yang saling membutuhkan. Sales Promotion Girl,

merupakan aset yang dikelola oleh agensi. Hal ini dikarenakan karena

pemasukan utama agensi dari penyaluran jasa Sales Promotion Girl.

Namun jika cara kerja seorang Sales Promotion Girl tidak sesuai

harapan, maka perusahaan akan meminta pertanggung jawaban pada

agensi tersebut. Biasanya pinalti yang diberikan perusahaan berupa

penggantian Sales Promotion Girl yang lebih kompeten dan produktif

untuk perusahaan tersebut (Ratmoyo, 2012).

B

6. CV.BAPAPUNBMediaBKomunikaB

CV. APAPUN Media Komunika merupakan perusahaan yang

bergerak di industri kreatif. Dalam perkembangannya, CV. APAPUN

Media Komunika lebih dikenal sebagai sebuah Event Organizer (EO)

berdiri pada tahun 2008 di kota Yogyakarta. CV. APAPUN Media

(49)

alat maupun sumber daya manusia bagi terselenggaranya sebuah event.

Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan permintaan pasar dan

konsumen dalam penataan serta penyelenggaraan sebuah event. Area

kerja di industri kreatif yang mereka rinci yaitu sebagai konseptor ide,

eksekutor pendukung acara (supporting team). Struktur organisasi yang

ada di CV. APAPUN Media Komunika sama seperti event organizer

yang lain. Berdasarkan wawancara dengan HRD, struktur organisasi di

CV. APAPUN Media Komunika yaitu Investor, Direktur Utama, HRD,

Divisi Produksi, Divisi Properti, dan Divisi Talent (Bagan 2.2). Divisi

talent masih terbagi menjadi dua yaitu divisi pengisi acara dan ladies

event. Berdasarkan jenis pekerjaannya, ladies event terbagi menjadi

tiga, yaitu usher, brand presenter, dan sales promotion girl. CV.

APAPUN Media Komunika sudah memperkerjakan banyak Sales

Promotion Girl (SPG) di setiap event-nya. Ada dua jenis Sales

promotion girl yang ada di CV. APAPUN Media Komunika yaitu sales

promotion girl event dan sales promotion girl reguler. Namun dalam

kenyataannya, CV. APAPUN Media Komunika sering diminta

beberapa klien untuk mencari sales promotion girl event dari pada sales

promotion girl reguler. Hal ini dikarenakan sales promotion girl reguler

sering dicari sendiri oleh perusahaan sehingga jarang sekali

membutuhkan agensi. Dalam setiap event dari klien yang membutuhkan

ladies event, CV. APAPUN Media Komunika selalu menanamkan PIC

(50)

seluruh ladies yang ada dalam event. Itulah salah satu yang menjadi

alasan, beberapa klien mempercayakan event-nya pada CV. APAPUN

Media Komunika karena menjual jasa dan membantu event dari klien

dengan optimal.

C. DeskripsiBHubunganBInterpersonalBpadaB Sales Promotion GirlB

Sales promotion girl adalah seorang tenaga kerja wanita yang

melakukan kegiatan yang bersifat jangka pendek (Saladin, 2003).

Berdasarkan kriterianya, sales promotion girl dibagi menjadi dua jenis

yaitu sales promotion girl event dan sales promotion girl reguler. Sales

promotion girl reguler biasanya menetap di area toko-toko tertentu dan

sales promotion girl event biasanya bekerja menawarkan produk hanya di

event event tertentu seperti contohnya pameran produk. Masa kerja sales

promotion girl event sangat singkat sesuai dengan lamanya acara event

yang berlangsung. Tugas dari sales promotion girl adalah mempromosikan

produknya. Seorang sales promotion girl juga hendaknya dapat

menjelaskan mengenai product knowledge pada konsumen. Penjelasannya

berupa manfaat dari produk, keunggulan produk yang ditawarkan dengan

produk lain, dan harganya (Ratmoyo, 2012).

Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi kerja dari seorang sales

promotion girl. Faktor yang pertama adalah faktor yang bersumber dari

dalam diri pegawai. Faktor yang kedua adalah faktor perusahaan. Faktor

(51)

memungkinkan sejauh mana pegawai dapat mengembangkan karier dan

pemberian penghargaan berupa bonus gaji pada pegawai. Faktor yang

terakhir adalah faktor lingkungan. Faktor ini berupa interaksi antar teman

kerja di perusahaan. Jika tercipta interaksi yang baik antara rekan kerja

dalam perusahaan, maka produktivitas akan semakin meningkat pula

(Ratmoyo, 2012). Faktor yang mempengaruhi kerja dari sales promotion

girl juga diperingkas oleh Yunarto (2006) yang mengatakan bahwa

kinerja sales promotion girl ditentukan oleh dua faktor, yaitu yang

pertama faktor individu yang berupa ciri khas yang dimiliki oleh individu

dengan orang lain. Sedangkan faktor yang kedua adalah faktor lingkungan.

Yang dimaksud dengan faktor lingkungan adalah situasi atau suasana kerja

dari organisasi atau perusahaan setiap harinya. Ini lebih merujuk pada

hubungan interpersonal antara sales promotion girl yang satu dengan sales

promotion girl yang lain. Sales promotion girl juga hendaknya mampu

berinteraksi dengan performa yang baik dengan siapa saja terutama

dengan sesama sales. Hal ini dilakukan supaya tidak ada penolakan antar

sales. Seorang sales produk yang memiliki motif afiliasi tinggi maka ia

akan berusaha untuk bisa bekerjasama dengan orang lain. Jika kerjasama

antar sales dapat dilakukan, maka akan timbul kepuasan dan peningkatan

kinerja diantara para sales (Royan, 2012).

Hubungan interpersonal penting dilakukan untuk

pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan kerjasama. Salah satunya adalah pekerjaan-pekerjaan

(52)

melaksanakan tugas kelompok, tapi masing masing dapat melaksanakan

pekerjaannya relatif mandiri dan tidak saling tergantung. Setiap sales

memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing masing yang dapat

dilaksanakan tanpa banyak tergantung pada pelaksanaan tugas dari

anggota kelompok lainnya. Hubungan ketergantungan terlihat pada

kenyataan bahwa kelancaran dalam pelaksanaan tugas masing masing

akan mempengaruhi hasil dari keseluruhan kelompok. Jika salah seorang

anggota kelompok di atas kurang lancar, kurang berhasil dalam

menjalankan tugasnya maka hasil kelompok tidak akan optimal (Fiedler,

1967).

Hubungan interpersonal adalah interaksi antara seseorang dengan

orang lain dalam situasi kerja dan dalam organisasi sebagai motivasi untuk

bekerjasama secara produktif sehingga dicapai kepuasan ekonomi,

psikologis, dan sosial. (Robbins, 1999). Menurut Effendy (1998)

hubungan interpersonal adalah interkomunikasi yang dilakukan oleh

seseorang kepada orang lain secara langsung bertatap muka dalam suatu

lingkungan kerja dan dalam berbagai situasi kerja dengan tujuan untuk

menggugah kegairahan kerja dengan semangat kerjasama yang produktif

serta dengan perasaan yang bahagia.

Kebutuhan untuk menjalin hubungan interpersonal dengan orang

lain dilakukan supaya individu merasa nyaman dengan rekan-rekan

kerjanya (Wisnuwardhani & Fatmawati, 2012). Senada dengan hal

(53)

mempengaruhi kinerjanya. Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja

karyawan adalah hubungan interpersonalnya ditempat kerja. Robbins

(2002) juga menambahkan bahwa karyawan menjalin hubungan dengan

lingkungan dan rekan kerjanya untuk kenyamanan pribadi dan kemudahan

melakukan pekerjaan. Rekan kerja yang supportif juga mendukung

kenyamanan individu ditempat kerja. Individu mendapatkan sesuatu yang

lebih daripada uang atau prestasi yang nyata dalam pekerjaan tetapi

karyawan juga memenuhi kebutuhan hubungan interpersonal dengan rekan

kerjanya.

Indikator hubungan interpersonal yang dimiliki oleh seorang

sales promotion girl antara lain yaitu timbulnya sikap keakraban satu

dengan yang lain. Adanya sikap untuk saling mengenal lebih dekat.

Indikator kedua adalah adanya sikap saling memerlukan satu dengan yang

lain. Kedua belah pihak saling memerlukan kehadiran seseorang untuk

berinteraksi. Selanjutnya indikator ketiga yaitu timbulnya sikap

keterbukaan antar individu. Indikator yang terakhir adalah timbulnya sikap

kerjasama antar individu. Kerjasama akan timbul jika setiap orang

menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang

(54)

BAGANB2.1

(55)

38

BABBBIIIB

METODOLOGIBPENELITIANB

A. JenisBPenelitianB

Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Sugiyono (2008) mengatakan

bahwa penelitian deskriptif mampu mendeskripsikan atau memberikan

gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel. Tujuan penelitian

deskriptif adalah membuat deskripsi atau gambaran, atau lukisan secara

sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat sifat, serta hubungan

antar fenomena yang diselidiki. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif

kuantitatif yang bertujuan memberikan gambaran mengenai konsep hubungan

interpersonal pada sales promotion girl.

B. IdentifikasiBPenelitianB

Sugiyono (2008) mengatakan bahwa variabel penelitian adalah

atribut atau sifat atau nilai dari individu, obyek, atau kegiatan yang

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

ditarik kesimpulannya. Variabel untuk penelitian ini adalah hubungan

interpersonal.

C. DefinisiBOperasionalB

Definisi operasional dari hubungan interpersonal adalah kualitas dari

(56)

seseorang kepada orang lain dalam berbagai situasi kerja dengan tujuan untuk

mengembangkan rasa bahagia dan rasa puas serta untuk meningkatkan dan

mengembangkan hasil yang lebih produktif dan memuaskan.

Hubungan interpersonal diukur menggunakan empat indikator, yaitu :

a. Adanya sikap keakraban satu dengan yang lainnya

b. Adanya sikap saling memerlukan satu dengan yang lain

c. Sikap keterbukaan antar individu

d. Timbul sikap kerjasama antar individu

Jika dalam penelitian ini skor yang didapat tinggi, maka kualitas

hubungan interpersonal di CV APAPUN Media Komunika termasuk tinggi.

Namun jika skor yang didapat rendah, maka kualitas hubungan interpersonal

di CV APAPUN Media Komunika termasuk rendah.

B

D. SubyekBPenelitianB

Subyek penelitian adalah sales promotion girl yang ada di CV

Apapun Media Komunika. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode

pengambilan sampel purposive sampling. Purposive sampling mendasarkan

pemilihan sekelompok subyek pada kriteria tertentu yang dipandang memiliki

kesamaan yang erat dengan kriteria populasi yang sudah diketahui

(57)

Kriteria populasi yang dipakai untuk penelitian adalah :

a. Sales promotion girl event

b. Aktif bekerja selama rentang waktu minimal 1 tahun di CV APAPUN

Media Komunika. Hal ini karena diasumsikan antara sales promotion girl

yang satu dengan yang lain sudah saling mengenal sehingga lebih mudah

dalam pengukurannya.

E. MetodeBPengumpulanBDataB

Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data pada penelitian

ini adalah dengan metode skala. Skala yang digunakan dalam penelitian ini

adalah skala hubungan interpersonal yang terdiri dari empat indikator yaitu

sikap untuk saling menghargai, loyal dan toleran antara satu dengan yang lain,

adanya sikap terbuka antar individu, adanya keakraban satu dengan yang lain

Skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode

summated rating. Summated rating merupakan metode penskalaan pernyataan

yang menggunakan distribusi respon sebagai dasar penentuan nilai skalanya

(Hadi, 2004). Summated rating merupakan modifikasi dari skala Likert yang

terdiri dari empat jawaban, hal ini dimaksudkan untuk menghilangkan

kelemahan yang terkandung dalam skala lima tingkat. Skala lima tingkat

mempunyai kategori netral dan memiliki arti ganda sehingga bisa diartikan

belum dapat memutuskan dan dianggap netral atau ragu-ragu. Subyek akan

diminta untuk menyatakan kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap isi

(58)

dengan nilai skala kategori jawaban yang akan diberikan. Skor tersebut

kemudian dijumlahkan, dirata-rata untuk mendapatkan skor pada skala

tersebut (Kerlinger, dalam Arikunto, 2002).

Dalam penelitian ini, masing-masing aitem pernyataan memiliki 4

alternatif jawaban yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS),

dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Pernyataan yang favourable yaitu pernyataan

yang mendukung indikator yang akan diukur dan akan berlaku penilaian

sebagai berikut :

a. Sangat Sesuai (SS) : 4

b. Sesuai (S) : 3

c. Tidak Sesuai (TS) : 2

d. Sangat Tidak Sesuai : 1

Pernyataan yang unfavourable yaitu pernyataan yang tidak

mendukung indikator yang akan diukur dan akan berlaku penilaian sebagai

berikut :

a. Sangat Sesuai (SS) : 1

b. Sesuai (S) : 2

c. Tidak Sesuai (TS) : 3

(59)

Tabel 3.1

Blueprint Skala Hubungan Interpersonal

No.B IndikatorBHubunganB InterpersonalB

JumlahBAitemB

PersentaseB Favourable Unfavourable

1. Timbul sikap keakraban satu dengan yang

lainnya 5 5 25 %

2. Adanya sikap saling memerlukan satu dengan

yang lain 5 5 25 %

3. Sikap keterbukaan antar individu 5 5 25 %

4. Timbul sikap kerjasama antar individu 5 5 25 %

20 20

TOTALB 40 100 %

B

B

Gambar

Tabel 3.1 Blueprint Skala Hubungan Interpersonal
Tabel 3.2 Distribusi Aitem Skala Hubungan Interpersonal menurut Sifat
Tabel 3.3 Norma Kategori Jenjang Setelah Perhitungan Rerata Teoretis
Tabel 3.4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillahirabbil’alamin ,Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya Penulis masih diberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas akhir yang

Sehingga dapat dijelaskan bahwa apabila seseorang individu pembelajar (peserta didik) tersebut mampu mengkonsep dirinya atas permasalahan atau persoalan yang

Carilah resultan dari vektor yang ada dengan menggambar komponen masing-masing vektor terlebih dahulu, kemudian hitung besar resultannya... Segitiga siku-siku berikut

Hal ini dapat dikatakan bahwa pemberian teknik nafas dalam efektif dilakukan untuk penurunan tingkat kecemasan pasien persalinan kala I, rerata menunjukkan score

Pada kerangka penelitian ini akan menjelasakan bahwa variabel bebas lokasi (X1), kelengkapan produk (X2), dan harga (X3) sebagai indikator mempunyai pengaruh

[r]

Jabatan RA sebagai Komandan Peleton 2 dianggapnya sebagai beban yang dapat dikatakan berat maupun ringan karena RA dituntut agar segera menyesuaikan diri di Batalyon

(2014) yang menggambarkan efektivitas model RPS terhadap capaian hasil belajar siswa. Mengacu pada keunggulan karakteristik model tersebut, maka penerapan model